KULIAH TUGAS 3
Sumber : kompasiana.com
2.
Menurut saya orang dapat berperilaku jahat apabila dia terlalu menghayati dalam
mempelajari perilaku penjahat. Sesuai dengan asosiasi diferensial bahwa orang
yang bergaul dengan pencuri kemungkinan besar akan menjadi pencuri juga. se-
baliknya orang yang lebih sering bergaul dengan orang yang taat ibadah maka ia
akan menjadi orang yang taat beribadah pula. Hal ini di sebabkan karena masyara-
kat kita secara berbeda dibagi dalam kelompok-kelompok, yang dalam konteks ini
adalah kelompok criminal dan mereka yang taat beribadah, ditambah dengan berla-
kunya prinsip berbeda. Jadi, prinsip asosiasi berbeda ini berlaku baik bagi ke-
lompok-kelompok criminal maupun bagi kelompok anti-kriminal.
3. Turk mengakui bahwa konflik sosial merupakan bagian yang nyata dan tidak
dapat dielakkan dari kehidupan sosial, di mana seseorang harus berada dalam otori-
tas, apabila tidak ada konflik dalam tatanan sosial maka hal itu tidaklah sehat. Kare-
na ketiadaan konflik menunjukkan bahwa dalam masyarakat tersebut terdapat kon-
sensus yang terlalu besar, atau individu secara berlebihan dikontrol atau ditekan
oleh pihak yang memiliki kekuasaan. Namun demikian, jika intensitas timbulnya
konflik tersebut sangat tinggi maka hal itu juga tidak diinginkan, karena tidak ada
masyarakat dapat sehat tanpa tingkat konsensus yang begitu tinggi. Dengan
demikian, Turk memandang ketertiban sosial didasarkan pada “coercion-consensus
model”, dan otoritas harus menjamin bahwa keseimbangan antara kedua hal itu tid-
ak hilang.
Dalam teori ini menyatakan bahwa Konflik terjadi karna adanya ketidaks-
esuaian antara norma budaya dan norma sosial serta organisasi dan kecanggihan
otoritas (penguasa) dan subjek (masyarakat). Otoritas, selain daripada rakyat ban-
yak, pada hakikatnya dapat terorganisir untuk mendapatkan dan tetap menguasai
kekuasaan. Pada satu sisi, subjek sering tidak memiliki organisasi namun subjek
yang terorganisir oleh, misalnya anggota gang yang mempunyai hubungan yang
sangat erat akan lebih dapat menentang kekuasaan negara. Turk berpendapat bah-
wa jika mereka yang sedang melakukan kegiatan secara illegal itu teroganisir, maka
kan semakin besar konflik antara subjek dan negara (penguasa).
Ketika individu memahami perilaku pihak lain dan menggunakan penge-
tahuan atau pemahamannya itu untuk melakukan manipulasi, hal itu dianggap se-
bagai sesuatu yang cerdas/canggih. Jikalau otoritas/penguasa menjadi lebih
canggih, maka otoritas itu akan mampu meyakinkan subjek agar bertindak secara
hukum demi kepentingan dan keselamatan mereka sendiri. Cara ini sebenarnya un-
tuk mereduksi keharusan mempercayai cara-carayang koersif dalam upaya men-
taati hukum.