Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : ALFIAN RENALDY

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041770576

Kode/Nama Mata Kuliah : SOSI4302/Kriminologi

Kode/Nama UPBJJ : 49/BANJARMASIN


1. Seorang pelajar perempuan di Gunungkidul, Yogyakarta, ditemukan tewas
diduga akibat gantung diri, Sabtu (21/11/2020). Setelah diselidiki, diduga korban
bunuh diri akibat masalah percintaan yang dihadapi. Hal itu diketahui setelah polisi
memeriksa pesan pribadi di ponsel remaja tersebut.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Nglipar Aiptu Ngatimin mengatakan,
korban berinisial L (15) yang berstatus sebagai pelajar SMK, warga Kapanewon
Nglipar. Pelaku diduga bunuh diri saat orangtua tidak ada di rumah. "Pelaku bunuh
diri masih pelajar dan meninggal dengan cara gantung diri," ucap Ngatimin saat di-
hubungi melalui telepon, Minggu (22/11/2020). Menurut polisi, pesan terakhir
yang dikirimkan korban ditujukan kepada seseorang yang merupakan pacarnya.
Keduanya diketahui sudah menjalin hubungan sejak 3 tahun terakhir. Dari pemerik-
saan saksi, korban dikenal pendiam. Korban langsung dimakamkan di pemakaman
umum setempat setelah dilakukan pemeriksaan medis dan pemeriksaan dari pihak
kepolisian.
Dari kasus bunuh diri ini termasuk tipe Egoistic Suicide yang Merupakan
bunuh diri yang terjadi karena adanya integrasi sosial yang terlalu lemah. Hubungan
sosial yang dilakukan dalam masyarakat atau sebuah kelompok yang dimilikinya
tidak begitu mengikat. Seseorang dalam kehidupan keluarga juga sangat dirasa ku-
rang dalam komunikasi yang diembannya. Dirinya merasa sendiri karena segala
bentuk pengaruh sosial yang datangnya dari luar kurang dapat menerimanya
dengan baik. Segala aktivitas dilakukan tidak dapat melibatkan secara langsung
kepada keluarga, teman sebaya, kelompok, atau pun masyarakat. Bunuh diri yang
terjadi karena adanya tingkatan individualistik yang berlebihan. Meskipun adanya
lingkungan sosial yang mendukung, tetapi jiwanya apatis. Tidak serta merta dalam
sebuah keadaan sosial yang menghinggapinya. Partisipasi dalam hubungan sosial
sangat kurang, dirinya lebih mementingkan rasa ego yang dibangunnya. Keterikatan
yang sangat kurang dalam hal integrasi akan membuat seseorang menjadi alienasi.
Keterasingan yang melanda dalam jangka waktu yang tidak singkat dapat me-
nyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Kehidupan yang dilaluinya
hanya berdasarkan pada kepentingan individu, sehingga kurang bersosialisasi da-
lam lingkungan social
Dengan demikian, anak muda yang menghadapi permasalahan ada yang
menemani dan tidak merasa sendiri. Gunungkidul perlu tokoh yang memahami
anak muda dan bisa berkomunikasi baik dengan remaja, Kontak bantuan Bunuh diri
bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan
mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Sumber : kompasiana.com

2.
Menurut saya orang dapat berperilaku jahat apabila dia terlalu menghayati dalam
mempelajari perilaku penjahat. Sesuai dengan asosiasi diferensial bahwa orang
yang bergaul dengan pencuri kemungkinan besar akan menjadi pencuri juga. se-
baliknya orang yang lebih sering bergaul dengan orang yang taat ibadah maka ia
akan menjadi orang yang taat beribadah pula. Hal ini di sebabkan karena masyara-
kat kita secara berbeda dibagi dalam kelompok-kelompok, yang dalam konteks ini
adalah kelompok criminal dan mereka yang taat beribadah, ditambah dengan berla-
kunya prinsip berbeda. Jadi, prinsip asosiasi berbeda ini berlaku baik bagi ke-
lompok-kelompok criminal maupun bagi kelompok anti-kriminal.

Sumber : BMP SOSI4302

3. Turk mengakui bahwa konflik sosial merupakan bagian yang nyata dan tidak
dapat dielakkan dari kehidupan sosial, di mana seseorang harus berada dalam otori-
tas, apabila tidak ada konflik dalam tatanan sosial maka hal itu tidaklah sehat. Kare-
na ketiadaan konflik menunjukkan bahwa dalam masyarakat tersebut terdapat kon-
sensus yang terlalu besar, atau individu secara berlebihan dikontrol atau ditekan
oleh pihak yang memiliki kekuasaan. Namun demikian, jika intensitas timbulnya
konflik tersebut sangat tinggi maka hal itu juga tidak diinginkan, karena tidak ada
masyarakat dapat sehat tanpa tingkat konsensus yang begitu tinggi. Dengan
demikian, Turk memandang ketertiban sosial didasarkan pada “coercion-consensus
model”, dan otoritas harus menjamin bahwa keseimbangan antara kedua hal itu tid-
ak hilang.
Dalam teori ini menyatakan bahwa Konflik terjadi karna adanya ketidaks-
esuaian antara norma budaya dan norma sosial serta organisasi dan kecanggihan
otoritas (penguasa) dan subjek (masyarakat). Otoritas, selain daripada rakyat ban-
yak, pada hakikatnya dapat terorganisir untuk mendapatkan dan tetap menguasai
kekuasaan. Pada satu sisi, subjek sering tidak memiliki organisasi namun subjek
yang terorganisir oleh, misalnya anggota gang yang mempunyai hubungan yang
sangat erat akan lebih dapat menentang kekuasaan negara. Turk berpendapat bah-
wa jika mereka yang sedang melakukan kegiatan secara illegal itu teroganisir, maka
kan semakin besar konflik antara subjek dan negara (penguasa).
Ketika individu memahami perilaku pihak lain dan menggunakan penge-
tahuan atau pemahamannya itu untuk melakukan manipulasi, hal itu dianggap se-
bagai sesuatu yang cerdas/canggih. Jikalau otoritas/penguasa menjadi lebih
canggih, maka otoritas itu akan mampu meyakinkan subjek agar bertindak secara
hukum demi kepentingan dan keselamatan mereka sendiri. Cara ini sebenarnya un-
tuk mereduksi keharusan mempercayai cara-carayang koersif dalam upaya men-
taati hukum.

Sumber : BMP SOSI4302

Anda mungkin juga menyukai