Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS


DAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK PASTA
Luh Sari

SMK N 2 Singaraja
E-mail : luh.sari8@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas XIA5 di SMK N 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017 pada
materi pelajaran menganalisis, mengolah dan menyajikan hidangan pasta dengan
menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization
(TAI). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas XI A5 di SMK Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017
dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang ( 18 ) orang siswa perempuan dan ( 21 )
orang siswa laki-laki ). Sedangkan objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil
belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran TAI. Data aktivitas belajar
siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa
yang telah dipersiapkan, sedangkan data hasil belajar siswa yaitu menggunakan tes
esay. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis data
deskriptif. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
implementasi model kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Pengolahan dan Penyajian Makanan Kontinental
kelas XI A5 SMK Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata kunci: model pembelajaran TAI, aktivitas belajar, hasil belajar siswa

ABSTRACT
The purpose of this research was to improve learning activities and learning outcomes
of XIA5 class students at Singaraja N 2 Vocational High School 2016/2017 in the
subject matter of analyzing, processing and serving pasta dishes by applying the
Team Assisted Individualization (TAI) Cooperative Learning model. This research is
classroom action research. The subjects of this study were class XI A5 students at
SMK Negeri 2 Singaraja 2016/2017 academic year with a total of 39 students (18)
female students and (21) male students). While the object of this research is the
activity and student learning outcomes after the application of the TAI learning
model. Student learning activity data is collected using observation sheets of student
learning activities that have been prepared, while the student learning outcomes data
is using the Esay test. Data analysis used in this study used descriptive data analysis.
Based on the data analysis conducted, it can be concluded that the implementation of
the TAI type cooperative model can improve student learning activities and outcomes
on the subject of Continental Food Processing and Presentation class XI A5 Singaraja
State Vocational High School 2, 2016/2017.

Keywords: TAI learning model, learning activities, student learning outcomes

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 65


PENDAHULUAN

Belajar adalah proses atau usaha yang karena motivasi memiliki 2 jenis berdasarkan
dilakukan setiap individu untuk memperoleh asalnya. Selain itu juga perlu dipertajam
suatu perubahan tingkah laku baik dalam mengenai seberapa besar pengaruh motivasi
bentuk pengetahuan, keterampilan maupun terhadap pembelajaran siswa dikelas maupun
sikap dan nilai yang positif sebagai diluar kelas saat menerima pembelajaran dan
pengalaman untuk mendapatkan sejumlah penerapannya. Siswa memainkan peran
kesan dari bahan yang telah dipelajari. penting untuk mempersiapkan dirinya menjadi
Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan aktor yang mampu menampilkan keunggulan
di sekolah, di rumah, dan di tempat lain dirinya sebagai sosok yang tangguh, percaya
seperti di museum, di laboratorium, dan di diri, kreatif, mandiri, dan profesional pada
hutan. Proses belajar ini memerlukan waktu bidangnya masing-masing. Untuk itu
yang cukup lama dan tidak bisa instan untuk diperlukan adanya perpaduan antara kesiapan
memahami materi yang dipelajari. siswa dalam belajar dengan metode yang
Proses belajar berhubungan erat dengan digunakan oleh guru dalam mengajar. Guru
pengertian belajar dan mengajar. Belajar, diharapkan memiliki kemampuan menerapkan
mengajar dan pembelajaran terjadi bersama- metode pembelajaran dengan baik sehingga
sama untuk menumbuhkan motivasi siswa. dapat melakukan pembelajaran yang lebih
Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa efektif.
kegiatan mengajar dan pembelajaran formal Ada beberapa teknik untuk memproleh
lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal data informasi mengenai proses belajar
yang guru lakukan di dalam kelas. (Duffy dan mengajar yaitu Respon siswa melalui
Roehler:2007) Mengatakan apa yang kuesioner dimana penilaian proses belajar
dilakukan guru agar proses belajar mengajar mengajar melalui kuesioner ini cara yang
berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa paling baik dilakukan kepada siswa setelah
merasa nyaman merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan
aktivitas mengajar, juga secara khusus yaitu melalui pendapat tentang kegiatan
mencoba dan berusaha untuk pembelajaran dikelas secara berlangsung,
mengimplementasikan kurikulum dalam kemudian siswa diminta pendapatnya
kelas. mengenai proses belajar mengajar yang baru
Sementara itu pembelajaran adalah saja ditempuhnya dengan model pembelajaran
suatu usaha yang sengaja melibatkan dan yang baru, misalnya ia diminta pendapat
menggunakan pengetahuan profesional yang tentang cara mengajar guru dengan
dimiliki guru untuk mencapai tujuan menerapkan model pembelajaran yang lain
kurikulum. daripada yang sudah diterapkan dari guru
Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk sebelumnya, setelah itu guru bisa mengetahui
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Proses kekurangan dan kelebihan sebagai perbaikan
pemahaman siswa terhadap materi kadang dan penyempurnaan mengajar selanjutnya.
kala menjadi kendala yang sangat signifikan Proses belajar mengajar yang
bagi siswa dalam proses belajar. Hal ini berlangsung di SMK kejuruan diharapkan
disebabkan oleh beberapa aspek baik yang dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai
berasal dari dalam diri siswa (kemauan dan kompetensi yang ditargetkan oleh kurikulum.
kemampuan) maupun dari luar diri siswa Standar proses pendidikan memiliki peranan
(lingkungan, dan teman). Untuk yang sangat penting dalam upaya
menumbuhkan kemampuan dan kemauan meningkatkan kualitas pendidikan. Guru juga
belajar dari siswa perlu adanya dorongan atau merupakan komponen yang sangat penting
motivasi sehingga siswa bisa belajar lebih dalam meningkatkan mutu pendidikan, agar
aktif dan bisa memahami apa yang dipelajari. dalam penyampaian materi sesuai dengan
Pencapaian terhadap motivasi memang panduan silabus dan rancangan program
bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan pengajaran, untuk itu diperlukan inovasi-

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 66


inovasi baru yang disesuaikan dengan guru selama proses pembelajaran. Tidak
karakteristik siswa, sehingga siswa mampu semua siswa memberikan respon terhadap
mencapai KKM yang diharapkan oleh pertanyaan yang disampaikan guru, dan hanya
sekolah. beberapa orang siswa saja yang mau
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 menanggapi. Siswa yang kurang aktif dalam
Singaraja ini merupakan sekolah pariwisata pembelajaran menyebabkan guru kesulitan
yang memiliki 5 program bidang keahlian, mengetahui penguasaan siswa terhadap
salah satunya yaitu program keahlian Tata materi, apakah konsep yang dimiliki siswa
Boga. Program pendidikan yang diberikan di sudah benar atau masih menyimpang. Ketiga,
sekolah tersebut dibedakan menjadi tiga dalam pengerjaan tugas hanya siswa yang
bagian yaitu pendidikan normatif (60%), pandai saja mau mengerjakan tugas dengan
adaptif (20%), dan produktif (20%). baik, sedangkan siswa yang memiliki
pengolahan makanan kontinental merupakan kemampuan kurang tidak antusias dalam
pembelajaran program pendidikan produktif mengerjakan tugas. Keempat, siswa jarang
yang menanamkan dan mengembangkan menyampaikan kesimpulan dari materi yang
pengetahuan ketrampilan dan sikap pada saat disampaikan pada akhir pembelajaran.
siswa melaksanakan kegiatan belajar. Oleh Penyampaian kesimpulan ini sangat penting
sebab itu, dalam pembelajaran pengolahan karena dengan ini siswa akan mampu
dan penyajian makanan kontinental, guru menangkap inti dari pembelajaran. Apabila
hendaknya menyadari bahwa tujuan siswa tidak mampu menyampaikan
pembelajaran materi pokok hidangan dari kesimpulan, ini berarti siswa belum
pasta bukan hanya menyediakan peluang menangkap inti pembelajaran yang
kepada siswa untuk belajar fakta-fakta dan disampaikan guru.
teori-teori saja, tetapi juga untuk Upaya yang dilakukan untuk
mengembangkan kebiasaan dan sikap ilmiah memperbaiki hasil belajar pelajaran
siswa. pengolahan makanan kontinental dapat
Berdasarkan hasil observasi awal dan dilakukan dengan mengadakan perbaikan
wawancara dengan beberapa siswa di SMK N dalam kegiatan pembelajaran, yaitu dengan
2 Singaraja pada tanggal 5 oktober 2016 menarapkan model pembelajaran yang
diketahui hasil belajar belum mencapai mampu meningkatkan keantusiasan siswa
standar yang diharapkan, dimana siswa kelas terhadap pembelajaran menganalisis dan
XIA5 tahun ajaran 2016/2017 belum membuat dan menyajikan hidangan dari
mencapai nilai KKM yang ditetapkan pada pasta, membuat siswa lebih aktif dalam
semester ganjil yaitu 80. Strategi yang sudah pembelajaran, mengarahkan siswa menarik
diterapkan yaitu seperti tanya jawab dan kesimpulan dari pelajaran yang diberikan,
ceramah serta Siswa cenderung kurang sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
antusias dalam mengikuti pelajaran padahal bermakna dan siswa dapat menangkap inti
fasilitas sekolah sangat mendukung proses dari pembelajaran. Selain itu terdapat pula
pembelajaran. Selain itu model pembelajaran solusi alternatif untuk permasalahan tersebut,
yang diterapkan masih bersifat konvensional, yaitu dengan menggunakan model
di mana pembelajaran di kelas masih berpusat pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted
pada guru. Individualization (TAI). TAI merupakan salah
Berdasarkan hasil wawancara dengan satu tipe pembelajaran Cooperative Learning
beberapa siswa kelas XIA5 diperoleh yang dipadukan dengan pembelajaran
beberapa permasalahan penyebab rendahnya individual. Penggunaan model TAI bertujuan
hasil belajar siswa kelas XIA5 yaitu: pertama, supaya siswa lebih termotivasi untuk belajar
pembelajaran di kelas masih terpusat pada pelajaran pengolahan dan penyajian makanan
guru sehingga siswa tidak memiliki inisiatif kontinental, sehingga siswa akan lebih paham
untuk menggali informasi lebih lanjut. Kedua, akan materi yang diberikan oleh guru, karena
siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal siswa ikut terlibat dalam proses belajar
ini terlihat dari tanya jawab yang dilakukan mengajar. Slavin (dalam Ariani,1995)

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 67


menyatakan bahwa belajar kooperatif model Alasan peneliti menggunakan siswa kelas
TAI mempunyai keunggulan seperti: (1) XIA5 sebagai subjek penelitian karena di
Meningkatkan hasil belajar, (2) Meningkatkan kelas tersebut ditemukan permasalahan-
motivasi belajar pada diri siswa, (3) permasalahan yang telah dikemukakan pada
Mengurangi perilaku yang mengganggu, (4) latar belakang. Sedangkan objek penelitian ini
Program ini akan sangat membantu siswa adalah aktivitas dan hasil belajar siswa setelah
yang lemah. diterapkannya model pembelajaran TAI.
Penerapan model pembelajaran TAI Upaya yang dilakukan untuk
akan memberikan dua keuntungan sekaligus, memperbaiki hasil belajar pelajaran
yaitu keuntungan dari pembelajaran pengolahan makanan kontinental dapat
kooperatif dan keuntungan dari pembelajaran dilakukan dengan mengadakan perbaikan
secara individual. Tipe pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, yaitu dengan
kooperatif dapat meningkatkan interaksi antar menarapkan model pembelajaran yang
siswa serta hubungan yang saling mampu meningkatkan keantusiasan siswa
menguntungkan antar mereka. Siswa dalam terhadap pembelajaran menganalisis dan
kelompok akan belajar mendengar ide atau membuat dan menyajikan hidangan dari
gagasan orang lain, berdiskusi, menawarkan, pasta, membuat siswa lebih aktif dalam
atau menerima kritikan yang membangun, dan pembelajaran, mengarahkan siswa menarik
siswa tidak merasa terbebani ketika ternyata kesimpulan dari pelajaran yang diberikan,
pekerjaannya salah. Sementara itu, pengajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
secara individual mendidik siswa untuk bermakna dan siswa dapat menangkap inti
belajar secara mandiri, tidak menerima dari pembelajaran. Selain itu terdapat pula
pelajaran secara mentah dari guru. Dengan solusi alternatif untuk permasalahan tersebut,
pengajaran seperti ini, siswa dapat yaitu dengan menggunakan model
mengeksplorasi pengetahuan dan pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted
pengalamannya sendiri dalam mempelajari Individualization (TAI). TAI merupakan salah
suatu bahan ajar, sehingga yang terjadi satu tipe pembelajaran Cooperative Learning
pemahaman siswa terhadap materi tersebut yang dipadukan dengan pembelajaran
semakin terarah, bukan semata-mata hafalan individual. Penggunaan model TAI bertujuan
yang didapatkannya dari guru . supaya siswa lebih termotivasi untuk belajar
Berdasarkan uraian tersebut, maka pelajaran pengolahan dan penyajian makanan
peneliti tertarik untuk melaksanakan kontinental, sehingga siswa akan lebih paham
penelitian tindakan kelas melalui model akan materi yang diberikan oleh guru, karena
pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted siswa ikut terlibat dalam proses belajar
Individualization (TAI) untuk meningkatkan mengajar. Slavin (dalam Ariani,1995)
hasil belajar pengolahan makanan kontinental menyatakan bahwa belajar kooperatif model
Siswa Kelas XIA5 di SMK N 2 Singaraja. TAI mempunyai keunggulan seperti: (1)
Meningkatkan hasil belajar, (2) Meningkatkan
METODE PENELITIAN motivasi belajar pada diri siswa, (3)
Mengurangi perilaku yang mengganggu, (4)
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Program ini akan sangat membantu siswa
XIA5 bertempat di SMK Negeri 2 Singaraja yang lemah.
dalam pembelajaran pengolahan dan Penerapan model pembelajaran TAI
penyajian makanan kontinental. Penelitian akan memberikan dua keuntungan sekaligus,
akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun yaitu keuntungan dari pembelajaran
ajaran 2016/2017. kooperatif dan keuntungan dari pembelajaran
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas secara individual. Tipe pembelajaran
XI A5 di SMK Negeri 2 Singaraja tahun kooperatif dapat meningkatkan interaksi antar
pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa siswa serta hubungan yang saling
sebanyak 39 orang ( 18 ) orang siswa menguntungkan antar mereka.
perempuan dan ( 21 ) orang siswa laki-laki ).

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 68


Dalam Penelitian ini akan dilakukan analisis data dengan menggunakan
dikembangkan perangkat pembelajaran analisis deskriptif.
meliputi rencana pembelajaran dan tes hasil
belajar. Semua perangkat pembelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN
disusun disesuaikan dengan jenis pendekatan Hasil Penelitian
yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar siswa. Dalam Sebelum melaksanakan kegiatan
penelitian ini akan direncanakan dalam 2 pembelajaran siklus I, peneliti terlebih dahulu
siklus dimana masing masing siklus terdiri melakukan sosialisasi tentang model
dari empat tahap yaitu : (1) perencanaan pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) LKS, setelah itu penerapan model
observasi/evaluasi, (4) refleksi. pembelajaran kooperatif tipe TAI ini
diterapkan dalam pembelajaran pasta melalui
pelaksanaan siklus I dan dilanjutkan ke siklus
II.
Perkembangan aktivitas belajar siswa
pertemuan siklus I dengan kualifikasi cukup
aktif dengan rata-rata pada akhir siklusya
sebesar 10,28 dengan kualifikasi cukup aktif,
sehingga aktivitas belajar siswa dalam siklus I
belum memenuhi kualifikasi keberhasilan
yaitu kualifikasi aktif.
Analisis data hasil belajar pada siklus I
menunjukkan bahwa tes hasil belajar siswa
rata-rata 79,67 dengan Ketuntasan Klasikal
(KK) sebesar 66.66%. Banyaknya siswa yang
tuntas memenuhi KKM yaitu sebanyak 26
orang dan siswa yang belum memenuhi KKM
sebanyak 13 orang.
Untuk pencapaian nilai hasil belajar,
masih ada beberapa siswa yang tidak
memenuhi KKM. Hal ini dipengaruhi
kebiasaan siswa yang kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran sehingga perlu
Gambar 1. Siklus PTK adanya penekanan terhadap penilaian hasil
belajar yang diterapkan dalam pelaksanaan
Observasi dilakukan oleh peneliti tindakan. Berdasarkan hasil refleksi maka
selama proses pembelajaran dengan perlu adanya perbaikan penerapan model
penerapan model TAI untuk meningkatkan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siklus
aktivitas belajar siswa materi danish pastry. II untuk memperoleh hasil yang lebih optimal.
Observasi dilakukan dengan menggunakan Pelaksanaan siklus II diadakan upaya-upaya
lembar observasi aktivitas belajar siswa yang perbaikan sesuai dengan kekurangan-
telah dipersiapkan. Data-data yang kekurangan yang dialami selama pelaksanaan
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah nilai siklus I.
hasil belajar siswa yang meliputi nilai aspek Pada siklus II nilai aktivitas belajar
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor siswa meningkat tiap pertemuan. Kualifikasi
serta respon siswa terhadap penerapan model untuk siklus II mencapai kualifikasi sangat
pembelajaran TAI dalam pembelajaran aktif dengan presentase 84.62%. Berdasarkan
pengolahan dan penyajian pasta. kualifikasi keberhasilan penelitian, ini
Setelah data aktivitas belajar dan hasil dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar
belajar siswa terkumpul, selanjutnya siswa mencapai kualifikasi aktif. Sehingga

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 69


pelaksanaan pada tindakan siklus II sudah pada pembelajaran pengolahan dan penyajian
berhasil dilihat dari segi aktivitas belajar makanan kontinental berbantuan LKS di kelas
siswa. Pada hasil belajar siswa, rata-rata XIA5 dapat meningkatkan aktivitas belajar
respon siswa terhadap penerapan siswa yaitu dari rata-rata 10.28 siklus I
pembelajaran sebesar 80.29 yaitu dengan menjadi 14.77 pada siklus II serta hasil
kualifikasi sangat positif, sehingga dapat belajar siswa yaitu dari rata-rata 79.67 siklus
disimpulkan bahwa respon siswa terhadap I menjadi 85.76 pada siklus II.
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Perbandingan rata-rata skor aktivitas
TAI direspon positif oleh seluruh siswa. siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
Skor hasil belajar siswa menunjukkan Tabel 1 sebagai berikut:
bahwa penerapan model kooperatif tipe TAI

Tabel 1. Perbandingan Rata-rata Skor Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Keterangan Siklus
I II
Rata-rata Skor Siswa 10,28 14.77
Kualifikasi Cukup Aktif Sangat aktif

Perbandingan rata-rata skor hasil


belajar siswa siklus I dan siklus II ditunjukkan
pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Perbandingan Rata-rata Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Keterangan Siklus
I II
Rata-rata Skor Siswa 79.67 85.76
Ketuntasan Klasikal 66.66 % 92.31 %
Kualifikasi Lulus Cukup Lulus Baik

Pembahasan Hasil Penelitian belajar siklus I adalah 79.67 yaitu 26 siswa


Berdasarkan analisis rata-rata aktivitas yang tuntas dan siswa yang belum memenuhi
siswa dan hasil belajar pada siklus I, yaitu KKM atau belum tuntas sebanyak 13 orang,
adanya peningkatan nilai hasil belajar pada sehingga ketuntasan klasikal yang dicapai
tiap pertemuan, tetapi ada beberapa siswa 66.66% dengan kualifikasi ketuntasan klasikal
yang masih belum memenuhi Kriteria belum tuntas atau tidak memenuhi KKM. Dari
Ketuntasan Minimal (KKM) mengacu pada kualifikasi tersebut, pelaksanaan tindakan
kriteria penilaian yang berlaku di SMK N 2 siklus I belum mencapai kualifikasi
Singaraja dalam Pembelajaran pengolahan keberhasilan karena ketuntasan klasikal belum
dan penyajian makanan kontinental materi berhasil.
pokok pasta dan belum tercapai ketuntasan Kendala-kendala yang didapatkan
klasikal sesuai dengan kriteria keberhasilan kemudian didiskusikan oleh peneliti dan
yang di tetapkan pada siklus I. Nilai rata-rata teman sejawat dalam kegiatan refleksi untuk
aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 10.28 dicarikan solusinya. Melalui kegiatan refleksi
kualifikasi cukup aktif dan dengan jumlah ini, disepakati beberapa solusi yang akan
siswa yang tidak aktif sebanyak 0 orang dilaksanakan untuk mengatasi kendala-
siswa yang mendapakan kualifikasi kurang kendala dalam pembelajaran.
aktif 3 orang, kualifikasi cukup aktif 24 orang, Model pembelajaran Kooperatif tipe
kualifikasi aktif 8 orang, kualifikasi sangat TAI adalah model pembelajaran yang
aktif 4 orang. Sedangkan untuk data hasil bertujuan mengaktifkan dan semangat siswa

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 70


dalam belajar, menemukan sesuatu PENUTUP
berdasarkan pengalamannya sendiri, siswa
diharapkan mampu menemukan konsep Simpulan
sehingga konsep tersebut akan lebih melekat Berdasarkan hasil penelitian tindakan
dalam struktur kognitif siswa. Agar siswa kelas yang telah dilakukan dengan
benar-benar bisa memahami materi dan menggunakan model Kooperatif Tipe TAI
praktek dengan benar, maka siswa perlu pada mata pelajaran Pengolahan dan
diberikan suatu situasi atau kondisi belajar Penyajian Makanan Kontinental berbantuan
yang kondusif, relevan dengan kehidupan Lembar Kerja Siswa (LKS), maka dapat
nyata dan terstruktur. ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Perbaikan tindakan pada siklus I 1. Model Kooperatif tipe TAI dapat
memperbaiki pembelajaran pada siklus II, peningkatkan aktivitas belajar siswa pada
sehingga diperoleh peningkatan aktivitas mata Pelajaran Pengolahan dan Penyajian
belajar siswa pada siklus II diperoleh sebesar Makanan Kontinental di kelas XIA5
14.77 dengan kualifikasi sangat aktif . dapat meningkatkan aktivitas belajar
Berdasarkan kriteria keberhasilan suatu siswa yaitu dari rata-rata 10.28 siklus I
penelitian dikatakan berhasil apabila menjadi 14.77 pada siklus II kualifikasi
mencapai kualifikasi aktif sedangkan untuk sangat aktif.
aktivitas siklus II sudah mencapai sangat aktif 2. Model Kooperatif tipe TAI dapat
. Dengan, demikian pelaksanaan tindakan peningkatkan hasil belajar siswa pada
aktivitas belajar pada siklus II sudah bisa mata Pengolahan dan Penyajian Makanan
dikatakan berhasil. Sedangkan hasil belajar Kontinental di kelas XIA5 dapat
siswa baik rata-rata kelas, maupun ketuntasan meningkatkan hasil belajar siswa yaitu
klasikal. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dari rata-rata 79.67 siklus I menjadi 85.76
pada siklus II diperoleh sebesar 85.76 dengan pada siklus II dengan kualifikasi tuntas.
kualifikasi memenuhi KKM dan dengan 3. Respon Siswa terhadap model kooperatif
ketuntasan klasikal sebesar 92.31 % dengan tipe TAI dapat meningkatkan hasil
kualifikasi memenuhi KKM. Berdasarkan belajar siswa pada mata pelajran
kriteria keberhasilan, suatu penelitian Pengolahan dan Penyajian Makanan
dikatakan berhasil apabila kualifikasi nilai Kontinental di kelas XIA5 berbantuan
ketuntasan klasikal minimal ≥85%. Dengan LKS di SMK N 2 Singaraja, dengan rata-
demikian, pelaksanaan tindakan pada siklus II rata skor 80.29 yang berada pada
sudah bisa dikatakan berhasil. kualifikasi positif
Hasil analisis data respon siswa
terhadap model pembelajaran Kooperatif Tipe Saran
TAI pada mata pelajaran pengolahan dan Mengacu kepada hasil temuan
penyajian makanan kontinental materi pokok penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa
pasta berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) saran sebagai berikut:
di SMK N 2 Singaraja ini rata-rata sebesar 1) Bagi siswa, agar selalu aktif dalam
80.29 dengan kualifikasi positif. pembelajaran kooperatif tipe TAI
Berdasarkan hasil yang diperoleh, berbantuan LKS untuk melatih dan
secara umum penelitian ini mampu meningkatan hasil belajar baik dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta kelompok untuk membantu memecahkan
memproleh respon positif dari siswa terhadap permasalahan belajar teman maupun
model pembelajaran kooperatif tipe TAI permasalahan belajar individu.
berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) di 2) Bagi guru produktif khususnya guru tata
SMK N 2 Singaraja. Hasil penelitian boga disarankan agar mencoba
menunjukkan bahwa PTK dengan metode menerapkan model kooperatif tipe TAI
Kooperatif tipe TAI cukup berhasil berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS)
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam Mata Pelajaran Pengolahan dan
siswa. Penyajian Makanan Kontinental sebagai

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 71


alternatif untuk meningkatkan hasil Nurzakiaty, Ida. 2015. Penerapan Model
belajar siswa. Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
3) Bagi sekolah diharapkan penelitian ini Assisted Individualization (TAI) Dalam
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam Pembelajaran Integral Di Kelas XII
pelaksanaan pembelajaran di sekolah IPA-2 SMA Negeri 8 Banda Aceh.
tersebut khususnya pada model Jurnal Peluang, Volume 3, Nomor 2.
kooperatif tipe TAI berbantuan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan Puspitasari, Luki. 2015. Penerapan Model
hasil belajar siswa yang optimal. Kooperatif Tipe Team Assisted
4) Bagi calon peneliti lain, agar menjadikan Individualization (TAI) DALAM
hasil penelitian ini sebagai bahan refrensi Peningkatan Pembelajaran IPA Di
untuk melakukan penelitian lebih lanjut Kelas V. Kalam Cendekia, Volume 4,
mengenai model kooperatif tipe TAI Nomor 2.
berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS)
sehingga diperoleh hasil yang lebih Ramlan, M. 2013. Meningkatkan Self-
maksimal. Efficacy Pada Pembelajaran
Matematika Melalui Model Kooperatif
DAFTAR PUSTAKA Tipe Team Assisted Individualization
(TAI) Pada Siswa Kelas VIIA SMP
Agung, A. A. Gede. 2011. Metodologi Negeri 27 Makassar. Jurnal Matematika
Penelitian Pendidikan. Singaraja: Dan Pembelajaran (MAPAN), VOL. 1
Fakultas Ilmu Pendidikan NO. 1.
Universitas Pendidikan Ganesha..
Sharan, S. (2012). Cooperative Learning.
Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Yogyakarta: Familia.
Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Tarim, K., & Akdeniz, F. (2007). The effects
of cooperative learning on Turkish
Dasripin, Ipin. 2008. Penggunaan Model elementary students’ Jurnal Ilmiah
Kooperatif Skrip dalam Sekolah Dasar, Vol. 2, No. 4, Tahun
Pembelajaran. Menulis Narasi di 2018, pp. 412-419 419
Kelas VII SMPNegeri 1
Cigalontang Kab. Bandung. Tesis. Rizky, Ratna Wijayanti.2015 “Penerapan
Magister pada PPS UPI Bandung: Model Pembelajaran Cooperative Tipe
tidak diterbitkan. TAI (Team Assisted Individualization)
Untuk Meningkatkan Belajar Dan
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Kemampuan Berpikir Kritis
Indonesia. Gramedia Pustaka. Matematika (mathematics achievement
Indonesia. and attitude towards mathematics using
TAI and STAD methods). Edu Stud
E.Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Math .
Sertifikasi Guru. Bandung: PT.
Remaja. Rosdakarya Tinungki, G. M. (2015). The Role of
Cooperative Learning Type Team
M, R. (2013). Meningkatkan Self-Efficacy Assisted Individualization to Improve
Pada Pembelajaran Matematika Melalui the Students’ Mathematics
Model Kooperatif Tipe Team Assisted Communication Ability in the Subject
Individualization (TAI) Pada Siswa of Probability Theory. IISTE .
Kelas Viiasmp Negeri 27 Makassar.
Jurnal Matematika Dan Pembelajaran Ujiati, Cahyaningsih. 2018. Penerapan Model
(Mapan) , 112. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 72


(Team Assisted Individualization)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika.
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.1

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 73

Anda mungkin juga menyukai