Acc 35.b.anc-Yessi
Acc 35.b.anc-Yessi
Disusun Oleh:
YESSI
(NIM : 2019.C.11a.1071)
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul
“Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Di Blud UPT Puskesmas pahandut
”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK II ).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKES
Eka Harap Palangka Raya.
3. Rimba Aprianti S.Kep, Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini dan selaku penanggung jawab mata kuliah Praktik Praklinik
Keperawatan II.
4. Hesti Warastuti Luwarnsih.,S.Kep., Ners selaku pembimbing Lahan yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang
diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
YESSI
DAFTAR ISI
SAMPUL .........................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................
1.1. Konsep Dasar Penyakit .......................................................................
1.1.1. Definisi ..................................................................................................
1.1.2. Anatomi Fisiologi ..................................................................................
1.1.3. Etiologi..................................................................................................
1.1.4. Klasifikasi .............................................................................................
1.1.5. Patofisiologi ..........................................................................................
1.1.6. Manifestasi ............................................................................................
1.1.7. Komplikasi ............................................................................................
1.1.8. Pemeriksaan Penunjang .........................................................................
1.1.9. Penatalaksanaan Medis ..........................................................................
1.2. Penatalaksanaan Pelayanan Antenatal ...............................................
1.2.1. Pengertian ANC.....................................................................................
1.2.2. Tujuan ANC ..........................................................................................
1.2.3. Pelayanan ANC .....................................................................................
1.2.4. Menghitung HTP ...................................................................................
1.2.5. Jadwal Kunjungan ANC ........................................................................
1.2.6. Pemeriksaan Obstetrik ...........................................................................
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN ..............................................................
2.1. Pengkajian ............................................................................................
2.2. Analisis data .........................................................................................
2.3. Proritas masalah....................................................................................
2.4. Rencana keperawatan ...........................................................................
2.5 Implementasi keperawatan .....................................................................
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................
3.1 Kesimpulan ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1. Definisi
Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan
antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi
(Sulistyawati, 2012: 35).
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang
sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses
persalinan (Maryunani, 2010: 294).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum serta
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi lahir,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional (Kumalasari, 2015: 1).
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) adalah sekitar
280 sampai 300 hari. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan pertama (0 sampai 12
minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), dan triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu)
(Manuaba,dkk, 2010: 1).
Sementara itu fase sekresi endometrium makin gembur dan semakin banyak
mengandung glikogen yang disebut desidua. Proses masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi (blastula) kedalam endometrium/desidua. Nidasi terjadi hari ke 6-7 setelah
konsepsi (Manuaba, 2010: 78).
a) Trimester I
Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan
untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas
psiklogis pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan
kehamilannya. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara
terbuka dengan suami.
Banyak wanita merasa butuh dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai
namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengaruhi kelelahan, rasa mual,
pembesaran payudara, keprihatinan, kekhawatiran. Semua ini bagian normal dari
proses kehamilan pada trimester pertama (Sulistyawati, 2011:50).
b) Trimester II
Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu
merasa sehat. Ini disebabkan selama trimester ini umumnya wanita sudah merasa
baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi
serta pikirannya secara konstruktif (Maryunani, 2011: 259).
c.Trimester III
Trimester ketiga ini sering disebut sebagai periode penantian. Periode ini wanita
menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera
melihat bayinya. Trimester tiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. Sejumlah
ketakutan terlihat selama trimester ketiga. Wanita mungkin khawatir terhadap hidupnya dan
bayinya, dia tidak akan mengetahui kapan dia akan melahirkan (Kumalasari, 2015:)
1.1.3 Etiologi
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus
yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom
radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang
dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
d. Nidas
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan dibagi menjadi
3 triwulan :
1) Triwulan I antara 0-12 minggu.
2) Triwulan II antara 12-28 minggu.
3) Triwulan III antara 28-40 minggu.
1.1.4 Klasifikasi
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari. Umur
kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung mulai dari hari
pertama haid terakhir (HPHT).
a. Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan:
b. Kehamilan prematur : usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu
c. Kehamilan aterm : kehamilan antara 37 dan 42 minggu
d. Kehamilan posterm : kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42 minggu.
e. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:
1) Kehamilan trimester I : antara 0 sampai 12 minggu.
2) Kehamilan trimester II : antara 12 sampai 28 minggu.
3) Kehamilan trimester III :antara 28 sampai 42 minggu.
(Wiknjosastro, 2009)
1.1.5 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-
laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan).
Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan
membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air
mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar
100 juta hingga 120 juta buah sel sperma.
Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin
istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk
mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati,
Yuni, dkk.2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih
cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari
vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel
yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan
zigot (sel telur yang telah dibuahi).
Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain
terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan,
hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel
telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur
yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel
telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma
1.1.6. Manisfestasi
1) Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi hari pada
bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness
2) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
3) Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon steroid
4) Sering kencing
5) Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila berada ditempat
ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah kehamilan 18
minggu.Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
1.1.7. Komplikasi
b. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan
dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik. Macam–macam
perdarahan pervaginam yaitu:
a. Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
Macam-macamabortusyaitu:
1) Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uetrus dan tanpa
adanya dilatasi serviks
2) Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi
masih dalam uterus. Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan bertambah
3) Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam serviks. Pada
pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
4) Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai mengecil.
5) Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada
dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan
obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan,
kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan
uterotonika dan antibiotika.
2. Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan ditemukan
jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu
berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran
bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
a) Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual dan
muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun, ketika
hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan. Hiperemesis
gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan kehamilan
(preeklamsia). Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas
dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani perawatan
medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
b) Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau radang
gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar hormon
progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih
sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan juga
akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat suplai darah yang lebih banyak.
c) Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering
lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila
menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan kabur
dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.
d) Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada janin.
Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-larut.
a) Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga.
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila ini terjadi,
ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang terjadi secara
perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung
shock dan lemas.
b) Sakit Kepala Hebat
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi
karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya, sakit kepala tersebut
hilang dengan sendirinya setelah beristirahat. Namun, ada kelainan yang dapat terjadi
pada ibu hamil di trimeseter ketiga, berupa sakit kepala yang sangat hebat. Rasa sakit
ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat. Gejala ini adalah tanda
preeklamsia.
c) Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa
terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak hilang
setelah beristirahat. Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut edema,
adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh. Pembengkakan pada
wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang menunjukkan tanda-tanda serius
bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal jantung atau anemia.
d) Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam. Pecahnya
ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan, kaki,
atau plasenta. Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila mengalami
kejadian ini, harus segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan ketuban sangat
penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum waktunya, disebabkan
karena berbagai hal. Pertama, karena selaput ketuban kurang kuat. Kedua, adanya
infeksi dari mulut rahim atau vagina. (Marjati dkk, 2010 ; 100 - 106).
Pemeriksaan darah lengkap merupakan salah satu jenis tes darah yang rutin dilakukan
dokter ketika melakukan pemeriksaan kehamilan. Tujuannya adalah untuk mendeteksi
kelainan yang mungkin dialami ibu hamil atau janin.
Selain pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan yang juga dilakukan dalam tes darah adalah:
Diafragma terdorong Hemokonsentrasi Perubahan Fisiologis Uterus semakin Peningkatan estrogen Kurangnya asupan
keatas (darah ibu di bagi membesar kalsium & fospor
untuk ibu dan
plasenta)
Distensi paru-paru Sistem kardio vascular Penekanan saluran Tonus otot menurun Kram otot
kemih (ureter)
Hb/ Pseudoanemia
Dispnea (sesak napas)
Sakit kepala Gangguan eliminasi Mual/muntah Intoleransi aktivitas
urine
atau
3) Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2010), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan
berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
2) Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
3) Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
4) Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
5) Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan Kunjungan pertama, mementukan
diagnosis ada tidaknya kehamilan dan kunjungan kedua, menentukan usia
kehamilan dan perkiraan persalinan. Menentukan usia kehamilan dilakukan
manuver Leopold:
1. Leopold I:
4. Leopold IV
b. Eliminasi
f. Integritas Sosial
g. sampai disfungsional.
h. Pemeriksaan Diagnostik :
1. DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
2. Golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas.
3. Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
4. Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
5. Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil vagina,
lesi, rabas abnormal.
6. Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
7. diabetes penyakit ginjal)
Terserum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif Titer rubella
> a : a O menunjukkan imunitas Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8
minggu Skin glukosa serum/1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Defisit nutrisi b.dkurangnya Setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen Nutrisi (SIKI I.03119
asupan makanan, ketidakmampuan selama waktu tertentu diharapkan status
mencerna makanan, peningkatan nutrisimembaik Hal. 200) Observasi :
kebutuhan metabolisme. Kriteria hasil : SLKI (L.03030Hal. 121)
1. Identifikasi status nutrisi
1. Verbalisasi keinginanuntuk
2. Identifikasi makanan yang disukai
meningkatkan nutrisimeningkat
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
2. Pengetahuan tentang pilihan makanan
4. Monitor asupan makanan
yang sehat meningkat
Terapeutik :
3. Sikap terhadap makanan dan
minuman sesuai dengan tujuan 1. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
kesehatan meningkat 2. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
4. Nafsu makan membaik
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi :
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
2.1 PENGKAJIAN
Penkajian pasien Ny.M dilakukan pada tanggal/hari rabu 28 april 2021 di puskesmas pahandut
dengan diagnose medis G4 P3 A0.
Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
Keterangan :
Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi saluran perkemahan,
perdarahan, premature, dll
Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi tidak ada masalah perdarahan,
kejang-kejang, dll
Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal dalam
kandungan, meninggal setelah lahir, dll
Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian :-
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe : tidak ada masalah
Keluhan waktu hamil : pusing dan mual
Gerakan anak pertama di rasakan : -
Imunisasi : -
Penambahan BB selama hamil : 3 kg
Pemeriksaan kehamilan : teratur
Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : puskesmas pahandut
BB 60 kg
Kesadaran normal
Simetris lonjong
d. Mulut Mukosa mulut & bibir
Keluhan tidak ada masalah
Keadaan gigi bersih
Keadaan/kebersihan bersih
Palpitasi normal
j. Payudara berisi
k. Abdomen TFU : Dua jari di bawah pusat PX TFU 28
cm PU-Ka,pre skep V
- Distantia spinarum
- Distantia cristaru
- Conjugata externa
- Lingkar panggul
Ukuran panggul dalam :
- Promonotorium
- Linea inominata
- Dinding samping
- Spina Ischiadika
- Sacrum
- CV CD
…………………………………….………………….
ANALISIS DATA
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
EGC.
Chayatin, W. I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta : Kedokteran EGC.
Nuha Medika.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisidan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
III. Materi
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
VI. Pengorganisasian
Moderator : Mengarahkan jalannya acara
Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif
dalam diskusi
Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya
penyuluhan
PENDAHULUAN
Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada keadaan dan
kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin.
Jika ibu sehat dan didalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan
organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam
kandungan akan berjalan baik.
Dalam kehamilan, plasenta akan befungsi sebagai alat respiratorik, metabolik, nutrisi,
endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari tubuh ibu ke tubuh janin
atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di atas terganggu, maka janin
seperti “tercekik”, dan pertumbuhannya akan terganggu.
Demikian juga bila ditemukan kelainan pertumbuhan janin baik berupa kelainan
bawaan ataupun - kelainan karena pengaruh lingkungan, maka pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan dapat mengalami gangguan.
Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang dilalui
dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan dengan
risiko tinggi, wanita dengan kehamilan risiko tinggi, mereka harus mempersiapkan diri
dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan
risiko tinggi ini.
I. DEFINISI
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko yang dapat
mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa ibu dan janin
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupunterhadap janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan
kehamilan persalinan dan nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu
mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).
1. Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.
3. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.
4. Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.
5. Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
6. Melahirkan denan pertolongan tenaga kesehatan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
III. Materi
IV. Metode
4. Ceramah
5. Diskusi
6. Tanya jawab
V. Media
2. Leaflet
VI. Pengorganisasian
Moderator : Mengarahkan jalannya acara
Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif
dalam diskusi
Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya
penyuluhan
PENDAHULUAN
Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada keadaan dan
kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin.
Jika ibu sehat dan didalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan
organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam
kandungan akan berjalan baik.
Dalam kehamilan, plasenta akan befungsi sebagai alat respiratorik, metabolik, nutrisi,
endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari tubuh ibu ke tubuh janin
atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di atas terganggu, maka janin
seperti “tercekik”, dan pertumbuhannya akan terganggu.
Demikian juga bila ditemukan kelainan pertumbuhan janin baik berupa kelainan
bawaan ataupun - kelainan karena pengaruh lingkungan, maka pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan dapat mengalami gangguan.
Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang dilalui
dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan dengan
risiko tinggi, wanita dengan kehamilan risiko tinggi, mereka harus mempersiapkan diri
dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan
risiko tinggi ini.
II. DEFINISI
Kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor risiko yang dapat
mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa ibu dan janin
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupunterhadap janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan
kehamilan persalinan dan nifas normal.
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu
belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu
mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).
7. Usia hamil tidak kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
8. Rencanakan jumlah anak 2 orang saja.
9. Hindari jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh.
10. Memeriksa kehamilan secara teratur kepada tenaga kesehatan.
11. Menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
12. Melahirkan denan pertolongan tenaga kesehatan.
ADAKAH APA SAJA TANDA
ANDA TERMASUK BAHAYA KEHAMILAN ??
IBU HAMIL YANG Perdarahan
BERESIKO TINGGI ?? - Pada hamil muda menyebabkan
Kehamilan dg berbagai keguguran
1. Usia ibu saat hamil terlalu
factor resiko yang akan - Pada hamil tua membahayakan
muda (<20 tahun) atau
menyebabkan terjadinya keselamatan bayi
terlalu tua (>35 tahun)
bahaya dan komunikasi Bengkak di kaki,tangan,atau wajah
2. Anak lebih dari empat (
hingga terlalu banyak anak/terlalu disertai sakit kepala dan kejang
bersalin/mengancam jiwa sering melahirkan - Bengkak/sakit kepala ibu hamil
ibu dan janin 3. Jarak persalinan terakhir bila membahayakan keselamatan
dan kehamilan sekarang ibu dan bayi dalam kandungan
kurang dari dua tahun ( Demam / panas tinggi
terlalu dekat jarak - Merupakan tanda/gejala adanya
Bahaya apa saja yang dapat kehamilan) atau lebih dari infeksi selama kehamilan
ditimbulkan akibat ibu hamil 10 tahun ( terlalu lama) Keluar air ketuban sebelum
dengan resiko tinggi ?? 4. Tinggi badan kirang 145 waktunya
cm
- Merupakan tanda adanya
5. Ibu yang terlalu kurus (
gangguan pada kehamilan dan
- Bayi lahir belum cukup bulan( berat badan kurang dari
33kg/linkar lengan atas dapat membahayakan bayi
premature)
- Bayi lahir dengan berat lahir rendah kurang dari 23,5cm) dalam kandungan
(BBLR) ataupun terlalu gemuk ( Bayi dalam kangungan
obesitas ) Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
- Keguguran ( abortus) gerakanya berkurang atau tidak
- Persalinan tidak lancer/macet 6. Bentuk panggul ibu yang
bergerak
tidak normal ( terlalui
- Janin mati dalam kandungan dll. - Keadaan ini merupakan tanda
sempit ).
bahaya pada janin
Apakah Kehamilan Resiko Tinggi Dapat
Dicegah ?
Atur kehamilan ( usia hamil jumlah
Keluhanan resiko tinggi dapat dicegah bila anak,jarak kehamilan)
gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga
dapat dilakukan tindakan antisipasi dan Periksakan kehamilan
perbaikan. secara rutin/berkala di
petugas kesehatan
Bagaimana pencegahan resiko tinggi dapat
dilakukan?
- Dengan memberikan kehamilan
sendiri mungkin dan teratur ke
posyandu/poskesmas/rumah Perawatan dini selama
sakit,paling sedikit 4 kali masa
hamil:nutrisi( makan DISUSUN OLEH :
kehamilan YESSI
- Dengan mendapatkan imunisasi TT bergizi),perawatan
manimal 2x payudara,kebersihan
- Bila ditemukan kelian resiko tinggi
diri,batasi aktivitas
pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif di petugas kesehatan. berlebih
- Makan makanan yang bergizi yaitu
memenuhib 4 sehat 5 sempurna
Hindari alcohol,rokok
Apakah yang dapat dilakukan seseorang ibu dan obat-obatan diluar
untuk menghindari bahaya kehamilan resiko
anjurkan petugas
tinggi??
kesehatan
Yayasan eka harap palangkaraya
Mengenal tanda-tanda kehamilan resiko Pastikan kehamilan terpantau petugas
tinggi.menunda kehamilan pertama agar tidak Sekolah tinggi ilmu kesehatan
kurang dari 20 tahun atau menghindari terjadinya
Dokter/bidan agar ibu dan bayi
Prodi serjana keperawatan
kehamilan lagi jika usia ibu sudah lebih 35 tahun. Selamat dan sehat
Tahun akademik 2021/2021
Merencanakan jumlah anak,agar tidak terlalu
banyak menghindari jarak kehamilan terlalu dekat.