( SAP )
III. Pokok Materi
a. Pengertian Stunting, 1000 PHK, dan Gizi seimbang
b. Peran makanan bagi balita
c. Penyebab balita kurang nafsu makan
d. Makanan yang baik untuk otak anak
b. Media
Lembar balik, leaflet
c. Sumber
https://www1-media.acehprov.go.id/uploads/STUNTING.pdf
https://rsud.temanggungkab.go.id/home/berita/308/1000-hari-pertama-kehidupan
Hidayat, Aiziz Alimul. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1. jakarta: Salemba
Medika. 2006
http://chrisna.blogdetik.com/category/ibu-dan-anak/
d. Strategi Pelaksanaan
Waktu Tahap Respon
5 menit Orientasi
1. Memberi salam Klien menjawab Salam
2. Mengingatkan kontrak Klien mengingat waktu
yang disepakati
3. Menjelaskan maksud dan tujuan Klien mengerti maksud
dan tujan
4. Menanyakan kesediaan Para orang tua bersedia
mengikuti penkes
20 menit Kerja
1. Mampu mengenal apa itu stunting, 1000 hpk,
dan gizi seimbang
2. Mengetahui Sumber zat gizi pada makanan
3. Mengetahui Penyebab anak kurang nafsu
makan
4. Menjelaskan makanan yang baik untuk otak
anak
5 menit Terminasi
1. Melakukan evaluasi Para orang tua bertanya
dan mampu
menyebutkan kembali
penjelasan dari
penyuluh
V. Evaluasi hasil
1. Menyebutkan kembali pengertian Stunting
2. Menyebutkan kembali cara mencegah stunting
3. Menyebutkan kembali makanan yang baik untuk otak anak
POKOK MATERI
Pengertian Stunting
Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak
seusianya, Di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan
jumlah yang cukup banyak Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan
manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa
kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi
kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai
sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
Kekurangan gizi pada masa janin dan usia dini akan berdampak pada perkembangan
otak, rendahnya kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah dan
keberhasilan pendidikan, Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada awal
kehidupan akan menurunkan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan dimasyarakat.
Penyebab Stunting
Stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau
semua faktor- faktor berikut:
1. Kurang gizi kronis dalam waktu lama
2. Retardasi pertumbuhan intrauterine
3. Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
4. Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
5. Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak
6. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah
melahirkan
7. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal
(setelah melahirkan)
8. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
9. Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal.
Gejala Stunting
1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk
usianya
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya
4. Pertumbuhan tulang tertunda
Mencegah Stunting
Mencegah Stunting akibat asupan gizi yang kurang dapat dilakukan dengan
memenuhi kebutuhan gizi yang sesuai, Namun, yang menjadi pertanyaan adalah,
bagaimana jalan yang paling tepat agar kebutuhan gizi dapat tercukupi dengan baik.
Pencegahan Stunting bisa dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
- Berikan anak seimbang agar tubuhnya bisa bertambah tinggi dan untuk
perkembangan otak anak.
- Melakukan aktivitas fisik, minimal olah raga 30 menit setiap hari.
- Jangan biarkan anak tidur larut malam agar anak mendapat istirahat yang cukup.
Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000
hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak
berusia 2 tahun, Jika pada rentang waktu ini, gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak
yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang
Masa 1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang buah hati dan dapat menentukan
perkembangan kecerdasan secara jangka panjang. Tidak optimalnya perkembangan otak pada
masa ini juga akan berpengaruh terhadap kehidupan buah hati di masa depan.
Setelah lahir, dua tahun pertama merupakan masa yang sangat vital dalam perkembangan
kemampuan makan buah hati. Pada masa ini, Bunda perlu memperhatikan jenis makanan, bentuk
makanan, porsi, serta frekuensi makanan yang diberikan kepada buah hati.
Stimulasi dari lingkungan sekitar juga sangat penting pada 1000 HPK ini sejak dalam kandungan
hingga dua tahun pertama. Stimulasi harus dilakukan sejak dini dan berulang-ulang supaya
pembentukan sinaps (hubungan antarsel saraf otak) semakin kuat. Nutrisi, stimulasi, dan kasih
sayang yang cukup dapat membantu pembentukan sinaps otak cukup banyak.
Kebersihan dan peralatan makan buah hati juga sebaiknya Bunda perhatikan. Jika kebersihan tidak
dijaga, buah hati akan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan yang tidak optimal, seperti
diare dan infeksi saluran napas yang biasanya menyerang bayi.
Pengertian Gizi Seimbang
1. Suatu zat makanan yang diperlukan tubuh, sesuai dengan usia anak
2. Zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan, mempertahankan dan
memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh, dan menyediakan energi bagi
fungsi tubuh, atau bisa juga diartikan sebagai komponen pembanguntubuh manusia.
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang
masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung
secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan
seimbang.
Tujuan Upaya Gizi:
1. Tujuan Fisiologis
Suplay zat gizi dibutuhkan
Tumbuh kembang
Psikomotor (aktivitas)
Memelihara kesehatan/upaya pemulihan
2. Tujuan Psikologis
Kepuasan anak dan orangtua
3. Tujuan Edukatif
Membina kebiasaan waktu makan
Membina selera makan yang baik
Membina kemmpuan dan kebiasaan
Memilih jenis makanan dan menentukan jumlah yang tidak mengundang gangguan
kesehatan.
Mendidik perilaku makan yang baik dan budaya
Sumber zat gizi pada makanan
Sumber tenaga
Contoh : Beras, Mie, Ubi, Jagung, Roti, Terigu, Kentang, Singkong
1. Sereal
Satu mangkuk sereal baik untuk mengawali hari si kecil. Namun kita sebaiknya tetap
hati-hati dalam memilihnya karena kini cukup banyak sereal yang mengandung sekitar
50% gula dengan sedikit serat, vitamin, dan mineral.
2. Telur
Telur kaya akan protein, seng, vitamin A (untuk penglihatan), vitamin D (untuk
pertumbuhan tulang), vitamin E (untuk mencegah penyakit), dan vitamin B12 (untuk
membentuk sel darah merah). Kuning telur mengandung lecithin yang dianggap penting
sebagai makanan otak, yang bersifat baik untuk daya ingat dan konsentrasi karena
mengandung zat besi yang penting bagi fungsi otak.
3. Buah kiwi
Buah kiwi mengandung vitamin C sekitar dua kali lipat dibandingkan buah jeruk dan
satu buah kiwi akan memberikan kebutuhan vitamin C harian bagi orang dewasa.
Vitamin C penting untuk menyerap zat besi dari dalam makanan. Karena vitamin C tidak
bisa disimpan dalam tubuh, maka anak-anak perlu mengonsumsi makanan yang kaya
akan vitamin C untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
4. Buah pisang
Pisang adalah sumber karbohidrat dengan kandungan energi yang baik. Konsumsi satu
buah pisang sebagai cemilan akan membantu anak menjaga tingkat energi dan
konsentrasinya sepanjang hari.
5. Buah-buahan kering
Cobalah untuk mengenalkan buah-buahan kering pada anak-anak, sebagai pudding atau
snack ditengah hari. Buah-buahan yang kering diketahui kaya akan zat besi dan juga
sumber energi.
6. Minyak ikan
Beberapa jenis asam lemak tidak dibuat di dalam tubuh dan harus diperoleh dari
makanan. Lemak menjadi komponen utama otak. Perlu diketahui, sebagian besar otak
terdiri dari asam lemak yang berperan penting dalam fungsi sel-sel otak.
7. Keju
Keju adalah makanan yang kaya akan zat gizi, protein, dan kalsium yang bersifat baik
untuk kesehatan tulang dan gigi. Keju juga bersifat baik untuk gigi anak karena dapat
membantu menetralisir asam penyebab kerusakan gigi.