Anda di halaman 1dari 9

156

Mengembangkan kelas kelompoktani dari lanjut ke madya

Latar Belakang

Tantangan pembangunan pertanian dalam menghadapi era agribisnis


adalah kenyataan bahwa pertanian Indonesia didominasi oleh usaha skala kecil
yang dilaksanakan oleh berjuta-juta petani yang sebagian besar tingkat
pendidikannya sangat rendah (87 % dari 35 juta tenaga kerja pertanian
berpendidikan SD ke bawah), berlahan sempit, bermodal kecil dan memiliki
produktivitas yang rendah. Kondisi ini memberikan dampak yang kurang
menguntungkan terhadap persaingan di pasar global, karena petani dengan
skala usaha kecil itu pada umumnya belum mampu menerapkan teknologi maju
yang spesifik lokal yang selanjutnya berakibat kepada rendahnya efisiensi usaha
dan jumlah serta mutu produk yang dihasilkan (Deptan, 2001).
Pernyataan diatas mengindikasikan bahwa berhasil tidaknya program
pembangunan pertanian yang direncanakan pemerintah juga dipengaruhi oleh
sumberdaya petani itu sendiri. Oleh sebab itu, kelemahan tersebut hanya bisa
diatasi dengan jalan meningkatkan kualitas sumberdaya petani. Namun untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya petani yang sudah ada tidak dapat dilakukan
dengan menyekolahkan petani melalui pendidikan formal, salah satu alternatif
yang dapat diambil adalah dengan kembali memberdayakan kelompoktani.
Pembinaan dan pengembangan kelompoktani disini selain bertujuan untuk
memperkuat posisi tawar juga dapat dipergunakan sebagai kelas belajar.
Menilik paradigma tersebut, penulis mencoba untuk melaksanakan
suatu bentuk kegiatan yang berhubungan erat dengan pembinaan dan
pengembangan kelompoktani. Kegiatan tersebut penulis laksanakan di
Kelompoktani Karya Bhakti Kampung Sumber Rejeki Distrik Kurik Kabupaten
Merauke.

Tujuan
1. untuk mengetahui tingkat keberadaan kelas kelompok tani.
2. Agar terbinanya metoda bimbingan dan pelayanan yang sesuai dengan
tingkat kemampuan kelompoktani.
3. Dapat mengetahui kelompok mana saja yang benar-benar melaksanakan
kegiatan dalam pembinaan kelompok.
157

Manfaat

1. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengembangan kelompoktani


2. Dapat membantu dalam pemecahan masalah kelompoktani dalam hal
agribisnis pada usaha kelompok.
3. Sebagai kontroling yang bermanfaat bagi kemajuan kelompok
4. Dapat dijadikan acuan bagi para aparat penyuluh pertanian dalam
melaksanakan pembinaan kepada petani dan kelompoktani.

Tinjauan Pustaka

Suwandi (1999) menyebutkan bahwa faktor dalam yang mempengaruhi


dinamika suatu kelompok terdiri dari tiga unsur, yaitu anggota kelompok,
pengurus, dan pemimpin kelompok. Ketiga unsur ini dapat mendorong atau
menghambat gerak maju suatu kelompok.
Kepemimpinan dari kelompok juga akan sangat mempengaruhi
perkembangan dinamika suatu kelompok. Bentuk-bentuk kepemimpinan
mendorong pengurus melakukan tugas dan perannya. Sedangkan faktor luar
yang dapat mendorong aktif dinamika suatu kelompok, diuraikan Suwandi (1999)
kedalam unsur berikut :
a. aparat desa
b. aparat pemerintah yang lain
c. petugas fungsional
d. masyarakat yang ada di desa

Pelaksanaan Kegiatan

Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 19 Juni 2009, di


Kelompoktani Karya Bhakti Kampung sumber Rejeki Distrik Kurik Kabupaten
Merauke.

Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah Kelompoktani Karya Bhakti Kampung


Sumber Rejeki Distrik Kurik Kabupaten Merauke.
158

Bahan

Bahan yang di gunakan dalam kegiatan ini berupa Quisioner.

Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan menumbuh kembangkan dan


membina kelompoktani dari kelas lanjut ke kelas madya adalah anjangsana dan
wawncara dengan para petani responden, dengan kriteria angka peningkatan
kelas kelompoktani sebagai berikut :
1) Kelas pemula nilai berkisar antara 0 – 250
2) Kelas lanjut nilai berkisar antara 251 – 500
3) Kelas madya nilai berkisar antara 501 – 750
4) Kelas utama nilai berkisar antara 751 – 1000

Hasil dan Pembahasan


Hasil

Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa hanya sebatas pengidentifikasian


kelompoktani dan penentuan sekor kelas kemampuan kelompoktani melalui 5
jurus kelas kemampuan kelompoktani. Untuk hasil identifikasi dan nilai kelas
kemampuan kelompok di berikan oleh mahasiswa ke BPP dan pihak BPP
memproses data serta membuat pengajuan kenaikan kelas kelompoktani kepada
pihak terkait.

Pembahasan

Hasil dari Identifikasi beberapa kali kunjungan ke kelompoktani binaan,


akan kami uraikan dalam penjelasan berikut.

A. Identitas Kelompoktani
1. Nama Kelompoktani : Karya Bhakti
Alamat : Kampung Sumber Rejeki
Status : lanjut
Ketua : Kuswanto
Jumlah anggota : 24 Orang

2. Tahun Berdiri : 1986


3. Kepengurusan
Ketua : Kuswanto
Sekretaris : suswito
Bendahara : Surip
159

Pelindung : Kepala Kampung

B. Administrasi Kelompok
1. Buku daftar pengurus dan anggota ada
2. Buku daftar hadir dalam rangka kegiatan ada
3. Buku catatan musyawarah/rapat ada
4. Buku rencana dan Pelaksanaan Kegiatan ada
5. Buku Inventaris Barang belum ada
6. Buku Tamu ada
7. Buku Surat Masuk Keluar belum ada
8. Buku Kas Kelompok Laporan Tahunan Kelompok
ada

C. Perencanaan Kegiatan
1. Rencana kegiatan satu tahun terakhir tidak ada
2. Rencana kelompok ada tapi tidak tertulis
3. Rencana kebutuhan kelompok ada dan tertulis
4. Rencana kegiatan dengan penyuluh tidak ada

D. Struktur kelompoktani Karya Bhakti


adalah sebagai berikut :

PEMBINA (PPL)
ODIH

KETUA
Kuswanto

SEKRETARIS BENDAHARA
Suswito Surip

Sie Saprodi Sie Humas Sie Alsintan Sie PHT


Karyono Sudamun Rojikin Karto

Gambar 1. Struktur Organisasi kelompoktani Karya Bhakti


160

E. Penentuan Status Kelompoktani


Untuk mengetahui status kelompoktani dapat diukur dengan menyebarkan
quisioner kepada ketua kelompoktani. Hasil wawancara dengan responden
terhadap kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas
usahatani (termasuk pascapanen dan analisa usahatani) para anggota dengan
penerapan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam
secara optimal dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. hasil wawancara Jurus pertama kemampuan kelompok


Skor Pertanyaan ke- Total
N Responde
1
o n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14
1
1. Bono 3 5 1 1 2 1 1 7,
5 5 5 5 5 5 167,5
0 0 0 0 0 0 0 5
2. Rojikin 1 3 1 2 2 1 7, 1 7, 7,
5 5 5 10 172,5
0 0 5 0 0 5 5 5 5 5
3. Sudamun 1 5 1 1 2 1 7, 1 7, 7,
5 5 5 5 177,5
0 0 5 0 0 5 5 5 5 5
4. Surip 3 5 1 2 2 1 7, 1 7, 7, 7, 7, 7,
5 215
0 0 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5
5. Suswito 3 5 1 1 2 1 7, 1 7, 7, 7, 7, 7,
5 205
0 0 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5
6. Kuswanto 3 5 2 2 2 2 7, 1 7, 7, 7, 7, 7,
5 225
0 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5
Jumlah 1162,
5
Rata – rata 193,7
5
Sumber : hasil quisioner kelas kemampuan kelompok.

Dari tabel di 1 atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan


merencanakan kegiatan kelompoktani Karya Bhakti sudah cukup baik sekor rata
– rata 193,75. Untuk nilai kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian
dengan pihak lain hasil wawancara dengan responden untuk jurus kedua dapat
dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Hasil Wawancara Jurus Kedua

Skor Pertanyaan ke- Total


No Responden
1 2 3 4 5
1. Bono 10 20 20 20 5 75
2. Rojikin 15 30 10 60 7,5 122,5
3. Sudamun 10 20 10 20 5 65
4. Surip 15 30 20 60 10 135
5. Suswito 15 30 20 60 10 135
161

6. Kuswanto 15 30 20 60 10 135
Jumlah 667,5
Rata – rata 111,25
Sumber : hasil quisioner kelas kemampuan kelompok.

Pada Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa kemampuan dalam mentaati


perjanjian dengan pihak luar memiliki nilai sebesar 111,25

Hasil wawancara terhadap kemampuan kelompoktani dalam pemupukan


modal kelompok dan pemanfaatan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut
ini.

Tabel 3. Hasil wawancara Jurus Ketiga

Skor Pertanyaan ke- Total


No Responden
1 2 3 4
1. Bono 10 10 10 20 50
2. Rojikin 20 20 15 30 85
3. Sudamun 10 10 10 20 50
4. Surip 20 20 15 30 85
5. Suswito 20 20 15 20 75
6. Kuswanto 30 20 15 30 95
Jumlah 440
Rata – rata 73,33
. Sumber : hasil quisioner kelas kemampuan kelompok.

Berdasarkan pada Tabel 3 di atas terlihat bahwa persentase kemampuan


kelompoktani dalam memupuk modal dan memanfaatkan hasil pendapatan
mencapai angka 73,33 point.

Hasil wawancara terhadap kemampuan pengembangan hubungan


melembaga dengan Koperasi Unit Desa (KUD) dapat dilihat pada Tabel 4 berikut
ini.

Tabel 4. Hasil Wawancara Jurus ke Empat

N Skor Pertanyaan ke- Total


Responden
o 1 2 3 4 5 6
1. Bono 2
0 20 20 10 10 80
0
2. Rojikin 2
5 10 20 10 20 85
0
3. Sudamun 2
0 20 20 10 20 90
0
4. Surip 4
5 10 20 10 20 105
0
162

5. Suswito 4
5 20 40 10 20 135
0
6. Kuswanto 4
5 20 40 10 20 135
0
Jumlah 639
Rata – rata 105
Sumber : hasil quisioner kelas kemampuan kelompok.

Berdasarkan Tabel 4 di atas ternyata kemampuan kelompoktani Karya


Bhakti dalam hal kemampuan hubungan melembaga dengan KUD sudah cukup
baik, hal ini disebabkan karena KUD yang ada berfungsi sebagai mana mestinya.

Sedangkan hasil wawancara dengan responden mengenai kemampuan


kelompoktani dalam hal kemampuan menerapkan teknologi pertanian dan
pemanfaatan informasi melalui kelompok dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Hasil Wawancara Jurus ke Lima

N Skor Pertanyaan ke- Total


Responden
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Bono 10 10 10 10 15 15 20 15 1 10 130
5
2. Rojikin 10 10 10 10 15 15 20 15 1 10 125
0
3. Sudamun 10 10 10 10 10 10 20 15 1 10 120
5
4. Surip 10 15 15 10 15 15 20 15 1 10 140
5
5. Suswito 10 15 15 10 15 15 20 15 1 10 140
5
6. Kuswanto 10 15 15 10 15 15 20 15 1 10 140
5
Jumlah 795
Rata – rata 132,5
. Sumber : hasil quisioner kelas kemampuan kelompok.

Berdasarkan data pada Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa kemampuan


kelompoktani Karya Bhakti dalam hal kemampuan menerapkan teknologi
pertanian dan pemanfaatan informasi melalui kelompoktani mencapai 132,5
point.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka kita dapat menentukan kelas


kelompoktani Karya Bhakti, caranya adalah dengan menjumlahkan angka dari
responden untuk tiap-tiap jurus, dirata-ratakan, kemudian dijumlahkan angka
rata-rata ke lima jurus tersebut. Cara penentuan kelas kelompoktani adalah
sebagai berikut.
163

1. Jumlah skor Jurus pertama dari responden adalah 193,75.


2. Jumlah skor Jurus kedua dari responden adalah 111,25.
3. Jumlah skor Jurus ketiga dari responden adalah 73,33.
4. Jumlah skor Jurus keempat dari responden adalah 105.
5. Jumlah skor Jurus kelima dari responden adalah 132,5.
Jadi jumlah keseluruhan skor adalah 193,75 + 111,25 + 73,33 + 105+ 132,5
= 615,83 berarti skor ini berada diantara 501 – 750. Maka dapat disimpulkan
bahwa kelas kelompoktani Karya Bhakti merupakan kelompoktani Madya.

Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, maka hal yang harus menjadi
prioritas utama dalam rangka pembinaan dan pengembangan kelompok di
kelompoktani Karya Bhakti adalah dalam hal kemampuan kelompotani dalam
memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan. Jurus lain yang perlu
dikembangkan lebih lanjut adalah kemampuan pengembangan hubungan
kelembagaan dengan KUD.

Pada kegiatan ini nilai dari kemampuan kelompoktani sudah pada kelas
kelompotani Madya, maka terjadi peningkatan kelas kelompok dari lanjut ke
madya. Quisioner yang digunakan dalam kegiatan menaikkan kelas kelompotani
dapat dilihat pada Lampiran.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Pada pelaksanaan kegiatan menaikkan kelas kelompoktani dapat diambil


kesimpulan yaitu :

1. Kelompoktani sebagai kelas belajar, unit produksi dan wahana kerjasama,


mampu menggali informasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
anggota sehingga dapat dijadikan acuan keberhasilan pembangunan
pedesaan sehingga pembinaan kelompoktani perlu dilaksanakan secara
tersistem dan terorganisir.

2. Setiap kelompoktani harus dibina dengan cara menyampaikan materi sesuai


dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
164

3. Supaya kelompoktani pemula dan lanjut yang ada tidak mengalami


kevakuman maka harus dilakukan pembinaan secara kontinyu agar tingkat
kreatifitas anggota kelompok semakin meningkat.

Saran

Berdasarkan hasil praktikum di kelompoktani Karya Bhakti, maka penulis


dapat menyarankan agar :

1. Kelompoktani Karya Bhakti terus dibina supaya fungsi kelompoktani bisa


berjalan dengan baik sehingga dari kelas madya bisa naik ke kelas utama.
2. Berdasarkan lima jurus kemampuan kelompoktani, maka hal yang harus
terus ditingkatkan yaitu Kemampuan kelompotani dalam memupuk modal
dan memanfaatkan pendapatan serta kemampuan meningkatkan hubungan
melembaga dengan koperasi unit desa (KUD).

Anda mungkin juga menyukai