ASIDI-ALKALINITAS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Perhitungan:
1. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N
Diketahui : Vasam oksalat = 10 mL
VNaOH = 14 mL
Nasam oksalat = 0,1 N
Ditanya : NNaOH ?
Jawab :
( N x V)NaOH = (N x V)asam oksalat
(NNaOH x 14 mL) = (0,1 N x 10 mL)
0,1 N x 10 mL
NNaOH =
14 mL
= 0,071 N
2. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N
Diketahui : Vnatrium tetra borat = 10 mL
VHCl = 6,3 mL
Nnatirum tetra borat = 0,1 N
Ditanya : NHCl?
Jawab :
(N x V)HCl = (N x V)natrium tetra borat
(NHCl x 6,3 mL) = (0,1 N x 10 mL)
0,1 N x 10 mL
NHCl =
6,3 mL
= 0,159 N
3. Perhitungan Asiditas
Diketahui : VNaOH (p) = 7,2 mL
VHCl (m) = 5,9 mL
Vsampel = 10 mL
NNaOH = 0,071
NHCl = 0,159
Ditanya : Kandungan air?
Jawab :
1000
OH- = x (7,2 mL−5,9 mL) x 0,159 N x 17
10
= 100 x 1,3 mL x 0,159 N x 17
= 351,39 mg/L
1000
CO32- = × (p-m) × NHCl × 60
V Sampel
= 100 × 1,3 mL × 0,159 N × 60
= 1.240,2 mg/L
4. Perhitungan Alkalinitas
Diketahui : VHCl (p) = 2,3 mL
VNaOH (m) = 1,8 mL
Vsampel = 10 mL
NNaOH = 0,071 N
NHCl = 0,159 N
Ditanya : Kandungan air?
Jawab :
1000 44
CO2 = × 2p × N NaOH ×
10 mL 2
= 100 × 2(1,8 mL) × 0,071 N × 22
= 100 × 3,6 mL × 0,071 N × 22
= 562,32 mg/L
1000
HCO3- = × ((m × N HCl) – (p × N NaOH)) × 60
V sampel
1000
= × ((2,3 mL × 0,159 N) – (1,8 mL × 0,071 N)) × 60
10
= 100 × ((0,3657) – (0,1278)) × 60
= 100 × 0,2379 × 60
= 1.427,4 mg/L
5. Asiditas Metil Orange
Diketahui : Vtitrai = 2,2 mL
Vsampel = 10 mL
Ntitrasi = 0,1
Ditanya : Asiditas metil orange?
Jawab :
1000 Vsampel
= x Vtitrasi x Ntitrasi x
Vsampel 2
10
= 100 mL x 2,2 mL x 0,1 mL x
2
= 100 x 0,22 x 5
= 110
6. Asiditas Total
Diketahui : Vtitrasi = 1,6 mL
Vsampel = 10 mL
Ntitrasi = 0,1
Ditanya : Asiditas Total?
Jawab :
1000 Vsampel
= x VNaOH x NNaOH x
Vsampel 2
10
= 100 mL x 1,6 mL x 0,1 mL x
2
= 100 x 0,16 x 5
= 80
7. Pengukuran alkalinitas fenolftalein
Diketahui : Vawal HCl = 0,3 mL
Vakhir HCl = 2,4 mL
Vtitrasi HCl = 2,1 mL
NNaOH = 0,071
Ditanya : Alkalinitas fenolftalein?
Jawab :
1000 Vsampel
= x Vtitrasi x Ntitrasi x
Vsampel 2
10
= 100 mL x 2,1 mL x 0,1 mL x
2
= 100 x 0,21 x 5
= 105
8. Pengukuran Alkalinitas Total
Diketahui : Vawal HCl = 2,4 mL
Vakhir HCl = 5,3 mL
Vtitrasi HCl = 2,9 mL
VHCl = 6,3 mL
NNaOH = 0,1 N
Ditanya : Alkalinitas Total?
Jawab :
1000 Vsampel
= x Vtitrasi x Ntitrasi x
Vsampel 2
10
= 100 mL x 2,9 mL x 0,1 N x
2
= 100 x 0,29 x 5
= 145
B. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar dari asidi alkali
pada suatu sampel air. Asiditas (keasaman) adalah banyaknya basa
yang diperlukan untuk menetralkan asam dalam air. Asiditas pada
sistem air alami adalah kapasitas air untuk menetralisir OH −¿¿. Air
asam biasanya tidak diperhitungkan, kecuali untuk kasus polusi berat.
Asiditas merupakan hasil dari adanya asam lemah dalam air akan
bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan
menaikkan pH (Basset, 1994).
Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pendorong
kotoran yang ada di dalam tubuh. Apabila air bersifat asam maka air
tersebut tidak dapat kita minum dan kita gunakan untuk keperluan
sehari-hari. Air normal memiliki pH 6,5 sampai 8. Apabila suatu
daerah airnya asam maka akan terjadi hujan asam yang dapat merusak
lingkungan hidup. Hal ini dapat dicegah dengan pembuangan limbah
ke tempatnya juga dengan pola hidup sehat (Yazid dkk, 2018).
Pada saat melakukan percobaan, beberapa diproses titrasi gagal
yang mengakibatkan perubahan warna tidak sesuai dengan ketentuan
yang ada. Ini terjadi saat penambahan indikator fenolftalein, karena
indikator fenolftalein tidak akan berubah warna jika ditambahkan pada
larutan yang sifatnya asam atau netral. Jika ditambahkan ke dalam
larutan bersifat basa maka akan terjadi perubahan warna larutan.
Standarisasi larutan NaOH 0,1 N dilakukan dengan
menggunakan asam oksalat 0,1 N sebanyak 10 mL yang kemudian
ditambahkan 4 tetes indikator PP 0,1%. Larutan berubah warna setelah
ditetesi oleh indikator PP tadi menjadi warna bening. Larutan
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH. Larutan setelah dititrasi
berubah warna menjadi merah muda. Larutan NaOH yang terpakai
saat titrasi diketahui sebanyak 0,6 ml. penampahan indikator PP pada
percobaan ini yaitu untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekuivalen
dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada
larutan. Larutan NaOH yang terpakai selama proses titrasi sebanyak
14 mL.
Standarisasi larutan HCl 0,1 N menggunakan natrium borat 0,1
N sebanyak 10 mL yang kemudain ditambahkan dengan indikator
metil orange menjadi berwarna orange muda karena natrium borat
bersifat basa. Larutan kemudian dititrasi dengan HCl yang kemudian
warnanya berubah menjadi orange. Volume titrasi HCl yang diperoleh
sebanyak 1,8 mL. Fungsi penambahan indikator metil orange yaitu
untuk menandai titik ekuivalen titrasi yang ditandai dengan perubahan
warna larutan menjadi orange. Warna ini dikarenakan adanya ion H +¿¿
dari HCl yang bereaksi dengan indikator metil orange. Larutan HCl
yang terpakai selama proses titrasi terhitung sebanyak 6,3 mL.
Pengukuran asiditas pada 10 mL limbah industri dalam hal ini
limbah industri laudry ditetesi 5 tetes indikator fenolftalein. Larutan
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N warna menjadi merah
muda. Penambahan indikator kembali dilakukan yaitu menambahkan
indikator metil orange 0,1 % sebanyak 3 tetes, warna berubah menjadi
merah. Larutan kemudian dititrasi kembali dengan HCl 0,1 N, yang
mana warna larutan tidak berubah. Volume titrasi HCl yang terhitung
sebanyak 0,2 mL.
Pengukuran alkalinitas dengan menitrasi NaOH 0,1 N sampai
cairan berwarna merah muda. Volume titrasi NaOH yang digunakan
sebanyak 1,8 mL. Penambahan indikator dilakukan yaitu dengan
menambahkan indikator metil orange sebanyak 3 tetes dan warna
larutan berubah menjadi orange muda. Larutan kembali dititrasi
dengan HCl 0,1 N sampai berubah warna menjadi merah muda.
Volume titrasi HCl yang digunakan sebanyak 10,6 mL.
Pengukuran Asidi Alkalinitas Berdasarkan SNI 06-2422-1991
a. Asiditas metil orange (pH air < 4,3)
Sampel limbah industri yaitu limbah laundri yang diambil
sebanyak 10 mL. Larutan kemudian ditambahkan dengan
indikator metil orange sebanyak 3 tetes, dan dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna orange tua. Didapatkan
volume titrasi NaOH sebanyak 2,2 mL. Asiditas metil orange
pada percobaan ini merupakan suatu penambahan basa untuk
menetralkan basa sampai pH air ± 4,3.
b. Asiditas total (pH air < 8,3)
Sampel limbah laundri diambil sebanyak 10 mL yang
kemudian ditambahkan indikator PP sebanyak 2 tetes. Kemudian
larutan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga warna larutan
berubah menjadi ungu bening. Dan volume titrasi NaOH
didapatkan sebanyak 1,6 mL. Asiditas total pada perubahan ini
ditentukan oleh titrasi dengan basa mencapai titik akhir
fenolftalein.
c. Alkalinitas fenolftalein
Sampel limbah industri diambil sebanyak 10 mL yang
kemudian ditambahkan sebanyak 4 tetes indikator fenolftalein.
Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga warna
larutan menjadi merah muda bening. Volume titrasi NaOH yang
terhitung sebanyak 2,1 mL.
d. Alkalinitas total
Sampel limbah industri digunakan sebanyak 10 mL,
kemudian ditambahkan 4 tetes indikator fenolftalein. Warna
larutan berubah tidak berubah. Larutan kemudian dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1 N dengan perubahan warna menjadi merah.
Volume NaOH yang digunakan pada proses titrasi terhitung
sebanyak 15,5 mL.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah asiditas
adalah kapasitas air untuk meneteralkan basa, sedangkan alkalinitas adalah
kapasitas air untuk menetralkan asam. Fungsi penambahan indikator
fenolftalein dan indikator metil orange adalah untuk mengetahui terjadinya
suatu titik ekuivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan
warna.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J., R. C. Dennrey, G. H. Jeffrey & J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel:
Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.
Izhar, M. 2018. Pengantar Pengendalian Pencemaran (Pencemaran Air,
Pencemaran Udara, dan Kebisingan). Yogyakarta: DEEPUBLISH.
Sushi, J., Mohit, C. & Chintaman, K. (2019). Titrimetric Analysis of Acelofenec
Sodium by using Mixed Solvency. International Journal of Trend in
Scientific Research and Development (IJTSRD), Vol 3.
Turmimomor, F., S, Palilingan, & M. Pungus. 2020. Pengaruh Filtrasi Terhadap
Nilai pH, TDS, Konduktansi dan Suhu Air Suhu Limbah Laundry.
Jurnal Pendidikan Fisika Unima. 1(1): 1-9.
Yazid, E, A., & M. M. Munir. 2018. Potensi Antosianin dari ekstrak Bunga
Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Sebagai Alternatif Indikator titrasi
Asam-Basa. Jurnal Sains, 8(15): 1-7.