Anda di halaman 1dari 6

Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557

Vol. 16, No. 5, Oktober 2015

PEMBELAJARAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN


BUDAYA INDONESIA MELALUI KARTU UMBUL

Pujiyono
SD Negeri 03 Rembun, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar mengidentifikasi keragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN 03 Rembun tahun ajaran 2010/2011
sejumlah 38 siswa yang terdiri atas 17 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Desain penelitian
ini terbagi menjadi 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Teknik pengambilan data dilakukan
dengan cara melakukan tes, mengadakan pengamatan dan wawancara. Sedangkan analisis data
meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa
mengidentifikasi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia melalui permainan kartu umbul
mengalami peningkatan ketuntasan belajar siswa, yaitu: (1) minat belajar dan keaktivan siswa
pada siklus I dari hasil pengamatan menunjukkan 70% sedangkan pada siklus II 97%; (2) daya
serap sebelum tindakan 55,26%, karena belum mencapai nilai ketuntasan peneliti mengadakan
tindakan dengan hasil siklus I 68,42%, siklus II 92,11%. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti berhasil.

©2015 Didaktikum

Kata Kunci: Permainan Kartu Umbul; Keragaman Indonesia; Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Permasalahan yang terjadi di kelas V SD Negeri 03 Rembun saat ini adalah kurangnya
minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS khususnya pada Kompetensi Dasar mengenal
keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan rendanya hasil belajar
siswa. Analisa terhadap hasil belajar siswa khususnya matei tersebut pada semester I tahun
pelajaran 2010/2011; dari 38 siswa masih ada 17 siswa atau 44,7% yang mendapatkan nilai di bwah
KKM 70.
Dari hasil diskusi terungkap bahwa siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran
walaupun pembelajaran sudah menggunakan CD (film). Hal ini disebabkan karena pelajaran IPS
merupakan pelajaran yang notabene adalah pelajaran menghafal sehingga membuat siswa merasa
mudah jenuh. Padahal hakekat mata pelajaran IPS adalah perkembangan hidup seseorang mulai
dari saat ia lahir sampai menjadi dewasa, tidak terlepas dari masyarakat (Nurid Sumaatmaja, 2007).
Oleh karena itu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) harus benar-benar dikuasai siswa agar mudah
bersosialisasi di masyarakat. Berdasarkan kondisi pembelajaran di atas, untuk membantu siswa
kelas V SD Negeri 03 Rembun shingga mampu menguasai materi dengan baik peneliti ingin
menerapkan penggunaaan permainan kartu umbul agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi mengidentifikasi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas


40
Vol. 16. No. 5. (2015)
Karakteristik pembelajaran IPS yaitu bagaimana memberikan berbagai pengertian yang
mendasar yang harus dimiliki oleh peserta didik, melatih berbagai keterampilan yang harus selalu
dikembangkan melalui pendidikan IPS, serta mengembangkan atau membentuk moral yang
dibutuhkan oleh peserta didik. Karak-teristik IPS ditentukan oleh jenjang pendidikan peserta didik
atau usia peserta didik.
Lebih lanjut, IPS memiliki misi khusus yang pertama yaitu membantu peserta didik
mengembangkan potensi-potensi dirinya dan menggali serta mengembangkan sumber-sumber fisik
dan sosial di lingkungan sekitarnya, sehingga dapat hidup selaras dengannya. Misi kedua adalah
mempersiapkan peserta didik menyongsong kehidupannya di masa depan dengan penuh harapan
dan kemampuan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Secara umum tujuan
pembelajaran IPS adalah menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang baik, mampu
memahami, menganaisis, dan ikut memecahkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, dengan
berbagai karakter yang berdimensi spiritual, personal, sosial, dan intelektual (Kemendikbud, 2014:
1).
Terkait dengan minat siswa, menurut Hurloch (1990: 168) fase perkembangan siswa SD
kelas V ada pada masa akhir kanak-kanak dengan rata-rata umur 9-12 tahun. Adapun minat pada
belajar sikapnya sangat dipengaruhi oleh menarik atau tidaknya cara guru menyajikan bahan yang
harus dipelajari., dan teknik penyajian yang amat disukai serta dekat dengan dunia anak adalah
bermain. Dengan bermain siswa dapat kita ajak untuk memahami Kompetensi Dasar menghargai
keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dengan tidak membuat sisw atertekan, tetapi tanpa
ia sadari dapat memperoleh sesuatu yang bermanfaat melalui kegiatan bermain menggunakan alat
peraga kartu umbul.
Menurut Ahmadi (2005) permaian adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan
atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan, dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan pada
waktu mengadakan kegiatan tersebut. Sementara education games menurut Andang Ismail (2006)
adalah suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat pendidikan
yang bersifat menarik. Dari deskripsi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan edukatif
adalah permaian yang digunakan dalam proses pembelajaran dimana dalam permaian tersebut
mengandung unsur mendidik atau nilai-nilai pendidikan.
Kartu umbul merupakan salah satu alat bantu atau pelengkat yang digunakan guru dalam
menggalakan keterlobatan siswa dalam belajar. Diharapkan pembelajaran IPS dengan
menggunakan kartu umbul dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu menggunakan
permainan kartu umbul di dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, dan dalam kegiatan ini
guru/peneliti bertindak sebagai pemandu. Setelah menganalisis masalah yang ada penulis
menentukan fokus perbaikan dengan memilih penggunaan permainan kartu umbul untuk
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa tentang mengidentifikasi keragaman suku bangsa
dan bdaya Indonesia.

METODE PENELITIAN

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 03 Rembun Kecamatan Siwalan
Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2010/2011 sejumlah 38 siswa yang terdiri atas 17 siswa laki-
laki dan 21 siswa perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus
2. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
(diadaptasi dari Suharsimi Arikunto, 2006).
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data
sekunder. Data primer diambil dari hasil tes yang dikerjakan siswa untuk materi identifikasi
PEMBELAJARAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN
BUDAYA INDONESIA MELALUI KARTU UMBUL 41
Pujiyono
keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, sedangkan data sekunder diperoleh dari data
observasi saat pembelajaran berlangsung.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes
digunakan guru untuk mengukur sejauh mana pemahaman konsep siswa terhadap materi yang
diberikan dalam bentuk tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus sedangkan teknik non tes
berupa dokumentasi catatan siswa sebelum siklus dan lembar observasi yang berisi tentang catatan-
catatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mitra/pengamat untuk mendukung
kelancaran penelitian dan pengambilan data secara objektif. Penelitian dikatakan berhasil apabila
dalam pembelajaran IPS Kompetensi Dasar mengenal keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia dengan kartu umbul menunjukan sekurang-kurangnya 75% hasil tes formatif peserta didik
mencapai KKM.

Siklus I
Proses siklus I diawali dengan kegiatan perencanaan. Pada penelitian ini perencanaan
dimulai dengan guru mengidentifikasi dan merumusan masalah. Setelah masalah dirumusan,
kemudian guru merancang pembelajaran yang dilanjutkan dengan memberi soal latihan sebagai
penjajagan dan menyajikan pokok bahasan dan menjelaskan dengan contoh penyelesaian soal
latihan sebagai penanaman konsep. Langkah selanjutnya adalah guru menyiapkan model
permainan dengan menggunakan alat peraga kartu gambar untuk menumbuhkan, mengembangkan
dan meningkatkan daya nalar siswa dalam menguasai materi pelajaran tentang keragaman suku dan
budaya di Indoesia.
Tahap selanjutnya adalah pelaksanakan tindakan. Pada pembelajaran siklus I, peneliti
dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer dalam penelitian tindakan kelas. Dalam
tahap kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi
pelajaran yang berlaku dan menyampaikan tujuan serta kegiatan pembelajaran.
Pada tahap kegiatan inti pembelajaran kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) guru
memberikan 5 contoh soal mencongak sebagai penjajagan pemahaman penguasaan materi pelajaran
sebelumnya yang akan digunakan sebagai dasar pembelajaran selanjutnya; (2) guru menyajikan
pokok bahasan dan menjelaskan dengan menggunakan model chart dan gambar yang dipasangkan,
(3) siswa menyelesaikan soal tes, kemudian dibahas secara klasikal, setelah secara acak siswa
diminta untuk menyelesaikan soal latihan secara bergiliran di papan tulis, (4) dengan metode diskusi
kelas, guru bersama siswa mengungkapkan kembali penyelesaian soal latihan, (5) siswa
diperkenalkan permainan dengan menggunakan alat peraga kartu gambar untuk membantu
pemahamam konsep pembelajaran kemudian diberi soal latihan untuk tugas rumah.
Di bagian akhir tahap ini, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
maupun untuk menaggapi pembelajaran. Pada tahap kegiatan akhir pembelajaran dilaksanakan
kegiatan sebagai berikut: (1) siswa mengerjakan tes, (2) guru menilai tes, (3) guru menganalisis hasil
tes.
Instrumen engumpulan data pada tahap pengamatan menggunakan cara tes dan non tes.
Dalam kegiatan pengamatan hal yang dilakukan adalah peneliti mengamati dan memeriksa hasil
latihan soal dan rangkuman para siswa, kemudian guru mitra mengamati jalannya pembelajararan,
dan terakhir peneliti serta guru mengamati pengaruh penggunaan alat peraga terhadap peningkatan
ketrampilan siswa dalam menyelesaikan soal latihan dan penguasaan materi pelajaran.
Bagian akhir dari suatu siklus pembelajaran adalah melakukan kegiatan refleksi. Hasil
observasi maupun kegiatan lain dalam siklus I, dijadikan pedoman untuk melangkah pada kegiatan-
kegiatan selanjutnya. Hasil wawancara dari siswa maupun guru kelas juga dijadikan bahan untuk
menentukan tindakan selanjutnya.

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas


42
Vol. 16. No. 5. (2015)
Siklus II
Pada tahap perancanaan dalam siklus II peneliti mempersiapkan pembelajaran yang telah
diperbaiki dan disempurnakan. Dalam tahap ini kekurangan yang terjadi pada siklus I telah
diperbaiki. Adapaun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: (1) membuat
perbaikan Rencana Pembelajaran dan masih menggunakan materi yang sama dengan siklus I, (2)
menyiapkan lembar observasi, wawancara dan jurnal, (3) menyiapkan perangkat tes, (4)
menyiapkan alat peraga dan sumber bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dalam siklus II yang dilakukan hampir sama dengan siklus I, hanya
saja kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus I diperbaiki dan pendekatan-pendekatan
lebih ditingkatkan lagi.
Pada tahap pengamatan siklus II, semua proses pembelajaran yang berlangsung tetap
diamati, pengamatan yang dilakukan masih sama seperti pada siklus I, yaitu difokusknan pada
keseriusan siswa dalam pembelajaran mengidentifikasi keragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia. Kemajuan-kemajuan yang dicapai dan kelemahan-kelemahan yang muncul juga
dijadikan sasaran dalam observasi.
Tahap refleksi pada siklus II digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan kartu
umbul dalam pembelajaran mengidentifikasi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, dan
mengetahui perubahan perilaku siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Observasi yang dilaksanakan pada siklus I meliputi observasi aktivitas siswa, aktivitas guru,
dan prestasi belajar siswa. Terkait hasil observasi aktivitas siswa, dalam pembelajaran silus I
aktivitas siswa masih terdapat kekurangan, terutama dalam minat belajar, penggunaan media
pembelajaran, dan pelaksanaan umpan balik.
Sementara itu dari hasil observasi guru, diketahui hasil pengamatan guru mitra dalam
perbaikan pembelajaran siklus I juga masih terdapat kekurangan antara lain dalam penerapan
metode pembelajaran, pengorganisasian siswa dan penguasaan media. Selain itu juga terdapat
kekurangan dalam membimbing siswa dan pemberian umpan balik.
Setelah pembelajaran pada siklus I diadakan tes secara tertulis yang dikerjakan oleh siswa
dengan waktu yang telah ditetapkan dan materi yang telah ditentukan. Ternyata diperoleh hasil
belajar siswa yang meningkat sangat tinggi dibanding hasil belajar pada prasiklus. Hasil evaluasi
perbaikan pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa hasil tes formatif siklus I, diketahui terdapat
ada 26 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 dengan ketuntasan belajar 68,42%. Nilai rata-rata kelas
yang didapatkan Semntara siswa yang belum tuntas belajar ada 12 siswa (31,58%).
Observasi yang dilaksanakan pada siklus II meliputi observasi aktivitas siswa, aktivitas
guru, dan prestasi belajar siswa. Dalam pembelajaran siklus II menurut hasil observasi, aktivitas
siswa telah mengalami peningkatan. Namun dari hasil tersebut masih terdapat beberapa hal yang
perlu ditingkatkan lagi, terutama dalam minat belajar, penggunaan media belajar, dan hasil evaluasi.
Dalam perbaikan pembelajaran siklus II dari hasil observasi aktivitas guru diketahui telah
terjadi peningkatan terutama dalam penerapan metode pembelajaran, pengorganisasian siswa, dan
penguasaan media. Selain itu juga juga terdapat peningkatan pada cara membimbing siswa terkait
pemberian umpan balik.
Hasil evaluasi perbaikan pembelajaran melalui tes formatif pada siklus II menunjukkan
siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 35 siswa. Ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi
92,11% dengan nilai rata-rata kelas 77,37. Pada siklus II diperoleh data siswa yang tidak tuntas
belajar sebanyak 3 siswa atau 7,89%.

PEMBELAJARAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN


BUDAYA INDONESIA MELALUI KARTU UMBUL 43
Pujiyono
Dari deskripsi tersebut dapat diketahui bahwa hasil evaluasi belajar siswa mulai dari pra-
siklus, siklus I dan siklus II, dilihat dari nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari rata-rata 60
pada pra siklus menjadi 65,26 pada siklus I dan meningkat menjadi 77,37 pada siklus II. Dilihat dari
banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas SKBM juga mengalami peningkatan dari 23 siswa
atau sekitar 60,25% pada pra siklus menjadi 26 siswa atau 68,42% pada siklus I dan meningkat
menjadi 35 siswa atau kira-kira 92,11% pada siklus II.
Secara umum hasil tes formatif pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 disajikan pada tabel dan
gambar grafik di bawah ini:

Tabel 1. Perbandingan Hasil Tes Formatif


Tindakan Rata-rata Persentase
Pra Siklus 60 60,25%
Siklus I 65,26 68,42%
Siklus II 77,37 92,11%

92,11%

100,00% 68,42%
60,25%
80,00%

60,00%

40,00%

20,00%

0,00%
Peningkatan

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Gambar 1. Hasil Tes Formatif

Deskrpisi hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Rohwati (2012) yang menyatakan
bahwa education game adalah permainan yang bersifat mendidik. Permainan edukatif adalah suatu
kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara atau alat pendidikan yang bersifat
mendidik. Dengan kata lain, permainan edukatif merupakan sebuah bentuk kegiatan mendidik yang
dilakukan dengan menggunakan cara atau alat yang bersifat mendidik pula. Sehingga permainan
edukatif bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, berpikir, serta bergaul dengan
lingkungannya.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan permaian kartu umbul dalam
pembelajaran IPS materi mengidentifikasi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Rembun dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Permainan edukasi tidak semata-mata terfokus pada pelajaran, tetapi siswa bisa belajar sambil
bermain, hal ini berpengaruh pada psikologis siswa yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap
prestasi belajar mereka. Dengan demikian, permainan kartu umbul dapat digunakan sebagai

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas


44
Vol. 16. No. 5. (2015)
alternatif dan terobosan baru guna meningkatkan hasil pembelajaran IPS oleh guru-guru SD
sehingga aktivitas belajar siswa meningkat ke arah yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Pengembangan. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Darsono, Max dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press.
Hidayat, Isti dan Sugiharto. 2002. Handout Workshop I. Semarang: FMIPA UNNES.
Ismail, Andang. 2006. Education Games. Yogyakarta: Pilar Media.
Kemendikbud, 2014. Ilmu Pengetahuan SMP/MTs. Kelas VIII. File. Kemendikbud: Jakarta.
Rohwati, M. 2012. Penggunaan Education Game untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Biologi Konsep
Klasifikasi Makhluk Hidup. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (1).

PEMBELAJARAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN


BUDAYA INDONESIA MELALUI KARTU UMBUL 45
Pujiyono

Anda mungkin juga menyukai