Ekspresionisme
ialah kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari
dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau tragedi.
Obyek-obyek yang dilukiskan antara lain kengerian, kekerasan, kemiskinan, kesedihan dan
keinginan lain dibalik tingkah laku manusia.
Mancanegara :
Paul Gaugiuin, Vincent Van Gogh, Ernest Ludwig, Emile Nolde, Karl Schmidt, JJ.
Kandinsky, dan Paul Klee.
Indonesia :
Popo Iskandar, Srihadi Soedarsono, Affandi.
Impresionisme
Impresionisme adalah sebuah aliran yang berusaha menampilkan kesan-kesan pencahayaan
yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk.
a) Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan
kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
b) Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan.
Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
c) Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak
digunakan sebagai bayangan).
d) Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
e) Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
f) Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian
diterapkan di dalam lukisan.
g) Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
h) Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di aliran-aliran lain, tetapi hanya
impresionisme lah yang memiliki ciri tersebut secara keseluruhan dengan sengaja.
Mancanegara :
Claude Monet, Casmile Pissaro, Aguste renoir, Sisley, Edward Degas, dan Mary
Casssat, Vincent van Gogh.
Indonesia :
Kusnadi, Solichin, Zaini, dan Affandi