Pendidikan nilai terkait dengan ranah afektif. Di Indonesia pendidikan nilai yang dominan
adalah pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama. Dua pendidikan ini menjadi
penting untuk menumbuhkembangkan tanggung jawab bersama di dalam kehidupan suatu
masyarakat.
Nilai – Nilai tersebut bersifat :
Lokal yang tercermin dalam nilai-nilai sosial budaya yang diwujudkan dalam bentuk
tata krama pergaulan, model pakaian, ekspresi seni dan lain-lain.
Nasional, berkaitan erat dengan penerapan kaidah-kaidah sebagai warga negara yang
baik menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan.
Regional
Global / universal.
Untuk membentuk budi pekerti dan kepribadian yang kuat dibutuhkan nilai-nilai yang
bersifat nasional dan lokal, dan hanya bisa dikembangkan melalui manajemen yang berbasis
sekolah dengan dukungan masyarakat.
Beberapa alasan diterapkannya MBS di Indonesia :
Sistem pemerintahan yang baru mengalami perubahan besar dan masih akan terus
berkembang.
Sistem pendidikan
Kebijakan yang mendukung
Pengalaman Indonesia di masa lalu dan dianggap sebagai “guru terbaik”.
Diperkenalkannya MBS di Indonesia cukup mendapat respon/tanggapan yang positif,
meskipun adanya pro dan kontra.
Pengenalan MBS di Indonesia cukup berhasil dan itu semua tidak lepas dari kondisi yang
mendukung. Elemen – elemen pendukungnya antar lain :
Transparansi
Demokratisasi
Akuntabilitas
Desentralisasi dan pemberdayaan potensi masyrakat
Pengaktualisasian konsepsi manajemen pendidikan
Reform tanpa banyak publikasi
Model MBS di Indonesia diperkenalkan dengan nama Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah ( MPMBS ).