0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas sifat fisika dan kimia dari asam karboksilat dan alkohol. Asam karboksilat memiliki titik didih yang lebih tinggi dan larutan dalam air yang lebih besar dibandingkan senyawa organik lain dengan berat molekul yang sama. Asam karboksilat bereaksi dengan basa untuk menghasilkan garam dan air, serta dapat dioksidasi untuk menghasilkan alkana. Alkohol dapat dioksidasi
Dokumen tersebut membahas sifat fisika dan kimia dari asam karboksilat dan alkohol. Asam karboksilat memiliki titik didih yang lebih tinggi dan larutan dalam air yang lebih besar dibandingkan senyawa organik lain dengan berat molekul yang sama. Asam karboksilat bereaksi dengan basa untuk menghasilkan garam dan air, serta dapat dioksidasi untuk menghasilkan alkana. Alkohol dapat dioksidasi
Dokumen tersebut membahas sifat fisika dan kimia dari asam karboksilat dan alkohol. Asam karboksilat memiliki titik didih yang lebih tinggi dan larutan dalam air yang lebih besar dibandingkan senyawa organik lain dengan berat molekul yang sama. Asam karboksilat bereaksi dengan basa untuk menghasilkan garam dan air, serta dapat dioksidasi untuk menghasilkan alkana. Alkohol dapat dioksidasi
Sifat fisika dari asam karboksilat diantaranya adalah Asam karboksilat
mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding. Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding. Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul. Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air (Belinda, 2011). Sifat kimia dari asam karboksilat adalah bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air. Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan alkohol primer. Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida asam, hidrogen klorida dan gas belerang dioksida. Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan. Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air. Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana. Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosfor membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halida (Belinda, 2011). Sifat fisik alkohol diantaranya adalah monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4 ) berupa cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan. Kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang. Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya. Alkohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang tidak berwarna. Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan panas dalam mulut (Malasari dkk, 2019). Sifat kimia alkohol diantaranya adalah oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air. Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air. Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran asam karboksilat, keton, karbondiokaida dan air. Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida. Hasil samping berupa gas hidrogen. Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkil halida dan air. Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan. Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air (Malasari dkk., 2019). Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan dalam tiga cara yaitu reaksi hidrolisis, reaksi oksidasi, reaksi Grignard. Reaksi hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol, namun bila reaksi hidrolisis dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam karboksilat dan alkohol. Hidrolisis ester dengan basa disebut reaksi penyabunan (Saponifikasi). Oksidasi alkohol primer dengan katalis kalium permanganat (KMnO4) atau K2Cr2O7 akan menghasilkan asam karboksilat. Pada sintesis asam karboksilat dengan menggunakan pereaksi Grignard, gas CO2 dialirkan kedalam larutan eter berisi pereaksi Grignard dan es kering (CO2 padat) yang sekaligus berfungsi sebagai pendingin reaksi. Karbonasi pereaksi Grignard dalam eter, kemudian dihidrolisis akan menghasilkan asam karboksilat (Yuliyanto, 2018). Pada percobaan ini dilakukan tes keasaman beberapa senyawa asam karboksilat dan senyawa alkohol. Hasilnya pada senyawa asam karboksilat diantaranya adalah asam trikloro asetat pH-nya sebesar 1, asam asetat pH-nya sebesar 0, asam salisilat pH-nya sebesar 1 dan asam benzoat pH-nya sebesar 2. Sedangkan senyawa alkohol adalah fenol pH-nya sebesar 4 dan etanol pH-nya sebesar 6. Ini artinya senyawa-senyawa asam karboksilat lebih bersifat asam dan senyawa alkohol lebih bersifat basa atau alkali. Pada reaksi kesetimbangan alkohol, ion alkoksida hanya mempunyai satu bentuk struktur, yaitu R-O-. Sedangkan pada asam karboksilat, ion karboksilat berada pada dua bentuk resonansi I dan resonansi II. Ini berarti ion karboksilat distabilkan oleh adanya resonansi. Resonansi ini memudahkan melepaskan ion hidrogen sehingga keasaman dari asam karboksilat lebih besar daripada alkohol. (Yuliyanto, 2018). Pada tes kelarutan yang menggunakan pelarut NaOH dan HCl. NaOH bersifat basa, penambahan NaOH terlebih dahulu dikarenakan asam karboksilat lebih mudah terlarut dalam basa dan sukar terlarut dalam asam. Ketika terbentuk RCOONa dan air, lalu ditambahkan dengan HCl. Setelah itu didapatkan hasil RCOOH dan garam NaCl. Pada asam benzoat ketika di tambahkah NaOH asam benzoat larut dan tidak terjadi perubahan warna. Ketika ditambah HCl tidak terjadi perubahan warna. Pada asam salisilat ketika ditambahkan NaOH asam salisilat larut dan tidak terjadi perubahan warna. Ketika ditambahkan HCl terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna kuning seperti minyak. Pada fenol ketika ditambah NaOH fenol larut dan terjadi perubahan warna menjadi ungu yang lebih pekat. Ketika ditambahkan HCl terjadi perubahan warna menjadi ungu muda.