Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Menyetujui:
Dosen Pembimbing,
Mengetahui:
Ketua Departemen Manajemen Hutan IPB,
Tanggal lulus:
4
RINGKASAN
5
SUMMARY
PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Bogor pada tanggal 31 Agustus 1988 sebagai anak
pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Wawang Tarwan dan Ibu Tuti Sutihat.
Jenjang pendidikan yang dilalui nya adalah Sekolah Dasar MI Miftahul Huda, SLTP N 1
Cikoneng tahun 2000. Penulis lulus dari SMA N 3 Ciamis tahun 2006 dan pada tahun
yang sama masuk IPB melalui jalur USMI. Selama satu tahun penulis mengikuti Tingkat
Persiapan Bersama (TPB IPB) dan memilih Departemen Manajemen Hutan, Fakultas
Kehutanan pada tahun kedua.
Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan yakni
sebagai anggota Departemen Kewirausahaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
tahun 2007-2008, anggota Divisi Teather Masyarakat Roempoet (MR) tahun 2008-2009,
ketua Kelompok Paduan Suara Fakultas Kehutan IPB tahun 2008-2010, anggota
Komunitas Pecinta Tari Aceh IPB (Bungong Puteh) tahun 2009-sekarang. Selama masa
perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan kampus yakni, panitia Temu Manajer tahun
2008, panitia Kampanye Lingkungan “I Love My World Campaign” tahun 2008, Panitia
Ospek Fakultas (Bina Corp Rimbawan) divisi Dana Usaha tahun 2009.
Penulis melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan di Sancang dan
Kamojang tahun 2008, Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat
tahun 2009, serta Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Inhutani I Wilayah Tarakan,
Kalimantan Timur pada tahun 2010.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kontribusi Sumberdaya Hutan Terhadap Pendapatan Masyarakat di Sekitar
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Studi Kasus di Desa Cinagara dan
Desa Pasir Buncir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)”.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia ke era penuh dengan kemajuan dan ilmu pengetahuan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan pada Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya
tulis ini, sehingga dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari semua pembaca. Kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini Penulis ucapkan terima kasih. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca, dunia pendidikan dan memberikan
sumbangan pemikiran kepada masyarakat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ….i
i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ...iv
iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ..vii
vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... .viii
vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ...ix
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Permasalahan………………………………………………….…... 3
3
1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................. ….3
4
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................ ….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Masyarakat Desa Hutan .................................................................... ….5
7
2.2 Interaksi Masyarakat Desa Hutan......................................................... ….6
8
2.3 Ketergantungan Masyarakat Terhadap Hutan .................................. ….8
2.4 Model Desa Konservasi…………………………………..……… 8
10
2.5 Manfaat Hasil Hutan.. ....................................................................... ...2
11
2.6 Pemanfaatan Terhadap Hasil Hutan ................................................. ...14
BAB III METODE PENELITIAN
14
3.1 Waktu dan Tempat.. .......................................................................... ...17
14
3.2 Alat dan Sasaran Penelitian .............................................................. ...17
14
3.3 Jenis Data ........................................................................................ ...17
15
3.4 Metode Pengumpulan Data. ............................................................. ...19
15
3.5 Metode Pengambilan responden. .................................................... ...19
16
3.6 Metode Analisis Data ....................................................................... ...20
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI
18
4.1 Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir.. ............................................ ..3
18
4.1.1 Letak Geografis dan Kondisi umum ....................................... ...23
4.1.2 Kependudukan ........................................................................ 19
4.1.3 Kelompok Tani Desa Cinagara…………………………… 22
22
4.1.3 Sarana dan Prasarana .............................................................. ...26
iii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Pengggunaan Lahan …………………………………............................ 19
2. Sebaran Penduduk Cinagara dan Pasir Buncir berdasarkan Jenis Jenis
Kelamin..................................................................................................... 19
3. 20
Sebaran Penduduk Desa Cinagara berdasarkan Pendidikan............………….
4. Sebaran Penduduk berdasarkan Pekerjaan……………………….…… . 21
5. Jumlah Ternak Penduduk di Pasir Buncir……………………………... 22
6. Kelompok Tani di Desa Cinagara…………………………………….. . 22
7. Sarana dan Prasarana yang Terdapat di Desa Pasir Buncir………...….. 23
8. Karakteristik Responden Desa Cinagara dan Pasir Buncir........................ 30
9. Nilai Kontribusi Sumberdaya Hutan………………………………….. 31
10. Persentase Pendapatan dan Manfaat Hasil Hutan…………………….. 32
11. Uji Korelasi Karakteristik Responden Tehadap Nilai SDH………….. 42
12. Model Summary Desa Cinagara dan Pasir Buncir……………………. 42
13. Nilai Koefisien Desa Cinagara dan Pasir Buncir…………………….. 43
14. Tingkat Pendidikan terhadap Nilai SDH Desa Cinagara……………... 45
15. Tingkat Pendidikan terhadap Nilai SDH Desa Pasir Buncir…………. 45
16. Tingkat Penghasilan dari terhadap Nilai SDH Desa Cinagara………… 46
17. Tingkat Penghasilan dari terhadap Nilai SDH Desa Pasir Buncir……. 46
v
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Histogram untuk Umur Responden ..……………….……………...…… 33
2. 34
Histogram untuk Pendidikan Formal Responden .….……………...………
3. Histogram untuk Jumlah Keluarga Responden .….……………...……….35 4
4. Histogram untuk Pekerjaan Responden ……….….……………...………36
5. Histogram untuk Jarak Responden ….……………….……………...… 37
6. Histogram untuk Pendapatan Responden ……….……………...……….38
7. Histogram untuk Luas Lahan Responden ……..….……………...………39
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Karakteristik Responden Desa Cinagara…………………………………….
50
2. Karakteristik Responden Desa Pasir Buncir..................….................... 51
3. Penghasilan dari Dalam Kawasan TNGP Desa Cinagara....................................
53
4. Penghasilan dari Dalam Kawasan TNGP Desa Pasir Buncir……………….
56
5. Penghasilan dari Luar Kawasan TNGP Desa Cinagara...............................
59
6. Penghasilan dari LuarKawasan TNGP Desa Pasir Buncir............................
60
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Sebagian besar penduduk desa sekitar hutan merupakan masyarakat
miskin, karena sebagian besar dari mereka bermata pencaharian sebagai petani
dan buruh tani. Dengan keadaan tersebut, kebutuhan hidup mereka sehari-hari
sering dipenuhi dari hutan (Andryani 2002). Dalam hal ini, masyarakat Desa
Cinagara dan Desa Pasir Buncir merupakan desa yang ada di sekitar hutan. Desa
Cinagara termasuk ke dalam Model Desa Konservasi sedangkan Desa Pasir
Buncir tidak termasuk kedalam Model Desa Konservasi. Oleh karena itu,
penelitian ini mencoba untuk mengetahui tingkat ketergantungan kedua desa
tersebut terhadap sumberdaya hutan, khususnya dalam hal sumber daya hutan
yang dimanfaatkan dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga
masyarakat. Berdasarkan pernyataan di atas perumusan masalah yang digunakan
adalah :
1 Apa jenis sumberdaya yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pasir Buncir
dan Desa Cinagara ?
2 Bagaimana kontribusi pemanfaatan sumberdaya hutan terhadap pendapatan
rumah tangga kedua desa ?
3 Apa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai sumberdaya hutan yang
dimanfaatkan?
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang menyangkut keadaan lingkungan baik
fisik, sosial ekonomi masyarakat dan data lain yang berhubungan dengan objek
penelitian, baik yang tersedia ditingkat Desa, Kecamatan maupun instansi yang
terkait lainnya, meliputi:
15
1 Teknik Observasi
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan secara langsung
terhadap berbagai kegiatan dan keadaan daerah objek penelitian, baik keadaan
lapangan maupun kondisi masyarakat dalam kehidupan.
2 Teknik Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara / tanya jawab secara
langsung terhadap responden, baik masyarakat desa, tokoh masyarakat serta
aparat desa setempat. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan / kuesioner terstruktur dan tidak terstruktur mengenai hal hal yang
berhubungan dengan penelitian.
3 Studi Pustaka
Mencatat dan mempelajari studi literatur yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian dan mengumpulkan data-data dari instansi terkait.
Hkbi = | Vi x Hki x t |
Keterangan :
Hkbi = Nilai sumberdaya hutan yang diambil masyarakat dari
hutan dalam satu bulan (Rp/bulan).
Vi = Jumlah sumberdaya hutan yang diperoleh masyarakat
dalam satu kali pengambilan (Ikat, kg, ekor, m3, batang)
Hki = Harga manfaat sumberdaya hutan (Rp/ikat, Rp/kg, Rp/m3,
Rp/batang).
t = Frekuensi pengambilan manfaat sumberdaya hutan dalam
satu bulan.
Angka penggandaan yang digunakan untuk menentukan nilai total manfaat
sumberdaya hutan dalam setahun adalah :
Hkb = Hkbi x 12
Keterangan :
dt : Persentase pendapatan dan manfaat hasil hutan.
dp : Pendapatan dari manfaat hasil hutan.
dl : Pendapatan dari luar manfaat hasi hutan
Y = b0 + b1 X1 +……….+ bi Xi + e
Keterangan :
Y = Peubah tidak bebas yaitu dugaan nilai manfaat hasil hutan (Rp / kk /
tahun).
b0 = Intercept.
bi = Koefisien regresi.
xi = Faktor -faktor yang berpengaruh terhadap nilai manfaat hasil hutan).
E = Kesalahan baku.
18
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI
Jumlah Penduduk
Tingkat Pendidikan
Laki-laki Perempuan
a) Belum Sekolah 591 1270
b) Masih Sekolah Dasar 888 593
c) Tamatan SD 1118 746
d) SMP/SLTP 722 480
e) SMA/SLTA 686 457
f) Akademi/D1-D3 403 268
g) Sarjana (S1-S3) 397 264
h) Tidak Tamat SD 199 132
Jumlah 5004 4210
Total 9214
Sumber : Monografi desa Cinagara 2009
Berdasarkan jenis pekerjaan penduduk Desa Cinagara yang tercatat dalam
monografi Desa tahun 2009, sekitar 2.332 orang yang memiliki mata pencaharian
yang terbagi dalam beberapa jenis pekerjaan. Sedangkan untuk penduduk Pasir
Buncir mayoritas adalah petani yaitu sebanyak 3.656 orang. Secara rinci distribusi
jenis pekerjaan penduduk Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir dapat dilihat pada
Tabel 4.
Desa Cinagara juga mempunyai beberapa komoditi peternakan seperti
kambing, kerbau, sapi dan ayam/unggas sedangkan peternakan di Desa Pasir
Buncir meliputi ternak kambing, kerbau, sapi, ayam, kuda, domba, itik dan angsa.
Keadaan tersebut didukung oleh ketersediaan kawasan pemeliharaan ternak dan
ketersediaan hijauan makanan ternak cukup memadai di desa ini. Untuk
mekanisme pemasaran ternak sendiri dijual ke konsumen langsung, pasar dan
pengecer atau melalui tengkulak. Setidaknya ada 97 orang peternak di desa ini
meliputi 3 peternak sapi, 27 peternak kambing, 8 peternak ayam dan 6 peternak
kerbau. Berikut tabel jumlah ternak yang dimilik masyarakat. seperti yang tersaji
pada Tabel 5.
21
4.2.5 Topografi
Topografi kawasan ini bervariasi, terdiri dari lahan datar, dataran tinggi
dan bukit sedang sampai terjal. Sekitar Kebun Raya Cibodas berada pada
ketinggian 1.000 m dpl, puncak gunung gede berada pada ketinggian 2.985 m dpl
sedangkan untuk puncak gunung pangrango berada pada ketinggian 3.019 m dpl.
Kedua gunung ini dihubungkan oleh lereng dengan ketinggian 2.500 m dpl.
Gunung Gede Pangrango termasuk dalam rangkaian jalur gunung berapi dari
pulau Sumatera sampai Nusa Tenggara.
4.2.6 Flora
TNGP dikenal dan banyak dikunjungi karena memiliki potensi hayati yang
tinggi, terutama keanekaragaman jenis flora. Pada kawasan ini hidup lebih dari
1.000 jenis flora, yang tergolong tumbuhan berbunga (Spermatophyta) sekitar 900
jenis, tumbuhan paku lebih dari 250 jenis, lumut lebih dari 123 jenis, ditambah
berbagai jenis ganggang, Spagnum, jamur dan jenis-jenis Thalophyta lainnya.
Secara umum jenis vegetasi tersebut dapat di bagi dalam tiga zona hutan.
Urutan ketinggian dari ketiga zona hutan tersebut adalah zona hutan Sub
Montana, zona hutan Montana, dan zona hutan Sub Alpin.
26
javanica) yang sangat terkenal di kalangan pecinta alam, karena bunganya terlihat
tidak pernah layu
Taman nasional TNGP memiliki beberapa flora endemik yang langka dan
beberapa tanaman introduksi. Jenis tumbuhan endemik dan langka antara lain
anggrek Liparis bilobulata, Malaxis sagittata, Pachicentria varingiaefolia, dan
Corrybas mucronatus, sedangkan tanaman yang diintroduksi antara lain
Dendrobium jecobsoni, Agathis loranthifolia, Pinus merkusii dan Maesopsis
emini. Tanaman introduksi tersebut sengaja dimasukkan oleh para peneliti ke
dalam kawasan.
4.2.7 Fauna
Di tinjau dari potensi keanekaragaman satwa liarnya, TNGP merupakan
kawasan yang memiliki jenis burung tertinggi di Pulau Jawa. Sekitar 53% atau
260 jenis dari 460 jenis burung di Jawa dapat ditemukan di kawasan ini.
Disamping itu, 19 dari 20 jenis burung endemik di pulau Jawa hidup di kawasan
ini.
Kawasan TNGP mempunyai beberapa jenis satwa, baik dari jenis primata,
mamalia, burung, dan bermacam satwa kecil. Beberapa jenis satwa di kawasan
TNGP sudah tergolong langka . Jenis satwa langka antara lain:
1. Jenis primata seperti Gibbon Jawa (Hylobates moloch) dan Surili Jawa
(Dresbytis aygula),
2. Jenis mamalia seperti macan tutul (Panthera pardus), anjing hutan
(Cuonalpinus), dan trenggiling (Manis javanica),
3. Jenis burung seperti alap-alap (Accipiter soloensis), betet (Lanios scaeh), dan
kutilang (Pycnonotus aurigaster).
Jenis satwa yang populasinya masih banyak antara lain:
1. Jenis primata seperi kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan Lutung
(Presbytis cristata),
2. Jenis mamalia besar seperti kancil (Tragulus javanicus), babi hutan (Susschrofa
spp), dan muncak (Muntiacus muntjak).
3. Jenis mamalia kecil seperti sigung (Mydaus javanensis), kucing hutan (Felix
bengalensis), tikus hutan (Rattus lepturus), dan bajing terbang (Galeopterus
varegatus).
28
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Pasir Buncir
Kayu Pertukangan 21.333,33 0,60
(Non MDK)
Lahan Kosong 1.146.333,33 32,66
kegiatan pengelolaan hasil hutan, kegiatan pertanian, upah kerja dan kegiatan
lainnya yang dapat menambah penghasilan total rumah tangga. Sedangkan tingkat
ketergantungan terhadap sumberdaya hutan diukur dari kontribusi sumberdaya
hutan dan kontribusi dari luar kawasan hutan.
5.2 Pembahasan
5.2.2
5 Karak
kteristik Peendidikan Responden
R
50
45
40
35
Persentase
30
25
20
Cinagara
15
10 Pasir Buncir
5
0
Kecil : <5 orang Sedang : 5 – 7 Besar : >7 orang
orang
Kelas
90
80
70
60
Persentase
50
40
30 Cinagara
20 Pasir Buncir
10
0
Berhubungan Berhubungan Tidak
dengan hutan tidak langsung berhubungan
Kelas
Gambar 5 Histogram
H untuk jarak.
5.2.6
5 Karak
kteristik Tin
ngkat Penghasilan darri Luar Kaw
wasan TNGP
P
50
45
40
Persentase
35
30
25
20
15
10
5
0
Desa Cinagara
Desa Pasir Buncir
Kelas
Dari tujuh karakteristik responden Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir
hanya dua karakter yang akan diuji dengan menggunakan pengujian regresi linear
berganda, diduga dua karakter tersebut akan mempengaruhi nilai sumberdaya
hutan yaitu tingkat pendidikan responden dan pendapatan dari luar kawasan
TNGP. Pemilihan dua karakter tersebut karena dalam pengujian korelasi, karakter
responden tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai sumnberdaya hutan. Pada
Desa Cinagara, tingkat pendidikan memiliki nilai p-value 0,014 < 0,05 dan
tingakat pendapatan dari luar kawasan TNGP memiliki p-value 0,000 < 0,05.
Pada Desa Pasir Buncir, tingkat pendidikan memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05
dan tingkat pendapatan dari luar kawasan TNGP memiliki nilai p-value
0,000<0,05.
Data tersebut menunjukan bahwa pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat
penghasilan dari luar Kawasan TNGP sangat nyata. Selain itu pengujian karakter
tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan analisis regresi. Tujuan
menggunakan pengujian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik
responden.
41
2. Uji Regresi
a. Koefisien Determinasi
Langkah pertama adalah menentukan koefisien determinasi yang bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel karakteristik responden
tersebut menjelaskan nilai sumberdaya hutan terletak pada Tabel 12, nilai R Squer
dikatakan baik jika nilai nya di atas 0,5 karena nilai R Squer bekisar antara 0
samapai 1.
Output hasil uji regresi pada Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir
memiliki nilai koefisien determinasi masing-masing sebesar 0,612 dan 0,755.
Artinya, 61,20% dan 75,50% variabel bebas adalah nilai sumberdaya hutan di
jelaskan oleh variable-variabel tidak bebas adalah tingkat pendidikan dan tingkat
pendapatan dari luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sisanya
38,80% (100%-61,20%) dan 24,50% dijelaskan oleh variable lain di luar variable
yang digunakan. Model regresi linear berganda layak untuk penelitian karena
sebagian besar variable dependen nilai sumberdaya hutan dapat dijelaskan oleh
42
Nilai uji ini dapat dilihat dari nilai p-value (sig) dan level of significant. Jika
nilai p-value < level of significant maka masing-masing variabel tidak bebas
tersebut mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, pengujian ini menggunakan
penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu Ho1 = diduga tingkat pendidikan tidak
mempengaruhi nilai sumberdaya hutan, Ha1 = diduga tingkat pendidikan
mempengaruhi nilai sumberdaya hutan, Ho2 = diduga tingkat pendapatan
masyarakat dari luar kawasan TNGP tidak mempengaruhi nilai sumberdaya hutan
Ha2 = diduga tingkat pendapatan dari luar kawasan TNGP mempengaruhi nilai
sumberdaya hutan. Seperti terlihat pada Tabel 13 berikut ini.
Tabel 13 Coefficients(a) Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir
Unstandardized Standardized
Desa T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
Cinagara (Constant) 4.367 0.381 11.470 0.000
Pendidikan -0.208 0.177 -0.141 -1.175 0.003
PDL -0.864 0.138 -0.750 -6.251 0.000
Pasir (Constant)
4.345 0.263 16.513 0,000
Buncir
Pendidikan -0.645 0.116 -0.560 -5.549 0.000
PDL -0.545 0.114 -0.484 -4.789 0.000
R-square untuk tingkat pendidikan 0,53 ( Desa Cinagara) dan 0,68 (Desa
Pasir Buncir), artinya sebesar 53% (Desa Cinagara) dan 68% (Desa Pasir Buncir)
secara signifikan nilai sumberdaya hutan dapat di definisikan atau diterangkan
oleh tingkat pendidikan. R-square tingkat pendapatan dari Luar Kawasan TNGP
0,62 (Cinagara) dan 0,81 (Pasir Buncir), artinya 62% (Desa Cinagara) dan 81%
(Desa Pasir Buncir) secara signifikan nilai sumberdaya hutan dapat diterangkan
oleh tingkat pendapatan dari Luar Kawasan TNGP. Terlihat bahwa dari masing-
masing persentase variabel tersebut, tingkat pendapatan dari Luar Kawasan TNGP
lebih besar pengaruhnya terhadap nilai sumberdaya hutan jika dibandingkan
dengan tingkat pendidikan.
Berdasarkan Tabel 23 persamaan regresi Desa Cinagara dapat dirumuskan
dengan Y = 4,37 – 0,208 (tingkat pendidikan) – 0,864 (tingkat pendapatan
masyarakat dari luar kawasan) + e atau Y = 4,37 – 0,208 X1 – 0,864 X2 dan
persamaan regresi Desa Pasir Buncir dapat dirumuskan dengan Y = 4,345 – 0,645
(tingkat pendidikan) – 0,545 (tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan) +
e atau Y = 4,345 – 0,645 X1 – 0,545 X2 + e Hubungan antar variabel tersebut
adalah berbanding terbalik, maksudnya jika nilai variabel tidak bebas (tngkat
pendidikan dan tingkat pendapatan dari luar kawasan TNGP) naik maka nilai
dependen (nilai sumberdaya hutan) akan turun.
5.2.11 Persentase Karakteristik Responden terhadap Nilai Sumberdaya
Hutan
5.2.11.1 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden Desa Cinagara yang nilai manfaat
sumberdaya hutan paling tinggi adalah tidak tamat/tamat SD sebesar Rp.
3.957.778 per tahun sedangkan nilai manfaat sumberdaya hutan yang paling
rendah adalah Perguruan Tinggi sebesar Rp. 1.800.000 per tahun dan pada kelas
SLTP/SMA sebesar Rp. 2.993.778 per tahun. Pada Desa Pasir Buncir untuk
kelas tidak tamat/tamat SD memiliki nilai manfaat sumberdaya hutan paling tinggi
adalah Rp. 4.110.000 per tahun sedangkan nilai sumberdaya hutan paling kecil di
Desa Pasir Buncir pada tingkat pendidikan adalah Perguruan Tinggi Rp.
2.518.000 per tahun (Tabel 14).
44
Dari tabel di atas menunjukan jika tingkat pendidikan lebih tinggi maka
tingkat konsumsi sumberdaya hutan lebih rendah karena tingkat penddikan akan
mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menyikapi perubahan. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan membentuk seseorang dalam daya
adaptasi terhadap perubahan yang ada. Tingkat pendidikan juga menentukan kelas
sosial dalam masyarakat. Sehingga tingkat pendidikan akan berpengaruh besar
dalam pemanfaatan sumberdaya hutan karena semakin tinggi tingkat pendidikan
kemudahan dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak pun terbuka
lebar dan pada akhirnya tidak ada yang merambah hutan.
4.580.000 per tahun dan nilai sumberdaya hutan paling rendah adalah penghasilan
lebih dari Rp. 10.000.000 per tahun sebesar Rp. 3.118.615 per tahun. Data hasil
selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Admawidjaja R. 1991. Sistem Pengurusan Hutan Konservasi. Makalah pada
seminar Sistem Pengurusan Hutan Alam Indonesia pada Masa
Mendatang dalam Rangka Hari Pulang Kampus (HAPKA) VIII. 7
September 1991. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Andriyana Y. 2010. Membangun Desa Model Konservasi.
http://yusefandriyana.blogspot.com/2010/06/membangun-model-desa-
konservasi.html [30 Desember 2010]
Adryani M. 2002. Studi Pendapatan Pesanggem dan Keberhasilan Tanaman
Pokok pada Program Perhutanan Sosial [skripsi]. Bogor: Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Davis LS dan K.N Johnson. 1987. Forest Management. Mc Graw Hill Book
Company, New York.
Dela Rosa G. 2004. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya
Hutan Bersama Masyarakat [tugas akhir]. Bogor: Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
Dixon J A and P B Sherman. 1990. Economic of Protected Areas : A New Look
at Benefits and Cost. Island Press. Washington D C.
Duerr W A. 1960. Fundamentals of Forestry Economic. Mc Graw Hill Book
Company, New York.
Harmita Dini. 2009. Masyarakat Kampung Konservasi. Bogor. Taman Nasional
Gunung Salak.
Hufscmidt M M, James D E A, Meister A D, Bower B T dan J A Dixon. 1987.
Lingkungan Sistem Alami dan Pembangunan, Pedoman Penilai
Ekonomis. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
Kartasubrata J. 1992. Manual Kehutanan – Agroforesry. Bogor. Departemen
Kehutanan.
Manan S. 1998. Hutan Rimbawan dan Masyarakat. Bogor. IPB Press.
Mangandar. 2000. Keterkaitan Sosial Masyarakat di Sekitar Hutan Dengan
Kebakaran Hutan (Studi Kasus di Propinsi Daerah Tingkat I Riau).
[tesis]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
McNeely J A. 1992. Mengembangkan dan Memanfaatkan Prangsang Ekonomi
Untuk Melestarikan Sumberdaya Hayati.
Perhutani. 2001. Keputusan Dewan Pengawas Perum Perhutani tentang PHBM.
Perum Perhutani. Jakarta.
Soekmadi R dan E. Elfian. 2001. Kondisi Sosial Masyarakat Pencari Kayu Bakar
di Taman Nasional Baluran.
48
Susetyaningsih. 1992. Evaluasi Aspek Sosial Masyarakat Desa Hutan dan Tingkat
keberhasilan Tanaman p ada Program Perhutanan Sosial di Wilayah
Kerja Perum Perhutani Unit II Jawa Timur [tesis]. Fakultas
Kehutanan, Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak
diterbitkan.
[TNGHS] Taman Nasional Gunung Halimun Salak. 2009. Model Kampung
Konservasi (MKK). Taman Nasional Gunung Halimun Salak:
Harmita Dini.
Widiarso F. 2005. Nilai Ekonomi Pemanfaatan Lahan agroforestry di Kawasan
DAS Ciliwung Jawa Barat (Studi kasus di Desa Kuta dan Desa
Sukagalih, kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor). Program
Pasca Sarjana.
49
LAMPIRAN
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
mangga
(limus) 2 50 3.000 300.000
21 kayu bakar 48 2 15.000 1.440.000
kapolaga 12 10 17.000 2.040.000
kayu
pertukangan 3 6 100.000 1.800.000
22 kayu bakar 48 2 15.000 1.440.000
23 kayu bakar 24 2 15.000 720.000
kapolaga 12 20 7.000 1.680.000
24 kayu bakar 36 2 15.000 1.080.000
25 kayu bakar 72 2 15.000 2.160.000
26 kayu bakar 24 2 15.000 720.000
27 kayu bakar 48 2 15.000 1.440.000
Getah Pinus 24 90 1.600 3.456.000
28 kayu bakar 48 2 15.000 1.440.000
29 kayu bakar 48 2 15.000 1.440.000
30 kayu bakar 48 2 15.000 1.440.000
Total 94.908.000
Rata – rata 3.163.600
55
56
56
57
57
58
58
59