Adapatofisio Nya CLP
Adapatofisio Nya CLP
ABSTRACT
Background: Cleft lips and cleft palate are congenital abnormalities parent’s age, economic status, and infant’s gender. Data were analyzed
in the form of clefts that occur due to the lips or palate that are using SPSS software version 22.
not fully integrated or developing separately. Factors causing Results: The results showed that cases of cleft lips and cleft palate in
cleft lips are a multifactorial combination of genetic factors and Denpasar 2019 based on genetic factor is 24,0%, drug used (34%),
environmental factors. In Indonesia, the patients of cleft lips and smoking history (52%), no history of alcohol consumption, pregnancy
cleft palate increase of 7,500 people per year. This study aims to disorders (28%), chemicals exposure (18%), do not get additional
determine the description of risk factors causing cleft lips and cleft nutrition (42%), didn’t take any antenatal care (26%), obesity and
palate in Denpasar 2019. diabetes (4%), the most parent’s age in pregnancy are productive
Methods: The research was conducted by a descriptive method using a age group (60%), majority low economic families status (60%), and
cross-sectional approach. Samples were selected from the population- infant’s gender dominated by the male (66%).
based on inclusion and exclusion criteria. This study was conducted Conclusion: This finding is useful because it can provide insight into
to obtain the risk factors causing cleft lips and cleft palate based on the description of the risk factors causing cleft lips and cleft palate
a genetic factor, a drug used, smoking, alcohol, pregnancy disorders, in Denpasar 2019. Further analytic research is needed to find the
chemicals, nutrition, history of antenatal care, obesity and diabetes, relationship between various risk factor variables.
ABSTRAK
Latar Belakang: Celah bibir dan celah langitan merupakan kelainan Hasil: Hasil penelitian menunjukkan kasus celah bibir dan celah
1
Program Studi Sarjana kongenital berupa celah yang terjadi akibat bibir atau atap mulut tidak langitan di Denpasar tahun 2019 berdasar faktor keturunan sebesar
Kedokteran dan Profesi Dokter, sepenuhnya menyatu atau berkembang secara terpisah. Faktor penyebab 24,0%, penggunaan obat- obatan (34,0%), riwayat merokok
Fakultas Kedokteran, Universitas celah bibir adalah kombinasi multifaktor baik itu faktor genetik dan (52,0%), tidak ada riwayat alkohol, gangguan kehamilan (28,0%),
Udayana, Bali, Indonesia faktor lingkungan. Di Indonesia penderita kelainan celah bibir dan celah paparan zat kimia (18,0%), tidak mendapat nutrisi (42,0%),
2
Sub Divisi Bedah Plastik,
langitan bertambah rata-rata 7.500 orang per tahun dan terus meningkat. tidak melakukan antenatal care (26,0%), obesitas dan diabetes
Rekonstruksi dan Estetik,
Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko (4,0%), usia orang tua saat kehamilan terbanyak pada kelompok
Kedokteran, Universitas Udayana, penyebab terjadinya celah bibir dan celah langitan di Denpasar tahun 2019. usia produktif (60,0%), status ekonomi mayoritas status keluarga
Bali, Indonesia Metode: Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif menggunakan ekonomi rendah (60,0%), jenis kelamin bayi dengan kejadian celah
pendekatan potong lintang. Sampel dipilih dari populasi berdasarkan bibir dan celah langitan di dominasi oleh jenis kelamin laki-laki
*
Korespondensi: kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilakukan untuk memperoleh (66,0%).
Agus Roy Rusly Hariantana gambaran faktor risiko penyebab terjadinya celah bibir dan celah langitan Kesimpulan: Temuan ini bermanfaat karena dapat memberikan
Hamid, Sub Divisi Bedah Plastik, berdasarkan faktor genetik, penggunaan obat- obatan, merokok, wawasan mengenai gambaran faktor risiko penyebab terjadinya celah
Rekonstruksi dan Estetik,
Departemen Ilmu Bedah, Fakultas alkohol, gangguan kehamilan, zat kimia, nutrisi, riwayat antenatal care, bibir dan celah langitan di Denpasar tahun 2019. Perlu dilakukan
Kedokteran, Universitas Udayana, obesitas dan diabetes, usia orang tua, status ekonomi, dan jenis kelamin penelitian analitik lebih lanjut guna mencari hubungan antara
Bali, Indonesia; bayi. Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 22. berbagai variabel faktor risiko.
royruslyhamid@yahoo.com
Diterima: 02-11-2019
Kata kunci: Celah Bibir, Celah Langitan, Faktor Genetik, Resiko.
Disetujui: 16-06-2020 Cite Pasal Ini: Purwitasari, K.T.I., Sanjaya, I.G.P.H., Hamid, A.R.R.H. 2020. Gambaran faktor risiko penyebab terjadinya celah bibir dan
Diterbitkan: 01-08-2020 celah langitan di Denpasar tahun 2019. Intisari Sains Medis 11(2): 697-701. DOI: 10.15562/ism.v11i2.656
698 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 697-701 | doi: 10.15562/ism.v11i2.656
ORIGINAL ARTICLE
rendah (60,0%), diikuti dengan status ekonomi dengan usia > 35 tahun (38,0%), dan < 21 tahun
menengah (36,0%), dan tinggi (4,0%). Sedangkan (2,0%) (Tabel 1).
berdasarkan usia orang tua, kejadian celah bibir
dan celah langitan secara proporsi lebih tinggi
PEMBAHASAN
pada orang tua berusia 21-35 tahun (60,0%), dikuti
Berdasarkan hasil penelitian, gambaran faktor
Tabel 1 G
ambaran faktor risiko penyebab terjadinya celah bibir risiko penyebab terjadinya celah bibir dan celah
dan celah langitan di Denpasar tahun 2019 berdasar faktor langitan berdasar faktor keturunan sebesar
keturunan 12 orang (24,0%). Menurut studi yang dilakukan
Variabel Penelitian Jumlah (N=50) Persentase (%) oleh Manuaba IBG, kelainan berdasar keturunan
didapat genetik dan mutasi kromosom melalui
Faktor Keturunan keluarga yang berdekatan.10 Faktor genetik dapat
Ya 12 24,0 diturunkan dari garis keturunan ayah dan atau
Tidak 38 76,0 ibu akibat adanya gen yang abnormal.10 Kelainan
Penggunaan obat-obatan kongenital dapat terjadi karena perubahan materi
genetik hanya dari 1 gen yang rusak atau hilang dan
Ya 17 34,0
kesalahan pada susunan kromosom saat pemben-
Tidak 33 66,0 tukan sel telur atau sel sperma.11
Kebiasaan merokok Gambaran faktor risiko penyebab terjadinya
Ya 26 52,0 celah bibir dan celah langitan berdasar penggunaan
Tidak 24 48,0 obat-obatan sebesar 17 orang (34,0%). Berdasarkan
kepustakaan, beberapa obat-obatan maupun jamu
Konsumsi alkohol
yang di konsumsi pada saat kehamilan dapat
Ya 0 0,0 menimbulkan gangguan kongenital termasuk celah
Tidak 50 100,0 bibir dan celah langitan.12 Hal ini dikarenakan
Gangguan kehamilan sifat teratogenik atau disformik akibat obat yang
Ya 14 28,0
melintasi plasenta mengalami biotransformasi
menimbulkan senyawa teratogenik asam lemah
Tidak 36 72,0
yang akan mengubah pH pada sel embrio sehingga
Paparan zat kimia dapat menghambat pertumbuhan dan perkem-
Ya 9 18,0 bangan embrio saat proses organogenesis maupun
Tidak 41 82,0 pematangan fungsi organ.12
Gambaran faktor risiko penyebab terjadinya
Faktor nutrisi
celah bibir dan celah langitan berdasar merokok
Ya 29 58,0 aktif maupun pasif sebesar 26 orang (53,0%).
Tidak 21 42,0 Merokok dapat menyebabkan celah bibir pada
Antenatal Care (ANC) janin yang dikandungnya karena kandungan zat
Ya 37 74,0 racun pada perokok pasif lebih tinggi dibanding-
kan perokok aktif, rokok pada wanita menyebabkan
Tidak 13 26,0
berkurangnya kadar enzim GSTT1 (Glutathione
Obesitas dan diabetes S Transferase Theta- 1) yang dapat membantu
Ya 2 4,0 proses organogenesis.13,14 Tidak ditemukan sampel
Tidak 48 96,0 dengan riwayat pengonsumsian alkohol selama
Usia orang tua kehamilan, ini dapat terjadi karena faktor lain yang
mempengaruhinya.14
< 20 tahun 1 2,0
Faktor risiko penyebab terjadinya celah bibir
21-35 tahun 30 60,0 dan celah langitan berdasar gangguan kehamilan
> 35 tahun 19 38,0 sebesar 14 orang (28%). Ibu dengan gangguan pada
Status Ekonomi kehamilan mengindikasikan terjadinya suatu infeksi
tertentu yang dapat mengganggu proses pertum-
Rendah 30 60,0
buhan organ terutama saat trimester pertama
Menengah 18 36,0 kehamilan yang bisa mengganggu seluruh proses
Tinggi 2 4,0 organogenesis.10 Gambaran faktor risiko penyebab
Jenis kelamin terjadinya celah bibir dan celah langitan berdasar
Laki-laki 33 66,0 zat kimia sebesar 9 orang (18%). Paparan zat kimia
pada saat kehamilan dapat menyebabkan keracunan
Perempuan 17 34,0
kronis yang meningkatkan kejadian karsinogenik,
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 697-701 | doi: 10.15562/ism.v11i2.656 699
ORIGINAL ARTICLE
mutagenik, dan teratogenik yang dapat menimbul- ekonomi didapatkan mayoritas status ekonomi
kan kelainan kongenital pada bayi termasuk celah keluarga rendah sebesar 30 orang (60%). Berdasar
bibir.15 Semakin sering dan lama paparan zat kimia literatur, status ekonomi yang rendah mengaki-
menyebabkan zat kimia terakumulasi lebih banyak batkan keterbatasan dalam penyediaan pangan,
di dalam tubuh ibu selama kehamilan melalui kulit, asupan nutrisi yang tidak baik dan kesadaran untuk
hidung, dan mulut yang semakin mengganggu melakukan antenatal care yang kurang atau tidak
pertumbuhan janin pada proses organogenesis.15 sama sekali sebagai peranan penting saat proses
Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko organogenesis janin.19 Status ekonomi rendah
penyebab terjadinya celah bibir dan celah langi- termasuk pendidikan rendah menyebabkan kuran-
tan berdasar nutrisi sebesar 21 orang (42%) tidak gnya pemahaman kesehatan pada kehamilan.19
mendapat nutrisi pada saat kehamilan. Tidak Gambaran faktor risiko penyebab terjadinya
mendapat zat penting terutama asam folat selama celah bibir dan celah langitan berdasar jenis
kehamilan dapat menimbulkan kelainan kongeni- kelamin bayi didapatkan distribusi terbanyak yaitu
tal terutama pada saat pembentukan organ karena pada jenis kelamin laki-laki sebesar 33 orang (66%).
asam folat berperan dalam pembentukan sistem Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
saraf, pembentukan tulang, regulasi hormon, dan Loho JN dan Supandi A et al., menyatakan celah
pusat kecerdasan.10 bibir dan celah langitan lebih sering terjadi pada
Gambaran faktor risiko penyebab terjadinya laki-laki dari pada perempuan karena vaskularisasi
celah bibir dan celah langitan berdasar riwayat ante- bayi laki-laki terjadi lebih lambat.4,20
natal care sebesar 13 orang (26%) tidak melakukan
antenatal care. Kunjungan antenatal care yang
SIMPULAN
kurang atau tidak sama sekali dapat menyebabkan
terjadinya kelainan seperti celah bibir dan langi- Berdasarkan hasil penelitian gambaran faktor
tan, hal ini terjadi karena pemeriksaan rutin masa risiko penyebab terjadinya celah bibir dan celah
kehamilan membantu ibu dalam mencegah terjad- langitan di Denpasar tahun 2019 yang telah
inya gangguan pada kehamilan melalui monitoring memenuhi syarat inklusi, diperoleh simpulan
ketat, pemberian edukasi dan suplemen kehamilan faktor risiko penyebab terjadinya celah bibir dan
serta mempersiapkan ibu menghadapi kelahiran celah langitan di Denpasar tahun 2019 adalah
dan masa nifas.16 kombinasi dari faktor keturunan atau genetik dan
Gambaran faktor risiko penyebab terjadinya faktor lingkungan (multifaktor). Sebagian besar
celah bibir dan celah langitan berdasar obesitas dan responden penelitian diketahui tidak memiliki
diabetes sebesar 2 orang (4%). Kondisi hiperglike- faktor keturunan, tidak terdapat riwayat penggu-
mia dan hiperinsulinemia pada kehamilan akan naan obat-obatan. memiliki kebiasaan merokok,
memacu terjadinya metabolisme yang memerlu- tidak ada riwayat konsumsi alkohol, tidak ada
kan kadar oksigen lebih tinggi, tetapi plasenta bayi gangguan kehamilan, tidak memiliki riwayat
memiliki keterbatasan untuk transpor oksigen yang paparan terhadap zat kimia, maupun riwayat obesi-
dapat menyebabkan hipoksia janin.17 Hipoksia tas dan diabetes. Hasil penelitian ini diharapkan
akibat keadaan hiperglikemia janin akan meng- dapat bermanfaat bagi klinisi dalam memberikan
ganggu proses organogenesis karena tidak adanya upaya untuk mencegah terjadinya kejadian celah
asupan kadar oksigen yang cukup sebagai sumber bibir dan celah langitan pada neonatus dengan
energi metabolik.17 membantu calon orang tua agar mendapat
Gambaran faktor risiko penyebab terjadinya edukasi mengenai hal yang wajib di persiapkan
celah bibir dan celah langitan berdasar usia orang dan dilakukan untuk mendapatkan bayi yang
tua didapatkan usia 21-35 tahun merupakan usia dilahirkan sehat. Penelitian analitik lebih lanjut
tersering ibu melahirkan bayi dengan celah bibir diperlukan guna mencari hubungan antara setiap
dan langitan yaitu sebesar 30 orang (60%). Hal ini faktor risiko.
tidak sebanding dengan literatur yang menyatakan
usia dibawah 21 tahun dan diatas 35 tahun lebih
KONFLIK KEPENTINGAN
berisiko melahirkan bayi dengan kejadian celah
bibir dan celah langitan.18 Berdasar literatur, usia Tidak terdapat konflik kepentingan dalam peny-
21-35 tahun mentalnya masih mudah mengalami usunan laporan penelitian ini.
ketidakstabilan yang dapat mempengaruhi
perhatian ibu terhadap asupan nutisi dan kondisi
PERSETUJUAN ETIK
kesehatan lainnya selama kehamilan sehingga
perkembangan janin tidak optimal.18 Penelitian ini telah mendapatkan ijin dari Komisi
Gambaran faktor risiko penyebab terjadinya Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas
celah bibir dan celah langitan berdasar status Udayana dengan Keterangan Kelaikan Etik (Ethical
700 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 697-701 | doi: 10.15562/ism.v11i2.656
ORIGINAL ARTICLE
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(2): 697-701 | doi: 10.15562/ism.v11i2.656 701