Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menjelang menstruasi pertama kali, remaja putri perlu dibekali dengan informasi yang memadai.
Menstruasi merupakan peristiwa penting dalam kehidupan seorang remaja putri. Untuk itu, para remaja
putri perlu mengenali tubuhnya, apa yang akan terjadi, sehingga ia tidak perlu terkejut atau ketakutan
pada saat haid pertamanya tiba. Informasi yang diberikan pun perlu dipertimbangkan tahapan dan
kedalamannya, sehingga menentramkan, membuat mereka nyaman, dan sesuai dengan tingkat
kedewasaan mereka. Aspek kesehatan menstruasi merupakan bagian penting dalam kesehatan
reproduksi seorang perempuan, yang tidak hanya meliputi kesehatan fisik, tetapi juga aspek kesehatan
mental, spritual maupun sosial. Seseorang perempuan perlu mengetahui pola dan jarak dari menstruasi
masing-masing, sehingga dapat menilai apabila terjadi hal diluar kebiasaan. (Emawati, 2017)

Dari penelitian diketahui bahwa keluhan terbanyak yang dialami sebelum menstruasi oleh remaja putri
adalah nyeri perut (34,94%). Selain itu, keluhan fisik ditemukan adalah keluhan yang bersifat psikologis
seperti merasa lebih sensitif dan mudah marah (18,59%). Penelitian ini juga mendapati keluhan
perubahan kebiasaan misalnya nafsu makan bertambah (6,32%). Premenstrual syndrome (PMS)
merupakan masalah kesehatan umum yang sering dilaporkan oleh wanita usia reproduktif. Menurut
BKKBN ( Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional) tahun 2011, Wanita usia subur (Wanita
usia Reproduktif) adalah wanita berusia 18-49 tahun yang berstatus belum kawin, kawin dan janda.
Terdapat fakta yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami gejala-gejala yang sama dan
kekuatan Premenstrual syndrome (PMS) yang sama sebagaimana yang dialami oleh wanita yang lebih
tua (Freeman, 2002).

Berdasarkan laporan WHO (World Health Organization), PMS memiliki prevelensi lebih tinggi di negara-
negara Asia dibandingkan dengan negara-negara Barat. Hasil penelitian American college Obstetricians
and Gynecologist (ACOG) di Sri Lanka tahun 2012, melaporkan bahwa gejala PMS dialami sekitar 65,7%
remaja putri. Hasil studi Mahin Delara di Iran tahun 2012, ditemukan sekitar 98,2% perempuan yang
berumur 18-27 tahun mengalami paling sedikit 1 gejala PMS derajat ringan dan sedang. Prevelensi PMS
di Brazil menunjukkan angka 39%, dan di Amerika 34% wanita mengalami PMS. Prevalensi di Asia Pasifik,
diketahui bahwa di negara Jepang PMS dialami oleh 34% populasi perempuan dewasa, dan Australia
dialami 44% wanita dewasa (Sylvia, 2010).

Premenstrual syndrome sering sekali mengganggu kegiatan sehari-hari sehingga dapat menurunkan
produktivitas seorang wanita, terkait hal pengalaman remaja dalam menghadapi masalah premenstrual
syndrome akan dibahas lebih rinci pada BAB selanjutnya.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum

Tujuan umum dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memahami tentang Pengalaman
Remaja dalam Menghadapi Premenstrual syndrome dan menerapkan Asuhan Keperawatan.

Tujuan khusus

Mampu melakukan pengkajian pada Remaja dalam Menghadapi Premenstrual syndrome

Mengindentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada Remaja dalam Menghadapi Premenstrual
syndrome

Menggambarkan perencanaan keperawatan dalam mengelola Remaja dalam Menghadapi Premenstrual


syndrome

Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa yang ada

Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada Remaja dalam Menghadapi
Premenstrual syndrome

Mendokumentasikan semua Asuhan Keperawatan pada Remaja dalam Menghadapi Premenstrual


syndrome

C. Manfaat penulisan

Beberapa manfaat yang dapat diambil dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :

Bagi penulis

Menambah ilmu pengetahuan dan informasi bagi penulis tentang Asuhan Keperawatan Pengalaman
Remaja dalam Menghadapi Premenstrual syndrome selain itu Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat
menjadi salah satu cara penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh didalam perkuliahan.
Bagi institusi pendidikan

Manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai masukan dan tambahan wacana pengetahuan, dan
menambah wacana bagi mahasiswa STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe tentang Pengalaman Remaja
dalam Menghadapi Premenstrual syndrome.

Anda mungkin juga menyukai