1. Jelaskankah bagaimana konsep pengaturan tentang Vaksinasi Covid-19 sebagai keberlakuan
hukum terkini dalam kajian ilmu filsafat hukum! Jawab: Sanksi pidana adalah sarana penegakkan hukum yang paling terakhir dipakai jika sarana penegakan hukum lainnya tidak lagi berfungsi. Sama halnya dalam vaksinasi, Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Prof. Edward O.S. Hiariej menetapkan sanksi pidana bagi masyarakat yang menolak divaksin.. Kebijakan vaksin ini diwajibkan dan sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2018 Pasal 93 yang menyatakan, setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan dan/atau menghalangi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan sehingga menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat bisa dipidana dengan penjara paling lama satu tahun dan/atau denda maksimal Rp 100 juta 2. Jelaskanlah analisis Anda berdasarkan ajaran Socrates dan Plato terkait kebijakan vaksinasi covid-19 yang diatur dalam Perpres No. 14 tahun 2021? Jawab: Ajaran-ajaran Socrates dilanjutkan oleh para muridnya, khususnya Plato. Berbeda dengan Socrates, falsafat Plato lebih bersifat perenungan abstarak untuk memahami kesejatian realitas alam semesta, namun Aristoteles (yang merupakan murid Plato) mulai mengembangkan tradisi ilmiah baru, yaitu berfalsafah dengan melakukan penelitian dan pengkajian pada alam material atau empiris, Plato lebih tertarik pada aspek etika dan politik ketimbang alam. Kalau dihadapkan dengan kondisi dan situasi, serta banyaknya korban yang bertambah setiap harinya, maka sanksi pidana sangat dibutuhkan terutama bagi yang menolak. Pidana itu dapat dilakukan dengan mempertimbangkan keadaan darurat atau bahaya, yang dalam hal ini mengancam nyawa dengan penyebaran Covid-19