Dosen Pembimbing :
Novia Winda, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Ahmad Hafi 6. Muhammad Jibril
2. Endah Mustika 7. Muhammad Risky. R
3. Lazuardy Imani 8. Muhammad Yusreza. R
4. Lutfi Dwiyanti 9. Naila Salsabila
5. Muhammad Hafizh. M
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Bahasa Indonesia Dengan Berbagai Ragamnya ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan utama dari ditulisnya makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang sudah diberikan oleh Ibu Novia Winda, S.Pd., M.Pd kepada kami
Kelompok 2. Selain tujuan utama di atas ditulisnya makalah ini juga bertujuan
untuk melatih kemampuan kami lagi dalam berbahasa Indonesia yang baik dan
benar khususnya dalam menggunakan berbagai ragam bahasa Indonesia di situasi
yang berbeda.
Dalam penulisan makalah ini kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat begitu banyak kekurangan dari cara menulis kami baik dari segi
pemilihan kata (diksi), ejaan, hingga penyajian kalimat. Oleh sebab itu kami
berharap menulis makalah ini dapat menjadi bentuk latihan kami agar dapat
menulis karangan ilmiah lebih baik lagi kedepannya. Selain hal tersebut kami juga
sangat bersyukur sebab berkat adanya tugas makalah berkelompok ini, secara
tidak langsung kami sudah belajar bagaimana cara bekerja sama yang baik antar
anggota kelompok.
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan Makalah .................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan Makalah.................................................................. 4
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Penting Atau Tidaknya Bahasa Indonesia ............................................. 5
B. Ragam Lisan Dan Ragam Tulis ............................................................ 7
C. Ragam Baku Dan Ragam Tidak Baku ................................................... 9
D. Ragam Baku Tulis Dam Ragam Baku Lisan ......................................... 11
E. Ragam Sosial Dan Ragam Fungsional................................................... 12
F. Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar ............................................... 13
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 16
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Kesatuan Republik
Indonesia tercantum dalam ketentuan Bab XV Pasal 36 UUD 1945 tentang
Bendera, Bahasa, Lagu Kebangsaan, dan Lambang Negara. Selain sebagai
bahasa resmi, Bahasa Indonesia juga dianggap sebagai bahasa pemersatu bangsa
karena Indonesia yang sangat kaya akan budaya. Hal ini menunjukkan bahwa
Bahasa Indonesia mengambil peran yang sangat penting dalam membentuk
identitas nasional dari bangsa itu sendiri.
Dilansir dari laman kompasiana.com yang mengutip sejarah singkat
lahirnya Bahasa Indonesia berdasarkan situs Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan (Kemendikbud), Bahasa Indonesia lahir sejak tanggal 28 Oktober
1928. Lalu pada tahun yang sama Bahasa Indonesia juga ditetapkan sebagai
bahasa nasional. Baru kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Bahasa Indonesia
resmi dijadikan sebagai bahasa negara tepatnya pada sidang pertama PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Dalam kehidupan sehari-hari bahasa lisan bersifat sangat komunikatif
karena merupakan bentuk komunikasi yang paling mudah dan umum dilakukan
bagi sebagian besar orang. Lain halnya dengan bahasa tubuh ataupun bahasa
isyarat yang hanya dapat dimengerti oleh sebagian kecil orang dengan
kemampuan khusus. Begitu juga dengan Bahasa Indonesia yang digunakan
sebagai alat komunikasi utama oleh masyarakat dengan latar belakang budaya
yang berbeda-beda. Dengan Bahasa Indonesia masyarakat yang berasal dari
budaya Jawa dapat berkomunikasi dan menangkap informasi dengan baik
meskipun tengah berbincang dengan orang yang berasal dari budaya Batak. Hal
tersebut semakin menambah fungsi Bahasa Indonesia selain hanya sebagai bahasa
nasional saja.
Selama penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Bahasa Indonesia
sering mengalami sedikit perubahan baik dari segi pengucapan, intonasi, hingga
1
pemilihan kata (diksi) yang menyebabkannya memiliki lebih dari satu variasi
Bahasa Indonesia. Beragam situasi yang berbeda memungkinkan seseorang akan
menyesuaikan variasi bahasa yanng akan digunakannya. Sebagai contoh, bahasa
yang digunakan antar teman-teman sebaya pastilah berbeda dengan bahasa yang
digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua. Contoh lain seperti bahasa
yang digunakan bersama supir bus sudah pasti berbeda dengan bahasa yang akan
digunakan saat berhadapan dengan atasan di kantor. Faktor-faktor yang
menyebabkan lahirnya beragam variasi bahasa antara lain yaitu pelaku yang
terlibat dalam pembicaraan (pembicara dan pendengar), topik pembicaraan, serta
situasi saat berlangsungnya dialog. Untuk menunjuk salah satu jenis variasi dari
bahasa tersebut maka digunakanlah istilah Ragam Bahasa.
2
selingi dengan perubahan intonasi yang kuat disertai dengan ekspresi wajah yang
jelas, sehingga dapat dikatakan juga jika pemakaian ragam bahasa pada situasi
yang tepat dapat membantu seseorang untuk menyampaikan keadaan emosi yang
sedang ia rasakan melalui bahasa lisan yang diucapkan.
Berdasarkan cara penyampaiannya ragam bahasa dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan merupakan
ragam bahasa yang diungkapkan secara lisan dan biasanya didukung oleh intonasi
yang lengkap serta ekspresi wajah sebagai bentuk penggambaran dari emosional
si pelaku pembicara. Sementara ragam tulis adalah bentuk dari ragam bahasa yang
di tuangkan dalam bahasa tulis, dan biasanya dalam penerapannya ragam bahasa
tulis memiliki sruktur kalimat dan bahasa yang lebih teratur dan kompleks.
3
C. Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun
tujuan dari penulisan makalah berjudul Bahasa Indonesia Dengan Berbagai
Ragamnya ini, antara lain yaitu:
1. Menginformasikan secara tidak langsung kepada teman-teman sekalian
mengenai pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Menambah wawasan serta pengetahuan kepada teman-teman yang membaca
makalah ini tentang jenis-jenis ragam bahasa serta penerapannya dalam situasi
yang tepat.
3. Memberikan contoh yang benar dalam penerapan ragam bahasa pada berbagai
situasi yang berbeda.
4. Memenuhi kewajiban tugas yang telah diberikan.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
1. Sebagai bahasa resmi, maksudnya Bahasa Indonesia merupakan alat untuk
menjalankan administrasi negara. Fungsi itu jelas tampak dalam surat-
menyurat resmi, peraturan-peraturan, undang-undang, pidato, dan pertemuan-
pertemuan resmi.
2. Sebagai bahasa persatuan, maksudnya Bahasa Indonesia memrupakan alat
untuk mempersatu berbagai suku di Indonesia. Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku yang masing-masing memiliki bahasa dan dialeknya sendiri.
Maka, dalam mengintegrasikan semua suku tersebut, bahasa Indonesia
memainkan peranan yang penting.
3. Sebagai bahasa kebudayaan, maksudnya bahwa dalam pembinaan kebudayaan
Nasional, Bahasa Indonesia berperan sebagai wadah penampung kebudayaan.
Segala ilmu pengetahuan dan kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam
dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat pengantarnya.
Bahasa Indonesia juga dapat berfungsi sebagai penunjang perkembangan
bahasa dan sastra Indonesia atau alat untuk menyampaikan gagasan yang
mendukung pembangunan Indonesia atau pengungkap pikiran, sikap, dan nilai-
nilai yang berada dalam bingkai keindonesiaan. Bahasa Indonesia dapat
digunakan sebagai alat komunikasi politik, sosial, dan budaya yang selanjutnya
akan memberi sumbangan yang signifikan untuk membangun paradigma baru
pembangunan yang berjiwa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar secara sadar akan membentuk karakter-karakter positif. Menteri Akbar
Tanjung telah menguraikan secara rinci pada Kongres Bahasa Indonesia V, 1988,
yaitu sebagai berikut:
1. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara sadar berarti
membiasakan diri untuk berdisiplin.
2. Kecintaan terhadap bahasa Indonesia merupakan salah satu bentuk
nasionalisme dan patriotisme yang perlu ditumbuhkan dalam mengarungi arus
modernisasi.
3. Pemakaian dan kemampuan berbahasa Indonesia akan memperkokoh
kepribadian, yang pada gilirannya menjadi pertahanan dalam menghadapi
persaingan global.
6
4. Pembiasaan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
membawa ke dunia budaya tulis yang sempurna yang merupakan bekal utama
untuk menguasai ilmu dan teknologi. (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1990: 165).
7
6. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan serta penalsiran dari
informasi audit, visual dan kognitif sang penutur.
8
4. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan, memberikan
informasi, serta dapat mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu
meningkatkan wawasan si pembaca.
Kelemahan ragam tulis yakni sebagi berikut:
1. Alat atau sarana yang dapat memperjelas pengertian seperti bahasa lisan
tidak ada.
2. Akibatnya bahasa tulis pun harus disusun lebih sempurna.
3. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas dan jujur.
4. Hal yang tidak ada dalam bahasa tulis pun tidak dapat diperjelas.
9
kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang
penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah
kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan saat
diucapkan atau ditulis (Chaer, 2011:131).
Ragam baku atau standar ialah salah satu di antara beberapa dialek suatu
bahasa yang dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa resmi, yang digunakan dalam
semua keperluan resmi. Sebenarnya ada dua macam ragam bahasa baku yaitu
bahasa baku lisan dan bahsa baku tulisan. Adakalanya bahasa baku lisan suatu
bahasa tidak sama dengan bahasa baku tulisnya (Badudu, 1992). Dalam bahasa
Indonesia, misalnya, dijumpai struktur kalimat sebagai berikut.
a. Saya akan membeli buku itu.
b. Akan saya beli buku itu.
c. Buku itu akan saya beli.
d. Saya akan beli buku itu.
e. Buku itu saya akan beli.
Dalam ragam tulisan bahasa Indonesia, struktur yang baku hanyalah
kalimat a, b, dan c. Kalimat d dan e tidak tergolong dalam kalimat baku. Akan
tetapi, kalimat d dan e adalah kalimat baku dalam bahasa lisan.
Ciri bahasa baku sebagaimana dikemukakan Meoliono (1988) adalah a)
mempunyai kemantapan dinamis, artinya kaidah bahasa itu bersifat tetap dan
tidak berubah setiap saat, b) sifat kecendekiaanya, artinya perwujudan satuan
bahasa yang mengungkapkan penalaran yang teratur dan logis, dan c) adanya
proses penyeragaman kaidah bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman
variasi bahasa.
Tradisi baku dalam bahasa Indonesia adalah bahasa tulis. Berbahasa lisan
yang baku dalam kegiatan resmi ialah berbahasa seperti bentuk dan susunan
bahasa tulis. Aturan bahasa baku tulis itulah yang dituliskan dalam buku-buku tata
bahasa. Menyimpang dari aturan itu disebut tidak baku atau nonbaku.
Pemilihan kata-kata pun demikian. Ada kata yang dianggap hanya sebagai
kata yang digunakan dalam bahasa lisan. Dalam bahasa tulis, kata-kata itu
dianggap nonbaku, misalnya:kata bikin sebagai sinonim kata buat, kata kenapa
sebagai sinonim kata mengapa atau apa sebab, kata bilang dalam frasa dia bilang
10
yang berarti katanya sama dengan akan [nonbaku] karena mau dalam bahasa
resmi searti dengan ingin, suka.
1. Kamu jangan bikin ribut disini.
2. Kenapa anak itu menangis?
3. Apa dia bilang tadi?
4. Kabarnya Sukabumi mau ditanami kopi.
Semua kalimat di atas dianggap kalimat non baku. Kalimat seperti itu
hanya diucapkan dalam situasi tidak resmi. Dalam bahasa resmi baku, ejaan kata
sudah pasti seperti yang terdapapat dalam kamus. Jika sepatah kata dituliskan lain
dari itu, ejaan kata itu dianggap nonbaku. Seseorang yang akan menulis laporan
penelitian, misalnya, harus mengetahui benar mana bentuk yang baku dan mana
yang non baku.
Suatu kata bisa disebut dengan kata tidak baku bila kata yang dipakai tidak
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Ketidakbakuan suatu kata bukan hanya
diakibatkan oleh salah penulisan saja, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh
pengucapan yang salah dan penyusunan suatu kalimat yang tidak benar. Kata
tidak baku ini sering kali muncul dalam kehidupan kita sehari-hari.
11
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-
buku pelajaran atau buku-buku ilmiah. Ragam baku tulis dapat mengacu pada
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Pedoman
Umum Pembentukan Istilah, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Ragam baku lisan belum memiliki pedoman seperti ragam baku tulis. Hal
ini terjadi karena sulitnya mencarai lafal yang standar bagi penutur Bahasa
Indonesia yang majemuk. Lafal yang baku untuk sementara ini adalah lafal yang
tidak mencerminkan lafal kedaerahan atau dialek daerahnya.
Baik secara lisan maupun tulisan, ragam baku digunakan dalam situasi
resmi seperti surat-menyurat dinas, perundang-undangan, karangan ilmiah,
laporan penelitian, ceramah ilmiah, pidato kenegaraan, pembicaraan dengan
orang-orang yang dihormati atau orang-orang yang belum atau baru saja dikenal,
dan sebagainya. Serta baik secara lisan maupun tulisan, kata baku menggunakan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
dan memenuhi fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, dan objek secara
eksplisit dan lengkap.
12
Komputer adalah mesin pengelola informasi. Berjuta-juta fakta dan bagan
yang berbeda dapat disimpan dalam komputer dan dapat dicari lagi apabila
diperlukan.
2. Ragam Kedokteran
Kita mengenal dua macam diabetes, yaitu diabetes inspidus dan diabetes
mellitus. Diabetes inspidus disebabkan oleh kekurangan hormon antidiuretik
(antidiuretic hormone = ADH) diproduksi oleh kelenjar pituitaria yang berada di
dasar otak sehingga kita mengeluarkan urine terus atau kencing saja. Pada
diabetes mellitus yang kurang adalah hormon insulin yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas yang berada di bawah hati.
3. Ragam Keagamaan
Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan pada suatu hari yang besar yaitu hari ketika manusia berdiri
menghadap Tuhan semesta alam.
13
bahasa yang resmi. Dalam situasi yang resmi semacam ini digunakan bahasa yang
mencerminkan sifat keresmiannya yaitu bahasa yang baku. Jika dalam situasi
semacam ini tidak digunakan bahasa yang baku, bahasa yang digunakan itu dapat
dikatakan tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi pemakaiannya.
Untuk dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar harus diperhatikan
situasi pemakaian dan ragam bahasa yang digunakan. Dalam situasi resmi
digunakan bahasa baku, dan sebaliknya dalam situasi tidak resmi tidak seharusnya
digunakan bahasa baku.
Lahirnya konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar pada dasarnya
tidak terlepas dari konteks pemakaian bahasa yang beragam-ragam seperti yang
telah disebutkan di atas. Bahasa Indonesia yang baik, dalam hal ini, adalah bahasa
Indonesia yang sopan, yang santun, dan yang tidak bercampur aduk dengan kata-
kata asing atau dialek. Kita tidak bersantun bahasa apabila kita menggunakan kata
mampus alih-alih menggunakan kata meninggal untuk orang tua kita. Bahasa
Indonesia yang benar ialah bahasa Indonesia yang penggunaannya mematuhi
aturan atau kaidah tata bahasa Indonesia dan ejaan bahasa Indonesia yang resmi.
Kita tidak menggunakan bahasa Indonesia yang benar apabila, misalnya, kita
menggunakan kalimat Pembuatan jembatan di sungai itu sesuai tuntutan
keperluan penduduk alih-alih menggunakan kalimat Pembuatan jembatan di
sungai itu sesuai dengan tuntutan keperluan penduduk. Dengan demikian, yang
dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia
yang penggunaannya sesuai dengan situasi pemakainya dan sekaligus sesuai pula
dengan kaidah yang berlaku.
Selanjutnya dicontohkan, kita tahu bahwa situasi dalam rapat, seminar
atau karya ilmiah adalah situasi pemakaian bahasa yang resmi. Dalam situasi yang
resmi semacam itu kita dituntut untuk menggunakan bahasa yang mencerminkan
sifat keresmian, yaitu bahasa yang baku. Jika dalam situasi semacam itu kita tidak
mengguakan bahasa yang baku, misalnya kita menggunakan kata nggak, dibilang,
membikin, dan sejenisnya. Bahasa yang kita gunakan itu dapat dikatakan tidak
baik karena tidak sesuai dengan situasi pemakaiannya. Meskipun demikian,
struktur penempatan kata dibilang benar dari segi morfologi. Atas dasar itu, dapat
kita pahami bahwa pemakaian bahasa tersebut benar, tetapi tidak baik.
14
Contoh lagi ada Bahasa Indonesia yang baik tetapi tidak benar. Misalnya
dalam situasi yang telah disebutkan di atas yaitu situasi yang resmi, kita
menggunakan bahasa seperti Masalah yang saya ingin tanyakan adalah sebagai
berikut. Seluruh kata dalam ungkapan tersebut cocok atau sesuai jika digunakan
dalam situasi resmi, tetapi susunannya tidak benar karena penempatan bentuk
pasif personannya, yaitu saya dan tanyakan, diselangi oleh kata lain, yakni ingin,
sehingga menjadi seperti berikut.
1. Ingin saya tanyakan bukan saya ingin tanyakan.
2. Akan kami laporkan bukan kami akan laporkan.
3. Dapat kita setujui bukan kita tidak dapat setujui.
4. Tidak dia sukai bukan dia tidak sukai.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat dikatakan bahwa penggunaan
bahasa seperti pada kalimat, Masalah yang saya ingin tanyakan adalah sebagai
berikut merupakan kalimat (bahasa) yang baik, tetapi tidak benar. Agar menjadi
benar, susunan kalimat itu seharusnya Masalah yang ingin saya tanyakan adalah
sebagai berikut.
Untuk dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar, kita harus
memperhatikan situasi pemakaian dan kaidah yang digunakan. Dalam situasi yang
resmi kita harus dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang dapat mencerminkan
sifat keresmian, yaitu menggunakan bahasa yang baku, sebaliknya dalam situasi
yang tidak resmi kita tidak seharusnya menggunakan bahasa yang baku. Bahasa
yang digunakan dalam situasi yang tidak resmi itu adalah bahasa yang cocok atau
sesuai dengan situasi itu.
Atas dasar konsep tersebut diperoleh suatu kejelasan bahwa yang
dimaksud dengan Bahasa Indonesia yang baik belum tentu merupakan Bahasa
Indonesia yang benar, sebaliknya Bahasa Indonesia yang benar juga belum tentu
merupakan bahasa Indonesia yang baik karena semua itu bergantung pada situasi
pemakaian dan kaidah yang berlaku.
15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut
media pembicaraan. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan
tulisan.
Ragam baku dan Tidak baku, yaitu Ragam baku adalah ragam yang
dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya
sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam
penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan
ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan
bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan
diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa
dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi
mahasiswa dan pihak lain dalam proses memahami lebih dalam mengenai kaidah-
kaidah bahasa Indonesia yang benar, yang terpenting adalah tentang betapa
pentingnya bahasa bagi suatu negara, serta semoga tidak hanya berhenti sampai
disini saja perjuangan kita dalam membudayakan berbahasa, khususnya bahasa
Indonesia secara benar.
16
DAFTAR PUSAKA
Ningrum, setya via. Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku Di Kalangan
Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,
Ningrum. Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku Di Kalangan
Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. 5(2).
https://journal.upy.ac.id/index.php/skripta/article/view/398/425. Diakses
pada 28 Agustus 2021 dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta.
Saragih, Desi Karolina. (2017). Bahasa dan Ragam Bahasa Pada Pendidikan Anak
Sekolah. Bahasa dan Ragam Bahasa Pada Pendidikan Anak Sekolah. Prodi
Sastra Indonesia Universitas Pamulang. 6(2).
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Paradigma/article/view/1617/13
40. Diakses Pada 28 Agustus 2021 Dari Universitas Pamulang.
17
humaniora/article/view/1950/1754. Diakses pada 26 Agustus 2021 dari
Universitas Gajah Mada.
18