Anda di halaman 1dari 11

J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 16, No.

l, Maret 2009: 12-22

KONTRIBUSI HUTAN LINDUNG TERHADAP PENDAPATAN


MASYARAKAT DESA DI SEKITARNYA: STUDI KASUS DI DESA AIR
LANANG BENGKULU
(Contribution of Protected Forest on Income People in The Village
Surrouttdings: Case Study in Air Lanang, Bengkulu, Sumatera, Indonesia)

Gunggung Senoaji
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Email : senoaji lzl l@ gmai l.com

Diterirna: 5 Januari 2009 Disetujui: 2 Februari 2009

Abstrak
Flutan lindung merupakan kawasan hutan yang fungsi pokoknya sebagai perlindungan
lingkungan. Kenyataannya banyak hutan lindung yang diolah masyarakat meniadi kebun dan
rnenjadi salah satu sumber pendapatannya. Upaya pemerintah mengeluarkan masyarakat dari
kawasan ini berarti akan mengurangi pendapatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya pendapatan masyarakat yang diperoleh dari hutan lindung. Penelitian ini dilakukan di Desa
Air Lanang, Bengkulu. Metode dasar yang digunakan adalah metode survey dengan teknik PRA.
Data dan intbrmasi yang dikumpulkan, dianalisis dengan analisis dekriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa jumlah penduduk desa adalah 1.460 jiwa (285 KK). 96
7c pekerjaannya sebagai petani, 60 Vo tingkat pendidikannya lulusan sekolah dasar. Tanaman kopi
merupakan tanaman utama dan menjadikan prestise bagi pemiliknya. Luas lahan mereka sekitar 2,5
hektar di lahan milik dan kawasan hutan. Kontribusi pendapatan masyarakat dari kawasan hutan
lindung ini sebesar 52,5 Vo dmi total pendapatan. Ini berarti bahwa mengeluarkan masyarakat dari
aktifitasnya di hutan lindung akan mengurangi pendapatannya sebesar 52,5 Vo.

Kota kunci: Pendapeten, kontribusi, hutan lindung, masyarakat

Abstract

Protected forest is a forest area as tlte ntain function of envirortnrcntal protectiotr. In fact manv of
the protected forest to be used to gorden by people and beconte a source of income. Efforls of tlte
g,ovenunent to rentove as the people from this area v'ill reduce tlrcir income. Tltis stuclv aims to
clelennirte tlrc amourt of irtcorne eanted front tlte protectecl forest. Re.searclt wo.e corrducted in tlrc
Desa Air Inttattg, Bertgkulu. Tlrc researclt u,sed de.scriptit'e metlncl v'ith quantitrttiye and
qualitative approac'lt. Data n'a,s c'ollected u.sitt,q partic'ipcttion-ob.sert'utiort cttrcl opened-tleepen
inten'iex'. Tlrc re.sult .sltov'.\ tltut tlte populutiott of'the villuge is 146() people (285 lhnilies), 96'/,
xork u.s t'hnners,6()'/, level ol etlucrttiott of'pritnan .sr.lutol ,qratluatcs. CofJr:e plunts ure tlrc tnuin
('rops antl the presti,(e rf the owner. Tlteir area o.f ahout 2.5 lrct'tare.s o.f propertv lund antl frtre.rt
orcd. Contrihutiort of people irtcome from tlte protectetl forest area is 52.57a of total revenues. This
meons tlrut tlrc i.s.sue o.f'cortttrtuttity actit,ities irt protectedJbrests t+,ill r.educe the irtcomes of52.57,",

K e vu'rt rd.s : irt<' tnn e, t lrc c on t ri b ut i ott. p rot ect ed fo re st s, peo pl e


Maret 2009 SENOAJI, G.: KONTRIBUSI HUTAN LINDUNG l3

PENGANTAR Hutan produksi adalah kawasan hutan yang


fungsi pokoknya memproduksi hasil hutan
Hutan merupakan surnberdaya alam (Pemerintah Republik lndonesia, 1999).
yang mempunyai peranan penting bagi Penetapan suatu kawasan rnenjadi
kehidupan manusia karena mampu kawasan hutan lindung didasarkan pada
menghasilkan barang dan jasa serta dapat kriteria alamiah mencakup jenis tanah.
menciptakan kesetabilan lingkungan topografi, intensitas curah hujan, dan
(Steinlin, H. 1988). Sejalan dengan waktu, ketinggian tempat dari permukaan laut.
hutan yang semula dianggap tidak akan Dengan kondisi alamiah sesuai kriteria
habis berangsur-angsur mulai berkurang. kawasan hutan lindung, diharapkan
Banyak lahan hutan digunakan untuk wilayah tersebut dapat memberikan
kepentingan lain, seperti pertanian, perlindungan terhadap tanah dan tata air
perkebunan, pemukiman, industri dan dan sebagai sistem penyangga kehidupan
penggunaan lainnya. Permasalahan masyarakat, dan dapat menjaga kesuburan
konversi hutan ini berakar dari tanah. Oleh karena itu di dalam kawasan
pertambahan penduduk yang terus hutan lindung dilarang melakukan kegiatan
meningkat. Pertambahan penduduk yang dapat merubah fungsi lindungnya.
menuntut tercukupinya kebutuhan pangan, seperti menebang pohon, membuka kebun,
kebutuhan kayu bakar, kebutuhan kayu membakar lahan, mendirikan bangunan,
pertukangan, dan tempat pemukiman. Di berburu, dan lain sebagainya.
lain pihak lahan pertanian sebagai Namun kenyataannya, sudah cukup
penghasil pangan luasannya terbatas, banyak kawasan hutan lindung yang telah
sehingga alternatif utama untuk pemenuhan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
kebutuhan pangan adalah mengkonversi kepentingan lain di luar fungsi
lahan hutan menjadi lahan pertanian. perlindungan. Hasil analisis citra land sat
Selain itu, lahan hutan umumnya memiliki liputan September 2005, pada kawasan
tingkat kesuburan tanah yang tinggi Hutan Lindung Bukit Daun di Kabupaten
(Simon, 2003). Rejang Lebong dari 5.131 hektar kawasan
Tekanan yang terus menerus terhadap hutan yang masih berhutan hanya sekitar
kawaan hutan membuat pemerintah 1.940,22 hektar (37,8 7o) sisanya sekitar
khawatir terhadap kondisi hutan yang ada. 3.190,18 hektar (62,17 7o) telah berubah
Di Pulau Jawa, gejala ini mulai terasa pada menjadi kebun, ladang, pemukiman. sawah
decade tahun enampuluhan (Simon, 2001). dan peruntukan lain di luar fungsi hutan.
Akhirnya pada tahun 1967 pemerintah Kegiatan masyarakat desa dalam
mengelompokkan hutan di Indonesia memanfaatkan hutan lindung adalah
menjadi hutan lindung. hutan konservasi, membuka ladang (berkebun), menebang
dan hutan produksi; yang masing-masing pohon untuk kayu pertukangan yang
mempunyai fungsi utama. Hutan lindung umumnya dipakai sendiri. dan mengambil
adalah kawasan hutan yang mempunyai kayu bakar (Senoaji, 2OO7). Daya dukung
tungsi utama sebagai sistem penyangga lingkungan di desanya relatif rendah dan
kehidupan untuk mengatur tata air. telah mengancam kelestarian lrutan lindung
mencegah barrjir, mengendalikan erosi, (Senoaji,200l).
mencegalt intrusi air laut, dan memelihara Pemerintah berupaya agar tungsi hutan
kesuburan tanah. Hutan konservasi adalah lindung dapat optomal. salah satunya
kawasan hutan yang mempunyai fungsi adalalr dengan rnelakukan pengusiran bagi
pokok untuk pengawetan keanekaragaman para pernbuka kebun di hutan lirrdung.
turtrhuhan dan satwa sefta ekosistemnya. Mengeluarkan mereka dari hutan lindung
t4 J. NanNUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 16. No.l

berarti akan mengurangi sumber Dalam penelitian ini, dibatasi bahwa


pendapatannya. Penelitian ini bertujuan pendapatan masyarakat adalah besarnya
untuk rnengetahui besarnya pendapatan penerimaan yang diterima masyarakat
yang diperoleh masyarakat dari akibat kegiatan yang dilakukannya belum
kegiatannya di dalam kawasan hutan dikurangi besarnya biaya operasional yang
lindung; sehingga dapat diketahui besarnya dikeluarkan. Pendapatan masyarakat ini
nilai pendapatan masyarakat yang hilang dibedakan menjadi pendapatan yang
akibat adanya pengusiran masyarakat dari diperoleh dari kegiatannya di dalam
dalam kawasan hutan oleh pemerintah. kawasan hutan dan pendapatan lainnya dari
kegiatan di luar kawasan hutan. Korrtribusi
METODOLOGI pendapatan yang diperoleh dari kawasan
hutan adalah perbandingan antara
Penelitian irri dilakukan di Desa Air pendapatan dari kawasan hutan dengarr
Lanang, Kecamatan Curup Selatan, pendapatan totalnya. Besar pendapatan
Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi yang diterima masyarakat dari sektor
Bengkulu, pada bulan Mei sampai Agustus pertanian/perkebunan di dasarkan pada
2008. Desa Air Lanang merupakan desa di harga komoditas pada saat penelitian.
sekitar Hutan Lindung Bukit Daun.
Pemilihan desa ini dilakukan secara HASIL DAN PEMBAHASAN
purposive dengan pertimbangan bahwa
desa tersebut lokasinya paling dekat Kondisi Umum Wilayah Penelitian
dengan hutan lindung, masyarakatnya Desa Air Lanang merupakan desa tua
sebagian besar petani, dan disinyalir yang termasuk wilayah Kecamatan Curup
hampir semua masyarakat petani tersebut Kabupaten Rejang Lebong. Jarak desa
membuka lal'ran kebun di kawasan hutan dengan ibukota kecamatan I I km dengan
lindung. waktu tempuh I jam, ibukota kabupaten I I
Jenis data yang dikurnpulkan adalah km dengan waktu tempuh I jam dan
data primer dan data skunder. Data primer ibukota propinsi 96 km. Secara adminstrasi
diperoleh rnelalui observasi- batas wilayah desa Air Lanang adalah
pengikutseftaan dan wa-wancara terbuka sebelah Lltara berbatasan dengan 'l)esa
mendalam terhadap responden, yang Tanjung Dalam, sebelah selatan berbatasan
rneliputi nama responden, umur, dengan Bukit Marbau, sebelah Barat
pendidikan terakhir, pekerjaan. berbatasan dengan Hutan Lindung Bukit
kepernilikan lahan, lokasi lahan, jumlah Daun dan Sebelah Timur berbatasan
tanggungan keluarga, dan pendapatan dengan Desa Tanjung Alam. Tekanan
responden. Data skunder diperoleh dari masyarakat ke dalam hutan relatif sangat
laporan sebelunutya. data desa. dan tinggi (Senoaji dan Ridwan. 200(r).
literatur lainnya. Pemilihan responden Luas wilayah Desa Air Lanang secara
dilakukan secara acak dengan jumlah keseluruhan adalah 289,25 ha. Sebagian
responden minirnal l0 7o dari jurnlah besar rvilayahnya berupa perbukitan
kepala keluarga di desa ini, yakni sebany4k dengan kerniringan 300. Ditinjau dari
30 kepala keluarga. Data lrasil penelitian kondisi lahan di lokasi Desa Air Lanang
lapangan ini akan diklasifikasi. hampir sebagian besar berupa lahan
dideskripsikan. ditabulasi, dianalisis dan pertanian. Desa Air Lanang terdiri dari 3
diinterpretrasikan secal'a kualitatif dan dusun yaitu Dusun l. Dusun 2. dan l)usun
kuarrtitaif. 3, den-ean pusat dcsanya di Dusun 2. Luas
lahan pertanian rnencapai 97 o/t, dari luas
Maret 2OO9 SENOAJI, G.: KONTRIBIJSI HUTAN LINDUNG t5

kawasan desa, pemukinan dan fasilitas akan meningkatkan tekanan penduduknya


lainnya hanya sekitar 8 hektar. Pola ke dalarn kawasan hutan; hal ini
pemukiman masyarakatnya hanya berada disebabkan karena semakin terbatasnya
di sepanjang jalan desa, paling banyak lahan pertanian akibat pertambahan jumlah
sekitar 4 lapis ke belakangnya. Lahan penduduk. Selanjutnya Simon (2003)
pertanian yaang dikembangkan oleh menjelaskan bahwa salah satu faktor
masyarakat desa adalah perkebunan dan rusaknya hutan di Indonesia adalah
sawah. Tanaman utama perkebunan yang peningkatan jumlah penduduk yang tinggi.
ditanam di daerah ini adalah kopi, merica,
cabe, jahe, coklat, dan berbagai jenis Identifikasi Responden
tanaman pertanian. Jenis-jenis tanaman Umur
pohon yang ditanam di lahannya di Umur merupakan salah satu identitas
antaranya adalah kemiri, durian, petai, yang dapat mempengaruhi kemampuan
mangga, rambutan, dan kayu bawang. kerja dan pola pikir (Adhawati, 1997).
Lokasi sawahnya terletak di pinggir Sungai Data primer di lapangan menunjukkan
Air I,anang dan menggunakan air sungai bawa umur masyarakat Desa Air Lanang
itu sebagai irigasi non permanen. Jumlah yang menjadi responden bervariasi antara
sawalrnya hanya sekitar l0 hektar. Pada 28-78 tahun. Mantra (2000) mengkla-
umumnya budaya bersawah bukan sifikasikan umur penduduk berdasarkan
merupakan pekerjaan masyarakat desa, tingkat produktifitasnya yakni : < l5 tahun
mereka sudah biasa berkebun di lahannya. (belum produktif), 15 55 tahun
(produktif) dan
Desa Air Lanang memiliki jumlah produktif). Klasifikasi responden ber-
kepala keluarga (KK) sebanyak 285 KK dasarkan kelompok umur disajikan dalam
dengan jumlah penduduk 1.460 jiwa yang tabel l.
terdiri dari 721 laki-laki dan 739 Berdasarkan Tabel I di atas dapat
perempuan. Berdasarkan tingkatan umur, dijelaskan bahwa sebagian besar (86,7 Vo)
penduduk terbanyak di Desa Air Lanang kepala keluarga masyarakat di desa
adalah berada pada umur 26-30 tahun penelitian berumur produktif; yang sudah
sebanyak 157 jiwa (IO,753To), sedangkan tidak produktif sebanyak 13,3 7o:
.jurnlah terendah berada pada kelompok sedangkan kepala keluarga yang belum
umur 5l-55 tahun sebanyak 80 jiwa dengan produktif tidak ada.
persentas e 5,47 9Vo (Anon im . 2007).
Mata pencaharian pokok masyarakat 'fingkat Pendidikan
Desa Air Lanang adalah petani. Penduduk Tingkat pendidikan mempengaruhi
Desa Air Lanang yang menjadi petani seseorang dalam kemampuan berpikir
sebanyak 281 KK (98,6 o/o) selebihnya mernahami arti pentingnya usaha tani
adalah PNS sebanyak 4 KK (1.4 Vo). dengan tetap memperhatikan konservasi
Sebagian dari mereka berprcifesi ganda, tanah dengan baik dan mencari solusi
yakni petani dan pencaharian sampingan /pemecahan setiap permasalahan
seperti petentak sebanyak 12 KK, (Adhawati. 1991). Menurut teori luunon
pedagang 12 KK, buruh 35 KK. Jenis capital, kualitas sumber daya manusia
pekerjaart penduduk akan berhubungan erat selain ditentukan oleh tingkat keselratan
dengan tekanan rnasyarakat ke dalam jugo ditentukan oleh tingkat pendidikan.
hutan. Senoaji dan ltidwan (2006) Pendidikan dipandang tidak lranya dapat
menjelaskan bahrva masyarakat desa hutan menambah pengetahuan tetapi jugu dapat
yang jenis pekerjaannya petani cenderung meningkatkan keterampilan (keahlian)
t6 J. unNusIA DAN LINGKUNGAN Vol. 16, No.l

Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur Jumlah responden Persen (%)

1. Belum produktif 0

2. Produktif 26 86,7
3. Tidak Produktif 4 13,3

Jumlah 100

Sumber : Olahan Data Primer, 2008

tenaga kerja sehingga akan meningkatkan yang masih relatif rendah tersebut
produktivitas. Peningkatan produktivitas dikhawatirkan masyarakat kesulitan untuk
dapat meningkatkan penghasilan dan menerima berbagai aturan atau inovasi
kesejahteraan penduduk. Selain baru, misalnya yang berhubungan
keterampilan, tingkat pendidikan jugu pengelolaan lahan hutan seperti
mempunyai pengaruh terhadap pola pikir pengembangan program hutan kemasya-
masyarakat. rakatan yang sudah dilaksanakan sejak
Tingkat pendidikan yang dimaksud tahun 1999.
dalam penelitian ini diukur berdasarkan
tingkat pendidikan formal yang pernah Jumlah Tanggungan Keluarga
diikuti; yakni tingkat tidak sekolah, SD, Tanggungan keluarga adalah semua
SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. orang yang tinggal dalam satu rumah
Berdasarkan hasil tabulasi data, sebagian ataupun yang berada di luar rumah dan
besar masyarakat yang menjadi responden menjadi tanggungan kepala keluarga, yang
tingkat pendidikannya hanya menempuh terdiri dari istri, anak, dan anggota keluarga
bangku Sekolah Dasar (SD). Klasifikasi lain yang ikut menumpang. Penge-
responden bedasarkan tingkat pendidik- lompokan tanggungan keluarga dibagi
annya disajikan pada Tabel 2. menjadi tiga katagori, yakni "kecil" jika
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tanggungannya kurang 4 orang, "sedang"
sebagian besar (46,7 7o) responden hanya jikatanggungannya4-6orangdan
berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan "besar" jika tanggungannya lebih dari 6
26,7 7t, tidak sekolah. Angka ini orang (Purwanti, 2007). Klasifikasi
menrberikan indikasi bahwa tingkat responden bedasarkan jumlah tanggungan
pendidikan di lokasi penelitian masih keluarga disajikan pada Tabel 3.
rendah. Melihat kondisi tingkat pendidi_kan
Maret 2009 SENOAJI, G.: KONTRIBUSI HUTAN LINDUNG T7

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persen (o/o)

1. Tidak Sekolah 8 26,7


2. SD 14 46,7
3. SLTP 4 13,3
4. SLTA 4 13,3
5. Perguruan Tinggi 0 0

100

Sumber : Olahan Data Primer,2008

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Responden Persen (%)

1. Kecil (<4) I 26,7


2. Sedang (4 - 6) 18 60,0
3. Besar (> 6) 4 13,3

100

Sumber : Olahan Data Primer, 2008

Dari Tabel 3 di atas, sebagian besar (60 yang bisa dimanfaatkan untuk membantu
Vo) responden termasuk dalam kelompok pekerjaan kepala keluarga, seperti
tanggungan keluarga sedang, yakni memanen kopi, menyemprot, menjemur
berjumlah 4- 6 orang. Jumlah tanggungan kopi, dan sebagainya.
keluarga merupakan beban bagi kgpala
keluarga untuk membiayai segala macam Luas dan Lokasi Lahan
kebutuhannya; semakin banyak tanggungan Luas lahan garapan merupakan
keluarga akan semakin besar pula biaya potensi/modal petani dalam berusaha tani.
hidup yang harus dikeluarkan. Namun Besdr kecilnya pendapatan petani dari
demikian, di lain pihak banyaknya usaha taninya ditentukan oleh luas lahan
tanggungan keluarga tersebut juga garapannya, karena luas lahan garapan
merupakan aset bagi kepala keluarga dapat mempen'garuhi produksi per satua
berupa ketersediaan tenaga kerja yang luas. Purwanti (2007) mengelompokan
dapat dimanfaatkan dalam mengelola luas lahan garapan menjadi : "sedikit" jika
usahanya. Di lokasi penelitian, jumlah luasnya kurang dari I hektar, "sedang" jika
tanggungan keluarga dianggap sebagai luasnya I - 3 hektar, dan "banyak" jika
investasi untuk menyediakan tenaga kerja luasnya lebih dari 3 hektar. Luas garapan
l8 J. vrANusIA DAN r-TNGKUNGAN Vol. 16, No.l

lahan petani di Desa Air Lanang disajkan Berdasarkan letak lokasinya, kebun
dalam Tabel 4. masyarakat dibagi menjadi dua kelompok,
Tabel 4 menunjukkan bahwa luas lahan yakni kebun yang terletak di dalam
garapan petani di Desa Air Lanang kawasan hutan dan yang di Iuar luar
umumnya berkisar I -3 hektar per kepala kawasan hutan. Pada setiap kebunnya
keluarga. Luas lahan garapan itu berada di dibangun pondok beserta areal terbuka
tanah milik mereka dan sebagian lagi sekitar 50 m2 untuk tempat beristirahat dan
berada di dalam kawasan hutan. Jumlah menjemur hasil kopinya. Pada setiap
responden yang tidak memiliki lahan di pondok disiapkan lahan terbuka sekitar 0,1
dalam hutan hanya 33,3 7o, selebihnya66,T hektar untuk menjemur kopi. Bagi petani
7o membuka kebun di dalam areal hutan di desa ini, kebun dan pondoknya
lindung Bukit Daun. Ini berarti bahwa merupakan rumah kedua bagi mereka.
ketergantungan masyarakat pada lahan Aktifitas harian mereka berada di kebun:
hutan untuk kegiatan pertaniannya sangat terlebih-lebih pada saai musim panen,
tinggi. Luas rata-rata lahan garapan mereka tidak pulang ke desanya, kegiatan
masyarakat di desa ini adalah 2,5 hektar hariannya memanen kopi dan sekaligus
setiap kepala keluarga. Berdasarkan menjemurnya sampai kopi siap jual.
perbandingan luas lahan pertaniandi desa Kebun yang terdapat di luar kawasan hutan
dengan jumlah kepala keluarga, maka rata- umumnya hanya ditanami jenis-jenis
rata kepemilikan lahan pertanian di luar tanaman semusim seperti kopi, lada, jahe,
kawasan hutan sekitar 0,9 hektar setiap dan berbagai tanaman sayuran. Tanaman
kepala keluarga. Dengan demikian jika kopi merupakan tanaman pokok sebagai
dirata-ratakan berdasarkan jumlah petani sumber pendapatan utama; ienis tanaman
dan luas lahan garapan serta kepemilikan lainnya seperti jahe, lada, dan tanaman
lahannya. rata-rata petani di desa ini sayuran sebagai penghasilan tambahan
memiliki luas lahan di dalam kawasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hutan sekitar 1,6 hektar. Jika setiap kepala hari. Jarak tanam kopi rata-rata sekitar 3 x
keluarga membuka lahan kebun di hutan I meter, sehingga dalam I hektar terdapat
seluas 1,6 hektar, maka lahan hutan yang sekitar 3000 tanaman kopi. Untuk kebun
terbuka di desa ini bias mencapai 456 yang berada di dalam kawasan hutan
hektar, dan akan terus bertambah sejalan lindung, pola tanamnya menerapkan sistem
dengan meningkatnya jumlah penduduk. agroforestri, yaknimengkombinasikan
Kondisi ini menunjukkan bahwa hutan tanaman kopi dengan tanaman kehutanan,
lindung yang semestinya berfungsi sebagai seperti pinang, durian, kemiri, petai, dan
perlindungan lingkungan sudah mulai kayu bawang. Sama halnya dengan kebun
bergeser menjadi sumber pendapatan di luar kawasan hutan, di kebun inipun
masyarakat sekitarnya dengan cara ditanami berbagai tanaman lainnya seperti
merubah fungsi menjadi kebun atau ladang. cabe, jahe, dan sayuran.
Maret 2009 SENOAJI, G.: KONTRIBUSI HUTAN LINDUNG l9

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan Garapan

Luas Lahan Garapan Jumlah Responden Persen (%)

1. Sedikit (<1 hektar ) 0 0

2. Sedang(1 -3hektar) 23 76,7


3. banyak (> 3 hektar) 7 23,3

Jumlah 100

Sumber : Olahan Data Primer, 2008

lJntuk pengelolaan kebun di dalam sudah menghasilkan dan tanarnan kopinya


kawasan hutan, konsep penggunaan lahan sudah ternaungi, petani akan mengurangi
hutannya diatur dengan konsep hutan aktifitasnya terhadap kopi dan beralih
kemasyarakatan, yakni konsep pengelolaan kepada budidaya tanaman kehutanan.
hutan lindung yang memberikan Namuan setelah sekitar delapan tahun
kesempatan kepada masyarakat sekitar penanaman dan pertumbuhan tanaman
desa untuk memanfaatkan lahan hutannya pohon telah baik, petani tetap
dengan memperhitungkan aspek pemilihan mengutamakan tanaman kopinya dan
jenis tanaman dan jarak tanam. Jenis bahkan mulai menebangi tanaman
tanaman yang ditanam adalah tanaman hutannya.
pertanian mereka dan tanaman kehutanan
multi purpose tree species (MPTS) atau Pendapatan Rumah Tangga
tanaman kayu-kayuan seperti : kayu Pendapatan rumah tangga diperoleh dari
bawang, surian, durian, pete, pinang, dan hasil pendapatan yang bersumber pada
kerniri ; dengan menggunakan jarak tanam mata pencaharian pokok (petani) dan
pohon tertentu seperti 6 x 6 meter. Program sampingan (buruh tani, berdagang,
hutan kemasyarakatan di desa ini mulai peternak dan ojek). Dalam penelitian ini,
digulirkan sejak tahun 1999 mulai dari dibatasi bahwa pendapatan rumah tangga
pembentukan kelembagaan, pelatihan, adalah besarnya penerimaan yang diterima
penyrapan bibit, penanaman, masyarakat akibat kegiatan yang
pendampingan, dan monitoring evaluasi. dilakukannya belum dikurangi besarnya
Hasil wawancara dengan masyarakat dan biaya operasional yang dikeluarkan.
pengamatan langsung di lapanga'n. secara Pendapatan masyarakat ini dibedakan
fisik persentase penanaman yang dilakukan menjadi pendapatan yang diperoleh dari
cukup berhasil, hanya saja tanaman kemiri kegiatannya di dalam kawasan hutan dan
atau pinang yang ditanam di lahannya pendapatan lainnya dari kegiatan di luar
sudah mulai ditebangi oleh masyarakat. kawasan hutan. Pendapatan dari kawasan
Alasan mereka pohon-pohon tersebut hutan adalah pendapatan yang diperoleh
mengganggu pertumbuhan kopi. Tujuan masyarakat akibat kegiatannya yang
akhir dari hutan kemasyarakatan dilakukan di dalam kawasan hutan, seperti
sebenarnya adalah menggantikan tanaman hasil kebun di dalam hutan, penjualan kayu
kopi dengan tanaman kehutanan. bakar, penjualan kayu pertukangan, dan
Harapannya, jika tanaman kehutanannya sebagainya.
20 J. UANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 16, No.l

Tabel 5. Besarnya Pendapatan Total Masyarakat Responden

. Produktifitas Pendapatan *) Persentasi


No Sumber pendapatan Luas (na) (kg) (Rp) (%\

1. Pertanian dalam Kawasan 39,5 s00 296.250.000 52,5


2. Pertanian luar kawasan 35,25 500 264.375.000 46,8
3. Hasil sampingan non pertanian 3.800.000 0,7

74,75 564.425.000 100

Sumber: Olahan Data Primer,2008


*) Harga kopi Rp. 15.000/kg

Pendapatan petani di Desa Air Lanang penduduk desa ini


termasuk kedalam
sangat ditentukan oleh produksi kopi dan golongan penduduk miskin. Menurut
harga jual kopi, karena seluruh petaninya masyarakat desa, sejak adanya krisis
menanam kopi sebagai tanaman utama moneter tahun 1997 pendapatannya tidak
(Edwar, 2003). Produksi rata-rata kopi per tetap setiap saatnya, kadang meningkat
tahun adalah 500 kg per hektar. Besarnya drastis namun kadang pula turun drastis.
pendapatan total responden masyarakat Sebagai gambaran pada tahun 2OO7 - 2008
dari hasilusahanya di dalam dan luar ini, harga jual kopi bervariasi mulai dari
kawasan hutan disajikan dalam tabel 5 Rp. 4.000 - 17.000.
berikut : Dari Tabel 5, dapat diperlihatkan bahwa
Dari hasil penelitian di lapangan, pendapatan masyarakat yang berasal dari
besarnya pendapatan total yang diperoleh kebunnya di dalam hutan lindung adalah
oleh masyarakat responden adalah sebesar sebesar 52,5 Vo selebihnya dari kebunnya di
Rp.564.425.Offi per tahun; dengan lahan milik dan hasil sampingan seperti
demikian rata-rata pendapatan masyarakat tukang ojek, buruh harian, tukang, dan
adalah sebesar Rp. 9.875.fi)0 per tahun per sebagainya. Dengan demikian kontribusi
kepala keluarga. Rata-rata jumlah jiwa per yang disumbangkan hutan lindung terhadap
kepala keluarga di desa penelitian adalah pendapatan masyarakat adalah 52,5 Vo dari
5,3 ; sehingga pendapatan per kapita pendapatan totalnya. Kondisi ini meng-
masyarakatnya sekitar Rp. 1.863.200,-. indikasikan bahwa ketergantungan
Nilai pendapatan ini didasarkan kepada masyarakat terhadap keberadaan hutan
harga kopi sebesar Rp. 15.000/kg. Pada lindung sebagai sumber pendapatan
harga kopi sebesar ini, kehidupan keluarga sangat tinggi. Mengeluarkan
masyarakatnya dapat dikatagorikan cukup masyarakat dari aktifitasnya di dalam
sejahtera. Kondisi rumah mereka umumnya kawasan hutan lindung berarti akan
permanen dengan seluruhnya beratap seng, menurunkan pendapatannya sampai 52,5
berdinding kayu, lantainya tembok dan 7o.
atau kayu, dan 8O 7o telah menggunakan Lahirnya.Peraturan Pemerintah No. 6
penerangan listrik. Namun demikian talrun 2007 tentang tata hutan dan Rencana
pendapatan mereka sangat tergantung Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan
kepada harga kopi yang fluktuasi harganya hutan menjelaskan bahwa hutan lindung
sangat bervariasi setiap waktunya. Jika hanya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan :
harga kopi di bawah Rp. 6000 maka usaha budidaya tanaman obat, budidaya
Maret 2009 SENOAJI, G.: KONTRIBUSI HUTAN LINDUNG 2t

tanaman hias, budidaya jamur, budidaya Kawasan hutan lindung Bukit Daun ini,
perlebahan, budidaya penangkaran satwa bagi masyarakat desa merupakan sumber
liar, budidaya sarang burung walet, usaha tambahan penghasilan yang sangat
wisata alam, usaha olah raga tantangan, berperan dalam kehidupan pereko-
usaha pemanfaatan air, usaha perdagangan nomiannya. Kontribusi pendapatan masya-
karbon, usaha penyelamatan hutan dan rakat yang diperoleh dari hutan lindung ini
lingkungan, mengambil rotan, mengambil mencapai 52,5 7o dari pendapatan total.
madu, mengambil buah, dan perburuan Upaya pemerintah dengan cara menge-
satwa liar yang tidak dilindungi. Teknik luarkan masyarakat dari aktifitasnya di
perlakuan dalam memanfatkan hutan hutan lindung akan menurunkan pen-
lindung dalam pemanfaatan kawasan harus dapatannya.
memenuhi persyaratan : tidak menebang
pohon, pengolahan tanah menggunakan
teknik yang tidak menimbulkan erosi, tidak DAFTAR PUSTAKA
menggunakan pestisida dan insektisida,
tidak menggunakau peralatan mekanis,
tidak dilakukan pada kelerengan diatas 25 Adhawati. S.S. 1997. Analisis Ekonomi
Vo. Dengan demikian, bagaimana masya- Pemanfaatan Lahan Pertanian Dataran
rakat yang sudah menbuka kebun di dalam Tinggi di Desa Parigi (Hulu DAS
kawasan dan menggantungkan hidupnya Malino) Kabupaten Goa. Thesis
pada kawasan hutan sebagai sumber Program Pasca Sarjana Universitas
pendapatan ? Hasanudin. Makasar.
Anonim 2007. Monografi Desa Air
Lanang Tahun 2007 . Pemerintah
KESIMPULAN Desa Air Lanang, Kecamatan Curup
Selatan. Kabupaten Rejang Lebong.
Desa Air Lanang merupakan desa Departemen Kehutanan, 2007. Peraturan
sekitar hutan yang masyarakatnya sangat Pemerintah No. 6 tahun 2007 tanggal
tergantung kepada keberadaan hutannya. 8 Januari Z0O1 tentang Tata Hutan dan
Penduduknya sebagian besar bermata- Rencana Pengelolaan Hutan serta
pencaharian sebagai petani kebun yang Pemanfaatan hutan. Jakarta.
ditanami berbagaimacam tanaman seperti Edwar, M. 2003. Tinjauan dan Kontribusi
kopi, tanaman sayuran, kemiri, buah- Agroforest Berbasis Tanaman Kopi
buahan, cabe, dan padi sawah. Tanaman terhadap Pendapatan Masyarakat Desa
kopi merupakan tanaman andalan dan Hutan (Studi Kasus di Kabupaten
menjadikan prestise bagi pemiliknya. Luas Rejang Lebong Propinsi Bengkulu).
lahan mereka rata-rata sekitar 2,5 hektar di Thesis Program Pacsasarjana
dalam dan luar kawasan hutan, dengan Universitas Gadjah mada. Yogyakarta.
produksi rata-rata 500 kg per hektar per (tidak dipublikasi).
tahun. Kehidupan perekonomiannya sangat Mantra, IB. 2000. Demog,rafi Umum.
tergantung kepada harga jual kopi, yang Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
juga merupakan penentu tingkat Pemerintah . Republik Indonesia, 1999.
kesejahteraan mereka. Jika harga jual kopi Undang-Undang No. 4I tahun 1999
di bawah Rp. 6.000, kehidupan mereka tentang Kehutanan. Jakarta.
tergolong dibawah garis kemiskinan; Purwanti, R. 2OO7. Pendapatan Petani
sebaliknya jika harga kopi tinggi mereka Dataran Tinggi Sub DAS Malino
dapat hidup berkecukupan. Studi Kasus Kelurahan Gantarang
22 J. UnNUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 16, No.l

Kabupaten Gowa. Jurnal Penelitian Memanajemen Kawasan Hutannya di


Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 4 Bengkulu. Media Ekonomi, Jurnal
no. 3, hal257-269. Bogor. Ekonomi, Manajemen dan Akutansi,
Senoaji, G. 2001. Studi Daya Dukung Vol VI. No. I Mei 2007,p 18 -23.
Lingkungan Desa-desa Sekitar Hutan Simon, Hasanu. 2001 . Pengelolaan Hutan
ditinjau dari Aspek Ekologi, Ekonomi Bersama Rakyat (Cooperative Forest
dan kelestarian sumberdaya hutan. Management). Teori dan Aplikasi
Laporan Penelitian DIKS Universitas Hutan Jati di Jawa. BIGRAF
Bengkulu.
dan Ridwan, 2A06. Studi ...-, :::Lii:_:_";3il\\unil*,o, r a,i da,,
Identifikasi Tekanan Penduduk Ke Kemakmuran. Problematika dan
Dalam Hutan Di Daerah Interaksi Strategi Pemecahannya. BIGRAF
Hutan Lindung Bukit Daun Kabupaten Publishing. Yogyakarta.
Kepahiang Propinsi Bengkulu. Steinlin, H. 1988. Menuju Kelestarian
Laporan Penelitian Dosen Muda hutan. Seri Studi Pertanian Kerjasama
Dirjen DIKTI. Jakarta. Jerman dan Indonesia. Yayasan Obor
--, 2007 . Bagaimana Masyarakat Indonesia. Jakarta.
Sekitar Hutan Lindung Bukit Daun

Anda mungkin juga menyukai