Kontribusi Hutan Lindung Terhadap Pendap 83897287
Kontribusi Hutan Lindung Terhadap Pendap 83897287
Gunggung Senoaji
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Email : senoaji lzl l@ gmai l.com
Abstrak
Flutan lindung merupakan kawasan hutan yang fungsi pokoknya sebagai perlindungan
lingkungan. Kenyataannya banyak hutan lindung yang diolah masyarakat meniadi kebun dan
rnenjadi salah satu sumber pendapatannya. Upaya pemerintah mengeluarkan masyarakat dari
kawasan ini berarti akan mengurangi pendapatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya pendapatan masyarakat yang diperoleh dari hutan lindung. Penelitian ini dilakukan di Desa
Air Lanang, Bengkulu. Metode dasar yang digunakan adalah metode survey dengan teknik PRA.
Data dan intbrmasi yang dikumpulkan, dianalisis dengan analisis dekriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa jumlah penduduk desa adalah 1.460 jiwa (285 KK). 96
7c pekerjaannya sebagai petani, 60 Vo tingkat pendidikannya lulusan sekolah dasar. Tanaman kopi
merupakan tanaman utama dan menjadikan prestise bagi pemiliknya. Luas lahan mereka sekitar 2,5
hektar di lahan milik dan kawasan hutan. Kontribusi pendapatan masyarakat dari kawasan hutan
lindung ini sebesar 52,5 Vo dmi total pendapatan. Ini berarti bahwa mengeluarkan masyarakat dari
aktifitasnya di hutan lindung akan mengurangi pendapatannya sebesar 52,5 Vo.
Abstract
Protected forest is a forest area as tlte ntain function of envirortnrcntal protectiotr. In fact manv of
the protected forest to be used to gorden by people and beconte a source of income. Efforls of tlte
g,ovenunent to rentove as the people from this area v'ill reduce tlrcir income. Tltis stuclv aims to
clelennirte tlrc amourt of irtcorne eanted front tlte protectecl forest. Re.searclt wo.e corrducted in tlrc
Desa Air Inttattg, Bertgkulu. Tlrc researclt u,sed de.scriptit'e metlncl v'ith quantitrttiye and
qualitative approac'lt. Data n'a,s c'ollected u.sitt,q partic'ipcttion-ob.sert'utiort cttrcl opened-tleepen
inten'iex'. Tlrc re.sult .sltov'.\ tltut tlte populutiott of'the villuge is 146() people (285 lhnilies), 96'/,
xork u.s t'hnners,6()'/, level ol etlucrttiott of'pritnan .sr.lutol ,qratluatcs. CofJr:e plunts ure tlrc tnuin
('rops antl the presti,(e rf the owner. Tlteir area o.f ahout 2.5 lrct'tare.s o.f propertv lund antl frtre.rt
orcd. Contrihutiort of people irtcome from tlte protectetl forest area is 52.57a of total revenues. This
meons tlrut tlrc i.s.sue o.f'cortttrtuttity actit,ities irt protectedJbrests t+,ill r.educe the irtcomes of52.57,",
1. Belum produktif 0
2. Produktif 26 86,7
3. Tidak Produktif 4 13,3
Jumlah 100
tenaga kerja sehingga akan meningkatkan yang masih relatif rendah tersebut
produktivitas. Peningkatan produktivitas dikhawatirkan masyarakat kesulitan untuk
dapat meningkatkan penghasilan dan menerima berbagai aturan atau inovasi
kesejahteraan penduduk. Selain baru, misalnya yang berhubungan
keterampilan, tingkat pendidikan jugu pengelolaan lahan hutan seperti
mempunyai pengaruh terhadap pola pikir pengembangan program hutan kemasya-
masyarakat. rakatan yang sudah dilaksanakan sejak
Tingkat pendidikan yang dimaksud tahun 1999.
dalam penelitian ini diukur berdasarkan
tingkat pendidikan formal yang pernah Jumlah Tanggungan Keluarga
diikuti; yakni tingkat tidak sekolah, SD, Tanggungan keluarga adalah semua
SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. orang yang tinggal dalam satu rumah
Berdasarkan hasil tabulasi data, sebagian ataupun yang berada di luar rumah dan
besar masyarakat yang menjadi responden menjadi tanggungan kepala keluarga, yang
tingkat pendidikannya hanya menempuh terdiri dari istri, anak, dan anggota keluarga
bangku Sekolah Dasar (SD). Klasifikasi lain yang ikut menumpang. Penge-
responden bedasarkan tingkat pendidik- lompokan tanggungan keluarga dibagi
annya disajikan pada Tabel 2. menjadi tiga katagori, yakni "kecil" jika
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tanggungannya kurang 4 orang, "sedang"
sebagian besar (46,7 7o) responden hanya jikatanggungannya4-6orangdan
berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan "besar" jika tanggungannya lebih dari 6
26,7 7t, tidak sekolah. Angka ini orang (Purwanti, 2007). Klasifikasi
menrberikan indikasi bahwa tingkat responden bedasarkan jumlah tanggungan
pendidikan di lokasi penelitian masih keluarga disajikan pada Tabel 3.
rendah. Melihat kondisi tingkat pendidi_kan
Maret 2009 SENOAJI, G.: KONTRIBUSI HUTAN LINDUNG T7
100
100
Dari Tabel 3 di atas, sebagian besar (60 yang bisa dimanfaatkan untuk membantu
Vo) responden termasuk dalam kelompok pekerjaan kepala keluarga, seperti
tanggungan keluarga sedang, yakni memanen kopi, menyemprot, menjemur
berjumlah 4- 6 orang. Jumlah tanggungan kopi, dan sebagainya.
keluarga merupakan beban bagi kgpala
keluarga untuk membiayai segala macam Luas dan Lokasi Lahan
kebutuhannya; semakin banyak tanggungan Luas lahan garapan merupakan
keluarga akan semakin besar pula biaya potensi/modal petani dalam berusaha tani.
hidup yang harus dikeluarkan. Namun Besdr kecilnya pendapatan petani dari
demikian, di lain pihak banyaknya usaha taninya ditentukan oleh luas lahan
tanggungan keluarga tersebut juga garapannya, karena luas lahan garapan
merupakan aset bagi kepala keluarga dapat mempen'garuhi produksi per satua
berupa ketersediaan tenaga kerja yang luas. Purwanti (2007) mengelompokan
dapat dimanfaatkan dalam mengelola luas lahan garapan menjadi : "sedikit" jika
usahanya. Di lokasi penelitian, jumlah luasnya kurang dari I hektar, "sedang" jika
tanggungan keluarga dianggap sebagai luasnya I - 3 hektar, dan "banyak" jika
investasi untuk menyediakan tenaga kerja luasnya lebih dari 3 hektar. Luas garapan
l8 J. vrANusIA DAN r-TNGKUNGAN Vol. 16, No.l
lahan petani di Desa Air Lanang disajkan Berdasarkan letak lokasinya, kebun
dalam Tabel 4. masyarakat dibagi menjadi dua kelompok,
Tabel 4 menunjukkan bahwa luas lahan yakni kebun yang terletak di dalam
garapan petani di Desa Air Lanang kawasan hutan dan yang di Iuar luar
umumnya berkisar I -3 hektar per kepala kawasan hutan. Pada setiap kebunnya
keluarga. Luas lahan garapan itu berada di dibangun pondok beserta areal terbuka
tanah milik mereka dan sebagian lagi sekitar 50 m2 untuk tempat beristirahat dan
berada di dalam kawasan hutan. Jumlah menjemur hasil kopinya. Pada setiap
responden yang tidak memiliki lahan di pondok disiapkan lahan terbuka sekitar 0,1
dalam hutan hanya 33,3 7o, selebihnya66,T hektar untuk menjemur kopi. Bagi petani
7o membuka kebun di dalam areal hutan di desa ini, kebun dan pondoknya
lindung Bukit Daun. Ini berarti bahwa merupakan rumah kedua bagi mereka.
ketergantungan masyarakat pada lahan Aktifitas harian mereka berada di kebun:
hutan untuk kegiatan pertaniannya sangat terlebih-lebih pada saai musim panen,
tinggi. Luas rata-rata lahan garapan mereka tidak pulang ke desanya, kegiatan
masyarakat di desa ini adalah 2,5 hektar hariannya memanen kopi dan sekaligus
setiap kepala keluarga. Berdasarkan menjemurnya sampai kopi siap jual.
perbandingan luas lahan pertaniandi desa Kebun yang terdapat di luar kawasan hutan
dengan jumlah kepala keluarga, maka rata- umumnya hanya ditanami jenis-jenis
rata kepemilikan lahan pertanian di luar tanaman semusim seperti kopi, lada, jahe,
kawasan hutan sekitar 0,9 hektar setiap dan berbagai tanaman sayuran. Tanaman
kepala keluarga. Dengan demikian jika kopi merupakan tanaman pokok sebagai
dirata-ratakan berdasarkan jumlah petani sumber pendapatan utama; ienis tanaman
dan luas lahan garapan serta kepemilikan lainnya seperti jahe, lada, dan tanaman
lahannya. rata-rata petani di desa ini sayuran sebagai penghasilan tambahan
memiliki luas lahan di dalam kawasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hutan sekitar 1,6 hektar. Jika setiap kepala hari. Jarak tanam kopi rata-rata sekitar 3 x
keluarga membuka lahan kebun di hutan I meter, sehingga dalam I hektar terdapat
seluas 1,6 hektar, maka lahan hutan yang sekitar 3000 tanaman kopi. Untuk kebun
terbuka di desa ini bias mencapai 456 yang berada di dalam kawasan hutan
hektar, dan akan terus bertambah sejalan lindung, pola tanamnya menerapkan sistem
dengan meningkatnya jumlah penduduk. agroforestri, yaknimengkombinasikan
Kondisi ini menunjukkan bahwa hutan tanaman kopi dengan tanaman kehutanan,
lindung yang semestinya berfungsi sebagai seperti pinang, durian, kemiri, petai, dan
perlindungan lingkungan sudah mulai kayu bawang. Sama halnya dengan kebun
bergeser menjadi sumber pendapatan di luar kawasan hutan, di kebun inipun
masyarakat sekitarnya dengan cara ditanami berbagai tanaman lainnya seperti
merubah fungsi menjadi kebun atau ladang. cabe, jahe, dan sayuran.
Maret 2009 SENOAJI, G.: KONTRIBUSI HUTAN LINDUNG l9
Jumlah 100
tanaman hias, budidaya jamur, budidaya Kawasan hutan lindung Bukit Daun ini,
perlebahan, budidaya penangkaran satwa bagi masyarakat desa merupakan sumber
liar, budidaya sarang burung walet, usaha tambahan penghasilan yang sangat
wisata alam, usaha olah raga tantangan, berperan dalam kehidupan pereko-
usaha pemanfaatan air, usaha perdagangan nomiannya. Kontribusi pendapatan masya-
karbon, usaha penyelamatan hutan dan rakat yang diperoleh dari hutan lindung ini
lingkungan, mengambil rotan, mengambil mencapai 52,5 7o dari pendapatan total.
madu, mengambil buah, dan perburuan Upaya pemerintah dengan cara menge-
satwa liar yang tidak dilindungi. Teknik luarkan masyarakat dari aktifitasnya di
perlakuan dalam memanfatkan hutan hutan lindung akan menurunkan pen-
lindung dalam pemanfaatan kawasan harus dapatannya.
memenuhi persyaratan : tidak menebang
pohon, pengolahan tanah menggunakan
teknik yang tidak menimbulkan erosi, tidak DAFTAR PUSTAKA
menggunakan pestisida dan insektisida,
tidak menggunakau peralatan mekanis,
tidak dilakukan pada kelerengan diatas 25 Adhawati. S.S. 1997. Analisis Ekonomi
Vo. Dengan demikian, bagaimana masya- Pemanfaatan Lahan Pertanian Dataran
rakat yang sudah menbuka kebun di dalam Tinggi di Desa Parigi (Hulu DAS
kawasan dan menggantungkan hidupnya Malino) Kabupaten Goa. Thesis
pada kawasan hutan sebagai sumber Program Pasca Sarjana Universitas
pendapatan ? Hasanudin. Makasar.
Anonim 2007. Monografi Desa Air
Lanang Tahun 2007 . Pemerintah
KESIMPULAN Desa Air Lanang, Kecamatan Curup
Selatan. Kabupaten Rejang Lebong.
Desa Air Lanang merupakan desa Departemen Kehutanan, 2007. Peraturan
sekitar hutan yang masyarakatnya sangat Pemerintah No. 6 tahun 2007 tanggal
tergantung kepada keberadaan hutannya. 8 Januari Z0O1 tentang Tata Hutan dan
Penduduknya sebagian besar bermata- Rencana Pengelolaan Hutan serta
pencaharian sebagai petani kebun yang Pemanfaatan hutan. Jakarta.
ditanami berbagaimacam tanaman seperti Edwar, M. 2003. Tinjauan dan Kontribusi
kopi, tanaman sayuran, kemiri, buah- Agroforest Berbasis Tanaman Kopi
buahan, cabe, dan padi sawah. Tanaman terhadap Pendapatan Masyarakat Desa
kopi merupakan tanaman andalan dan Hutan (Studi Kasus di Kabupaten
menjadikan prestise bagi pemiliknya. Luas Rejang Lebong Propinsi Bengkulu).
lahan mereka rata-rata sekitar 2,5 hektar di Thesis Program Pacsasarjana
dalam dan luar kawasan hutan, dengan Universitas Gadjah mada. Yogyakarta.
produksi rata-rata 500 kg per hektar per (tidak dipublikasi).
tahun. Kehidupan perekonomiannya sangat Mantra, IB. 2000. Demog,rafi Umum.
tergantung kepada harga jual kopi, yang Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
juga merupakan penentu tingkat Pemerintah . Republik Indonesia, 1999.
kesejahteraan mereka. Jika harga jual kopi Undang-Undang No. 4I tahun 1999
di bawah Rp. 6.000, kehidupan mereka tentang Kehutanan. Jakarta.
tergolong dibawah garis kemiskinan; Purwanti, R. 2OO7. Pendapatan Petani
sebaliknya jika harga kopi tinggi mereka Dataran Tinggi Sub DAS Malino
dapat hidup berkecukupan. Studi Kasus Kelurahan Gantarang
22 J. UnNUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 16, No.l