JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh:
Tasya Despitriana (1901007)
Intan Maulida (1901030)
Noviyanti (1901018)
Menyetujui,
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa Ketua Pelaksana kegiatan
2
DAFTAR ISI
LembarPengesahan… ............................................................................................................... i
DaftarIsi .................................................................................................................................... ii
Dafiar TabeldanGanbar ............................................................................................................ iii
Ringkasan ................................................................................................................................ iv
BABl. PENDAHULUAN. ........................................................................................................ 1
1.1 LataiBelakang ...................................................................................................................... 1
1.2 PrioritasMasalah .......................................................................................... 1
1.3 ManfaatKegiatan ......................................................................................... 2
1.4 Luaran .......................................................................................................... 2
BAB 2. GAMBARAN UMUMRENCANA USAHA ............................................................. 4
2.1 KeunikanProduk ....................................................................................... 4
2.2 PangsaPasar................................................................................................4
2.3 LokasiUsaha.............................................................................................. 4
BAB 3.METODE PELAKSANAAN ...................................................................................... 6
3.1 Pengamatan Lingkungan ............................................................................ 6
3.2 PembuatanPlanning Usaha.........................................................................6
3.3 StategiPemasaran ........................................................................................ 6
3.4 Persiapanusaha ........................................................................................... 7
3.5 MemulaiUsaha ............................................................................................ 7
BAB 4. BIAYA DANJADWALKEGIATAN .......................................................................... 8
4.1 AaggaranBiaya ........................................................................................... 8
4.2 Jadwa.lKegiatan .......................................................................................... 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
3
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
4
RINGKASAN
Bubur bayi instan merupakan bubur olahan yang terbuat dari tepung pregelatinisasi umbi uwi
(Dioscorea alataL.) dan kedelai(Glycine max L. Merr). Umbi uwimemiliki komponen gizi
kandungan karbohidrat yang tinggiyaitu 87,6%. Sedangkan kedelai memilikikandungan protein
tinggiyaitu 36%.Kedua bahan tersebut berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan dasar alternatif
bubur bayi karena kandungan gizi tersebut dapat mendorong perbaikan gizi bayi 6-12 bulan.Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui perlakuan terbaik tepung uwi dan tepung kedelai serta
kandungan gizi bubur bayi instan. Perlakuan yang digunakanpada penelitian ini adalah
perbandinganantara tepung uwi dan tepung kedelai. Terdapat 4 variabel perlakuan F1 (60%
tepunguwi : 0% tepungkedelai), F2 (50%tepunguwi : 10% tepungkedelai), F3 (45% tepunguwi :
15% tepung kedelai) dan F4 (40% tepung uwi : 20% tepungkedelai). Perlakuan pada penelitian ini
adalah pembuatan tepung uwi, pembuatan tepung uwi pregelatinisasi, pembuatan tepung kedelai dan
membuat bubur bayi instan. Parameter pengamatan dalam penelitian ini terdiri atas pengujian kadar
air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat pangan, kadar antosianin,
daya serap, viskositas dan organoleptik metode hedonik. Data penelitian ini diolah menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan.Hasil penelitian menunjukkanbahwa
perlakuan terbaikdariujiorganoleptikyaitu dengan komposisi 60% tepung uwi:0% tepung kedelai.
Nilai nutrisi yang terkandungdalambubur bayiterpilih yaitukadar air 5,50%, kadar abu 3,48%, kadar
protein 15,37%, kadarlemak 2,57%,kadarkarbohidrat 73,02%, kadarseratpangan 2,29%,
kadarantosianin 32,82%, dayaserap 163,33%, dan viskositas32,27 cp.
Kata Kunci: Tepung Uwi, Tepung Uwi Pregelatinisasi, Tepung Kedelai, Antosianin, Bubur Bayi
Instan.
5
6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya pemenuhan
kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal
(Sulastri, 2004 dalam Pardosi, 2009). Pemberian makanan tambahan pada bayi adalah
pemberian makanan atau minuman yang mengandung zat gizi pada bayi atau anak usia 6-
12 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi setelah pemberian ASI eksklusif (Depkes RI,
2007 dalam Pardosi, 2009). Pemberian makanan tambahan pada bayi harus dilakukan
mampu menerima bermacam-macam bentuk makanan yaitu dan cair kebentuk bubur
kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek, dan akhirnya makanan
Fenomena yang terjadi di masyarakat bahwa ibu yang tidak memberikan ASI
eksklusif lebih memilih memberikan susu formula atau makanan tambahan pada bayi
usia kurang dari enam bulan. Sebagian ibu menganggap bahwa dengan memberikan
makanan tambahan pada bayi usia kurang dari enam bulan akan dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi dan bayi tidak akan merasa kelaparan lagi. Di samping itu, masih
banyak ibu yang belum mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif. Hal ini berbahaya
dilihat dari sistem pencernaan bayi belum sanggup mencerna atau menghancurkan
makanansecarasempurna(Boedihardjo,1994dalampardosi,2009).
7
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional menyatakan bahwa persentase ibu yang
memberi makanan tambahan terlalu dini kepada bayi usia 2-3 bulan sebanyak (32%) dan
bayi usia 4-5 bulan sebanyak (69%) di Indonesia (Susenas, 2002 dalam Pardosi, 2009).
World Health Organitation (WHO) 2008 mencatat jumlah ibu yang memberi makanan
tambahan pada bayi di bawah usia 2 bulan mencakup 64% total bayi yang ada, 46% pada
bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 46 bulan (Roesli, 2000 dalam Pardosi, 2009).
bayi (33,11%) sudah mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 4 bulan, bayi
(78,23%) sudah mendapat makanan tambahan saat bayi usia 4 bulan atau lebih (Depkes
Data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur menyebutkan selama tahun 2007 dari total
11,01 bayi yang diperiksa terdapat 10.071 bayi sudah diberi MP-ASI sebelum berusia 6
bulan (Anonim, 2007). Sedangkan data dinas kesehatan Banyuwangi bagian kesehatan
keluarga didapatkan data cakupan pemberian MP-ASI sebelum bayi berumur 6 bulan
terdapat 55 bayi yang berumur 6-12 bulan. 72,7% (40 bayi) sudah diberi makanan
tambahan sebelum berumur 6 bulan, sisanya 27,3 (15 bayi) diberi makanan tambahan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Manalu mengenai Pola Makan dan
Penyapihan Serta Hubungannya dengan Status Gizi Batita di Desa Palip Kecamatan
Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi Tahun 2008 dari 41 orang bayi didapatkan
2
dalam bentuk bubur, dan (7,26%) dalam bentuk nasi. Dari penelitian tersebut pemberian
makanan tambahan pada bayi usia 2 bulan (75,61%), 5-7 bulan (19,51%), dan selebihnya
3-4 bulan (4,88%). Dari penelitian tersebut juga didapatkan rata-rata pemberian makanan
tambahan pada bayi dengan frekuensi 2 kali sehari (63,41%), 3 kali sehari (26,83%), dan
satu kali sehari (9,36%). Semua bayi yang diteliti mengkonsumsi beras dan ubi sebagai
makanan tambahan bayi yang utama 1-3 kali sehari, sumber protein adalah ikan
asin(80,49%), telur dan daging 1 kali seminggu(19,51%). Semua bayi yang diteliti
kekurangan konsumsi buah untuk frekuensi 1-3 kali seminggu (100%) (Manalu, 2008
dalam Pardosi, 2009 ). Menurut data dari Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ponorogo
2013 angka bayi usia (6–12 bulan) adalah Kecamatan Sukorejo sebesar 766 anak,
kemudian Kecamatan Ngrayun ada 764 anak dan Kecamatan Jenangan ada 442, selama
bulan Agustus 2014 didesa Jimbe ada 40 bayi yang berusia 6-12 bulan. Fenomena yang
saya peroleh didesa Jimbe yaitu ada ibu yang memberikan makanan tambahan seperti
Dalam usia 6–12 bulan bayi masih menjadi konsumen pasif, artinya bayi lebih
banyak mengonsumsi makanan yang sudah kita pilihkan dari sinilah sebenarnya bayi
mulai belajar perihal pola makan. Bagaimana pola makan yang ditanamkan pada saat ini
akan menentukan kebiasaan pada bayi . Selama usia 6–12 bulan lidah bayi hanya
mengenal rasa manis dari air susu ibu sehingga makanan yang diberikan tidak begitu
dirasakan oleh bayi. Pemberian makanan pada usia 6–12 bulan sangat menentukan
padamakanandanmakananapayangharusdihindariuntukbayiusia6–12
3
bulan, maka dari itu para ibu harus mengetahui bagaimana cara memperkenalkan
Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat justru
menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi terhadap salah satu zat gizi
yang terdapat dalam makanan (Pudjiadi, 2003 dalam Murniningsih, 2008). Sedangkan
cairan dan makanan padat menjadi sarana masuknya bakteri patogen. Bayi usia dini
sangat rentan terhadap bakteri penyebab diare, terutama dilingkungan yang kurang
Banyak sekali alasan kenapa orang tua memberikan makanan tambahan 6–12 bulan.
Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau bayinya kelaparan dan akan tidur nyenyak
jika diberi makan. Kadang anak yang menangis terus di anggap sebagai anak yang tidak
kenyang padahal menangis bukan semata-mata tanda bayi lapar. Belum lagi masalah
banyak anggapan di masyarakat kita seperti oarang tua terdahulu. Alasan lainya juga bisa
Bayi bisa menjadi kebal dan dapat teridentifikasi makanan yang menyebabkan alergi
dan penyakit makanan dan perilaku ibu yang baik sebagai dibutuhkan selama proses
pengenalan makanan untuk bayi, ibu diharapkan mau dan teliti untuk mempraktekkan
ibuyang
4
mempunyai bayi 6-12 bulan tentang memberikan makanan tambahan pada bayi usia 6-12
tambahan kepada bayi 6-12 bulan dalam membantu proses mengidentifikasi apakah ada
reaksi alergi makanan terhadap bayi selain itu agar bayi bisa beradaptasi terhadap
makanan yang mengandung kadar energi yang tinggi. Dalam hal ini perilaku merupakan
dominan yang sangat penting untuk terberntuknya tindakan seseorang karena dari
pengalaman penelitian perilaku yang di dasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003 dalam Wardani,2012).
Dengan melihat dari latar belakang masalah di atas, peneliti ingin meneliti tentang
“Perilaku ibu dalam pemberian makanan tambahan pada bayi usia 6–12 bulan” di Desa
1.2 PerumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku ibu dalam pemberian makanan tambahan
pada bayi usia 6–12 bulan di Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, KabupatenPonorogo.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku ibu dalam pemberian
makanan tambahan pada bayi usia 6–12 bulan di Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan,
Kabupaten Ponorogo.
5
1.4 ManfaatPenelitian
1.4.1 ManfaatTeoritis
1. BagiIPTEK
Dapat dijadikan penelitian lebih lanjut sebagai dasar untuk lebih memantapkan perilaku
ibu dalam memberikan makanan tambahan pada bayi usia 6–12 bulan.
2. BagiInstitusi
Bagi dunia pendidikan untuk pengembangan ilmu dan teori keperawatan anak yang telah
3. BagiPeneliti
Peneliti dapat mengaplikasikan teori peneliti yang secara langsung dan mendapatkan
informasi perilaku ibu dalam memberikan makanan tambahan pada bayi usia 6–12 bulan
1.3.2 ManfaatPraktis
1. BagiIbu
Memberikan perubahan perilaku positif kepada ibu tentang bagaimana perilaku yang
dilakukan orang tua dalam memberikan makanan tambahan pada bayi usia 6–12 bulan.
2. BagiMasyarakat
3. Bagi penelitiselanjutnya
Diharapkan karya tulis ini dapat digunakan untuk peneliti selanjutnya sebagai referensi
6
1.4 KeaslianPenelitian
1. Murniningsih. 2008. Hubungan antara pemberian makanan tambahan pada usia dini
tambahan, usia dini, pelayanan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian observasi,
yaitu tinjauan ke belakang. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sine Kota Sragen, dan
waktu penelitian bulan April sampai Mei 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-
ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang berjumlah kurang lebih 48 orang.
Pengambilan sampel dari Penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Perhitungan
besar sampel apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan jika lebih
besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 1998). Dalam penelitian
ini sampel yang diambil adalah 48 karena jumlah populasi kurang dari100.
2. Pardosi, Renata. 2009. Perilaku Ibu Dalam Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi
Usia Kurang dari Enam Bulan. Variabel yand diteliti perilaku, ibu, makanan tambahan,
bayi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif
untukmengidentifikasi
7
dalam pemberian makanan tambahan pada bayi usia kurang dari enam bulan.Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki bayi usia kurang dari enam bulan dan talah memberikan
makanan tambahan pada bayinya daerah penelitian berada diwilayah kelurahan Mangga Perumnas
Simalingkar Medan dengan jumlah populasi ada 46 orang ibu. Waktu penelitian bulan Mei sampai
Juli 2009. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
menunjukkan bahwa jenis makanan tambahan yang diberikan ibu adalah susu formula(93,5%) dan
nasi tim (23,9%). Jumlah msakanan tambahan yang diberikan ibu kurang dari 5 sendok makan adalah
nasi tim(19,5%) dan biskuit (10,8%), serta susu formula lebih dari 300cc (36,9%). Waktu pemberian
susu formula dan air putih (100%) diberikan pada pagi, siang, dan sore hari, serta (935,%) pada
selingan pagi dan selingan siang. Ibu memberikan nasi tim pada pagi (15,2%), siang(10,8%), dan sore
(13%). Frekunsi makanan tambahan yang diberikan ibu adalah susu formula(76,1%) dan air
putih(84,6%) setiap hari, makanan pokok (23,9%) nasi tim(19,5%) dan sayur hijau (13%) setiap hari,
serta pisang (6,5%) 1-2 kali seminggu. Alasan ibu memberikan makanan tambahan agar bayi sehat
(89,1%), dan resiko setelah pemberian makanan tambahan pada bayi sering susah buang air
besar(BAB)(26,1%).
8
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 IdeProduk
Saat ini anakdi indonesia sudah terbiasa dengan sajian makanan yang beraneka ragam.
Diantara sekian banyak jenis makanan, ikan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Ikan
bandeng terkenal akan kandungan DHA-nya yang tinggi. Selain itu, ikan bandeng juga
mengandungiodine,protein,selenium,omega3,berbagaivitaminsepertivitaminA,vitamin D,
serta vitaminB12.
Vitamin A diperlukan bagi kesehatan mata. Vitamin D membantu tubuh dalam menyerap
fosfat dan kalsium, sementara vitamin B12 membantu produksi sel-sel darah merah yang
dapat mencegah anemia.
Seluruh kandungan nutrisi tersebut dapat membantu menjaga kesehatan anak,
meningkatkan kecerdasan anak, dan menjaga kesehatan jantung anak. Anak yang rutin
mengonsumsi paling tidak 2-3 porsi olahan ikan bandeng setiap minggu lebih sanggup
berkonsentrasi dibanding anak yang tidak mengonsumsi ikan bandeng.
9
2.3 KapasitasProduk
Produksi andalan dari hasil olahan ikan yang berupa “Bubur ikan bandeng” adalah produk
dengan kuantitas skala kecil terlebih dahulu dan membaca keinginan pasar serta
mengembangkan kualitas produk sesuai dengan permintaan pasar. Porsi dari makanan ini adalah
porsi sedang karena makanan-makanan yang disajikan merupakan makanan instan. Maka dari
itu, pada awal produksi membuat bubur instan 50 buah.
10
Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan
agen untuk memasarkan produk khususnya di kampus, sekolah dan instansi pemerintahan.
Tujuan dilakukannya distribusi adalah agar mereka mengerti manfaat gizi dari hidangan seafood.
Publikasi produk untuk promosi dapat dilakukan di puskesmas dan sekitarnya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1. Alat dan bahan
a. Alat
1) Oven
2) Baskom
3) Sendok
4) Pisau
5) Komporgas
6) Panci
7) Meja dankursi
8) Sapu dan alatpel
9) Tabung gasLPG
10) Peniris
11) Talenan
1. Metode
Tahapan pembuatan :
a. Proses penghalusanikan
Sebelum dicampurkan ke dalam bubur ikan terlebih dahulu dibuat menjadi
bubuk. Cara Pembuatannya yaitu:
1) Bersihkan ikan dan keluarkan isi semuakotorannya.
11
1) Campurkan ikan yang sudah menjadi bubuk ke dalam buburinstan.
2) Kocok di dalam wadah tertentu sampai kedua bahantercampur.
3) Masukan bumbu dan bahanpelengkap.
4) Kemas buburinstan.
A. BIAYA
1. Investasi Alat Rp 2.500.000
2. Investasi Bahan Rp 1.000.000
3.Pemasaran Rp 1.000.000
4. Air dan Listrik Rp 200.000
5. Lain-Lain Rp 500.000
+Total Rp
5.200.000
Jadi, modal yang kami butuhkan selama empat bulan adalah sebesar 5.200.000.
B. AnalisaUsaha
BII (Bubur Ikan Instan) merukapan produk home industri. Hasil dari produk ini
berbentuk saset. Keunggulan dari produk ini adalah hasil olehan ikan yang sudah
tidak berbau amis sehingga anak suka untuk mengkonsumsinya.
Sistem penjualan produk ini dengan cara mengadakan suatu penyuluhan ibu-
ibu akan pentingnya mengkonsumsi ikan bagi anak. Selain itu produk ini akan di
pasarkan di online dan pusat kesehatan masyarakat yang telah teruji oleh badan
pusat olah makanan. Harga produk yang terjangkau ini nantinya tidak hanya untuk
kalangan menengah keatas akan tetapi juga bisa untuk masyarakat menengah
kebawah.
12
1. Mesin penggilingdaging
2. Mesin pres & vacumplastic
3. Timbangan
4. Pancipresto
Bahan
1.Sereal bubur siappakai
2.Ikan bandengsegar
3.Jeruk nipis
4.Saus kecap & sambalsaset
5.Bumbu penyedap siappakai
6.Sayurankering
13
IX. JADWAL KEGIATAN
14
3. Total kebutuhan modal
5. Proyeksi Keuntungan
X. LAMPIRAN
A. Ketua
B. Anggota :
C. Anggota :
3. LAIN-LAIN
15
2
16
Biodata Anggota Pelaksana
A. Identilas Diri
1 Nama Lengkap Tasya Despitriana
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kebidanan
4 NIM 1901007
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandar Lampung, 04-12-2000
6 E-mail tasyadesfitriana04@gmail.com
B. RiwayatPendidikan
SD SMA
SMP
Nama Instuti
SMA al-Azhar 3
SDN 1 Surabaya SMP Al-Azhar 3
17
Biodata Anggota Pelaksana
A.Identilas Diri
18
19
Biodata Anggota Pelaksana
A. Identilas Diri
1 Nama Lengkap Intan Maulida
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kebidanan
4 NIM 1901030
B. RiwayatPendidikan
SD SMP SMA
Nama Instuti SDN 1 SMPN 1 Leuwidamar
SMAN 1
Lebak
Rangkasbitung
Parahiang
20
21
Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Novrita Tri Yulvia S.ST M.Keb
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan
4 NIDN 0419118204
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail novritatriyulvia@gmail.com
7 Nomor Telpon/HP 08
B. RiwayatPendidikan
SD SMP SMA
Nama Instuti - - -
- - -
Tahun - - -
22
23
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1.Peralatan Penunjang
24
2. Bahan Habis Pakai
25
3.Lain-lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Total Keterang
pemakaian satuan Harga an
(RP) (RP)
Lifleat+brosur Promosi 150.000,- 150.000,-
SUB TOTAL 150.000,-
Total keseluruhan 12.305.000,-
26
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian
Tugas
Pembagian Tugas
No Nama Deskripsi Tugas Uraian tugas
1 Tasya Despitriana • Survey kebutuhan
pasar, lokasijualan.
• Membuat proposal
pengajuan dengan
rincian biaya yang akan Ketua Pelaksana
dikeluarkan dan strategi
pemasarannya.
• Analisausaha
2 Noviyanti • Survey tempat sekaligus
menyiapkan desain
tempat yang akan
digunakan untukusaha. Anggota Pelaksana
• Membuat desain untuk 1
promosiusaha
• Memasarkanproduk
3 Intan Maulida • Menyediakan alat serta
bahanbaku. Anggota Pelaksana
2
27
POLTEKKES AISYIYAH BANTEN
SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA
28
29