Anda di halaman 1dari 121

PERENCANAAN TAPAK WISATA

KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS CIKAMPEK


PROVINSI JAWA BARAT

MIRA SEPTINA JAYASINGA PUTRI

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
PERENCANAAN TAPAK WISATA
KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS CIKAMPEK
PROVINSI JAWA BARAT

MIRA SEPTINA JAYASINGA PUTRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Perencanaan Tapak Wisata Kawasan Hutan dengan


Tujuan Khusus Cikampek Provinsi Jawa Barat
Nama : Mira Septina Jayasinga Putri
NIM : E34080062

Menyetujui
Pembimbing I, Pembimbing II,

Eva Rachmawati, S. Hut, M. Si Vera Dian Damayanti, SP, MLA


NIP. 19770321 200501 2 003 NIP. 19740716 200604 2 004

Mengetahui
Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor,

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS.


NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal lulus :
RINGKASAN

MIRA SEPTINA JAYASINGA PUTRI. Perencanaan Tapak Wisata


Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus Cikampek Provinsi Jawa Barat.
Dibimbing oleh EVA RACHMAWATI dan VERA DIAN DAMAYANTI.
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) adalah suatu kawasan
hutan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk kepentingan
umum seperti penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta religi
dan budaya atau tujuan kemanfaatan lainnya dengan catatan bahwa peruntukan itu
tidak merubah fungsi pokok dari kawasan hutan tersebut. Kawasan hutan yang
termasuk ke dalam KHDTK salah satunya adalah KHDTK Cikampek yang berada
di Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. KHDTK
Cikampek merupakan salah satu kawasan hijau yang sering didatangi pengunjung.
Selain itu masyarakat sekitar kawasan yang menginginkan peningkatan
kesejahteraan mendorong untuk diadakannya pengembangan perencanaan wisata
pada kawasan. Pengembangan wisata ini perlu dirancang dengan sedemikian rupa
agar dapat memanfaatkan potensi wisata yang ada, akan tetapi tidak dan/atau
seminimal mungkin merubah bentang alam yang ada di kawasan hutan tersebut.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (Mei-Juli 2012). Metode yang
digunakan adalah metode perencanaan yang mengacu pada Gold 1980, yang
terdiri dari tahap persiapan, pengumpulan data, analisis data, sintesis data, dan
perencanaan tapak, dengan metode pendekatan perencanaan berupa pendekatan
sumberdaya (ekologis). Terdapat dua aspek yang digunakan sebagai dasar analisis
perencanaan tapak ini, yaitu aspek bio-fisik dan aspek wisata. Hasil identifikasi
terhadap kedua aspek tersebut menghasilkan analisis berupa peta komposit. Kelas
yang didapatkan dari hasil analisis terbagi menjadi kesesuaian pengembangan
wisata intensitas tinggi, cukup, rendah, dan kurang. Selanjutnya dihasilkan block
plan yang membagi kawasan ke dalam 3 zona, yaitu zona wisata utama, zona
wisata penunjang, dan zona pendukung wisata.
Konsep dasar pada penelitian ini yaitu kawasan KHDTK Cikampek yang
memiliki fungsi pokok sebagai hutan penelitian memiliki keanekaragaman hayati
yang beragam baik dari flora, fauna, maupun sumberdaya alam lainnya. Oleh
karena itu pengembangan wisata yang dapat direncanakan adalah wisata yang
berbasis ekologis dan bersifat edukatif terutama mengenai kehutanan.
Perencanaan tapak wisata KHDTK Cikampek terdiri dari rencana ruang, rencana
sirkulasi, rencana jalur wisata, dan rencana aktivitas dan fasilitas. Pada rencana
ruang terdapat ruang wisata utama, ruang wisata penunjang, ruang penerimaan
dan ruang pelayanan. Pada rencana sirkulasi terdapat sirkulasi jalur wisata untuk
pengunjung dan sirkulasi jalur non-wisata untuk pengelola. Pada rencana jalur
wisata terdapat 4 alternatif jalur wisata yang bernilai edukatif dan rekreatif.
Rencana aktivitas utama berupa tracking dan pengamatan/edukasi sedangkan
rencana aktivitas penunjang berupa kuliner, piknik, bermain, dan menikmati
pemandangan. Pada rencana fasilitas terdapat fasilitas wisata dan fasilitas
pelayanan.

Kata kunci: KHDTK Cikampek, hutan penelitian, perencanaan tapak, wisata.


SUMMARY

MIRA SEPTINA JAYASINGA PUTRI. Tourism Site Plan in Special


Purposes Forest Area Cikampek Provincy West Java. Under Supervision of
EVA RACHMAWATI and VERA DIAN DAMAYANTI.
Special Purposes Forest Area (SPFA) is a particular forest area that settled
by the government with the purpose for public importance such as research and
development, education and training, as well as religious and cultural or other
benefit purposes on condition that the designation does not change the basic
function of the forest. One of SPFA is SPFA Cikampek that located in District
Cikampek, Regency Karawang, West Java. SPFA Cikampek is one of the green
areas that are often visited by visitors. In addition, people around the area who
want to improve the welfare encourages pushed of the development tourism plan
in that area. This tourism development need to be designed in such a way that they
can exploit tourism potential, but did not and/or minimal change existing
landscape in the forest area.
The study was conducted for three months (May-July 2012). The method
used was method of planning that refers to Gold 1980, which consists of the
preparation, data collection, data analysis, data synthesis, and site plan, with the
plan approach was resource approach (ecological). There are two aspects that
were used as the basic for the analysis of site plan, namely bio-physical aspects
and tourism aspects. The results of the identification of these two aspects was the
analysis of a composite map. Classes were obtained from analysis of the
suitability of the development was divided into high, enough, low, and less
intensity type. Furthermore, block plan was resulted divides area into three zones,
namely the main tourism zone, secondary tourism zone, and the supporting
tourism zone.
The basic concept in this research was the SPFA Cikampek with basic
functions as research forest that has variety biodiversity of flora, fauna, and other
natural resources. Therefore, tourism development can be planned is based
ecological tours and educative tours, especially concern about forestry. SPFA
Cikampek site plan consists of the space plan, circulation plan, tourism route plan,
and activities and facilities plan. Space plan, that were main tourism space, a
secondary tourism space, reception space and service space. Circulation plan,
there were tourism circulation plan for visitors and non-tourism circulation plan
for managers. Turism route plan, there were 4 route alternative that valuable for
educational and recreational. Plan for main tourism activities such as tracking and
monitoring/education while for secondary tourism such as culinary activities,
picnic, play, and enjoy the view. Facility plan, that were tourism facilities and
service facilities.
Keywords: KHDTK Cikampek, research forest, site plan, tourism.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Perencanaan Tapak
Wisata Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus Cikampek Provinsi Jawa Barat”
adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing
dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau
lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Desember 2012

Mira Septina Jayasinga Putri


NIM E34080062
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 30


September 1990. Penulis adalah anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Tampan Mega dan Ibu Titin
Maria. Penulis mulai mengawali masa jenjang pendidikan
formal pada tahun 1995 di TK Pertiwi 3 Kota Bogor
kemudian menyelesaikan tingkat sekolah dasar di Sekolah
Dasar Negeri Pengadilan 5 Kota Bogor tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Taruna Andigha Kota Bogor tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 Kota Bogor tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutana, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.
Selama menjalankan studi di IPB, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan
Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova)
sebagai anggota Kelompok Pemerhati Ekowisata (KPE “TAPAK”) pada periode
kepengurusan 2009-2011, anggota Biro Kekeluargaan pada periode kepengurusan
2009/2010 dan sekretaris umum pada periode kepengurusan 2010/2011. Kegiatan
lapang yang pernah diikuti oleh penulis antara lain, Eksplorasi Fauna, Flora dan
Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) Himakova 2010 di Cagar Alam Gunung
Burangrang Propinsi Jawa Barat, Studi Konservasi Lingkungan (SURILI)
Himakova 2010 di Taman Nasional Sebangau Propinsi Kalimantan Tengah,
Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) 2010 di Sancang-Kamojang,
Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) 2011 di Hutan Pendidikan Gunung Walat
(HPGW), dan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) 2012 di Taman Nasional
Meru Betiri Propinsi Jawa Timur.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan di
Fakultas Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul
“Perencanaan Tapak Wisata Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus Cikampek
Propinsi Jawa Barat” di bawah bimbingan Ibu Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si dan
Ibu Vera Dian Damayanti, SP, MLA.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas seluruh nikmat dan karunia yang
telah dilimpahkan-Nya. Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan atas
terselesaikannya penyusunan skripsi ini yang berjudul “Perencanaan Tapak
Wisata Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus Cikampek Provinsi Jawa Barat”.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi para pembaca dan seluruh pihak yang membutuhkan
khususnya bagi kemajauan ilmu pengetahuan kehutanan di Indonesia. Penulis
menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala bentuk
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis untuk kemajuan di
masa yang akan datang.

Bogor, Desember 2012

Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah
dilimpahkan-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
judul “Perencanaan Tapak Wisata Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus
Cikampek Provinsi Jawa Barat”. Shalawat serta salam tidak lupa tercurahkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa
terlaksananya penelitian hingga penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Orang tua tercinta Tampan Mega (Bapak), Titin Maria (Ibu), Farhandika
Septiandi Jayasinga Putra (Adik) atas segala limpahan kasih sayang, doa,
bimbingan, motivasi, nasihat dan dukungan lahir maupun batin.
2. Dosen pembimbing Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si dan Vera Dian Damayanti,
SP, MLA atas segala arahan, bimbingan, nasihat, solusi serta saran dan
masukannya selama penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Dosen penguji sidang Dr. Ir. Rita Kartika Sari, M.Si dan ketua sidang Dr. Ir.
Agus Hikmat, M.Sc atas bimbingan, masukan, saran, dan kritik atas skripsi
hasil penelitian ini.
4. Seluruh dosen beserta staf KPAP atas bimbingan dan pelayanan selama
penulis menuntut ilmu di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB.
5. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan
Dr. Ir. Bambang Tri Hartono, MF, Kepala Sub Bidang Tindak Lanjut
Penelitian Desy Ekawaty, S.Hut, M.Sc, dan seluruh pihak Penelitian dan
Pengembangan (Litbang) Kehutanan atas izin, bantuan, masukan, dan
bimbingan pada penelitian ini.
6. Bapak Usup dan keluarga, serta A Deni atas bantuan dan arahannya selama
pengambilan data di lapangan.
7. Teman-teman dari Departemen Arsitektur Lanskap Kak Agus, Kak Wiwiek,
dan Vivi atas diskusi tentang penelitian ini.
8. Sahabat seperjuangan selama penelitian Meyla Dona Paramita, Mega Haditia,
Kartika Edy Kresna atas dukungan, bantuan, dan semangatnya.
9. Keluarga EDELWEISS 45 tercinta: Sari Narulita, Nararya Gunadharma,
Meidilaga, Davidia Intan Permata Yahdi, Rika Sri Wahyuni, Siti Nurika,
Rifki Putra, Rahmat Adiputra, Muamar Zulfikar, Intan Handayani, Fiqh
Chairunnisa, Fatwa Nirza, Lintang Praba, Ririn Rihatni, Erlinda Mutiara,
Agrini Vera Utari, Ayu Wandarise, Yasri Syarifatul, Asep Zanuansyah, M.
Juan Ardha, Nugrahadi Ramadhan, serta seluruh keluarga besar KSHE 45
yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak atas
kebersamaan, persaudaraan, persahabatan, bantuan, dukungan, dan semangat
selama ini.
10. Sahabat terbaik Oryza Sativa, Ernawati, Sylvani Nugraha, Resti Widya Putri,
Ninda Nevada, Yuni Astuti, Renando Meiko, Ahmad Noval, Ramdani
Mardiansyah, Chairul Adijaya, Salman Al Farisi. Terima kasih banyak.
11. Harry Tri Atmojo Aksomo atas doa, dukungan, motivasi, dan semangat di
setiap harinya.
12. Kakak dan Adik tingkat, serta seluruh keluarga besar Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.
13. Seluruh keluarga besar Himakova.
14. Pihak-pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.

Bogor, Desember 2012

Mira Septina Jayasinga Putri


i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... i
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wisata dan Pariwisata ................................................................. 3
2.2 Kawasan Wisata .......................................................................... 3
2.3 Perencanaan Tapak Kawasan Wisata ......................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 8
3.3 Metode dan Pendekatan Perencanaan ............................................ 8
3.3.1 Persiapan ............................................................................... 9
3.3.2 Pengumpulan/Inventarisasi Data ......................................... 9
3.3.3 Analisis Data ....................................................................... 11
3.3.4 Sintesis Data ........................................................................ 13
3.3.5 Perencanaan Tapak .............................................................. 13
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Administratif dan Geografis ......................................................... 14
4.2 Keadaan Fisik Kawasan ................................................................. 14
4.2.1 Topografi ............................................................................. 14
4.2.2 Geologi dan tanah ................................................................ 14
4.2.3 Klimatologi .......................................................................... 14
4.2.4 Vegetasi ............................................................................... 15
4.3 Aksesibilitas ................................................................................... 15
4.4 Sarana dan Prasarana ..................................................................... 15
4.4.1 Jalan aspal ............................................................................ 15
4.4.2 Jalan pemeriksaan ................................................................ 16
4.4.3 Rumah dinas petugas lapangan dan pondok kerja ............... 16
4.5 Kegiatan Penelitian ........................................................................ 17
ii

4.6 Keadaan Desa Sekitar Kawasan KHDTK Cikampek .................... 17


4.6.1 Letak dan luas desa sekitar KHDTK Cikampek .................. 17
4.6.2 Keadaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat ............... 18
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Konsep Dasar ................................................................................ 20
5.2 Data dan Analisis ........................................................................... 21
5.2.1 Aspek bio-fisik ................................................................... 21
5.2.1.1 Batas administrasi dan geografis ............................. 21
5.2.1.2 Jenis tanah ............................................................... 24
5.2.1.3 Iklim ........................................................................ 26
5.2.1.4 Topografi ................................................................. 27
5.2.1.5 Ekologi .................................................................... 30
5.2.2 Aspek wisata ........................................................................ 45
5.2.2.1 Objek dan atraksi wisata ......................................... 45
5.2.2.2 Fasilitas pendukung wisata ...................................... 50
5.2.2.3 Potensi pengunjung ................................................. 54
5.2.3 Aspek sosial budaya ............................................................ 57
5.2.4 Hasil analisis ........................................................................ 59
5.3 Sintesis .......................................................................................... 62
5.4 Konsep Perencanaan Tapak .......................................................... 65
5.4.1 Konsep dasar perencanaan .................................................. 65
5.4.2 Pengembangan konsep ........................................................ 66
5.4.2.1 Konsep ruang .......................................................... 66
5.4.2.2 Konsep sirkulasi ...................................................... 67
5.4.2.3 Konsep jalur wisata ................................................. 69
5.4.2.4 Konsep aktivitas dan fasilitas .................................. 69
5.5 Perencanaan Tapak ....................................................................... 70
5.5.1 Rencana ruang ..................................................................... 70
5.5.2 Rencana sirkulasi ................................................................. 82
5.5.3 Rencana jalur wisata ............................................................. 83
5.5.4 Rencana aktivitas dan fasilitas ............................................. 86
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 94
6.2 Saran .............................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 96
LAMPIRAN ................................................................................................. 99
iii

DAFTAR TABEL
No. Halaman

1. Alat pengambilan data beserta kegunaan dan keluarannya ..................... 8


2. Jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data .................................. 10
3. Variabel dan kriteria metode skoring ........................................................ 12
4. Luas desa sekitar KHDTK Cikampek....................................................... 18
5. Keadaan penduduk di sekitar KHDTK Cikampek .................................... 18
6. Komposisi mata pencaharian penduduk di sekitar KHDTK Cikampek .. 19
7. Jenis vegetasi pohon di KHDTK Cikampek ............................................ 30
8. Jenis fauna KHDTK Cikampek ............................................................... 36
9. Jenis kupu-kupu KHDTK Cikampek ....................................................... 37
10. Luasan penutupan lahan KHDTK Cikampek .......................................... 41
11. Potensi dan kendala fasilitas di KHDTK Cikampek ................................ 50
12. Luasan kriteria kesesuaian pengembangan wisata ................................... 60
13. Pembagian zona pada sintesis ................................................................... 62
14. Luasan ruang pengembangan wisata ........................................................ 75
15. Jalur, objek, dan kegiatan wisata ............................................................. 84
16. Rencana fasilitas ...................................................................................... 91
iv

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Lokasi penelitian ....................................................................................... 7


2. Tahapan perencanaan ................................................................................ 9
3. Jalan aspal KHDTK Cikampek ................................................................. 16
4. Batas administrasi KHDTK Cikampek ..................................................... 22
5. Peta petak tanaman KHDTK Cikampek ................................................... 23
6. Kondisi pal batas ....................................................................................... 24
7. Peta jenis tanah KHDTK Cikampek ......................................................... 25
8. Grafik fluktuasi suhu KHDTK Cikampek ................................................ 26
9. Grafik fluktuasi curah hujan KHDTK Cikampek ..................................... 27
10. Peta topografi KHDTK Cikampek ............................................................ 28
11. Peta analisis kemiringan lahan KHDTK Cikampek .................................. 29
12. Peta potensi flora KHDTK Cikampek ...................................................... 33
13. Jenis-jenis tumbuhan obat KHDTK Cikampek ........................................ 34
14. Peta potensi fauna KHDTK Cikampek ..................................................... 38
15. Sumberdaya lahan lain .............................................................................. 39
16. Peta analisis sumberdaya lahan KHDTK Cikampek ................................ 40
17. Penutupan lahan KHDTK Cikampek ........................................................ 42
18. Peta penutupan lahan KHDTK Cikampek ................................................ 43
19. Peta analisis penutupan lahan KHDTK Cikampek ................................... 44
20. Objek dan atraksi wisata ........................................................................... 47
21. Peta objek dan atraksi wisata KHDTK Cikampek .................................... 48
22. Peta analisis objek dan atraksi wisata KHDTK Cikampek ....................... 49
23. Kondisi fasilitas eksisting KHDTK Cikampek ......................................... 51
24. Peta aksesibilitas KHDTK Cikampek ....................................................... 53
25. Sumber informasi pengunjung .................................................................. 54
26. Teman berkunjung .................................................................................... 54
27. Tujuan berkunjung .................................................................................... 55
28. Objek menarik KHDTK Cikampek .......................................................... 55
v

29. Waktu berkunjung ..................................................................................... 56


30. Jenis wisata yang diinginkan pengunjung ................................................. 56
31. Kesenian budaya masyarakat sekitar KHDTK Cikampek ........................ 58
32. Peta komposit ............................................................................................ 61
33. Peta block plan .......................................................................................... 64
34. Konsep ruang ............................................................................................ 67
35. Konsep sirkulasi ........................................................................................ 68
36. Ilustrasi objek dan atraksi wisata ruang wisata utama ............................... 72
37. Ilustrasi objek dan atraksi wisata ruang wisata penunjang ........................ 74
38. Rencana tapak (site plan) KHDTK Cikampek........................................... 76
39. Detail plan 1 .............................................................................................. 77
40. Detail plan 2 .............................................................................................. 78
41. Detail plan 3 .............................................................................................. 79
42. Detail plan 4 .............................................................................................. 80
43. Detail plan 5 .............................................................................................. 81
44. Rencana jalur wisata KHDTK Cikampek ................................................. 85
45. Ilustrasi fasilitas 1 ...................................................................................... 92
46. Ilustrasi fasilitas 2 ...................................................................................... 93
vi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuisioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek ....................................... 100


2. Panduan wawancara untuk pengelola .......................................................... 104
3. Panduan wawancara untuk masyarakat ....................................................... 105
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) adalah suatu kawasan
hutan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk kepentingan
umum seperti penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta religi
dan budaya atau tujuan kemanfaatan lainnya dengan catatan bahwa peruntukan itu
tidak merubah fungsi pokok dari kawasan hutan tersebut (Dephut 1999). Kawasan
hutan yang termasuk ke dalam KHDTK ini adalah KHDTK Cikampek yang
termasuk ke dalam Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa
Barat.
Salah satu tujuan KHDTK Cikampek adalah penelitian dan pengembangan
yang tidak merubah fungsi pokok dari kawasan hutan tersebut. Salah satu kegiatan
pengembangan yang tidak merubah fungsi pokok kawasan hutan dapat dilakukan
dengan pengembangan wisata. Wisata dapat diartikan sebagai perjalanan
mengunjungi objek-objek dengan tujuan kesenangan. Namun wisata tidak sekedar
mengadakan perjalanan, tetapi juga berinteraksi dengan lingkungan dengan
menggunakan sumberdaya yang ada (Holden 2000).
KHDTK Cikampek merupakan salah satu kawasan hijau yang berada di
Cikampek yang sering sekali didatangi oleh pengunjung. Selain itu masyarakat
sekitar kawasan yang menginginkan peningkatan kesejahteraan mendorong untuk
diadakannya pengembangan perencanaan wisata di kawasan tersebut.
Pengembangan wisata yang diharapkan adalah kawasan yang tidak merusak
ekosistem, sehingga kondisi tapak pada kawasan sangat perlu untuk diperhatikan.
Perencanaan tapak merupakan suatu kegiatan dalam menata suatu kawasan
atau wilayah. Pemberian bentuk untuk sebuah tapak berguna untuk
mengakomodasi fasilitas dengan meminimalisasi kerusakan lingkungan dan
memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi pengguna tapak. Pengembangan
wisata ini perlu dirancang dengan sedemikian rupa agar dapat memanfaatkan
potensi wisata yang ada, akan tetapi tidak dan/atau seminimal mungkin merubah
bentang alam yang ada di kawasan hutan tersebut. Oleh karena itu, perencanaan
2

tapak yang baik sangat perlu untuk dilakukan. Selain itu dengan adanya
perencanaan tapak ini, kawasan hutan dengan tujuan khusus Cikampek dapat terus
lestari dan dapat terus memenuhi fungsi dan tujuan kawasan ini.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi karakter fisik tapak wisata yang ada di KHDTK Cikampek.
2. Mengidentifikasi potensi wisata yang ada di KHDTK Cikampek.
3. Membuat perencanaan tapak KHDTK Cikampek dengan tidak merubah
fungsi pokok kawasan tersebut.

1.3 Manfaat
Penelitian ini berupa rencana tapak kawasan wisata, diharapkan dapat
berguna sebagai :
1. Rekomendasi rencana tapak pengembangan wisata untuk KHDTK Cikampek.
2. Rekomendasi dalam pertimbangan usaha pelestarian kawasan.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata dan Pariwisata


Wisata menurut Swabrooke et al. (2003) dapat diartikan sebagai teori dan
praktek dari perjalanan mengunjungi obyek-obyek tertentu untuk mendapatkan
kesenangan. Menurut UU No. 10 Tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, dan Pemerintah Daerah. Wisata Menurut Holden
(2000) tidak sekedar mengadakan perjalanan, tetapi juga berinteraksi dengan
lingkungan dengan menggunakan sumberdaya yang ada.
Bruun (1995) mengkategorikan wisata menjadi 3 jenis yaitu
1. Ecotourism, green tourism, atau alternative tourism, merupakan wisata yang
berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan industri
kepariwisataan dan perlindungan terhadap wisata alam atau lingkungan,
2. Wisata budaya, merupakan kegiatan pariwisata dengan kekayaan budaya
sebagai obyek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan,
3. Wisata alam, aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap
kondisi alam atau daya tarik panoramanya.

2.2 Kawasan Wisata


Kawasan wisata adalah kawasan yang dibangun atau disediakan untuk
memenuhi kebutuhan pariwisata. Pengembangan kawasan wisata tidak
mengurangi areal tanah pertanian dan dilakukan di atas tanah yang mempunyai
fungsi utama untuk melindungi sumberdaya alam warisan budaya. Erkin dan Usul
(2007) menyatakan bahwa kawasan wisata pada negara-negara berkembang
biasanya adalah kawasan-kawasan yang tidak berkembang namun memiliki
keindahan panorama dan ekosistem yang beragam. Saat ini, wisata selalu
mendapatkan porsi besar dalam perencanaan pengembangan kota dan wilayah
karena sektor pariwisata telah menjadi salah satu sektor penting dalam ekonomi.
Namun pengembangan yang diharapkan adalah kawasan yang tidak merusak
ekosistem.
4

Kawasan wisata merupakan suatu areal atau jalur pergerakan wisata yang
memiliki obyek dan daya tarik wisata tentunya dapat dikunjungi, disaksikan, dan
dinikmati wisatawan. Kawasan ini memiliki lanskap alam yang indah, budaya
yang dipadukan dengan perubahan kondisi sosial dan ekonomi bagi masyarakat
sekitar (Nurisjah & Pramukanto 2009). Holden (2000) menyatakan bahwa
kawasan wisata berkaitan erat dengan karakteristik lanskap setempat, yaitu
keindahan, kondisi lingkungan yang sehat dan bersih, iklim yang sesuai, memberi
kenyamanan dan ketenangan, estetis, dan lingkungan sekitarnya mencirikan
karakter yang kuat terhadap kawasan.
Kawasan wisata alam (KWA) merupakan kawasan dengan ciri khas
tertentu, baik di darat maupun di perairan, dengan mempunyai fungsi pokok
sebagai kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistem. Kriteria untuk penunjukkan dan penetapan sebagai KWA ini,yaitu: (1)
mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa, atau ekosistem gejala alam
serta formasi geologi yang menarik, (2) mempunyai luas yang cukup untuk
menjamin kelestarian fungsi potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi
pariwisata dan rekreasi alam, dan (3) kondisi lingkungan disekitarnya mendukung
upaya pengembangan pariwisata alam. Prinsip-prinsip dalam pengembangan
KWA, yaitu; (1) karakter kepariwisataan, (2) pemerintah sebagai fasilitator
sekaligus regulator, (3) swasta sebagai operator, dan (4) masyarakat sebagai
subyek pembangunan.

2.3 Perencanaan Tapak Kawasan Wisata


Perencanaan adalah mengumpulkan dan menginterpretasikan data,
memproyeksikannya ke masa depan, mengidentifikasi masalah dan memberi
pendekatan yang beralasan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut
(Knudson 1980). Gold (1980) menyatakan bahwa proses perencanaan terdiri atas
tahap persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan. Sebagai suatu
alat yang sistematis, yang digunakan untuk menentukan saat awal suatu keadaan
dan cara terbaik untuk pencapaian keadaan tersebut, perencanaan lanskap dapat
dilakukan melalui beberapa pendekatan, antara lain:
5

1. Pendekatan sumberdaya, yaitu penentuan tipe-tipe serta alternatif aktivitas


rekreasi dan wisata berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumberdaya,
2. Pendekatan aktivitas, yaitu penentuan tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan
seleksi terhadap aktivitas pada masa lalu untuk memberikan kemungkinan
yang dapat disediakan pada masa yang akan datang,
3. Pendekatan ekonomi, yaitu penentuan tipe, jumlah dan lokasi kemungkinan
aktivitas berdasarkan pertimbangan ekonomi, dan
4. Pendekatan perilaku, yaitu penentuan kemungkinan aktivitas berdasarkan
pertimbangan perilaku manusia.
Perencanaan tapak adalah seni menata lingkungan buatan manusia dan
lingkungan alamiah guna menunjang kegiatan manusia. Mendesain sebuah tapak
juga merupakan sebuah seni untuk menata fasilitas dalam tapak untuk mendukung
pemenuhan kebutuhan akan aktivitas. Pemberian bentuk untuk sebuah tapak
berguna untuk mengakomodasi fasilitas dengan meminimalisasi kerusakan
lingkungan dan memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi pengguna tapak.
Perencanaan tapak juga mengaplikasikan sistem buatan manusia (termasuk
konstruksi) ke dalam sebuah sistem lingkungan dan ekologi dengan
mempertimbangkan peluang dan hambatan yang akan dihadapi. Pengkajian
perencanaan tapak sering tersusun dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu
faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan buatan manusia.
Merencanakan penataan lanskap untuk kawasan wisata adalah upaya untuk
menata dan mengembangkan suatu areal dan jalur pergerakan pendukung kegiatan
wisata sehingga kerusakan lingkungan akibat pembangunannya dapat
diminimumkan, tetapi pada saat yang bersamaan kepuasan wisatawan dapat
terwujudkan. Hal ini terutama untuk menjaga keindahan alami dan keunikan yang
dimiliki oleh lanskap atau bentang alam tersebut serta melindungi kelestarian
ekosistemnya, terutama apabila direncanakan pada areal dengan ekosistem yang
peka, langka atau unik (Nurisjah & Pramukanto 2009).
Perencanaan lanskap kawasan wisata, terutama wisata alam adalah
merencanakan suatu bentuk penyesuaian program rekreasi dengan suatu lanskap
untuk menjaga kelestariannya. Program wisata alam dibuat untuk menciptakan
lingkungan fisik luar atau bentang alam yang dapat mendukung tindakan dan
6

aktivitas rekreasi manusia yang menunjang keinginan, kepuasan dan


kenyamanannya, dimana proses perencanaan dimulai dari pemahaman sifat dan
karakter serta kebijakan manusianya dalam menggunakan tapak untuk kawasan
wisata (Knudson 1980).
7

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu


Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli
2012.

Gambar 1 Lokasi penelitian.


8

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain kamera digital, Global
Positioning System (GPS), binokuler, buku panduan lapang, dan laptop dengan
software yang mendukung pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 1.
Sedangkan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner dan data,
yang terdiri dari data primer dan data sekunder.
Tabel 1 Alat pengambilan data beserta kegunaan dan keluarannya
Alat Kegunaan Keluaran

Kamera digital Dokumentasi objek/tapak Foto

GPS (Global Positioning Pengambilan titik koordinat Peta

System) dan ketinggian lokasi data

Laptop dan aplikasi:

a. Microsoft Office Mengolah data tulisan Laporan tertulis

2007, Microsoft (deskriptif), tabular,

Excel 2007 penulisan pelaporan

b. CorelDRAW Membuat ilustrasi gambar dan Peta dan Gambar


Graphics X3, memperhalus

Photoshop CS4 tampilan gambar yang telah


dibuat dengan Sketch Up

c. ArcGIS 9.3 Membuat gambar penyebaran Peta


objek dan mengolah data

d. Map Source Mengolah data dari GPS Peta

3.3 Metode dan Pendekatan Perencanaan


Metode studi yang digunakan adalah tahapan perencanaan menurut Gold
(1980) dari mulai persiapan, pengumpulan dan inventarisasi data, analisis data,
sintesis data sampai pada tahap perencanaan tapak pengembangan wisata di
KHDTK Cikampek. Sedangkan pendekatan yang dilakukan merupakan
pendekatan terhadap sumberdaya alam (ekologis). Tahapan penelitian dapat
dilihat pada Gambar 2.
9

Latar Belakang, Tujuan, Manfaat Studi,


Persiapan Studi Metode Dan Rencana Kerja, Anggaran
Biaya, Dan Administrasi/Perizinan

Pengumpulan Data Data Bio-Fisik : Lokasi (Geografi,


Administratif, Batas Tapak), Jenis Tanah,
Topografi, Iklim, Ekologi (Sumberdaya
Lahan, Penutupan Lahan).

Data Wisata : Fasilitas Existing,


Pengunjung, Atraksi Wisata, Aksesibilitas

Data Sosial Budaya : Demografi (jumlah,


kepadatan dan keinginan penduduk)

Analisis Peta Analisis Kesesuaian Wisata KHDTK

Sintesis Block Plan Pengembangan Wisata

Rencana Tapak Pengembangan Wisata


Perencanaan Tapak
KHDTK

Gambar 2 Tahapan perencanaan (Gold, 1980).

3.3.1 Persiapan
Tahap persiapan pada tahapan penelitian dimulai dengan menyusun usulan
penelitian yang dilakukan dengan membuat latar belakang, tujuan, manfaat studi,
metode dan rencana kerja, dan menyusun anggaran biaya. Selain itu juga pada
tahap ini dilakukan pengurusan izin untuk melaksanakan penelitian.

3.3.2 Pengumpulan/inventarisasi data


Tahapan pengumpulan data merupakan tahapan dimana data yang
dibutuhkan untuk perencanaan tapak diinventarisasi. Data yang diinventarisasi
pada tahapan ini meliputi informasi tapak beserta hal-hal yang mempengaruhi
tapak dan perencanaan. Data yang diambil merupakan data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diambil langsung di lapangan
10

sedangkan data sekunder merupakan data yang didapatkan dari berbagai pustaka
dan berbagai informasi dari pihak-pihak yang terkait.
Metode yang digunakan untuk pengambilan data primer berupa
pengamatan lapang, dokumentasi, dan wawancara. Wawancara sendiri dilakukan
dengan metode purposive sampling. Purposive sampling dilakukan dengan cara
mengambil orang-orang yang terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang
dimiliki oleh sampel itu (Nasution 2007), dimana responden dipilih dengan ciri-
ciri spesifik yaitu pengunjung yang datang atau berkeinginan untuk berwisata di
kawasan KHDTK Cikampek. Jumlah responden dipilih sebanyak 30 orang yang
merupakan penduduk desa sekitar KHDTK dan pengunjung yang mengunjungi
kawasan KHDTK. Jenis, bentuk, dan cara pengambilan data dari tahapan
pengumpulan data ini dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2 Jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data


Cara Pengambilan
No. Jenis Data Bentuk Data Sumber Data
Data
I BIO-FISIK
1. Lokasi
a. Geografi Deskriptif dan Puslitbang, Instansi Survei, Studi Pustaka
b. Administratif Spasial Terkait
c. Batas Tapak
2. Jenis Tanah Deskriptif dan Puslitbang Survei, Studi Pustaka
Spasial
3. Topografi Deskriptif dan Puslitbang Survei, Studi Pustaka
Spasial
4. Iklim Deskriptif BMG, Puslitbang Survey, Studi Pustaka
5. Ekologi
a. Vegetasi Deskriptif dan Puslitbang, lapangan Survei, Studi Pustaka
b. Satwa Spasial
c. Penggunaan Lahan
II. SUMBERDAYA WISATA
1. Fasilitas existing Deskriptif Puslitbang, Lapangan Survei, Wawancara,
Pengunjung Deskriptif dan Studi Pustaka
2.
Tabular
3. Objek dan Atraksi Deskriptif
Wisata
4. Aksesibilitas Deskriptif Lapangan Survey, Studi Pustaka
III. SOSIAL BUDAYA
1. Demografi
a. Jumlah dan Deskriptif dan Puslitbang, Survei, Studi Pustaka
Kepadatan Penduduk Tabular Pemerintah
b. Keinginan Lapangan Survei, Wawancara
Masyarakat
11

3.3.3 Analisis data


Tahap analisis data dilakukan dengan cara analisis spasial dan analisis
deskriptif. Data dan informasi yang telah didapatkan dari tahap pengumpulan data
dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dan dianalisis dengan menggunakan
overlay dari peta tematik. Analisis dengan overlay dari peta tematik ini secara
garis besar dibagi berdasarkan dua aspek, yaitu aspek bio-fisik, dimana yang
dianalisis secara spasial adalah lokasi kawasan, topografi, dan ekologi, sedangkan
yang dianalisis secara deskriptif adalah jenis tanah dan iklim. Kedua yaitu aspek
wisata, dimana yang dianalisis secara spasial adalah objek dan atraksi wisata,
sedangkan yang dianalisis secara deskriptif adalah sarana dan prasarana (fasilitas
eksisting dan aksesibilitas) karena sarana dan prasarana ini baru akan
dikembangkan. Hasil dari analisis kedua aspek tersebut merupakan peta komposit
yang merupakan hasil akhir dari tahap analisis dan akan digunakan sebagai dasar
dari tahap berikutnya yaitu tahap sintesis. Sedangkan untuk data sosial dan budaya
dan data wawancara akan dianalisis secara deskriptif.
Variabel-variabel tersebut selanjutnya dipertimbangkan atau dinilai dengan
metode skoring untuk mengetahui areal atau lahan yang baik, kurang baik,
ataupun tidak baik untuk dikembangkan sebagai daerah wisata. Pada metode
skoring dalam penelitian ini digunakan skor 1-4, dimana nilai 4 adalah yang
tertinggi dan nilai 1 adalah yang terendah. Nilai ini mewakili kriteria dari masing-
masing areal pada tapak, baik pada aspek bio-fisik dan aspek wisata. untuk
memudahkan skoring, beberapa peta diskoring berdasarkan unit analisis berupa
blok-blok yang dibagi dalam pembagian rencana tata ruang KHDTK Cikampek.
Blok-blok tersebut yaitu blok Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu
Pertukangan, Kayu Pulp, dan Kayu Energi; blok Pemuliaan Tanaman Hutan; blok
Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu - Food, Energy, dan Medicine (HHBK-
FEM); blok HHBK Non FEM, dan 3 blok yang berupa area show windows.
Penentuan dari bobot aspek bio-fisik sebesar 60% lebih tinggi daripada bobot
untuk aspek wisata yaitu sebesar 40%. Hal ini dikarenakan tanpa adanya kualitas
bio-fisik yang baik dan ideal bagi kawasan yang direncanakan, maka objek dan
atraksi wisata pun dapat terancam akibat adanya bahaya alam. Variabel-variabel
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
12

Tabel 3 Variabel dan kriteria metode skoring


Aspek Variabel Bobot (%) Kriteria Keterangan Skor
Bio-Fisik 1. Status Penutupan Non Alami Berupa area terbangun 4
(60%) Lahan Berupa kebun dan sawah atau lahan kosong, dimana pada area tersebut vegetasi 3
Campuran
20 merupakan campuran dari kriteria semi alami dan non alami
Semi Alami Berupa hutan tanaman, dimana vegetasi sengaja ditanam pada area tersebut 2
Alami Berupa hutan alam, vegetasi tumbuh dengan alami pada kawasan 1
2. Sumberdaya Alam Tidak Ada 4 sumberdaya yang menonjol yakni : flora, fauna, gejala alam, dan air. Semakin 4
Ada 1 banyak sumberdaya menonjol yang terdapat pada area tersebut, maka 3
20
Ada 2 pengembangan wisata yang dapat dilakukan akan lebih terbatas berdasarkan daya 2
Ada 3-4 dukung kawasan 1
3. Kemiringan Lahan 0-3% Kelerengan datar dengan klas sangat baik 4
3,01-8% Kelerengan landai dengan klas baik 3
20
8,01-15% Kelerengan miring dengan klas sedang 2
>15,01% Kelerengan agak curam dan curam dengan klas jelek 1
Wisata 1.Objek dan atraksi Lebih dari 5 4
Objek dan atraksi wisata yang terdapat pada area antara lain : flora, fauna,
(40%) wisata Ada 4-5 3
40 pemandangan, area bermain, area outbond. Semakin banyak objek dan atraksi
Ada 2-3 2
wisata yang dapat dikembangkan, semakin baik area tersebut untuk wisata.
Ada 1 1
Sumber : Modifikasi Bakosurtanal (1996) dan DKP (2003) dalam Nugraha (2011), Modifikasi Gunn (1994), Modifikasi Depbudpar Dirjen Pengembangan Produk Wisata (2001) dalam
Nugraha (2011), Modifikasi M. Isa Darmawijaya (1990).
13

Hasil analisis kedua aspek yang berupa peta komposit untuk pembuatan
block plan perlu diketahui kriterianya. Dalam menentukan kriteria dari peta
tersebut akan dicari selang/interval kriteria berdasarkan klasifikasi penilaian yang
dihitung dengan menggunakan persamaan berdasarkan Direktorat Jendral
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam dalam Mulyati (2007):

S= Smaks-Smin/K
Keterangan:
S : Selang dalam penetapan selang klasifikasi penilaian
Smaks : Skor maksimal
Smin : Skor minimal
K : Banyaknya klasifikasi

Rumus di atas digunakan untuk mencari selang kualitas aspek bio-fisik,


dan kualitas aspek wisata, serta kualitas hasil overlay kedua aspek tersebut. Pada
studi ini banyaknya klasifikasi (K) yaitu 4. Hal ini untuk mendapatkan tingkat
kedetailan pada penilaian kualitas masing-masing aspek.

3.3.4 Sintesis data


Peta komposit hasil overlay pada tahapan analisis selanjutnya akan
dijadikan dasar untuk menghasilkan solusi berupa alternatif penggunaan ruang
yang direncanakan dalam bentuk block plan. Selain itu, hasil dari tahap sintesis ini
adalah konsep dasar perencanaan tapak yang seminimal mungkin berpengaruh
terhadap ekologis atau seminimal mungkin merubah bentang alam yang ada di
kawasan tersebut. Konsep dasar ini akan dijadikan sebagai dasar pengembangan
selanjutnya, yaitu berupa konsep ruang, konsep sirkulasi, konsep jalur wisata, dan
konsep aktivitas dan fasilitas.

3.3.5 Perencanaan tapak


Tahap perencanaan tapak ini merupakan tahap pengembangan konsep
yang telah dilakukan sebelumnya. Rencana tapak ini difokuskan pada site plan
area wisata Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus, dimana akan menghasilkan
tata ruang dan tata letak elemen untuk pengembangan wisata.
14

BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Administratif dan Geografis


Secara geografis KHDTK Cikampek terletak di 06025’00”-06025’48” LS
dan 107027’36”- 107027’50” BT, kurang lebih 5 km sebelah selatan Kota
Cikampek. Secara administrasi pemerintahan, KHDTK Cikampek termasuk dalam
Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang dan Kecamatan Cempaka Kabupaten
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (Pusprohut Litbang 2010).

4.2 Keadaan Fisik Kawasan


4.2.1 Topografi
Bentuk muka lahan secara makro adalah datar dan sedikit berombak
dengan kelerengan rata-rata 9 %. KHDTK Cikampek ini berada pada ketinggian
50 mdpl. Daerah bagian selatan ke utara agak landai, di sebelah barat dan timur
dibatasi oleh lembah-lembah sempit dan di sebelah barat terdapat Sungai Cicunut
(Pusprohut Litbang 2010).

4.2.2 Geologi dan tanah


Jenis tanah di KHDTK Cikampek sebagian besar termasuk latosol merah.
Jenis tanah lainnya adalah laterit air tanah dan latosol merah kekuningan. Kondisi
tanah masam (pH 4,9-5,2) dengan kadar bahan organik dan nitrogen rendah, P2O5
sedang, dan K2O sangat rendah (Pusprohut Litbang 2010).

4.2.3 Klimatologi
Kecamatan Cikampek memiliki curah hujan rata-rata 1.796 mm per tahun
dan termasuk dalam tipe iklim C. Curah hujan yang tinggi terjadi pada bulan
Desember, Januari sampai April, sedangkan curah hujan yang rendah terjadi pada
bulan Mei sampai September (Pusprohut Litbang 2010).
15

4.2.4 Vegetasi
Pada tahun 1937 yang merupakan awal dibentuknya hutan penelitian
telah terdapat kegiatan penelitian introduksi jenis-jenis pohon sebanyak 172 petak.
Pada semua petak tersebut telah dilakukan upaya penanaman. Dalam
perkembangannya tidak semua petak tertutup oleh vegetasi, melainkan terdapat
beberapa plot tanaman gagal (kosong) yang sifatnya membentuk spot-spot yang
menyebar di seluruh areal. Sampai tahun 2010, KHDTK Cikampek telah
diintroduksi sebanyak 61 jenis terdiri dari 3 jenis dari famili Dipterocarpaceae, 57
jenis dari jenis non- Dipterocarpaceae, dan 1 jenis bambu. Dari 61 jenis yang
diintroduksi sebanyak 28 jenis merupakan jenis exotic (penyebaran alaminya di
luar Indonesia) dan 32 jenis merupakan jenis asli di Indonesia (Pusprohut Litbang
2010).

4.3 Aksesibilitas
Aksesibilitas menuju lokasi KHDTK Cikampek dapat ditempuh melalui
jalan Tol Cikampek. Jarak dari pintu gerbang Tol Cikampek ke KHDTK
Cikampek kurang lebih 2,5 km. Lokasinya terletak di pinggir jalan raya yang
menghubungkan Desa Cinangka dengan Pasar Cikampek.

4.4 Sarana Prasarana


4.4.1 Jalan aspal
Areal KHDTK Cikampek terbelah dua oleh jalan kabupaten sepanjang
1.260 m dan lebar 3,5 m. Pada saat ini kondisi jalan kabupaten yang membelah
kawasan ini berada dalam kategori sangat baik karena jalannya telah diperbaiki
oleh pemerintah kabupaten setempat melalui pengaspalan jalan (hotmix) pada
pertengahan tahun 2009. Jalan tersebut sangatlah bermanfaat sebagai pembuka
akses bagi dua kecamatan yaitu Kecamatan Cikampek (Karawang) dan
Kecamatan Cempaka (Purwakarta), dengan kepadatan lalu lintas yang cukup
tinggi. Kepadatan lalu lintas ini akan melonjak tajam pada saat jalan tersebut
menjadi jalan alternatif akibat kepadatan jalan raya di ujung jalan tol Jakarta-
Cikampek (Pusprohut Litbang 2010). Jalan aspal yang berada di KHDTK
Cikampek dapat dilihat pada Gambar 3.
16

Gambar 3 Jalan aspal KHDTK Cikampek.

4.4.2 Jalan pemeriksaan


Jalan pemeriksaan di dalam kawasan KHDTK Cikampek dibuat dengan
lebar 3 m, tanpa pengerasan (jalan tanah). Selain berfungsi sebagai jalan
pemeriksaan, jalan tersebut berfungsi sebagai batas petak dan juga sebagai sekat
bakar untuk mencegah meluasnya bahaya kebakaran. Pada saat ini jalan
pemeriksaan nampak jelas terpelihara karena selain sehari-hari dimanfaatkan oleh
petugas lapangan maupun peneliti yang melakukan penelitian juga dimanfaatkan
oleh masyarakat setempat sebagai akses jalan antar desa. Selain itu jalan tersebut
juga dimanfaatkan pengunjung KHDTK Cikampek dari luar daerah untuk sekedar
menikmati alam hutan KHDTK Cikampek (Pusprohut Litbang 2010).

4.4.3 Rumah dinas petugas lapangan dan pondok kerja


Bangunan rumah dinas yang diperuntukkan bagi Petugas
Lapangan/Penanggung Jawab KHDTK Cikampek sebelah utara kawasan.
Bangunan dibuat permanen dengan luas bangunan 54 m2 dengan kondisi bagus
hasil renovasi tahun 2008. Selain sebagai rumah dinas juga difungsikan sebagai
kantor, yaitu sebagai pusat informasi kegiatan penelitian. Terdapat juga pondok
kerja untuk tamu seluas 54 m2 yang dilengkapi 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi
dengan kondisi terawat (Pusprohut Litbang 2010).
17

4.5 Kegiatan Penelitian


Beberapa kegiatan penelitian yang telah dilakukan di KHDTK Cikampek
antara lain adalah :
a. Introduksi jenis.
b. Percobaan pencegahan rayap Moeroderanes gilves Hegen pada tanaman
kayu putih.
c. Evaluasi introduksi jenis pohon hutan.
d. Teknik budidaya Eboni (Diospyros celebica).
e. Percobaan tanaman Khaya, pohon penghasil gaharu, jati, dan sengon buto
yang diinokulasi mikoriza.
f. Potensi jenis pohon hutan dalam menyerap karbon.
g. Pengembangan lebah madu untuk masyarakat sekitar hutan penelitian.
h. Kajian perilaku pengunjung ke KHDTK Cikampek (wisata).
i. Kajian kondisi tanah di bawah tegakan Khaya anthotheca.
j. Model pertumbuhan jenis Khaya anthotheca.
k. Kajian metode pengawetan kayu terhadap serangan rayap tanah.

4.6 Keadaan Desa Sekitar Kawasan KHDTK Cikampek


4.6.1 Letak dan luas desa sekitar KHDTK Cikampek
Desa-desa di sekitar Hutan Penelitian Cikampek termasuk dalam dua
wilayah yakni Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Desa-desa
tersebut adalah Sarimulya, Cikampek Timur, Cikampek Pusaka, dan Kamojing
yang termasuk wilayah Kecamatan Cikampek kabupaten Purwakarta. Satu desa
lainnya yang terletak di sebelah selatan adalah Desa Cinangka. Luas masing-
masing desa tercantum pada Tabel 4.
18

Tabel 4 Luas desa sekitar KHDTK Cikampek


No. Kabupaten Kecamatan dan Desa Luas (Ha)
1. Karawang Kec. Cikampek;
1. Desa Sarimulya 18,902
2. Desa Cikampek Timur 109,903
3. Desa Cikampek Pusaka 302,183
4. Desa Kamojing 596,317

2. Purwakarta Kec. Cempaka;


1. Desa Cinangka 247,500
Jumlah 1.404,805
Sumber : Pusprohut Litbang (2010).

4.6.2. Keadaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat


Jumlah persentase penduduk di sekitar lokasi KHDTK Cikampek
berdasarkan golongan usia adalah 40,14 % berada pada usia dewasa, 36,19 %
berada pada usia tua, dan sisanya 23,67 % berada pada usia anak-anak. Dengan
demikian 50 % lebih merupakan penduduk yang berada pada usia kerja
(produktif) (Pusprohut Litbang 2010). Keadaan jumlah penduduk di sekitar
KHDTK Cikampek tertera pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Keadaan penduduk di sekitar KHDTK Cikampek


Jumlah penduduk (jiwa) Total Rata-
No Desa
Tua Dewasa Anak kepadatan rata/km2
1. Sarimulya 1.913 4.011 4.412 10.336 6.984
2. Cikampek Timur 4.784 1.982 1.550 8.316 7.670
3. Pusaka 830 1.446 1.162 3.438 1.143
4. Kamojing 720 1.742 777 3.239 543
5. Cinangka 807 1.675 1.014 3.496 1.413
Jumlah 9.054 10.856 8.915 28.825 2.056
Sumber : Pusprohut Litbang (2010).

Lahan pertanian yang ada di desa-desa sekitar KHDTK Cikampek kurang


dari 20 %. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian kurang berkembang
terutama di desa-desa yang berdekatan dengan kota seperti Desa Sarimulya dan
Desa Cikampek Timur. Sebagian besar penduduk di sekitar KHDTK Cikampek
menggantungkan hidupnya pada sektor industri dan perdagangan. Jumlah buruh
19

dan pedagang mendominasi hampir 70 % dari total profesi pada masyarakat. Hal
ini menunjukkan bahwa profesi sebagai pedagang membutuhkan lahan untuk
dijadikan areal berdagang. Salah satu cara untuk mendapatkannya adalah dengan
menjadikan sebagian areal KHDTK Cikampek sebagai tempat berdagang. Adapun
komposisi mata pencaharian penduduk di sekitar KHDTK tertera pada Tabel 6
berikut ini.

Tabel 6 Komposisi mata pencaharian penduduk di sekitar KHDTK Cikampek


Pedagang Buruh Tani Karyawan
No Desa
Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa %
1. Sarimulya 765 49,9 617 40,2 22 1,4 130 8,5
2. Cikampek
2.545 47,1 1.381 25,6 270 5,0 1.206 22,3
Timur
3. Cikampek
129 5,4 1.279 53,8 913 38,4 55 2,3
Pusaka
4. Kamojing 121 24,0 94 18,7 100 19,8 189 37,5
5. Cinangka 97 13,2 350 47,5 252 34,2 38 5,2
Jumlah 3.657 34,7 3.721 35,3 1.557 14,8 1.618 15,3
Sumber : Pusprohut Litbang (2010).
20

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Konsep Dasar


Kawasan KHDTK Cikampek merupakan kawasan hutan penelitian yang
diarahkan guna mendukung tugas pokok dan fungsi Pusat Litbang Hutan
Tanaman yaitu sebagai penyedia ilmu pengetahuan dan teknologi bidang hutan
tanaman. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini salah satunya
diaplikasikan dalam pembangunan plot-plot vegetasi, baik jenis lokal maupun
jenis asing. Keberadaan vegetasi ini akan berpengaruh pula terhadap keberadaan
satwa yang menjadikan kawasan tersebut sebagai habitatnya. Oleh karena itu
KHDTK Cikampek ini memiliki keanekaragaman hayati yang cukup beragam,
baik dari flora, fauna, dan juga sumberdaya alam lainnya.
Kawasan ini juga dapat bertujuan untuk kepentingan umum seperti
penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta religi dan budaya atau
tujuan kemanfaatan lainnya dengan catatan bahwa peruntukan itu tidak merubah
fungsi pokok dari kawasan hutan tersebut (Dephut 1999). Pada penelitian ini,
peruntukan yang tidak merubah fungsi pokok kawasan dibahas dengan adanya
pengembangan wisata. Akan tetapi mengingat fungsi pokok dan keanekaragaman
hayati yang dimiliki oleh kawasan ini, maka pengembangan wisata yang dapat
direncanakan adalah wisata yang berbasis ekologis dan bersifat edukatif terutama
mengenai kehutanan.
Wisata yang berbasis ekologis merupakan wisata dengan pendekatan
sumberdaya alam atau mempertimbangkan sumberdaya alam yang berada dalam
kawasan sehingga sumberdaya tersebut dapat terus lestari dan terjaga dengan baik.
Hal ini dapat dilakukan dengan wisata pendidikan. Wisata pendidikan sendiri
merupakan bentuk dari wisata yang mengandung fungsi pendidikan di dalamnya
sehingga pengunjung selain mendapat wisata yang rekreatif, akan tetapi juga
mendapatkan perjalanan edukatif.
21

5.2 Data dan Analisis


5.2.1 Aspek bio-fisik
Bio-fisik dalam kawasan dianalisis untuk mengetahui kondisi tapak dan
sumberdaya yang berada di dalamnya. Aspek bio-fisik ini diketahui berdasarkan
analisis data batas administrasi dan geografis kawasan, jenis tanah, iklim,
topografi, ekologi (sumberdaya lahan dan penutupan lahan).

5.2.1.1 Batas administrasi dan geografis


Wilayah KHDTK Cikampek terletak di Desa Cikampek Timur,
Kecamatan Cikampek di Kabupaten Karawang dengan koordinat antara
06025’00”-06025’48” LS dan 107027’36”- 107027’50” BT (Gambar 4). Wilayah
ini berbatasan langsung dengan lima desa di dua kabupaten. Desa-desa tersebut
yaitu Desa Sarimulya, Desa Cikampek Timur, Desa Cikampek Pusaka, Desa
Kamojing di Kabupaten Karawang dan Desa Cinangka yang berada di Kabupaten
Purwakarta. Kawasan ini dibangun tahun 1937 dengan luas 51,1 ha dan memiliki
petak tanaman di dalamnya (Gambar 5). Sejak tahun 2003, wilayah ini ditunjuk
menjadi KHDTK berdasarkan SK Menhut No. 305/Kpts-II/2003 dan SK Menhut
No. 306/Kpts-II/2003 tentang Penunjukan dan Penggunaan KHDTK sebagai
Hutan Penelitian di Cikampek. Kawasan ini terletak di dekat jalan tol Cikampek
serta area pesawahan warga.
Batas kawasan terdiri dari dua jenis, yakni batas alami dan batas buatan.
Batas alami kawasan adalah sungai Cicunut di bagian barat dan area pesawahan
warga di bagian timur, sedangkan batas buatan kawasan merupakan pal-pal batas.
Pal-pal batas ini pertama kali dibuat oleh Perum Perhutani, kemudian diperbaiki
pada tahun 2005 oleh Puslitbang. Kondisi pal-pal batas ini di lapangan beberapa
terlihat masih dalam kondisi baik, tetapi banyak pal-pal batas yang terlihat kurang
baik, dikarenakan adanya pal batas yang sudah tidak bernomer, jatuh, tertutup
oleh rimbunnya tanaman, serta terdapat pal batas yang sudah hilang karena
terbawa longsor. Keberadaan batas kawasan sendiri menjadi penting karena akan
memberikan kejelasan untuk tata guna lahan serta pengembangannya sehingga
akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat sekitar kawasan
dan Puslitbang. Kondisi dari pal-pal batas dapat dilihat pada Gambar 6.
22

Gambar 4 Batas administrasi KHDTK Cikampek.


23

Gambar 5 Peta petak tanaman KHDTK Cikampek.


24

(a) (b) (c)

Keterangan :

(a) Pal batas dalam kondisi cukup baik dan bernomer


(b) Pal batas dalam kondisi yang tidak baik dan nomer tidak terlihat
(c) Pal batas yang sudah tertutup vegetasi dan kurang terlihat

Gambar 6 Kondisi pal batas.

5.2.1.2 Jenis tanah

Jenis tanah yang terdapat pada kawasan ini terdiri dari dua jenis, yaitu
tanah laterit dan tanah latosol. Tanah latosol sendiri terbagi lagi menjadi dua,
yaitu tanah latosol merah kekuningan dan tanah latosol merah. Pada kawasan ini,
jenis tanah yang paling mendominasi adalah tanah latosol merah (Gambar 7).
Tanah latosol sendiri memiliki ciri fisik berwarna merah/kuning (terutama
pada horison B), tetapi jika tererosikan biasanya akan berwarna cokelat atau
kelabu. Sifat lain yang penting dari jenis tanah ini adalah terbentuknya keadaan
granular (merangsang drainase dalam keadaan yang sangat baik). Sedangkan
tanah laterit memiliki warna merah seperti karat, akibat kandungan oksida besinya
yang tinggi. Iklim tropis dan pengaruh unsur-unsur kimia menentukkan ketebalan,
kualitas, dan kandungan mineral lapisan tanah laterit (Anonim 2012). Tanah
latosol bervegetasi hutan basah sampai savana, bertopografi dataran sampai
bergelombang dan berbukit dengan bahan induk dari berbagai macam batuan.
Sedangkan tanah laterit ini tersebar di dataran rendah pada tinggi kurang dari 100
meter dengan relief datar sampai sedikit bergelombang dengan bahan induk
andesit (Darmawijaya 1990).
25

Gambar 7 Peta jenis tanah KHDTK Cikampek.


26

5.2.1.3 Iklim
Iklim pada KHDTK Cikampek dapat dilihat pada suhu dan curah hujan.
Kondisi iklim ini perlu diperhatikan terhadap fasilitas pengunjung yang berkaitan
dengan atraksi wisata dan jenis-jenis wisata yang akan dikembangkan.
a. Suhu
Suhu maksimum di KHDTK Cikampek berkisar antara 29,4 – 32,81 °C
dan suhu minimumnya berkisar antara 21,35 – 24,64 °C. Sedangkan suhu rata-rata
berkisar antara 25,57 – 27,24 °C. Suhu tertinggi terjadi pada bulan September dan
suhu terendah terjadi pada bulan Mei (Gambar 8).

35
30
25
Suhu (°C)

20
15
10
5
0

Nopember

Desember
Juli

September
Mei
Maret

April
Januari

Februari

Juni

Oktober
Agustus

Suhu Min Suhu Maks Suhu Rata-rata

Sumber : Pusprohut Litbang (2010).


Gambar 8 Grafik fluktuasi suhu KHDTK Cikampek.

b. Curah hujan
Curah hujan maksimum di KHDTK Cikampek adalah 727 mm pada
bulan April dan curah hujan minimum pada bulan Juli, Agustus, dan September
pada tahun 2011 (Gambar 9). Curah hujan pada kawasan ini sendiri termasuk ke
dalam tipe iklim C menurut klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Schmidt-
Ferguson tahun 1951. Schmidt-Ferguson menggunakan nilai perbandingan antara
rata-rata banyaknya bulan kering dan rata-rata banyaknya bulan basah (Rafi’i
1995), sehingga dapat diketahui bahwa iklim pada kawasan ini adalah tipe C yaitu
agak basah. Curah hujan yang rendah pada tapak akan menguntungkan untuk
kegiatan wisata, karena curah hujan yang tinggi atau hari hujan dapat
menghambat kegiatan wisata, terutama karena wisata yang berada di KHDTK
Cikampek pada dasarnya adalah wisata outdoor.
27

800
700
600
500
400
300
200 Curah Hujan Rata-
100 rata (mm)
0

Desember
Juli
Mei
Maret

Agustus
Januari

April

September
Juni

Oktober
Nopember
Februari

Gambar 9 Grafik fluktuasi curah hujan KHDTK Cikampek.

5.2.1.4 Topografi
Topografi pada kawasan KHDTK Cikampek secara umum datar sampai
bergelombang (Gambar 10). Topografi kawasan ini erat kaitannya dengan
kemiringan lahan. Kemiringan lahan dapat diketahui dan merupakan bentukan
lahan dari ketinggian tempat dari analisis data di lapangan. Kemiringan lahan ini
sangat penting untuk diketahui karena dapat menjadi dasar dalam penempatan
pengembangan objek dan atraksi wisata, serta pengembangan sarana dan
prasarana pendukung wisata yang nyaman bagi pengunjung.
Pada Gambar 11 dapat dilihat terdapat 4 kelas kemiringan lahan, dimana
kemiringan lahan dengan persentasi 0-3% merupakan kemiringan lahan yang
paling landai, dan pada metode skoring kelas ini mendapat nilai terbesar yaitu 80
yang didapatkan dari perkalian bobot sebesar 20 dan nilai terbesar yaitu 4. Hal ini
dikarenakan pada kemiringan lahan ini pengunjung dapat dengan nyaman berada
pada area tersebut, juga dapat memungkinkan dikembangkan sarana dan prasarana
wisata. Kemudian terdapat kemiringan lahan 3,01-8% dengan nilai 60, dan
kemiringan lahan 8,01-15% dengan nilai 40. Sedangkan pada kemiringan lahan
dengan persentase kemiringan >15,01% merupakan kemiringan lahan yang sedikit
curam pada kawasan dan mendapatkan nilai terendah yaitu 20. Pada kemiringan
lahan tersebut bukan tidak memungkinkan diadakannya pengembangan wisata,
akan tetapi perlu diperhatikan jenis wisata yang dikembangkan dan juga perlu
adanya peningkatan keamanan bagi pengunjung pada area tersebut.
28

Gambar 10 Peta topografi KHDTK Cikampek.


29

Gambar 11 Peta analisis kemiringan lahan KHDTK Cikampek.


30

5.2.1.5 Ekologi
a.Sumberdaya lahan
Pengembangan daerah tujuan wisata harus memperhatikan semua
sumberdaya serta lingkungan agar tidak terjadi degradasi. Pengembangan
kawasan wisata haruslah selalu melindungi sumberdaya yang ada karena hal
tersebut penting sekali untuk keberhasilan wisata (Gunn 1994). Sumberdaya pada
kawasan meliputi vegetasi, satwa, sumberdaya lahan lain.

1. Vegetasi
Vegetasi yang terdapat pada kawasan ini diketahui sebanyak 63 jenis
yang terdiri dari 3 jenis famili Dipterocarpaceae, 60 jenis non-Dipterocarpaceae,
dan salah satunya terdapat jenis bambu, yaitu Bambu Apus. Jenis-jenis vegetasi
tersebutterdiri dari jenis exotic dan jenis asli dari Indonesia.Tabel 7 merupakan
jenis-jenis vegetasi Dipterocarpaceae dan non-Dipterocarpaceae yang terdapat di
KHDTK Cikampek.

Tabel 7 Jenis vegetasi pohon di KHDTK Cikampek


No. Jenis Tanaman Famili /Suku Asal
(Nama lokal)
A. Dipterocarpaceae
1 Hopea odorata Roxb. Dipterocarpaceae Myanmar
(Merawan)
2 Shorea robusta Gaertn Dipterocarpaceae Kalimantan
(Meranti)
3 Shorea selanica BI Dipterocarpaceae -
(Meranti)
B. Non- Dipterocarpaceae
1 Acacia auriculiformis A.Cunn. Fabaceae Papua
(Akasia)
2 A. catechu Willd. Fabaceae India
(Katecuk)
3 A. confusa Merr Fabaceae Formosa
(Akasia)
4 A. mangium Wild Fabaceae Maluku
(Mangium)
5 A. oraria F.v.M Fabaceae -
(Akasia)
6 Alstonia congensis Engl. Apocynaceae Afrika
(Pulai kongo)
7 Anthocephalus cadamba Miq. Rubiaceae Maluku
(Jabon)
8 Aponamixis grandifolia Walp Meliaceae -
(Kongkih merah)
9 Azadirachta indica A.Juss. Meliaceae Jawa
(Mimba)
31

Tabel 7 Jenis vegetasi pohon di KHDTK Cikampek (lanjutan)


10 Calophyllum inophyllum L. Guttiferae Sulawesi
(Nyamplung)
11 C. solatri Burn Guttiferae Sulawesi
(Mengkakal)
12 Canarium schwaifurhii Engl. Burseraceae Afrika
(Kenari)
13 Casuarina equisetifolia J.R Casuarinaceae Sumatera
(Cemara)
14 Cecropia peltata L. Moraceae Amerika
(Saga)
15 Cedrella mexicana M. Roem Meliaceae Amerika
(Handarusa)
16 Ceiba sp Bombacaceae Jawa
(Kapuk)
17 Chaklaphora excelsa - -
18 Chukrasia tabularis A. Juss Meliaceae India
19 Coumarona odorata Aubl Fabaceae Afrika
20 Dalbergia fusca Piere Fabaceae Vietnam
(Sonokeling)
21 Delonix regia Rafin Fabaceae -
(Flamboyan)
22 Diospyros celebica Bakh Ebenaceae Sulawesi
(Kayu hitam)
23 Enterolobium cyclocarpum Griseb Fabaceae Amerika
(Sengon buto)
24 Eucalyptus alba Reinw. Myrtaceae Timor
(Ampupu)
25 E. plathyphylla F.Muell Myrtaceae Timor
(Hoe)
26 E. urophylla Myrtaceae -
(Ampupu)
27 Giganthocloa apus Kruz Poaceae Jawa
(Bambu apus)
28 Gluta renghas L Anacardiaceae Jawa
Rengas
29 Gmelina arborea Roxb. Verbenaceae -
(Jati putih)
30 Hymenaea courbaril L. Fabaceae Amerika
(Lokus)
31 Instia bijuga O.K Fabaceae -
(Merbau)
32 Khaya anthotheca C.Dc Meliaceae Afrika
(Kahaya)
33 K. grandifolia C.DC Meliaceae Afrika
(Kahaya)
34 K. ivorensis C.Chevalis Meliaceae Amerika
(Kahaya)
35 K. senegalensis A.Juss. Meliaceae Afrika
(Kahaya)
36 Lagerstroemia loudoni Pierre Lythraceae Thailand
(Bungur)
37 Metrosideros sp. Myrtaceae -
(Lara/ kayu besi)
38 Ochroma bicolor Rowlee Bombaceae -
(Balsa)
32

Tabel 7 Jenis vegetasi pohon di KHDTK Cikampek (lanjutan)


39 Paraserienthes falcataria Nielsen Fabaceae Jawa
(Sengon)
40 Parinarium corymbosum Miq Rutaceae Jawa
(Kayu batu)
41 Pericopsis mooniana Thw. Fabaceae India
(Kayu kuku)
42 Pinus khasya Rowlee Pinaceae Siam
(Pinus)
43 Pinus merkusii Jungh et de Vriese Pinaceae Sumatera
(Tusam)
44 Piptadenia peregrina Benth Fabaceae Brazilia
45 Pterocarpus sp. Fabaceae Jawa
(Angsana)
46 Pterygota alata R.Br. Moraceae India
(Kasah)
47 Ricinodendron africanum Arg Euphorbiaceae Afrika
48 Santalum album L Santalaceae
(Cendana)
49 Spathodea campanulata Beauv. Bignuniaceae Afrika
(Angsret)
50 Sterculia foetida L Sterculiaceae Jawa
(Kepuh)
51 Swietenia macrophylla King. Meliaceae Honduras
(Mahoni daun besar)
52 Tectona grandis L.f Verbenaceae Jawa, Malabar,
(Jati) Myanmar
53 Terminalia arjuna Warb Combretaceae India
(Ketapang)
54 T. caembachii Warb. Combretacea PNG
(Ketapang)
55 T. kaernbacii Combretaceae PNG
(Ketapang)
56 Trachylobium verrucosum Oliv Fabaceae Hawai
57 Vitex coffasus Reinw. Verbenaceae Maluku
(Bieti)
58 Zizyphus talanoi Merr Rhamnaceae Maluku
(Tombulilato)
59 Paraserienthes falcataria Fabaceae Jawa
(Sengon)
60 Ficus variagata Moraceae Jawa
(Nyawei)
Sumber : Pusprohut Litbang (2010).

Vegetasi yang terdapat pada kawasan ini banyak yang berpotensi untuk
dijadikan daya tarik. Vegetasi tersebut dipetakan sesuai dengan blok atau petak
tanam masing-masing tanaman. Dalam masing-masing petak tanam terdapat
beberapa jenis pohon di dalamnya, namun demikian pada umumnya terdapat jenis
pohon yang mendominasi di dalamnya (Gambar 12).
33

Gambar 12 Peta potensi flora KHDTK Cikampek.


34

Petak tanam tersebut dipisahkan dengan adanya jalur pemeriksaan yaitu


berupa jalan setapak yang lebarnya kurang lebih 1 meter. Hal ini dapat
memudahkan untuk melihat vegetasi di dalam kawasan. Beberapa contoh vegetasi
yang dapat dijadikan potensi misalnya saja banyaknya pohon-pohon asing yang
telah diintroduksi terdapat pada kawasan ini, pohon-pohon unik di dalam kawasan
yang ukurannya lebih besar daripada pohon lainnya terutama untuk jenis Kahaya,
pohon kelapa yang hanya satu-satunya terdapat di kawasan ini. Terdapat pula
pohon jenis Angsana yang sangat besar berlubang pada bagian bawahnya.
Menurut warga, banyak dijumpai kembang-kembangan berupa sesajen yang
ditemukan di lubang pohon ini. Kepercayaan ini juga dapat menjadi salah satu
daya tarik bagi pengunjung.
Vegetasi lain dalam kawasan yaitu vegetasi berupa tumbuhan bawah.
Tumbuhan-tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat.
Beberapa contoh tumbuhan obat tersebut antara lain daun babadotan (Ageratum
conyzoides) yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka, reumatik, dan
pendarahan; balakacida (Mikania cordata) yang berkhasiat untuk antibiotik; dan
juga daun dewa (Gynura segetum) yang berkhasiat untuk mengobati luka,
reumatik, dan kencing manis (Gambar 13).

(a) (b)

Keterangan :

(a) Babadotan

(b) Daun Dewa

Gambar 13 Jenis-jenis tumbuhan obat KHDTK Cikampek.


35

2. Satwa
Potensi dari keanekaragaman satwa juga dapat menjadi daya tarik sendiri
bagi kawasan. Selain satwa tersebut dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata,
satwa-satwa ini juga dapat terus dilestarikan atau dikonservasi dalam kawasan.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, satwa yang ditemukan pada kawasan
terdiri dari 15 jenis burung, 4 jenis mamalia, dan 6 jenis reptil. Satwa-satwa ini
ditemukan hampir merata di seluruh kawasan. Menurut keterangan warga dan
juga petugas lapangan, sekitar lima tahun lalu, satwa pada kawasan ini sangat
mudah dijumpai, akan tetapi keberadaannya berkurang sekarang ini. Hal ini dapat
disebabkan karena semakin banyaknya kendaraan yang melintas di jalan raya
yang berada di dalam kawasan ini yang dapat mengganggu satwa. Selain itu juga
sempat terjadi perburuan liar oleh warga sekitar kawasan ini.
Jenis-jenis satwa yang ditemukan sebagian besar berstatus risiko rendah
(Low Risk) menurut IUCN Red List. Akan tetapi walaupun demikian, keberadaan
satwa pada kawasan perlu dilestarikan. Untuk melindungi dan melestarikan satwa,
hal yang perlu dilakukan adalah menyediakan habitat dan sumber makanan bagi
satwa serta memberikan nilai tambah untuk satwa bagi perencanaan sebagai
kawasan wisata. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat spot pengamatan
dan jalur yang tepat sehingga pengunjung dapat mengamati satwa tanpa
mengganggu satwa tersebut (Noviana 2010). Potensi fauna yang dapat dilihat
pada Tabel 8.
36

Tabel 8 Jenis fauna KHDTK Cikampek


Status
No Nama Lokal Nama Latin Famili
Perlindungan
Burung
1 Cinenen Pisang Orthotomus sutorius Silviidae Risiko rendah
2 Wallet linchi Collocalia linchii Apodidae -
3 Cinenen jawa Orthotomus sepium Silviidae Risiko rendah
4 Pelanduk topi hitam Pellorneum capistratum Timaliidae Risiko rendah
5 Layang-layang rumah Delichon dasypus Hirundinidae Risiko rendah
6 Bondol jawa Lonchura leucogastroides Estrildidae Risiko rendah
7 Kacamata biasa Zosterops palpebrosus Zosteropidae Risiko rendah
8 Cabai jawa Dicaeum trochileum Dicaeidae Risiko rendah
9 Anis merah Zoothera citrina Turdidae Risiko rendah
10 Betet jawa Psittacula alexandri Psittacidae Risiko rendah
11 Cekakak sungai Todirhamphus chloris Alcedinidae -
12 Perenjak jawa Prinia familiaris Silviidae Risiko rendah
13 Wiwik uncuing Cuculus sepulcralis Cuculidae -
14 Perkutut Geopelia striata Columbidae Risiko rendah
15 Tekukur biasa Streptopelia chinensis Columbidae -
Mamalia
1 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis Cercopithecidae Risiko rendah
2 Bajing tanah bergaris tiga Lariscus insignis Sciuridae Risiko rendah
3 Musang Paradoxurus hermaphroditus Viverridae Risiko rendah
4 Babi hutan Sus scrofa Suidae Risiko rendah
Reptil
1 Cicak hutan Cyrtodactylus fumosus Gekkonidae -
2 Kadal kebun Eutrophis multifasciata Scincidae -
3 Viper pohon Trimeresurus albolabris Viperidae Risiko rendah
4 Ular lidah api Dendralapis pictis Colubridae -
5 Cicak terbang Draco volans Agamidae -
6 Bunglon Bronchocela jubata Agamidae Risiko rendah
37

Pada kawasan ini juga ditemukan berbagai jenis kupu-kupu. Kupu-kupu


ini terdiri dari 2 jenis dari famili Pieridae dan 11 jenis dari famili Nymphalidae.
Satwa yang dikategorikan sebagai serangga ini ditemukan di hampir seluruh
kawasan. Akan tetapi terdapat lokasi dimana kupu-kupu banyak ditemukan di
sana (Gambar 14). Jenis kupu-kupu yang paling banyak ditemukan adalah jenis
dari famili Nymphalidae, hal ini disebabkan karena Nymphalidae merupakan
famili kupu-kupu yang mempunyai anggota yang paling besar dan penyebaran
luas dibandingkan dengan lainnya (Rizal 2007).
Kehadiran spesies kupu-kupu yang tinggi juga didukung oleh tersedianya
tumbuhan sebagai sumber pakan (Yamamoto et al 2007). Hal ini juga dapat
dilihat dengan banyaknya tumbuhan yang berada pada kawasan sehingga banyak
pula tersedia pakan untuk kupu-kupu tersebut. Kupu-kupu sendiri juga merupakan
salah satu satwa yang penting untuk tetap dipertahankan keberadaannya. Tindakan
konservasi kupu-kupu yang lain adalah dengan melakukan penangkaran kupu-
kupu (Panjaitan 2008 dalam Efendi 2009). Penangkaran kupu-kupu selain
bertujuan untuk menjaga kelestarian spesies kupu-kupu, juga bertujuan
meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Suatu tempat penangkaran kupu-
kupu dapat digunakan sebagai tempat riset atau penelitian sekaligus tempat wisata
(Efendi 2009). Jenis dari kupu-kupu dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jenis kupu-kupu KHDTK Cikampek


No. Nama Jenis Famili
1 Eurema hecabe sankapura Pieridae
2 Catopsilia pomona Pieridae
3 Melanitis leda simessa Nymphalidae
4 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae
5 Mycalesis horsfieldi horsfieldi Nymphalidae
6 Junonia atlites atlites Nymphalidae
7 Euploea phaenarete pavettae Nymphalidae
8 Athyma perius perinus Nymphalidae
9 Hypolimnas bolina bolina Nymphalidae
10 Doleschallia bisaltidae bisaltidae Nymphalidae
11 Junonia hedonia ida Nymphalidae
12 Ariadne ariadne ariadne Nymphalidae
13 Rohana parisatis javana Nymphalidae
38

Gambar 14 Peta potensi fauna KHDTK Cikampek.


39

3. Sumberdaya lahan lain


Sumberdaya lahan yang terdapat pada kawasan lainnya, selain dari
vegetasi dan satwa, adalah gejala alam dan juga air. Gejala alam yang ditemukan
yaitu berupa dua buah goa yang kondisinya kurang terawat dan hanya dapat
dimasuki oleh kurang lebih satu orang saja. Sumberdaya lahan berupa air dapat
ditemukan pula berupa sungai Cicunut (Gambar 15).

(a) (b)
Keterangan :
(a) Goa (b) Sungai

Gambar 15 Sumberdaya lahan lain.

Analisis sumberdaya lahan ini diskoring berdasarkan blok rencana tata


ruang kawasan. Pada Gambar 16 yang merupakan peta analisis aspek sumberdaya
lahan, terdapat 3 area yang berbeda setelah diskoring pada kawasan. Bagian
kawasan yang memiliki 3-4 sumberdaya alam yang menonjol yaitu flora, fauna,
gejala alam, dan air terdapat pada 4 blok rencana tata ruang dan mendapatkan
nilai yang paling rendah. Kemudian terdapat pula bagian kawasan yang hanya
memiliki 2 sumberdaya alam. Bagian kawasan ini terdapat pada 2 blok rencana
tata ruang dan mendapatkan nilai 40. Nilai ini didapatkan dari bobot dikalikan 2
yang merupakan nilai untuk kriteria 2 sumberdaya alam. Sedangkan nilai tertinggi
pada aspek ini terdapat pada lahan kosong yang berada di sebelah utara kawasan.
Nilai tertinggi yaitu 80, dimana nilai tersebut didapatkan dari bobot aspek
sumberdaya lahan ini yaitu 20 dikalikan dengan nilai tertinggi yaitu 4. Hal ini
dikarenakan pada bagian kawasan ini tidak ditemukan sumberdaya lahan di
dalamnya.
40

Gambar 16 Peta analisis sumberdaya lahan KHDTK Cikampek.


41

b. Penutupan lahan
Penutupan lahan pada KHDTK Cikampek didominasi oleh hutan
tanaman, namun terdapat beberapa penutupan lain seperti semak belukar, kebun,
lahan kosong, dan area terbangun (Gambar 17). Penutupan lahan ini kemudian
dibagi menurut statusnya. Secara umum status penutupan lahan yang terdapat
pada kawasan KHDTK Cikampek terbagi menjadi 4 jenis, yaitu penutupan lahan
alami, penutupan lahan semi alami, penutupan lahan campuran, dan penutupan
lahan area terbangun. Masing-masing luasannya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Luasan penutupan lahan KHDTK Cikampek


No Status Penutupan Lahan Penutupan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Alami Hutan Alam - 0
2 Semi Alami Hutan Tanaman 42 82,19
3 Campuran Semak Belukar 6,4 12,52
Kebun 1,19 2,33
Lahan Kosong 1,45 2,84
4 Lahan Terbangun Lahan Terbangun 0,06 0,12
Jumlah 51,1 100

Penutupan lahan alami tidak ditemukan pada kawasan, dikarenakan


keseluruhan kawasan merupakan hutan tanaman dan tidak terdapat hutan alam di
sana. Penutupan lahan semi alami merupakan vegetasi yang ditanam dengan
sengaja pada kawasan yang merupakan hutan tanaman. Penutupan lahan ini
merupakan yang terluas dengan luas area 42 Ha. Pada metode skoring penutupan
lahan semi alami ini mendapatkan nilai kedua terendah yaitu 40, yang didapatkan
dari bobot untuk aspek ini yaitu 20 dikalikan dengan nilai untuk kriteria yaitu 2.
Hutan tanaman mendapatkan nilai yang cukup rendah dikarenakan hutan tanaman
perlu untuk terus dilestarikan (fungsi pokok kawasan) sehingga peluang
pengembangan wisata pada hutan tanaman pun terbatas.
Penutupan lahan campuran pada kawasan merupakan kebun yang berada
dalam kawasan. Kebun ini berisi tanaman-tanaman seperti cabai, singkong, dan
juga kacang-kacangan. Luas areal kebun yang berada dalam kawasan ini 1,19 Ha.
Selain itu terdapat pula semak belukar dan lahan kosong yang luasnya mencapai
7,85 Ha, sehingga luas penutupan lahan campuran yaitu 9,04 Ha. Penutupan lahan
ini mendapatkan nilai yang cukup tinggi yaitu 60, dikarenakan penutupan lahan
42

ini berpeluang untuk dapat dikembangkan untuk wisata dibandingkan penutupan


lahan hutan. Penutupan lahan terakhir adalah lahan terbangun yang merupakan
area dimana terdapat bangunan permanen seperti rumah dinas, wisma tamu, dan
visitor centre yang berada dalam kawasan. Penutupan lahan terbangun ini
memiliki luas area 0,06 Ha dan memiliki nilai yang tertinggi yaitu 80,
dikarenakan fungsinya pun sudah menjadi fasilitas eksisting untuk pengembangan
wisata.
Penutupan lahan yang dominan adalah penutupan lahan semi alami (hutan
tanaman) yang luasnya mencapai 42 Ha. Hutan tanaman ini hampir merata dalam
kawasan dan sangat dominan dikarenakan hutan tanaman memang merupakan
fungsi dari kawasan. Hutan tanaman ini tidak dapat diubah karena akan mengubah
fungsi pokok dari KHDTK Cikampek itu sendiri. Akan tetapi hutan tanaman ini
dapat dikembangkan sebagai wisata pendidikan bagi pengunjung. Sebaran
penutupan lahan dapat dilihat pada Gambar 18, sedangkan analisis pengembangan
wisata berdasarkan penutupan lahan pada aspek bio-fisik dapat dilihat pada
Gambar 19.

(a) (b)

(c) (d)
Keterangan :
(a) Semak Belukar (c) Kebun
(b) Hutan Tanaman (d) Lahan Terbangun

Gambar 17 Penutupan lahan KHDTK Cikampek.


43

Gambar 18 Peta penutupan lahan KHDTK Cikampek.


44

Gambar 19 Peta analisis penutupan lahan KHDTK Cikampek.


45

5.2.2 Aspek wisata


Aspek wisata dalam kawasan dianalisis untuk mengetahui objek dan
atraksi wisata yang berada di dalamnya. Aspek wisata ini diketahui berdasarkan
analisis data objek dan atraksi wisata, fasilitas pendukung wisata, dan potensi
pengunjung.

5.2.2.1 Objek dan atraksi wisata


KHDTK Cikampek memiliki objek dan atraksi wisata yang menarik bagi
pengunjung. Objek wisata adalah sesuatu yang menjadi pusat daya tarik
wisatawan dan dapat memberikan kepuasan pada pengunjung (Wardiyanta 2006),
sedangkan atraksi wisata merupakan objek wisata yang dapat memberikan
kepuasan bagi pengunjung (Damanik 2006) dan juga dapat berupa pertunjukan
khusus dari suatu objek wisata. Objek wisata yang secara umum terdapat pada
kawasan antara lain tumbuhan, satwa dan pemandangan, sedangkan atraksi wisata
yang berpotensi antara lain area berkumpul dan bersantai, serta area bermain dan
outbond (Gambar 20).
Tumbuhan pada kawasan ini menarik karena berbaris dengan rapi dalam
plot dan banyak pula pohon dan vegetasi yang unik. Satwa pada kawasan
menarik, karena sudah jarang sekali satwa yang ditemukan di kawasan perkotaan,
selain itu satwa cukup mudah untuk ditemui, baik langsung maupun tidak.
Pemandangan di KHDTK Cikampek mencakup pula pemandangan yang berada di
sekitar kawasan yang dapat dinikmati langsung dari kawasan ini. Pemandangan
ini dapat dikatakan statis bagi pengunjung. Akan tetapi di dalamnya dapat dilihat
banyak pohon-pohon unik dan langka yang dapat menjadi pemandangan yang
menarik bagi pengunjung. Selain itu terdapat pula area pesawahan milik penduduk
tepat di sebelah timur kawasan KHDTK Cikampek. Area pesawahan ini dapat
dinikmati keindahannya oleh pengunjung yang berkunjung ke KHDTK
Cikampek. Selain melihat pemandangan indah, pengunjung juga dapat melihat
berbagai kearifan masyarakat lokal yang masih bercocok tanam. Terdapat pula
Sungai Cicunut pada sebelah barat kawasan. Selain itu terdapat beberapa area
pada kawasan yang berpotensi untuk dijadikan atraksi wisata yaitu area
berkumpul dan bersantai, dan area outbond dan bermain. Area berkumpul dan
bersantai yang dimaksud di sini adalah area yang berpotensi untuk dikembangkan
46

menjadi area tersebut, termasuk juga untuk wisata kuliner/makan-makan. Sama


halnya dengan area bermain dan outbond, yaitu area yang berpotensi untuk
kegiatan tersebut.
Wisata yang diketahui dapat dikembangkan pada kawasan KHDTK ini
secara umum adalah wisata pendidikan. Akan tetapi dari wisata tersebut dapat
dilakukan berbagai aktivitas wisata oleh pengunjung. Aktivitas wisata tersebut
antara lain tracking, photo hunting, bermain, menikmati pemandangan, outbond,
duduk-duduk, dan makan-makan/kuliner. Aktivitas wisata kuliner ini juga dapat
dijadikan masyarakat setempat sebagai tempat untuk bermata pencaharian dan
juga dapat menertibkan warung-warung yang sebelumnya memang sudah terdapat
pada kawasan, akan tetapi masih belum tertata.
Pembobotan skor untuk aspek objek dan daya tarik wisata dilihat
berdasarkan blok-blok rencana tata ruang dari kawasan (Gambar 21). Pada aspek
wisata ini bobotnya adalah 40, sehingga nilai tertinggi untuk objek dan daya tarik
wisata adalah 160. Nilai tertinggi ini terdapat pada satu blok saja dikarenakan
pada blok tersebut terdapat lebih dari 5 objek dan daya tarik wisata. Kemudian
terdapat 2 blok dengan nilai kedua tertinggi dengan skor 120. Hal ini dikarenakan
untuk skoring pada blok tersebut ditemukan 4-5 objek dan daya tarik wisata. Nilai
80 terdapat pada 3 blok dikarenakan pada blok tersebut ditemukan 2-3 objek dan
daya tarik wisata. Terakhir adalah blok yang memiliki nilai terendah pada
kawasan terdapat pada lapangan yang berada di sebelah utara kawasan, dimana
hanya terdapat 1 objek dan daya tarik wisata, sehingga nilainya adalah 40
(Gambar 22).
47

(c)

(a)

(d)

(b) (e)
Keterangan :
(a) Fauna
(b) Flora
(c) Pemandangan
(d) Area Bermain
(e) Area Berkumpul

Gambar 20 Objek dan atraksi wisata KHDTK Cikampek.


48

Gambar 21 Peta objek dan atraksi wisata KHDTK Cikampek.


49

Gambar 22 Peta analisis objek dan atraksi wisata KHDTK Cikampek.


50

5.2.2.2 Fasilitas pendukung wisata

a. Fasilitas eksisting
Fasilitas eksisting yang terdapat pada kawasan antara lain pintu gerbang,
warung makan, papan penunjuk lokasi, papan interpretasi nama, rumah dinas,
wisma tamu, stasiun klimatologi, dan information centre (Gambar 23). Beberapa
fasilitas ini masih terawat, akan tetapi ada juga yang sudah tidak terawat dan tidak
tertata. Potensi dan kendala dari fasilitas eksisting kawasan dapat dilihat pada
Tabel 11.

Tabel 11 Potensi dan kendala fasilitas di KHDTK Cikampek


No Fasilitas Jumlah Potensi Kendala
a. Welcome Area Tampilan pintu masuk utama
b. Pembatas dengan kurang menarik pengunjung
1. Pintu Gerbang 2 unit lingkungan sekitar
c. Penanda kawasan

a. Masih bersifat semi


a. Daya tarik wisata permanen
2. Warung Makan 18 unit kuliner b. Letaknya tidak tertata
b. Rest Area dan tidak rapi
c. Bad view

Beberapa dalam kondisi baik


Papan Penunjuk Sebagai orientasi namun beberapa terlihat
3. 6 unit
Lokasi pengunjung kurang terawat dan
tulisannya kurang jelas

a. Banyak papan nama


pohon yang telah hilang
Papan
Sebagai media b. Papan nama pohon yang
4. Interpretasi
interpretasi masih ada sudah sangat
Nama
tidak terawat dan
banyak yang rusak
Lokasi tempat tinggal Keterangan atau petunjuk
5. Rumah Dinas 1 unit
petugas lapang rumah petugas perlu diperjelas
Lokasi tempat tinggal
sementara tamu yang Perlu perbaikan di beberapa
6. Wisma Tamu 1 unit
menginap atau sekedar ruangan
mengadakan pertemuan
a. Kondisinya sudah tidak
a. Pusat informasi terawat
Information
7. 1 unit kawasan b. Terdapat banyak
Centre
b. Area orientasi kawasan vandalisme

a. Sarana untuk
a. Belum beroperasi
mengetahui suhu dan
b. Banyak tumbuhan
Stasiun curah hujan yang ada
8. 1 unit bawah yang tumbuh
Klimatologi di kawasan
karena belum adanya
b. Area wisata
perawatan
pendidikan
51

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

(g) (h)

Keterangan :

(a) Pintu Gerbang (e) Rumah Dinas


(b)Warung Makan (f) Wisma Tamu
(c) Papan Penunjuk Lokasi (g) Information Centre
(d)Papan Interpretasi Nama (h) Stasiun Klimatologi

Gambar 23 Kondisi fasilitas eksisting KHDTK Cikampek.


52

b. Aksesibilitas menuju tapak


Kawasan KHDTK Cikampek cukup mudah untuk dijangkau, dikarenakan
lokasinya yang berada di tengah perkotaan. Waktu tempuh dari pusat kota
Karawang yaitu 1 jam sedangkan waktu tempuh dari pusat kota Cikampek hanya
10 menit melewati jalan utama. Kawasan ini juga dapat ditempuh dari beberapa
jalur dari kota-kota besar yang berada di sekitarnya (Gambar 24), antara lain :
1. Jakarta; kawasan ini dapat ditempuh dari Jakarta ± 1 sampai 2 jam melalui
jalan tol. Keluar dari pintu keluar tol Cikampek kendaraan akan melalui
jalan kabupaten sekitar 2,5 km dengan kondisi jalan beraspal.
2. Bogor; kawasan ini dapat ditempuh dari Bogor menggunakan kendaraan
roda empat melewati jalan tol Cikampek selama 2 sampai 3 jam.
Sedangkan untuk kendaraan roda dua membutuhkan waktu tempuh ± 4
jam melewati jalan utama kota Bekasi.
3. Bandung; kawasan ini dapat ditempuh dari Bandung menggunakan
kendaraan roda empat melewati tol Cipularang selama 1,5 jam. Sedangkan
untuk kendaraan roda dua membutuhkan waktu tempuh ± 2 jam melewati
jalan utama Purwakarta-Bandung.
4. Cirebon; kawasan ini dapat ditempuh dari Cirebon menggunakan
kendaraan roda empat selama 3 jam dan kendaraan roda dua selama ± 2
jam melewati jalan utama jalur Pantura.
Kawasan ini sendiri dibelah oleh jalan kabupaten yang langsung
berhubungan dengan jalan raya. Jalan kabupaten ini merupakan jalan aspal
sepanjang 1.260 meter dan lebar 3,5 meter. Jalan ini merupakan akses utama
menuju kawasan kondisinya dapat dikatakan sudah baik karena adanya perbaikan
jalan oleh pemerintah setempat pada tahun 2009. Akan tetapi pada ujung jalan
terdapat beberapa kondisi jalan yang sudah rusak dan berlubang, dan juga akan
menjadi basah dan berlumpur pada hari hujan.
53

Gambar 24 Peta aksesibilitas KHDTK Cikampek.


54

5.2.2.3 Potensi pengunjung

Pengunjung yang datang ke kawasan ini sudah cukup ramai. Kawasan ini
cukup diminati meskipun kawasan ini belum dikembangkan menjadi kawasan
wisata. Selama ini tidak ada catatan pengunjung yang masuk ke kawasan kecuali
pengunjung yang akan melakukan penelitian. Jadi pengunjung bebas masuk ke
kawasan ini.
Pengunjung umumnya berasal dari warga sekitar KHDTK Cikampek dan
kawasan lain yang masih di daerah Cikampek atau Karawang. Pengunjung
mengetahui mengenai kawasan dari temannya, keluarga, media massa, dan
lainnya yang mengetahui sendiri dan dari informasi yang diberikan oleh Litbang
(Gambar 25). Oleh karena sebagian besar mengetahui dari temannya, maka
sehingga juga memilih teman untuk berkunjung ke kawasan. Meskipun begitu
banyak pula pengunjung yang datang sendiri atau bersama keluarga (Gambar 26).

20%
teman
3% keluarga
7% media massa
70% lainnya

Gambar 25 Sumber informasi pengunjung.

13%

10% teman
sendiri
keluarga
77%

Gambar 26 Teman berkunjung.


55

Pengunjung yang datang pada umumnya untuk menikmati kesejukan dan


pemandangan yang ada di kawasan ini, melihat tumbuhan dan satwa, serta yang
lainnya datang ke kawasan untuk belajar atau latihan tugas sekolahnya (Gambar
27). Sedangkan objek yang paling menarik menurut pengunjung adalah tumbuhan
yang ada di dalam kawasan, sedangkan yang lainnya mengatakan objek menarik
adalah pemandangan dan udara yang sejuk (Gambar 28).

13% menikmati
kesejukan dan
7% pemandangan
0%
melakukan
penelitian

melihat tumbuhan
dan satwa
80%
lainnya

Gambar 27 Tujuan berkunjung.

0%
0%
7%

satwa liar
tumbuhan
mitos/legenda
lainnya

93%

Gambar 28 Objek menarik KHDTK Cikampek.

Pengunjung biasanya datang bersama teman pada hari sabtu atau minggu
(weekend). Meskipun begitu, pada hari biasa pun kawasan ini tetap ramai
dikunjungi, terutama oleh pelajar dan karyawan areal industri sekitar kawasan
56

untuk menikmati udara sejuk ataupun hanya sekedar makan siang. Pengunjung
lainnya mengatakan bahwa mereka datang ke kawasan setiap hari (Gambar 29).

weekend
33%
liburan panjang
50%
hari kerja
lainnya
17%

0%

Gambar 29 Waktu berkunjung.

Petugas lapang dan pedagang yang ada di dalam kawasan memberikan


informasi bahwa pengunjung yang datang ke kawasan ini sudah sangat berkurang
jumlahnya. Pada awalnya pengunjung ramai datang karena adanya kegiatan
syuting “Dendam Nyi Pelet”, namun sekarang karena tidak adanya kegiatan dalam
kawasan maka pengunjung pun berkurang. Oleh karena itu pengunjung
menginginkan adanya pengembangan wisata KHDTK Cikampek lebih lanjut,
dengan diadakannya wisata outbond, camping, photo hunting, ataupun hanya
sekedar piknik dan menikmati pemandangan (Gambar 30).

3% 3%

piknik
13%
bermain

33% menikmati
pemandangan
olahraga

berkemah
34%
photo hunting
7%
7% outbond

0% lainnya

Gambar 30 Jenis wisata yang diinginkan pengunjung.


57

5.2.3 Aspek sosial budaya


Masyarakat yang berada di sekitar kawasan KHDTK Cikampek terdiri
dari lima desa, yakni Desa Sarimulya, Desa Cikampek Timur, Desa Cikampek
Pusaka, Desa Kamojing, dan Desa Cinangka. Agama yang dianut oleh sebagian
besar masyarakat adalah agama Islam. Etnik atau suku masyarakat sebagian besar
adalah suku Sunda dengan mayoritas bahasa yang digunakan adalah bahasa
Sunda. Budaya tradisional dari masyarakat sekitar kawasan KHDTK Cikampek
dapat dikatakan sudah tidak banyak dijumpai lagi. Hal ini dikarenakan kawasan
ini berada di tengah kota yang sudah tercampur dengan budaya modern perkotaan.
Namun demikian masih dapat ditemukan aktivitas budaya seperti acara syukuran
hajat bumi, arak-arakan odong-odong, wayang golek, dan tari-tari tradisional,
yang juga dapat dijadikan sebagai atraksi wisata yang menarik bagi pengunjung
(Gambar 31).
Masyarakat dari kelima desa tersebut lebih dari 50% merupakan penduduk
yang berada pada usia kerja atau produktif. Lahan usaha pertanian yang ada di
desa-desa tersebut kurang dari 20%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian
kurang berkembang di sekitar kawasan ini, terutama untuk desa-desa yang
berdekatan dengan kota, seperti Desa Sarimulya dan Desa Cikampek Timur.
Sebagian besar penduduk di sekitar KHDTK Cikampek bermata pencaharian
sebagai buruh dan pedagang (Pusprohut Litbang 2010). Beberapa masyarakat
sekitar berdagang di dalam kawasan KHDTK Cikampek dan masyarakat lainnya
menginginkan adanya sumber mata pencaharian bagi mereka pada kawasan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan masyarakat terhadap
kawasan KHDTK Cikampek sebagai tempat mencari mata pencaharian, terutama
dalam rangka pengembangannya untuk kawasan wisata.
Hal tersebut juga melatarbelakangi munculnya sekelompok masyarakat
yang mengusung KHDTK Cikampek sebagai tempat wisata. Sekelompok
masyarakat ini diberi nama Komite Penyelenggara Pariwisata (KPP) yang
beranggotakan awal 11 orang. Anggota-anggota dari KPP ini merupakan
penduduk dari Desa Cikampek Timur. Pada awalnya pada tahun 2010 muncul isu
bahwa KHDTK Cikampek akan segera dibangun menjadi kawasan wisata oleh
Pemerintah Daerah melalui Komite Pengawas Pariwisata. Akan tetapi selama 1,5
58

tahun tidak ada realisasinya, maka KPP memiliki ide untuk melanjutkan rencana
tersebut, sehingga resmi dibentuklah KPP pada tanggal 15 Desember 2011.
Berdasarkan hasil wawancara, KPP nantinya akan fokus pada kegiatan dan
penyelenggaraan wisata yang ada di KHDTK Cikampek, yang bertujuan untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Cikampek Timur dan desa-desa
lain di sekitar KHDTK Cikampek. Anggota-anggota KPP ini juga telah turut
membantu petugas lapang dalam kegiatan-kegiatan kebersihan dan keamanan
kawasan KHDTK Cikampek.

(b)

(a)
Keterangan :
(a) Kesenian Wayang Golek
(b) Tari Tradisional

Gambar 31 Kesenian budaya masyarakat sekitar KHDTK Cikampek.


59

5.2.4 Hasil analisis


Hasil analisis dari aspek bio-fisik dan aspek wisata dioverlay untuk
menghasilkan peta komposit. Aspek bio-fisik didapatkan dari hasil overlay
analisis peta topografi, peta sumberdaya lahan, dan peta penutupan lahan,
sedangkan untuk aspek wisata didapatkan dari hasil analisis peta objek dan daya
tarik wisata. Peta komposit ini didapatkan dari hasil perhitungan metode skoring
dengan penjumlahan skor masing-masing pada peta hasil analisis spasial.
Penentuan bobot aspek bio-fisik sendiri lebih besar yaitu 60% dibandingkan bobot
aspek wisata yaitu 40%. Hal ini dikarenakan tanpa adanya kualitas bio-fisik yang
baik, maka tidak akan banyak pula objek dan atraksi wisata pada kawasan.
Pada pembobotan metode skoring yang telah dilakukan diketahui bahwa
nilai terendah yaitu 180, sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 340. Berdasarkan
nilai tersebut maka selang yang menunjukkan 4 kelas kesesuaian pengembangan
wisata pada kawasan dihitung sebagai berikut :

S= = 40

Keterangan selang :
180 ≤ x < 220 : Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Rendah
220 ≤ x < 260 : Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Kurang
260 ≤ x < 300 : Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Cukup
300 ≤ x ≤ 340 : Kesesuaian Pengembangan Wisata Intensitas Tinggi

Perhitungan skoring dan penentuan selang yang dilakukan menghasilkan


peta komposit yang digolongkan ke dalam 4 klasifikasi, yaitu kesesuaian
pengembangan wisata intensitas rendah, kesesuaian pengembangan wisata
intensitas kurang, kesesuaian pengembangan wisata intensitas cukup, kesesuaian
pengembangan wisata intensitas tinggi (Gambar 32). Masing-masing luasan untuk
kriteria kesesuaian dapat dilihat pada Tabel 12.
60

Tabel 12 Luasan kriteria kesesuaian pengembangan wisata


No. Kriteria Luas (Ha) Persentase (%)
1 Kesesuaian Pengembangan Wisata 11,94 23,37
Intensitas Rendah
2 Kesesuaian Pengembangan Wisata 20,28 39,69
Intensitas Kurang
3 Kesesuaian Pengembangan Wisata 16,39 32,07
Intensitas Cukup
4 Kesesuaian Pengembangan Wisata 2,49 4,87
Intensitas Tinggi
Jumlah 51,1 100

Area kawasan dengan kesesuaian pengembangan wisata intensitas tinggi


merupakan area dimana banyak ditemukan objek dan atraksi wisata. Selain itu
pada area ini kriteria yang membatasi pengembangan wisata termasuk rendah,
sehingga seminimal mungkin akan berpengaruh pada bio-fisik yang ada dalam
kawasan. Berdasarkan hal tersebut, area ini akan dikembangkan menjadi area
wisata penunjang dan area pendukung wisata.
Area kawasan dengan kesesuaian pengembangan wisata intensitas cukup
merupakan area dimana banyak objek dan atraksi yang ditemukan, akan tetapi
banyak pula sumberdaya di dalamnya yang dapat membatasi pengembanagn
wisata. Oleh karena itu, sebagian besar area akan dijadikan sebagai wisata
penunjang dan lainnya menjadi area wisata utama. Sedangkan untuk area dengan
kesesuaian pengembangan wisata intensitas kurang merupakan area dimana
terdapat sumberdaya yang membatasi pengembangan wisata sehingga
pengembangan wisata pada area ini sifatnya terbatas. Oleh karena itu area tersebut
akan dikembangkan sebagai area wisata utama. Area kawasan dengan kesesuaian
pengembangan wisata rendah merupakan area dimana tidak banyak objek dan
atraksi wisata yang ditemukan. Oleh karena itu area ini akan dikembangkan
sebagai area pendukung wisata.
61

Gambar 32 Peta komposit.


62

5.3 Sintesis

Kegiatan yang akan menjadi wisata utama pada kawasan adalah wisata
pendidikan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk tetap mempertahankan
kelestarian dan keberlanjutan dari kawasan yang merupakan hutan tanaman agar
pengembangan wisata pun dapat terus dilakukan. Usaha-usaha dalam
mempertahankan kelestarian dan keberlanjutan kawasan dalam pengembangan
wisata dapat dilakukan dengan terus melakukan pemeliharaan rutin terhadap
tanaman yang ada dalam kawasan serta dengan mengkonservasi tanaman-tanaman
yang masih dalam tahap anakan atau baru saja ditanam dalam kawasan. Selain itu,
pembatasan aktivitas wisata dan sarana penunjangnya juga perlu untuk dilakukan
agar tidak merubah fungsi pokok kawasan dan juga merusak ekosistem yang telah
ada.
Hasil analisis kawasan dibuat block plan, dimana kawasan akan dibagi ke
dalam 3 zona, yaitu zona ruang wisata utama, zona ruang wisata penunjang, dan
zona ruang wisata pendukung. Block plan ini nantinya akan digunakan sebagai
dasar dalam perencanaan lanskap wisata kawasan KHDTK Cikampek. Deskripsi
dari masing-masing zona ditampilkan dalam Tabel 13, sedangkan block plan
disajikan pada Gambar 33.

Tabel 13 Pembagian zona pada sintesis


Zona Deskripsi
Wisata Utama Zona ini diutamakan untuk ruang wisata utama, dimana aktivitas-
aktivitas wisata pendidikan yang menjadi daya tarik utama pengunjung
dan wisata yang mendukung fungsi pokok kawasan terdapat pada zona
ini.
Wisata Penunjang Zona ini diperuntukkan sebagai area wisata penunjang wisata utama,
dimana aktivitas wisata yang dapat dilakukan adalah tracking, menikmati
pemandangan, piknik, dan photo hunting, dan bermain.
Pendukung Wisata Zona ini difokuskan untuk ruang-ruang pendukung wisata, seperti ruang
pelayanan dan sarana dan prasarana pendukung wisata.
63

Keseluruhan zona, baik zona wisata utama, zona wisata penunjang,


maupun wisata pendukung merupakan zona dengan ruang konservasi. Hal ini
dikarenakan KHDTK Cikampek merupakan kawasan hutan penelitian yang
diarahkan guna mendukung tugas pokok dan fungsi Pusat Litbang Hutan
Tanaman yaitu sebagai penyedia ilmu pengetahuan dan teknologi bidang hutan
tanaman, sehingga kelestarian dan keberlanjutan kawasan menjadi hal yang
penting untuk dipertahankan.
Zona ruang wisata utama memiliki nilai objek dan atraksi wisata yang
tinggi sehingga diutamakan untuk menjadi area dimana wisata pendidikan utama
dilakukan. Pada zona ini dapat dilakukan wisata berupa tracking wisata
pendidikan, penanaman, dan bermain. Zona wisata penunjang juga memiliki
cukup nilai objek dan atraksi wisata, sehingga kegiatan wisata dapat dilakukan
pada zona ini. Akan tetapi kegiatan wisata yang dilakukan merupakan kegiatan
wisata penunjang wisata utama saja, dimana kegiatan wisata yang dilakukan untuk
menanggulangi terjadinya penumpukan pengunjung pada wisata utama. Wisata
yang dilakukan dapat berupa menikmati pemandangan, berpiknik, tracking,
outbond, bermain, ataupun photo hunting. Zona wisata pendukung ditujukan
untuk menjadi ruang pendukung wisata, dimana pada zona ini terdapat fasilitas-
fasilitas pendukung wisata seperti tempat cinderamata, mushola, dan fasilitas
pendukung wisata lainnya. Selain itu zona ini merupakan lokasi yang strategis
sebagai pintu masuk utama dari KHDTK Cikampek serta dapat dijadikan sebagai
ruang penerimaan pengunjung (welcoming area).
64

Gambar 33 Peta block plan.


65

5.4 Konsep Perencanaan Tapak


5.4.1 Konsep dasar perencanaan
Konsep dasar perencanaan tapak dalam penelitian ini adalah kawasan
KHDTK Cikampek sebagai kawasan wisata dengan tidak merubah fungsi pokok
kawasan, yang merupakan hutan tanaman yang memiliki fungsi utama dalam
penyedia ilmu pengetahuan dan teknologi tanaman, serta sebagai hutan penelitian
dan pengembangan tanaman. Langkah yang dapat diambil untuk itu adalah
dengan membagi kawasan perencanaan ke dalam tiga zona wisata yaitu zona
wisata utama, wisata penunjang, dan pendukung wisata.
Kawasan KHDTK Cikampek ini dapat dikatakan sebagai kawasan hutan
penelitian yang masih baik adanya. Akan tetapi adanya pengembangan wisata
tidak jarang dapat membawa dampak negatif bagi kawasan apabila tidak
direncanakan dengan baik terhadap kelestarian sumberdaya fisik tapak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu diperlukan sebuah
konsep perencanaan kawasan yang dapat memadukan keberlanjutan aspek bio-
fisik dan aspek wisata pada kawasan ini. Adanya pengembangan wisata pada
kawasan ini diharapkan tapak dan kondisi lingkungan dapat tetap lestari
disamping adanya kontinuitas dari pengunjung yang datang. Penataan kawasan
dilakukan dengan mengembangkan atraksi dan kegiatan wisata yang ada dalam
kawasan tanpa atau seminimal mungkin merubah kondisi dalam kawasan serta
tanpa mengurangi nilai ekologis dari tapak itu sendiri. Dengan hal tersebut
diharapkan berdampak positif terhadap kepuasan pengunjung dan juga kelestarian
kawasan.
Perencanaan tapak wisata kawasan KHDTK Cikampek diharapkan dapat
memiliki beberapa fungsi yang dapat mengakomodasi fungsi pokok kawasan
seperti :
a. Fungsi konservasi
Fungsi konservasi ini dikembangkan dalam seluruh kawasan, dikarenakan
fungsi ini merupakan fungsi utama kawasan KHDTK Cikampek. Fungsi
konservasi ini dikembangkan pula dalam pengembangan kegiatan-kegiatan untuk
kelestarian kawasan. Diharapkan dengan adanya kegiatan konservasi dalam
kawasan maka dampak negatif pun dapat dikurangi.
66

b. Fungsi wisata
Fungsi ini dikembangkan pada kawasan untuk memenuhi kebutuhan
wisata para pengunjung yang datang dengan aktivitas-aktivitas yang
dikembangkan berdasarkan kondisi dan potensi tapak dan ditunjang pula dengan
pengembangan fasilitas atau sarana dan prasarana wisata.

c. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan ini dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan
pengunjung mengenai kawasan dan alam serta diharapkan dapat meningkatkan
keinginan pengunjung untuk turut serta dalam upaya-upaya pelestarian kawasan.
Hal ini diharapkan dapat memberikan pengunjung tidak hanya pengalaman dalam
wisata, akan tetapi juga pengunjung dapat belajar mengenai banyak hal.

5.4.2 Pengembangan konsep


5.4.2.1 Konsep ruang
Konsep ruang adalah penjabaran lebih detail berdasarkan block plan yang
telah dihasilkan. Pada zona wisata utama, terdapat ruang-ruang wisata utama,
zona wisata penunjang terdapat ruang-ruang wisata penunjang, sedangkan pada
zona wisata pendukung terdapat ruang penerimaan, dan ruang pelayanan. Ruang
wisata utama sendiri diharapkan dapat mengakomodasi fungsi yang diharapkan
yaitu fungsi konservasi, fungsi wisata, dan fungsi pendidikan.
Seluruh kawasan merupakan ruang konservasi dan terdapat ruang
penyangga di sekitar kawasan yang berfungsi sebagai buffer untuk melindungi
tapak dari gangguan luar. Gangguan luar yang mungkin terjadi pada KHDTK
Cikampek ini antara lain polusi udara dikarenakan di Cikampek merupakan
kawasan yang sangat dekat dengan jalan tol dan juga sangat dekat dengan
kawasan industri. Selain itu juga memungkinkan terdapat gangguan ancaman
konversi lahan menjadi lahan terbangun, karena lokasinya yang berada di tengah
perkotaan. Konsep ruang dapat dilihat pada Gambar 34.
67

Keterangan :
1. Ruang Penyangga 5. Ruang Wisata Utama
2. Ruang Konservasi 6. Ruang Wisata Penunjang
3. Ruang Penerimaan Jalan Masuk
4. Ruang Pelayanan Stop Point

Gambar 34 Konsep ruang.

5.4.2.2 Konsep sirkulasi


Konsep sirkulasi yang direncanakan dalam tapak berfungsi sebagai
penghubung antar ruang dalam tapak dan dalam ruang itu sendiri. Sirkulasi dibagi
menjadi jalur wisata dan jalur non-wisata. Jalur wisata berfungsi sebagai sirkulasi
dengan titik-titik pemberhentian untuk objek dan atraksi wisata. Sedangkan jalur
non-wisata berfungsi sebagai sirkulasi bagi pelayanan dan pengelolaan. Sirkulasi
ini dapat dilalui dengan berjalan kaki dan dengan menggunakan kendaraan wisata
yang hanya dapat dilalui di jalan raya pada kawasan.
68

Akses menuju tapak sendiri terbagi menjadi dua, yaitu akses primer dan
sekunder. Akses primer merupakan pintu gerbang kawasan yang berada di sebelah
selatan, sedangkan akses sekunder merupakan pintu gerbang di sebelah utara
kawasan. Konsep sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 35.

Keterangan :
Jalur Sirkulasi Kendaraan Wisata (Jalur Wisata)
Jalur Sirkulasi Pejalan Kaki (Jalur Wisata)
Jalur Sirkulasi Non-Wisata

Gambar 35 Konsep sirkulasi.


69

5.4.2.3 Konsep jalur wisata


Konsep jalur wisata KHDTK Cikampek berupa jalur wisata yang memiliki
nilai edukatif dan rekreatif. Konsep jalur pada kawasan ini diharapkan dapat
memberikan pengalaman serta pemahaman mengenai ekosistem dari kawasan
bagi keberlanjutan hutan dan wisata itu sendiri. Gabungan dari jalur wisata pada
kawasan ini akan dibuat menjadi paket-paket wisata.
Paket wisata tersebut akan dibagi menjadi dua, yaitu paket wisata sehari
dan paket wisata menginap. Paket wisata sehari merupakan paket wisata dimana
pengunjung tidak membutuhkan waktu lebih dari sehari untuk berwisata
sedangkan paket menginap merupakan paket wisata yang membutuhkan waktu
lebih dari sehari dan membutuhkan tempat untuk menginap.

5.4.2.4 Konsep aktivitas dan fasilitas


Konsep aktivitas wisata di kawasan KHDTK Cikampek merupakan
konsep aktivitas yang terkait dengan alam dan lingkungan. Aktivitas wisata pada
kawasan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang
lebih pada pengunjung, terutama mengenai hutan itu sendiri.
Konsep fasilitas pada kawasan ini berupa fasilitas-fasilitas wisata yang
dapat menunjang aktivitas namun tidak banyak atau tanpa merubah kondisi tapak
yang berada dalam kawasan. Konsep fasilitas dibagi menjadi dua, yaitu fasilitas
untuk kegiatan wisata dan fasilitas untuk pelayanan. Fasilitas untuk kegiatan
wisata meliputi jalur tracking, viewing shelter, peralatan untuk bermain, dan lain
sebagainya. Sedangkan fasilitas untuk pelayanan meliputi papan informasi, loket
tiket, visitor centre, dan lain sebagainya.
70

5.5 Perencanaan tapak

Rencana tapak KHDTK Cikampek merupakan hasil akhir dari


perencanaan, dimana rencana tapak ini merupakan gabungan dari rencana ruang,
rencana sirkulasi, rencana jalur, dan rencana aktivitas dan fasilitas. Rencana tapak
ini menggambarkan kondisi tapak beserta objek dan atraksi wisata serta fasilitas
pendukungnya. Rencana tapak tersaji pada Gambar 38 dan kemudian terbagi ke
dalam tiga gambar yang lebih detail (Detail Plan) yang tersaji pada Gambar 39,
40, 41, 42, dan 43.
Perencanaan yang diaplikasikan merupakan perencanaan tapak dengan
memanfaatkan sumberdaya yang ada pada kawasan sebagai objek utama wisata
pendidikan. Hal ini diharapkan dapat menjadikan kawasan hutan penelitian ini
dapat terus lestari dan dijaga, baik untuk ekosistem itu sendiri maupun untuk
kegiatan wisata.

5.5.1 Rencana ruang


Zona pada kawasan KHDTK Cikampek dibagi ke dalam tiga berdasarkan
hasil analisis, yaitu zona wisata utama, wisata penunjang, dan pendukung wisata.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa keseluruhan kawasan merupakan
kawasan konservasi, mengingat dimana kawasan KHDTK Cikampek ini
merupakan areal hutan penelitian. Ruang konservasi sendiri merupakan ruang
yang digunakan untuk mengkonservasi tapak atau sumberdaya yang berada dalam
tapak tersebut yang akan dikunjungi pengunjung wisata. Fungsi ruang konservasi
sendiri merupakan ruang yang menunjang kelestarian, sehingga seluruh area
merupakan ruang konservasi dan seluruh aktivitas wisata dibatasi oleh
pertimbangan tersebut.
Kawasan dibagi menjadi ruang-ruang wisata, antara lain:
1. Ruang wisata utama
Ruang wisata utama berada dalam zona wisata utama merupakan ruang-
ruang dimana aktivitas utama wisata pendidikan yang berkaitan langsung dengan
fungsi pokok KHDTK Cikampek dilakukan. Ruang wisata utama ini memiliki
karakteristik area pengembangan wisata terbatas, dimana perlu adanya
pembatasan terhadap jenis aktivitas wisata dan juga jumlah pengunjungnya.
Pengembangan wisata yang dapat dilakukan pada ruang wisata ini yaitu tracking
71

dan pengamatan/ edukasi mengenai keanekaragaman hayati. Selain itu diperlukan


juga adanya interpreter atau pemandu wisata pada ruang ini sehingga jalannya
aktivitas wisata dapat terkendali. Pada ruang wisata utama ini terdapat enam
rencana objek dan atraksi wisata, yaitu nursery area, nature interpretation centre,
area penanaman, penangkaran kupu-kupu, forestry play ground, dan galeri alam.
Nursery area merupakan objek dan atraksi wisata yang didalamnya
terdapat green house dan juga plot-plot di luar green house tersebut. Nature
interpretation centre merupakan objek dan atraksi wisata dimana pengunjung
dapat diberikan pemahaman dan penjelasan mengenai alam dan lingkungan. Area
penanaman merupakan area dimana pengunjung dapat turut serta dalam
pelestarian kawasan, pengunjung pun akan diberikan pemahaman mengenai
manfaat dan tujuan penanaman. Penangkaran kupu-kupu merupakan area berupa
kubah tempat menangkarkan kupu-kupu. Pengunjung dapat melihat
keanekaragaman kupu-kupu di dalamnya, sambil diberikan penjelasan mengenai
kupu-kupu itu sendiri. Selain itu dapat pula diberikan pelatihan berupa
keterampilan dalam mengawetkan kupu-kupu atau pembuatan off-set. Forestry
play ground yang bersebelahan dengan area piknik, dimana pada area ini terdapat
permainan-permainan yang mengakomodir pengunjung terutama anak-anak
melalui alat-alat permainan bertema satwa, tumbuhan, dan lain sebagainya agar
pengunjung dapat bermain sambil belajar mengenai kehutanan. Galeri alam
merupakan area yang di dalamnya terdapat bangunan, dimana pada area tersebut
pengunjung mendapatkan gambaran dan pengetahuan melalui koleksi atau foto-
foto mengenai kehutanan.
72

(a) (b)

(c.1) (c.2)

(d.1) (d.2)

(e)
Keterangan :
(a) Nursery Area (d.1)(d.2) Galeri Alam
(b) Nature Interpretation Centre (e) Penangkaran Kupu-kupu
(c.1)(c.2) Forestry Play Ground

Sumber : www. ecogovproject.denr.gov.ph, www.contemporist.com, Bell, www.geograph. org.uk,


www.devon.gov.uk. Intan Purnamasari.

Gambar 36 Ilustrasi objek dan atraksi wisata ruang wisata utama.


73

2. Ruang wisata penunjang


Ruang wisata penunjang yang berada pada zona wisata penunjang
merupakan ruang-ruang wisata dimana wisata yang dilakukan merupakan
aktivitas wisata untuk menanggulangi terjadinya penumpukan pengunjung pada
wisata utama sehingga aktivitas wisata tidak hanya terpusat pada wisata utama.
Aktivitas penunjang lebih bersifat rekreatif akan tetapi tidak meninggalkan nilai
edukasi di dalamnya. Pengembangan wisata yang dapat dilakukan pada area ini
antara lain bermain, outbond, tracking, piknik, menikmati pemandangan, dan
photo hunting. Pada ruang wisata penunjang ini, terdapat tujuh objek dan atraksi
wisata, yaitu area outbond, area paint ball, area piknik, sport area, viewing
shelter, camping ground, dan area kuliner.
Area outbond merupakan area untuk bermain permainan outbond
(Gambar 36). Demikian pula dengan area paint ball yang merupakan area untuk
bermain paint ball. Area piknik merupakan area untuk pengunjung berekreasi,
dimana pada area ini pengunjung juga dapat langsung melihat pemandangan
sawah karena lokasi yang bersebelahan. Terdapat pula sport area pada kawasan
ini berupa lapangan futsal outdoor untuk pengunjung yang ingin berolahraga.
Viewing shelter merupakan area atau spot untuk melihat pemandangan yang
indah. Objek pada viewing shelter ini adalah hamparan sawah yang luas serta
sosial budaya masyarakat yang sedang bertani di sawah. Camping ground
merupakan sebuah area objek dan atraksi wisata untuk menginap pengunjung
dalam suasana menyatu dengan alam karena area ini bersifat outdoor. Pada area
ini pengunjung dapat menginap menggunakan tenda atau doom. Area kuliner
merupakan area berupa kios-kios makanan yang berlokasi di pusat kawasan untuk
pengunjung. Tempat makan untuk area ini bersifat outdoor dengan meja dan kursi
makan yang berada di bawah rindangnya pepohonan. Pada area ini juga terdapat
panggung pertunjukan seni budaya yang bersifat non-permanen untuk melihat
pertunjukan seni budaya.
74

(a.1) (a.2)

(b) (c)

(d.1) (d.2)

Keterangan :
(a.1)(a.2) Area Outbond (c) Camping Ground
(b) Area Paint Ball (d.1)(d.2) Area Piknik

Sumber : www.wisata-abk.blogspot.com, Bell, www.ehow.com, www.parkweb.vic.gov.au,


www.awibowo325.wordpress.com, www.forum.transgenderzone.com

Gambar 37 Ilustrasi objek dan atraksi wisata ruang wisata penunjang.


75

3. Ruang pendukung wisata


Ruang pendukung wisata merupakan ruang yang memiliki karakteristik
intensitas pengembangan wisatanya termasuk rendah. Sehingga area ini
diutamakan untuk pembangunan fasilitas atau sarana dan prasarana wisata. Ruang
wisata pendukung ini dibagi menjadi dua, yaitu :
a. ruang penerimaan, yaitu ruang untuk menyambut pengunjung yang datang ke
kawasan dan merupakan ruang pelayanan pertama untuk pengunjung.

b. ruang pelayanan, yaitu ruang untuk memberikan pelayanan bagi pengunjung


serta mendukung penuh kebutuhan pelayanan wisata.

Pada kawasan juga terdapat stop point, dimana stop point ini merupakan
titik beristirahat pengunjung pada saat melakukan kegiatan wisata. Stop point ini
berupa shelter merupakan titik persimpangan dari jalur yang merupakan area yang
nyaman untuk pemberhentian. Pada stop point ini juga terdapat signage berupa
papan interpretasi dan papan arah. Keseluruhan ruang-ruang wisata ini
dikembangkan seluas 7,125 Ha dari luas 51,1 Ha kawasan KHDTK Cikampek.
Luasan masing-masing ruang pengembangan wisata dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Luasan ruang pengembangan wisata


No. Kriteria Luas (Ha) Persentase (%)
1 Ruang Wisata Utama 3 42,105
2 Ruang Wisata Penunjang 2,75 38,597
3 Ruang Penerimaan 0,75 10,526
4 Ruang Pelayanan 0,625 8,772
Jumlah 7,125 100
76

Gambar 38 Rencana tapak (site plan) KHDTK Cikampek.


77

Gambar 39 Detail plan 1.


78

Gambar 40 Detail plan 2.


79

Gambar 41 Detail plan 3.


80

Gambar 42 Detail plan 4.


81

Gambar 43 Detail plan 5.


82

5.5.2 Rencana sirkulasi


Rencana sirkulasi kawasan KHDTK Cikampek dikembangkan sesuai
dengan konsep dasar pengembangan wisata, yaitu wisata pendidikan. Sirkulasi ini
dibagi menjadi dua, yaitu sirkulasi jalur wisata dan sirkulasi jalur non-wisata.
Sirkulasi jalur wisata ditujukan untuk pengunjung yang datang ke kawasan
sedangkan jalur non-wisata ditujukan untuk pengelola untuk kepentingan
pelayanan bagi pengunjung.
Sirkulasi jalur wisata untuk mencapai objek dan atraksi wisata pada
kawasan direncanakan dibagi menjadi dua, yaitu sirkulasi kendaraan wisata dan
sirkulasi untuk pejalan kaki. Jalur sirkulasi kendaraan wisata dikhususkan hanya
pada jalan raya yang berada dalam kawasan. Kendaraan wisata ini nantinya akan
dapat berhenti di tiga titik halte yang dilokasikan dekat gerbang utama sebelah
utara, tengah kawasan, dan dekat gerbang utama sebelah selatan. Sedangkan jalur
sirkulasi untuk pejalan kaki dikhususkan pada jalur-jalur yang terdapat dalam
kawasan yang memisahkan masing-masing petak tanam. Jalur ini memiliki lebar
rata-rata 1 meter. Pada beberapa persimpangan jalur ini pula terdapat stop point
yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sirkulasi jalur non-wisata merupakan jalur untuk memudahkan pengelola
mencapai objek dan atraksi wisata untuk pelayanan bagi pengunjung. Jalur non-
wisata yang direncanakan adalah jalur terluar dari jalur pemeriksaan unutk
meminimalisir pertemuan dengan jalur pengunjung wisata. Jalur untuk pengelola
ini dapat dilalui oleh kendaraan bermotor atau kendaraan roda dua untuk
memudahkan pelayanan bagi pengunjung. Dengan adanya pemisahan jalur
sirkulasi berdasarkan fungsinya ini, kenyamanan pengunjung akan terjaga dan
kelancaran pelayanan pun dapat terkelola dengan baik.
Aksesibilitas untuk menuju tapak sendiri terbagi menjadi 2, yaitu gerbang
masuk primer (utama) dan gerbang masuk sekunder. Gerbang masuk primer
merupakan akses masuk yang berada di sebelah selatan kawasan dan merupakan
gerbang utama sehingga loket tiket pun berada pada gerbang ini. Sedangkan
gerbang masuk sekunder merupakan gerbang masuk di sebelah utara kawasan dan
akses untuk pengunjung keluar masuk saja. Akses ini direncanakan menjadi dua
83

bagian agar memudahkan aksesibilitas dari pengunjung yang datang agar lebih
mudah mencapai kawasan.

5.5.3 Rencana jalur wisata


Jalur yang direncanakan pada kawasan KHDTK Cikampek merupakan
jalur wisata dengan tema wisata yang telah ditentukan dan dikembangkan sesuai
dengan konsep dasar sehingga bersifat edukatif dan juga rekreatif.
Terdapat alternatif 4 jalur yang dapat dipilih oleh pengunjung dengan
waktu tempuh kurang dari sehari (paket sehari). Jalur pertama dengan tema show
window keanekaragaman hayati. Jalur ini merupakan jalur wisata yang bersifat
edukatif. Jalur ini menampilkan objek wisata yang merupakan keanekaragaman
hayati pada kawasan, yaitu galeri alam, nature interpretation centre, nursery area,
penangkaran kupu-kupu, dan area penanaman dengan waktu tempuh selama 5
jam. Jalur kedua dengan tema bermain dan bertualang di alam. Jalur ini
merupakan jalur wisata yang bersifat edukatif serta rekreatif. Pada jalur ini
pengunjung dapat merasakan pengalaman dan petualangan bermain outbond dan
juga bermain paint ball serta berwisata kuliner. Waktu tempuh untuk jalur ini
yaitu 8 jam.
Jalur selanjutnya dengan tema rekreasi alam. Jalur ini bersifat edukatif
dan rekreatif. Jalur ini dilalui dengan objek wisata berupa area piknik, forestry
play ground, dan viewing shelter. Jalur ini dapat ditempuh dalam waktu 6 jam.
Jalur yang terakhir dengan tema Pusat Penelitian ditujukan untuk para pengunjung
yang berprofesi sebagai peneliti. Jalur ini menuju ke 4 area pusat penelitian
Litbang yang memang telah ada pada kawasan. Area penelitian yang dituju
tersebut antara lain Pusat Penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu
Pertukangan, Kayu Pulp dan Kayu Energi, Pusat Penelitian Pemuliaan Tanaman
Hutan, Pusat Penelitian Pengelolaan HHBK FEM, Pusat Penelitian Pengelolaan
HHBK Non FEM. Apabila pengunjung ingin menginap dan memilih paket
menginap dalam kawasan maka dapat dipilih beberapa alternatif jalur sesuai
dengan lama menginap. Pengunjung dapat menginap di camping ground ataupun
wisma tamu. Rincian jalur wisata beserta tema, objek, dan kegiatan wisata dapat
dilihat pada Tabel 15, sedangkan rute jalur wisata dapat dilihat pada Gambar 44.
84

Tabel 15 Jalur, objek, dan kegiatan wisata


No Jalur Objek Wisata Kegiatan Wisata
1. Show Window -Galeri Alam - Tracking
Keanekaragaman -Nature Interpretation Centre -Pengamatan/Edukasi
Hayati -Nursery Area Keanekaragaman Hayati
-Penangkaran Kupu-kupu -Penanaman

2. Bermain dan - Area Outbond - Kegiatan Outbond


Bertualang di - Area Paint Ball - Kegiatan Paint Ball
Alam -Area Kuliner - Bermain
-Wisata Kuliner
3. Rekreasi Alam - Area Piknik - Berpiknik
-Forestry Play Ground - Bermain
- Viewing Shelter - Wisata Kuliner
- Menikmati Pemandangan
- Hunting Foto
4. Pusat Penelitian - Pusat Penelitian Pengelolaan - Tracking
Hutan Tanaman Penghasil Kayu -Pengamatan/Edukasi Area
Pertukangan, Kayu Pulp dan Kayu Penelitian
Energi
- Pusat Penelitian Pemuliaan
Tanaman Hutan
- Pusat Penelitian Pengelolaan
HHBK FEM
- Pusat Penelitian Pengelolaan
HHBK Non FEM
85

Gambar 44 Rencana jalur wisata KHDTK Cikampek.


86

5.5.4 Rencana aktivitas dan fasilitas


Aktivitas wisata utama yang direncanakan pada kawasan KHDTK
Cikampek adalah kegiatan wisata yang mengarah ke pendidikan dan bersifat
edukatif. Sedangkan aktivitas wisata penunjang yang direncanakan merupakan
aktivitas wisata yang rekreatif akan tetapi tetap mengarah pada pendidikan dan
juga petualangan.
Aktivitas wisata utama merupakan aktivitas yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan keanekaragaman hayati kawasan dan fungsi pokok kawasan
sebagai hutan penelitian. Jenis dari aktivitas tersebut adalah aktivitas wisata utama
yang telah direncanakan, seperti tracking dan juga pengamatan/edukasi mengenai
keanekaragaman hayati tersebut. Sedangkan wisata lainnya merupakan aktivitas
seperti wisata kuliner, duduk-duduk, bermain, dan menikmati pemandangan.
Aktivitas-aktivitas ini telah ada sebelumnya pada tapak, akan tetapi perlu adanya
penataan dan pengembangan agar wisata lebih dapat terkelola dengan baik. Untuk
mempertahankan fungsi pokok kawasan sebagai hutan penelitian, perlu adanya
pengelolaan atau manajemen pengunjung. Dalam kawasan manajemen
pengunjung yang dapat dilakukan antara lain berupa sistem booking. Sistem
booking ini menerapkan sistem bagi pengunjung yang ingin berwisata pada
kawasan sebelumnya harus melakukan reservasi atau pemesanan jalur ataupun
paket wisata untuk wisata yang dilakukan pada aktivitas-aktivitas ruang-ruang
tertentu agar jumlah pengunjung dapat terkendali sehingga fungsi pokok tetap
dapat dipertahankan.
Ruang-ruang wisata tertentu yang dapat diterapkan sistem booking ini
antara lain blok-blok penelitian dalam kawasan, bagi pengunjung yang ingin
meneliti atau berkunjung ke blok-blok tersebut harus menghubungi pengelola dan
menyerahkan surat permohonan izin meneliti atau izin memasuki blok-blok
tersebut. Kemudian nursery area, penangkaran kupu, galeri alam, dan nature
interpretation centre, pengunjung yang ingin beraktivitas dan memasuki objek
dan atraks wisata tersebut sebelumnya harus melakukan booking dikarenakan
objek tersebut merupakan objek yang berada di runag wisata utama, dimana
luasannya terbatas sehingga pengunjung pun harus dibatasi agar tidak
mengganggu sumberdaya yang terdapat di sana. Area paint ball dan area outbond
87

pun perlu dilakukan pemesanan sebelumnya dikarenakan objek pada ruang wisata
penunjang tersebut pengunjung yang dapat masuk tidak banyak dan terbatas
tergantung pada permainan di dalamnya. Aktivitas-aktivitas yang direncanakan
akan dikembangkan ini membutuhkan sarana dan prasarana atau fasilitas yang
menunjang agar kegiatan wisata dapat berjalan dengan lancar. Rencana fasilitas
kawasan KHDTK Cikampek diantaranya:

a. Gerbang masuk
Gerbang masuk kawasan terdapat dua buah, yang terletak di sebelah utara
dan di sebelah selatan kawasan. Gerbang ini memiliki lebar 6 meter sehingga
dapat dilalui arus bolak-balik kendaraan. Gerbang kondisinya sudah cukup baik,
tetapi perlu penambahan beberapa hal agar pintu gerbang ini terlihat lebih menarik
untuk pengunjung yang datang ke kawasan, seperti penambahan atau perubahan
warna dan material yang tetap bersifat alami namun menarik bagi pengunjung.
b. Loket tiket dan pos jaga
Loket tiket ini secara umum akan dibagi menjadi dua, yaitu loket tiket
utama setelah memasuki gerbang utama dan loket tiket yang berada di ruang-
ruang wisata tertentu. Loket tiket tersebut dilokasikan pada area yang
membutuhkan tiket kembali untuk memasuki objek dan atraksi wisata. Loket tiket
dan pos jaga ini berukuran 2x2 meter dan berjumlah 5 buah yaitu pada 2 gerbang
masuk, area parkir, area outbond, dan area paint ball.

c. Area parkir
Area parkir pada kawasan terbagi menjadi dua lokasi. Lokasi area parkir
pertama yaitu area parkir wisma tamu. Area parkir ini memiliki daya tampung
untuk 6 mobil dan 10 unit sepeda motor seluas 200 m². Area parkir ini diutamakan
untuk tamu atau pengunjung yang menginap di wisma tamu. Lokasi area parkir
kedua yaitu pada sebuah lahan di dekat pintu gerbang sebelah selatan kawasan.
Area parkir ini direncanakan seluas 5.000 m² yang dapat menampung 5 bus, 20
mobil, dan 40 motor. Sedangkan untuk daya dukung dari area parkir ini dibatasi
sesuai dengan daya dukung pengunjung yang diperbolehkan. Hal ini dilakukan
agar kawasan KHDTK Cikampek dapat tetap terjaga dan lestari sesuai dengan
fungsinya.
88

d. Visitor centre dan kantor pengelola


Visitor centre merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai pusat dan
sumber informasi pengunjung yang datang ke kawasan sehingga pengunjung
dapat mendapatkan gambaran atau informasi yang jelas mengenai tempat wisata
yang didatanginya. Sedangkan kantor pengelola merupakan lokasi pusat dimana
pengelola kawasan mengelola kawasan dan dapat ditemui untuk mendapatkan
informasi. Visitor centre ini merupakan fasilitas eksisting tapak. Akan tetapi
kondisinya sudah sangat tidak terawat dan terlalu kecil untuk didatangi
pengunjung sehingga direncanakan visitor centre ini akan dibuat seluas 7x7
meter. Nantinya pada fasilitas ini akan terdapat display mengenai objek dan
atraksi wisata yang ada di kawasan KHDTK Cikampek. Selain itu juga akan
terdapat peta kawasan, informasi sarana dan prasarana, beserta saran, himbauan,
dan aturan selama pengunjung berada di kawasan KHDTK Cikampek ini.

e. Rumah dinas petugas dan wisma tamu


Fasilitas ini merupakan fasilitas eksisting pada kawasan. Rumah dinas
petugas merupakan bangunan yang ditinggali oleh petugas yang berjaga dalam
kawasan, sedangkan wisma tamu merupakan bangunan untuk pengunjung yang
ingin menginap. Akan tetapi perlu adanya penambahan pada kedua fasilitas ini,
hal ini dikarenakan pada pengembangan wisata akan adanya jumlah pengunjung
dan jumlah penjaga yang bertambah untuk kenyamanan pengunjung dan juga
keamanan serta kelancaran pengelolaan kawasan.

f. Halte dan shelter


Halte dan shelter berfungsi sebagai tempat pemberhentian. Halte
berfungsi untuk tempat pemberhentian sementara kendaraan wisata sedangkan
shelter berfungsi untuk tempat pemberhentian sementara pengunjung pejalan kaki
atau tempat berlindung pengunjung pada titik-titik yang telah direncanakan. Halte
ini direncanakan terdapat 3 buah yang terletak di dekat gerbang utama utara
kawasan, tengah kawasan, dan dekat gerbang utama selatan kawasan. Ukuran
halte ini yaitu sebesar 5x2 meter. Sedangkan untuk shelter direncanakan terdapat
5 buah berukuran 2x2 meter yang terletak di sepanjang jalur sirkulasi.
89

g. Mushola
Mushola merupakan fasilitas untuk pengunjung dan pengelola untuk
beribadah. Mushola terletak di lokasi-lokasi yang strategis yaitu di dekat visitor
centre dan ruang pelayanan sebelah utara kawasan. Ukuran yang direncanakan
yaitu seluas 25 m². Fasilitas ini akan dilengkapi dengan fasilitas toilet dan juga
tempat wudhu.

h. Toilet
Toilet terletak di dua titik, yaitu di dekat visitor centre dan ruang
pelayanan sebelah selatan kawasan. Ukuran toilet yang direncanakan yaitu sebesar
3x2 meter.

i. Kios
Kios pada kawasan KHDTK Cikampek dibagi menjadi dua berdasarkan
fungsinya. Pertama yaitu kios souvenir. Kios ini merupakan kios untuk menjual
berbagai cinderamata kerajinan tangan khas dari KHDTK Cikampek atau dari
kawasan sekitarnya. Kios ini akan terletak pada pusat-pusat pengunjung, yaitu
pada ruang pelayanan dan dekat area wisata kuliner. Kedua yaitu kios makanan.
Kios makanan ini akan berada pada satu area di tengah kawasan, agar keberadaan
kios ini tertib dan pengunjung pun dapat nyaman berwisata kuliner pada kawasan
ini. Ukuran yang direncanakan yaitu 20x5 meter. Terdapat pula refreshment kios,
yaitu kios-kios yang menjual makanan-makanan ringan yang berada pada area
piknik dan sport area.

j. Papan informasi
Papan Informasi ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu papan aturan, papan
interpretasi, papan arah, dan papan identitas. Papan aturan berisi mengenai
informasi aturan, imbauan, larangan kepada pengunjung selama berada di
kawasan. Papan interpretasi berisi penjelasan lebih lengkap mengenai objek-objek
atau sumberdaya yang ada dalam kawasan. Papan arah berisi penunjuk arah objek
dan atraksi wisata. Sedangkan papan identitas berisi nama atau hal-hal mengenai
objek dan atraksi wisata yang biasanya terdapat di bagian depan objek dan atraksi
wisata tersebut.
90

k. Tempat sampah
Fasilitas tempat sampah difungsikan untuk menjaga kebersihan dan juga
kelestarian dari kawasan KHDTK Cikampek. Tempat sampah ini akan diletakan
pada beberapa titik yang strategis dan mudah dijangkau oleh pengunjung. Tempat
sampah akan dibedakan menjadi 2, yaitu tempat sampah organik dan tempat
sampah anorganik sehingga pengelolaan sampah akan lebih mudah.

Fasilitas-fasilitas wisata ini dibagi menjadi dua, yaitu fasilitas untuk


wisata dan fasilitas untuk pelayanan. Rencana fasilitas dapat dilihat pada Tabel
16, sedangkan ilustrasi dari fasilitas dapat dilihat pada Gambar 45.
91

Tabel 16 Rencana fasilitas


Ukuran (m)
No. Fasilitas Jumlah
Panjang Lebar
1 Fasilitas Pelayanan :
Gerbang Masuk Utama 6 1 2
Loket Tiket 2 2 5
Visitor Centre dan Kantor Pengelola 7 7 1
Rumah Dinas Petugas Luas = 54 m² 1
Wisma Tamu Luas = 54 m² 1
Kios Souvenir dan Penyewaan 5 5 2
Area Kios Makanan 20 5 20
Mushola Luas = 25 m² 1
Toilet 3 2 2
Tempat Sampah 0,5 0,5 20
Area Parkir Luas = 5.000 m² dan 200 m² 2
Stasiun Klimatologi 4 4 1
Papan Informasi 38

2 Fasilitas Wisata :
Shelter 2 2 5
Halte 5 2 3
Kendaraan Wisata 3
Viewing Shelter 5 3 3
Arena Pertunjukan Seni Budaya (Temporary) 10 10 1
Area Piknik Luas = 5.000 m² 1
Area Outbond Luas = 5.000 m² 1
Area Paint Ball Luas = 5.000 m² 1
Camping Ground Luas = 5.000 m² 1
Bangunan Persemaian Luas = 300 m² 1
Forestry Play Ground Luas = 5.000 m² 1
Lapangan Olahraga Luas = 7.500 m² 1
Galeri Alam 4 4 1
Nature Interpretation Centre 4 4 1
92

(a) (b)

(c) (d)

(e.1) (e.2)

(f)
Keterangan :
(a) Loket Tiket (b) Halte (c) Visitor Centre (d) Kios Makanan
(e) Kantor Pengelola (f) Shelter (g) Eco-Toilet

Sumber : www.keystothepast.info, Vera Dian Damayanti, www. iowadnr.gov,


www. panoramio.com, , www.archiexpo.com, www.discoverglencoe.com ,
www.fs.fed.us.
Gambar 45 Ilustrasi fasilitas 1.
93

(a) (b)

(c) (d)

(f) (g) (h)


Keterangan :
(a) Gerbang Masuk (b) Area Parkir (c) Papan Arah
(d) Papan Interpretasi (e) Papan Identitas (f) Tempat Sampah 1
(g) Tempat Sampah 2 (h) Jalur Pejalan Kaki

Sumber : www.tarmo-rtw.blogspot.com, www.parkweb.vic.gov.au, Vera Dian Damayanti,


www.niagaracave.com, www.herzfeldstudios.com , ogut267.blogspot.com, www.
trashcansource.com.

Gambar 46 Ilustrasi fasilitas 2.


94

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini antara lain :
1. Karakteristik fisik pada kawasan diketahui memiliki topografi cenderung
landai dan didominasi oleh hutan tanaman buatan. Kawasan memiiki
sumberdaya alam yang beragam, baik dari flora, fauna, maupun sumberdaya
alam lainnya. Berdasarkan hasil analisis kemudian didapatkan 4 kelas
kesesuaian pengembangan wisata pada kawasan KHDTK Cikampek, yaitu
kesesuaian pengembangan wisata intensitas tinggi (2,49 Ha/ 4,87%), cukup
(16,39 Ha/ 32,07%), kurang (20,28 Ha/ 39,69%), dan rendah (11,94
Ha/23,37%).
2. Potensi objek dan atraksi wisata eksisting di KHDTK Cikampek berupa flora
dan fauna, namun keberadaannya belum dikembangkan. Jenis objek dan
atraksi wisata yang dapat dikembangkan dari kawasan ini antara lain nursery
area, penangkaran kupu-kupu, nature interpretation area, forestry play
ground, sport area, area piknik, area penanaman, area kuliner, galeri alam,
viewing shelter, area outbond, area paint ball, dan camping ground.
3. Konsep perencanaan pada penelitian ini adalah pengembangan wisata dengan
pendekatan ekologis (sumberdaya) serta tidak merubah fungsi pokok kawasan
yang merupakan kawasan hutan penelitian. Oleh karena itu wisata pada
kawasan ini merupakan wisata yang bernilai edukatif. Kawasan dibagi ke
dalam tiga zona, yaitu zona wisata utama, zona wisata penunjang, dan zona
pendukung wisata yang kemudian dikembangkan ke dalam rencana tspsk.
Rencana tapak KHDTK Cikampek yang terdiri dari rencana ruang, rencana
sirkulasi, rencana jalur wisata, dan rencana aktivitas dan fasilitas.
95

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini antara lain :
1. Pengaplikasian perencanaan tapak wisata pada penelitian ini memerlukan
kesesuaian dengan situasi dan kondisi pada tapak. Oleh karena itu diperlukan
upaya konservasi pada kawasan agar kawasan tetap lestari seperti saat
penelitian dilakukan. Oleh karena itu pengawasan kawasan perlu
dioptimalkan dengan kerjasama dari berbagai pihak.
2. Kerjasama lebih lanjut dari pengelola kawasan (Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan), pemerintah daerah, masyarakat sekitar KHDTK
Cikampek dan pihak lainnya dalam hal pengembangan wisata dan penentuan
stakeholder.
3. Perhatian dan tindak lanjut dari pemerintah setempat mengenai
pengembangan wisata pada kawasan ini.
4. Penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan wisata pada kawasan ini,
terutama dalam hal rencana daya dukung kawasan dan pengelolaan serta
manajemen wisata pada kawasan ini.
96

DAFTAR PUSTAKA

Ahira A. 2012. Mengenal Tanah. (terhubung berkala) http://www.anneahira


.com/tanah-laterit.html . [9 Oktober 2012].
(Anonim). 2011. Peta Online Jawa Bali Terlengkap. (terhubung berkala) http://
www.kraksaan.com/peta-online-jawa-bali-terlengkap.html. [20 Juli
2012].
________. 2012. Outdoor Toilets Bathrooms for Public Spaces. (terhubung
berkala) http://www.archiexpo.com/prod/francioli-creation/outdoor-
toilets-bathrooms-for-public-spaces-58150-189888.html . [14 November
2012].
________. 2012. View Topic. (terhubung berkala) http://forum.
transgenderzone.com/viewtopic.php?f=12&t=1351. [21 November
2012].
Bell S. 2008. Desain for Outdoor Recreation Second Edition. USA: Taylor
Francis Inc.
Bruun M. 1995. Landscape as Resource for Leisure by Explotion or by
Exclusion? Proceedings the 33rd IFLA World Congress; Bangkok, 21-24
Oktober 1995. Bangkok: IFLA.
Cornfoot R. 2011. 1429274. (terhubung berkala) http://www.geograph.
org.uk/photo/1429274. [21 November 2012].
Dave . 2011. Nishorgo Oirabot Nature Interpretation Centre . (terhubung berkala)
http://www.contemporist.com/2011/09/20/nishorgo-oirabot-nature-
interpretation-centre/no_200911_04/ [14 November 2012].
[DCC] Devon Country Council. 2012. Interpretation Centre. (terhubung berkala)
http://www.devon.gov.uk/index/environmentplanning/natural_environme
nt/country_parks/stover_country_park/interpretation_centre.htm [14
November 2012].
[DCC] Durham Country Council. 2012. K2P. (terhubung berkala)
www.keystothepast.info /durhamcc/K2P.nsf/ [21 November 2012].
[Dephut] Departemen Kehutanan. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Jakarta: Dephut.
[Depparpostel] Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi. 2009. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata.
Jakarta: Depparpostel.
Damanik JW. Helmut F. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi.
Yogyakarta: ANDI
Darmawijaya MI. 1990. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada Universiy Press.
97

Efendi MA. 2009. Keragaman kupu-kupu (Lepidoptera: Ditrysia) di kawasan


”Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jawa Barat.
[tesis].Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertaian Bogor.
Erkin E, Usul N. 2004. Site Selection for New Tourism Type in Bodrum Peninsula
MU_LA Turkey. (terhubung berkala). www.gis-esri.com [2 Februari
2012].
[GLLMA] Glencoe & Loch Leven Marketing Association. 2012. Visitor Centre.
(terhubung berkala) http://www.discoverglencoe.com/content/template/
visitorcentre. [21 November 2012].
Gold SM. 1980. Recreation Planning and Design. New York: Mc Graw-Hill
Book Company.
Gunn CA. 1994. Tourism Planning: Basic, Concept, Cases. Washington : Taylor
Francis.
Hartanto R. 2012. Taman Seluas Hutan Tapi Sesepi Kuburan. (terhubung berkala)
http://ogut267.blogspot.com/2012/09/taman-seluas-hutan-tapi-sesepi-
kuburan.html. [21 November 2012].
Herzfeld D. 2012. Signs. (terhubung berkala) http://www.herzfeldstudios.com
/signs.php.[21 November 2012].
Holden A. 2000. Environment and Tourism. London: Routledge.

[IDNR] Iowa Departement of Natural Resources. 2012. Park Details. (terhubung


berkala)http://www.iowadnr.gov/Destinations/StateParksRecAreas/Iowas
StateParks/ParkDetails.aspx?ParkID=11&idAdminBoundary=226 .[21
November 2012].
Knudson DM. 1980. Outdoor Recreation. New York: Mac Millan Publ. Co. Inc.

Mahasiswa PLB. 2010. Area Outbond. (terhubung berkala) http://wisata-abk.


blogspot.com/2010_12_01_archive.html. [12 November 2012].
Nasution S. 2007. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
[NC] Niagra Cave. 2012. Picnic. (terhubung berkala)
http://www.niagaracave.com /picnic.asp. [21 November 2012].
Noviana P. 2010. Perencanaan lanskap Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor
sebagai kawasan wisata terpadu [skripsi]. Bogor: Departemen Arsitektur
Lanskap. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Nugroho JA. 2011. Perencanaan lanskap Pantai Tanjung Baru sebagai kawasan
wisata berbasis ekologis [skripsi]. Bogor: Departemen Arsitektur
Lanskap. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
98

Nurisjah S, Pramukanto Q. 2009. Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap.


Departemen Arsitektur Lanskap. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan).
[NWPS] National Wilderness Preservation System. 2012. Page 52. (terhubung
berkala) http://www.fs.fed.us/t-d/pubs/htmlpubs/em7100-15/page52.htm.
[21 November 2012].
[PEGP] Philippine Environmental Governance Project. 2012. Story Lebak Tree
Nursery. (terhubung berkala) http://ecogovproject.denr.gov.ph
/docs/Story_LebakTreeNursery.htm [21 November 2012].
[Pusprohut Litbang] Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan
Produktivitas Hutan. 2010. Mengenal KHDTK (Hutan Penelitian)
Cikampek. Bogor.
[PV] Park Victoria. 2012. Sherbrooke Grants Picnic Ground. (terhubung berkala)
http://parkweb.vic.gov.au/explore/parks/dandenong-ranges-national-park/
things-to-do/sherbrooke-grants-picnic-ground [14 November 2012].
Rafi’i S. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.
Rizal S. 2007. Populasi kupu-kupu di kawasan wisata Lubuk Minturun Sumatera
Barat. Mandiri 9: 170-184.
Schoenly S. 2012. 52606116. (terhubung berkala) http://www.panoramio.com
/photo/52606116. [21 November 2012].
Swarbrooke J, Beard C, Leckie S, Pomfret G. 2003. Adventure Tourism: The New
Frontier. Oxford: Elsevier Science Ltd.
Tamming T. 2011. Tanzania Serengeti. (terhubung berkala) http://tarmo-
rtw.blogspot.com/2011/10/tanzania-serengeti.html. [21 November 2012].
Thomas E. 2012. How to Build Paintball Fort. (terhubung berkala)
http://www.ehow.com/how_4963271_build-paintball-fort.html. [21
November 2012].
Trashcansource. 2012. Dogipot Waste Stations and Dogvalets. (terhubung
berkala) http://www.trashcansource.com/Dogipot-Waste-Stations-and-
Dogvalets [21 November 2012].
Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.
Wibowo A. 2010. How to Prepare Yourself for A Great Camping Experience.
(terhubung berkala) http://awibowo325.wordpress.com/2010/06/05/how-
to-prepare-yourself-for-a-great-camping-experinece/. [14 November
2012].
Yamamoto N, Yokoyama J, Kawata M. 2007. Relative resources abundance
explains butterfly biodiversity in island communities. PNAS 104: 10524-
10529.
99

LAMPIRAN
100

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek

KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG


Peneliti : Mira Septina Jayasinga Putri /E34080062
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan IPB

Selamat Pagi/Siang/Sore
Sebelumnya saya memohon maaf apabila mengganggu aktivitas
Bapak/Ibu/Saudara/i, saya mengharapkan kesediaannya untuk mengisi kuesioner
ini. Tujuan penyebaran kuisioner ini adalah untuk mengumpulkan data dari
pengunjung yang akan digunakan untuk menyusun perencanaan media interpretasi
di KHDTK Cikampek. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Institut Pertanian
Bogor. Oleh karena itu besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara/i dapat mengisi
kuesioner ini dengan jujur dan benar. Demikian saya ucapkan terimakasih atas
perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i.
NB: Semua jawaban, pendapat, dan saran Bapak/Ibu/Saudara/i pada
kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya.

Identitas Responden
No. Responden :
Hari/Tanggal :
Nama :
Jenis kelamin :
Asal :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Umur :
101

Petunjuk: Silangkan (x) pada jawaban yang paling sesuai menurut Anda,
boleh lebih dari satu
1. KHDTK Cikampek ini anda ketahui dari:
a. Teman c. Media massa (TV, Radio,
b. Keluarga Brosur/media cetak, Booklet)
d. Lainnya (sebutkan) ............
2. Bersama siapa anda mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Sendiri c. Keluarga
b. Teman d. Lainnya (sebutkan) ...........
3. Apa tujuan anda mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Menikmati kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek
b. Hanya jalan-jalan
c. Melihat tumbuhan dan satwa
d. Lainnya (sebutkan) .......................
4. Kapan biasanya Anda mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Sabtu dan minggu
b. Liburan panjang
c. Selepas sekolah/kerja
d. Lainnya (sebutkan) ........................
5. Menurut Anda, apa yang menarik/disukai dari KHDTK Cikampek:
a. Suasana, kesejukan, dan pemandangan
b. Tumbuhan
c. Satwa
d. Lainnya (sebutkan) ........................
6. Berapa lama kunjungan Anda di KHDTK Cikampek:
a. Kurang dari 2 jam c. 5-10 jam
b. 2-5 jam d. Lebih dari 10 jam
7. Aktivitas apa saja yang biasa Anda lakukan di kawasan ini:
a. Piknik d. Olahraga
b. Bermain e. Foto-foto
c. Menikmati pemandangan
8. Ketika berkunjung ke kawasan ini, Anda menggunakan kendaraan apa:
a. Motor b. Mobil
102

c. Angkutan umum d. Lainnya (sebutkan) ……


9.Menurut Anda jenis wisata apa yang cocok dikembangkan di kawasan ini:
a. Piknik e. Berkemah
b. Bermain f. Photo hunting
c. Menikmati pemandangan g. Outbound
d. Olahraga h. Lainnya (sebutkan) ........
10. Bagaimana pendapat Anda mengenai kawasan ini:
a. Udaranya sejuk
b. Tempatnya bersih
c. Banyak tempat untuk beristirahat dan menikmati pemandangan
d. Banyak tumbuhan dan hewan yang menarik
e. Banyak warung penjual makanan
f. Lainnya (sebutkan) …………………
11. Menurut Anda, bagaimana kondisi jalan menuju kawasan ini:
a. Baik c. Biasa saja
b. Buruk
12. Menurut Anda, daya tarik apa yang membuat senang datang ke kawasan ini:
a. Terdapat pemandangan yang indah
b. Masyarakat yang ramah
c. Tumbuhan dan hewan yang menarik
d. Terdapat obyek yang unik dan berbeda dengan lokasi wisata lainnya
e. Lainnya (sebutkan) ………………..
13. Bersediakah Anda untuk dikenai biaya/tiket masuk kawasan ini:
a. Bersedia, kira-kira sebesar …..
b. Tidak bersedia
103

14. Fasilitas apa yang Anda butuhkan dan harapkan ada di KHDTK Cikampek:
a. Papan arah
b. Papan nama
c. Papan cerita obyek
d. Papan vandalisme
e. Shelter
f. Kamar mandi
g. Tempat sampah
h. Peta obyek wisata
j. Pusat cinderamata
k. Pusat informasi
l. Lainnya (sebutkan) ……...
15. Apakah Anda berminat untuk kembali datang ke kawasan ini:
a. Ya (alasan)
b. Tidak (alasan)

Petunjuk: Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat Anda


1. Apakah harapan dan saran Anda terhadap pengembangan dan pengelolaan
KHDTK Cikampek ?

=========================Terimakasih========================
104

Lampiran 2 Panduan wawancara untuk pengelola

1. Tujuan pengelolaan KHDTK Cikampek.


2. Rencana pengelolaan ke depan untuk KHDTK Cikampek.
3. Sarana prasarana yang tersedia di KHDTK Cikampek.
4. Batas-batas kawasan KHDTK Cikampek.
5. Kondisi masyarakat sekitar KHDTK Cikampek
6. Bentuk kerjasama dengan masyarakat sekitar KHDTK Cikampek.
7. Harapan ke depan untuk pengembangan KHDTK Cikampek.
105

Lampiran 3 Panduan wawancara untuk masyarakat

1. Pendapat dan informasi mengenai kawasan KHDTK Cikampek.


2. Objek menarik KHDTK Cikampek.
3. Manfaat yang dirasakan dari adanya KHDTK Cikampek.
4. Seni Budaya yang terdapat di desa sekitar KHDTK Cikampek.
5. Mitos yang terdapat di desa sekitar KHDTK Cikampek.
6. Organisasi yang terdapat di desa sekitar KHDTK Cikampek.
7. Kerjasama atau pelatihan yang pernah dilakukan untuk masyarakat desa sekitar
KHDTK Cikampek.
8. Pendapat untuk dikembangkannya kawasan KHDTK Cikampek untuk kawasan
wisata.
9. Saran untuk pengembangan KHDTK Cikampek.
10. Harapan untuk kawasan KHDTK Cikampek.

Anda mungkin juga menyukai