Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahmah Naufal Bafadhal

NIM : 1711011080
Semester/Kelas : 8B
Analisi kasus :
Masih sedikit anak dengan penyakit serius yang mendapatkan perawatan paliatif.
Ketika mendengar istilah paliatif banyak yang berpikiran bahwa ini adalah perawatan untuk
mereka yang sudah tidak bisa disembuhkan atau pertanda sudah menyerah pada pengobatan.
Padahal perawatan paliatif sangat penting dilakukan bersamaan dengan pengobatan kuratif
bagi semua pasien dengan penyakit serius yang mengancam jiwa

Perlunya dilakukan perawatan paliatif adalah karena meningkatnya jumlah pasien


dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit
kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke,
parkinson, gagal jantung (heart failure), penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti
HIV/AIDS yang memerlukan perawatan paliatif, di samping kegiatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif.

Diagnosa penyakit serius yang akan membatasi hidup pasien, juga akan berdampak pada
seluruh aspek kehidupan Anda. Asuhan paliatif dapat meredakan rasa sakit dan gejala-gejala
sulit lainnya, seperti sesak napas, konstipasi, dan mual-muntah. Perawatan ini juga
menyediakan dukungan emosional, sosial, dan spiritual, seperti:

a. Membantu memahami penyakit dan pilihan perawatan yang ada


b. Membantu membuat keputusan terkait dengan perawatan medis untuk pasien
c. Membantu mengelola kekhawatiran atau stres yang muncul dalam menghadapi suatu
penyakit serius

Asuhan paliatif dapat diberikan di rumah, rumah sakit, puskesmas, atau di fasilitas
kesehatan khusus yang disebut hospis.

Komunikasi bisa didefinisikan sebagai pembagian informasi secara sukarela dan sengaja
antara dua orang atau lebih dalam upaya menyampaikan dan menerima pesan. Komunikasi
memainkan peran vital dalam pelayanan akhir kehidupan pasien paliatif seperti kanker.
Komunikasi pada pasien kanker sangat menantang namun sejauh ini hal tersebut kurang
diperhatikan dalam pelayanan kanker sehingga sering bagi perawat onkologi melaporkan
hambatan substansial dan tantangan berkomunikasi dalam praktek mereka (Hasan and Rashid,
2016). Hasil penelitian Virdun menyatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan salah satu
hal penting yang diinginkan oleh pasien dan keluarganya dalam perawatan penyakitnya. Lebih
lanjut komunikasi terapeutik menurut pasien dan keluarga yaitu pemberian informasi yang
jujur dan jelas terkait penyakitnya, komunikasi dengan empati (Virdun et al., 2017).
Dalam berkomonikasi perwat juga harus memperhatikan pasien tersebut berada di fase
mana, sehingga mudah bagi perawat dalam menyesuaikan fase kehilangan yang di alami
pasien.

1. Fase Denial (pengikraran) Reaksi pertama individu ketika mengalami kehilangan adalah
syok. Tidak percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangn itu terjadi dengan
mengatakan “Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi”

Pada fase ini Teknik yang perawat gunakan : a) Memberikan kesempatan untuk
menggunakan koping yang kontruktif dalam menghadapi kehilangan dan kematian b)
Selalu berada di dekat klien c) Pertahankan kontak mata

2. Fase anger ( marah ) Fase ini di mulai dari timbulnya kesadaran akan kenyataan yang
terjadinya kehilangan. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka
merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan menggepai.

Teknik komunikasi yang di gunakan adalah: a) Memberikan kesempatan pada pasien


untuk mengekspresikan perasaannya, hearing.. hearing.. dan hearing..dan menggunakan
teknik respek

3. Fase bargening ( tawar menawar ) Apabila individu sudah mampu mengungkapkan rasa
marahnya secara intensif, maka ia akan maju pada fase tawar menawar dengan memohon
kemurahan tuhan. Apabila proses berduka ini di alami keluarga, maka pernyataan seperti
ini sering di jumpai “kalau saja yang sakit bukan anak saya”.

Teknik komunikasi yang di gunakan adalah : a) Memberi kesempatan kepada pasien


untuk menawar dan menanyakan kepada pasien apa yang di inginkan

4. Fase depression Individu fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak
mau berbicara, perasaan tidak berharga.

Teknik komunikasi yang di gunakan adalah: a) Jangan mencoba menenangkan klien dan
biarkan klien dan keluarga mengekspresikan kesedihannya.

5. Fase acceptance ( penerimaan ) Apabila individu dapat memulai fase fase tersebut dan
masuk pada fase damai atau penerimaan, maka dia akan dapat mengakhiri proses berduka
dan mengatasi perasaan kehilnagannya secara tuntas. Tapi apabila individu tetep berada
pada salah satu fase dan tidak sampai pada fase penerimaan. Jika mengalami kehilangan
lagi sulit baginya masuk pada fase penerimaan.

Teknik komunikasi yang di gunakan perawat adalah: a) Meluangkan waktu untuk klien
dan sediakan waktu untuk mendiskusikan perasaan keluarga terhadap kematian pasien.

Anda mungkin juga menyukai