Anda di halaman 1dari 29

1 Pebruari 2018

MEMANDANG KEHIDUPAN DARI


SUDUT PANDANG ALLAH

Ya TUHAN beritahukanlah kepadaku ajalku, dan batas umurku,


supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
(Mazmur 39:5)

Renungan firman:
Alkitab berkata, "Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus." Yang menyedihkan,
banyak orang Kristen telah mengkhianati Raja mereka dan kerajaan-Nya. Mereka dengan
bodohnya menyimpulkan bahwa karena mereka hidup di bumi, maka bumilah rumah mereka.
Padahal bukan. Alkitab dengan jelas berkata: "Saudara-saudaraku, dunia ini bukan rumahmu,
karena itu jangan membuat dirimu betah di dalamnya. Jangan menurutkan keinginanmu sendiri
dengan mengorbankan nyawamu." Allah memperingatkan kita untuk tidak terlalu terikat pada
apa yang ada di sekeliling kita karena semua itu bersifat sementara. Kita diberi tahu, "Pendeknya
orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak
mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu."
Dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya, kehidupan sekarang jauh lebih nyaman.
Kita terus menerus dihibur, disenangkan, dan dipuaskan. Dengan segala pertunjukan yang
menawan, media yang menarik perhatian, dan pengalaman-pengalaman yang nikmat yang
tersedia sekarang, mudah bagi kita untuk melupakan bahwa mengejar kebahagiaan bukanlah
tujuan kehidupan. Hanya dengan menyadari bahwa kehidupan adalah suatu ujian, suatu
kepercayaan, dan suatu penugasan sementara, barulah pesona dari hal-hal tersebut kehilangan
kekuasaannya atas kehidupan kita. Kita sedang bersiap-siap untuk menghadapi sesuatu yang lebih
baik. "Hal-hal yang kita Iihat sekarang, hari ini ada, esok sudah lenyap. Tetapi hal-hal yang
tidak dapat kita lihat sekarang akan ada selamanya."

Pokok untuk Direnungkan : Dunia ini bukan rumah saya.

Ayat untuk Dihafal : "Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak
kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."
(2 Korintus 4:18)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 21:1-22


Bacaan Malam : Keluaran 27, 28
2 Pebruari 2018

MEMANDANG KEHIDUPAN DARI


SUDUT PANDANG ALLAH

Ya TUHAN beritahukanlah kepadaku ajalku, dan batas umurku,


supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
(Mazmur 39:5)

Renungan firman:
Fakta bahwa bumi bukanlah rumah terakhir kita memperjelas mengapa, sebagai
pengikut-pengikut Yesus, kita mengalami kesulitan, penderitaan dan penolakan di dalam dunia
ini. Hal tersebut juga menjelaskan mengapa beberapa janji Allah tampaknya tidak digenapi,
beberapa doa tampaknya tidak dijawab, dan beberapa keadaan tampaknya tidak adil. Itu bukanlah
akhir kisah. Untuk menjaga agar kita tidak menjadi terlalu terikat pada dunia, Allah membiarkan
kita merasakan cukup banyak kesedihan dan ketidak-puasaan di dalam kehidupan, yakni
keinginan-keinginan yang tidak pernah akan terpenuhi di kehidupan ini. Kita tidak benar-benar
bahagia di sini karena seharusnya memang tidak! Bumi bukanlah rumah terakhir kita; kita
diciptakan untuk sesuatu yang jauh lebih baik.
Seekor ikan tidak pernah bahagia hidup di daratan, karena ikan dijadikan untuk air.
Seekor elang tidak pernah bisa merasa puas jika hewan itu tidak dibolehkan terbang. Anda tidak
akan pernah merasa benar-benar puas di bumi, karena Anda dijadikan untuk sesuatu yang lebih
dari itu. Anda akan memiliki saat-saat bahagia di sini, tetapi tidak ada yang sebanding dengan apa
yang Allah telah rencanakan bagi Anda.
Menyadari bahwa kehidupan di bumi hanyalah suatu penugasan sementara seharusnya
mengubah nilai-nilai Anda secara radikal. Nilai-nilai kekal, dan bukan nilai-nilai sementara, yang
seharusnya menjadi faktor-faktor penentu bagi keputusan-keputusan Anda. Seperti pandangan
C.S. Lewis, “Segala hal yang tidak kekal tidak berguna secara kekal.” Alkitab berkata, “ Sebab
kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan
adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”

Pokok untuk Direnungkan : Dunia ini bukan rumah saya.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak
kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”
(2 Korintus 4:18)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 21:23-46


Bacaan Malam : Keluaran 29, 30
3 Pebruari 2018

MEMANDANG KEHIDUPAN DARI


SUDUT PANDANG ALLAH

Ya TUHAN beritahukanlah kepadaku ajalku, dan batas umurku,


supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
(Mazmur 39:5)

Renungan firman:
Mengira bahwa tujuan Allah bagi kehidupan Anda adalah kekayaan materi atau
keberhasilan populer sebagaimana yang didefinisikan oleh dunia adalah salah besar. Kehidupan
yang berkelimpahan tidak ada kaitannya dengan kelimpahan materi, dan kesetiaan kepada Allah
tidak menjamin keberhasilan dalam karier atau bahkan dalam pelayanan. Jangan pernah
memusatkan perhatian pada mahkota-mahkota yang sementara.
Paulus setia, tetapi dia berakhir di penjara. Yohanes Pembaptis setia, tetapi dia dipenggal.
Jutaan orang yang setia mati sebagai martir, kehilangan segalanya, atau mencapai ajal tanpa ada
hasil apapun. Tetapi akhir kehidupan bukanlah akhirnya!
Bagi Allah, pahlawan-pahlawan iman yang paling besar bukanlah orang-orang yang
mencapai kemakmuran, keberhasilan, dan kuasa di dalam kehidupan ini, melainkan orang-orang
yang memperlakukan kehidupan ini sebagai suatu penugasan sementara dan melayani dengan
setia, sambil mengharapkan upah yang dijanjikan kepada mereka di kekekalan. Alkitab
mengatakan tentang Ruang Kernasyhuran Allah: “Semua orang itu tetap beriman sampai mati.
Mereka tidak menerima hal-hal yang dijanjikan oleh Allah, tetapi hanya melihat dan
menyambut-nya dari jauh. Dan dengan itu mereka menyatakan bahwa mereka hanyalah orang
asing dan perantau di bumi ini ... mereka merindukan sebuah negeri yang lebih baik, yaitu
negeri di Surga. Itulah sebabnya Allah tidak malu kalau mereka menyebut Dia Allah mereka.”
Masa hidup Anda di bumi bukanlah kisah lengkap kehidupan Anda. Anda harus menanti sampai
di Surga baru bisa melihat sisa bab-bab itu. Dibutuhkan iman untuk hidup di bumi sebagai orang
asing.

Pokok untuk Direnungkan : Dunia ini bukan rumah saya.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak
kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”
(2 Korintus 4:18)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 22:1-22


Bacaan Malam : Keluaran 31, 32, 33
4 Pebruari 2018

ALASAN UNTUK SEGALA SESUATU

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.


(Amsal 16:4)

Renungan firman:
Segala sesuatu adalah bagi Dia.
Tujuan utama keberadaan alam semesta menunjukkan kemuliaan Allah. Itulah alasan
bagi segala sesuatu yang ada, termasuk Anda. Allah menjadikan segala sesuatu bagi kemuliaan-
Nya. Tanpa kemuliaan Allah, tidak akan ada apapun.
Apa itu kemuliaan Allah? Kemuliaan Allah adalah keberadaan Allah, yaitu hakikat dari
sifat-Nya, lingkup pengaruh-Nya, pancaran kemegahan-Nya, peragaan kuasa-Nya, dan suasana
kehadiran-Nya. Kemuliaan Allah adalah ekspresi dari kebaikanNya dan dari semua hakekat
kekekalan sifat- Nya yang lain.
Di manakah kemuliaan Allah? Lihat saja sekeliling. Segala sesuatu yang diciptakan oleh
Allah mencerminkan kemuliaan-Nya dalam beberapa hal. Kita melihatnya di mana-mana, dari
bentuk kehidupan mikroskopik yang terkenal sampai Bima Sakti yang luas, dari matahari
terbenam dan bintang-bintang sampai badai dan musim-musim.
Ciptaan menyatakan kemuliaan Pencipta kita. Melalui alam kita mengetahui bahwa Allah
berkuasa, bahwa Dia menyukai keaneka ragaman, menyukai keindahan, bahwa Allah teratur dan
bijak serta kreatif. Alkitab berkata, “Langit menceritakan kemuliaan Allah.”
Sepanjang sejarah, Allah menyatakan kemuliaan-Nya kepada orang-orang dengan latar
belakang yang berbeda. Dia menyatakannya pertama kali di Taman Eden, kemudian kepada
Musa, lalu di kemah suci dan Bait Suci, lalu melalui Yesus dan sekarang melalui gereja.
Kemuliaan Allah digambarkan seperti api yang menghanguskan, awan, gemuruh, asap, dan
cahaya terang. Di surga, kemuliaan Allah memberikan terang yang dibutuhkan. Alkitab berkata,
“Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah
meneranginya.”
Kemuliaan Allah terlihat paling baik di dalam Yesus Kristus. Dia, Terang Dunia, itu
menjelaskan sifat Allah. Karena Yesus, kita tidak lagi buta mengenai rupa sebenarnya dari Allah.
Alkitab berkata, “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah.” Yesus turun ke bumi agar kita bisa
sepenuhnya memahami kemuliaan Allah. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya ... penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Pokok untuk Direnungkan : Semuanya bagi Dia.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 22:23-46


Bacaan Malam : Keluaran 34, 35
5 Pebruari 2018

ALASAN UNTUK SEGALA SESUATU

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.


(Amsal 16:4)

Renungan firman:
Kemuliaan yang bersifat melekat pada Allah ialah apa yang Dia miliki karena Dia Allah.
Itulah sifat-Nya. Kita tidak bisa menambah apapun pada kemuliaan-Nya. Itu sama seperti
mustahil bagi kita untuk membuat matahari bersinar lebih terang. Tetapi kita diperintahkan untuk
mengenali kemuliaan-Nya, menghormati kemuliaan-Nya, menyatakan kemuliaan-Nya, memuji
kemuliaan-Nya, mencerminkan kemuliaan-Nya, dan hidup bagi kemuliaan-Nya. Mengapa?
Karena Allah layak menerimanya! Kita sepatutnya memberikan kepada-Nya setiap penghormatan
yang bisa kita berikan. Karena Allah menjadikan segala sesuatu, Dia layak menerima semua
kemuliaan. Alkitab berkata, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan
hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu.”
Di seluruh alam semesta, hanya dua ciptaan Allah yang gagal mendatangkan kemuliaan
bagi-Nya: malaikat-malaikat yang berdosa (setan-setan) dan kita (manusia). Segala dosa, pada
dasarnya, merupakan kegagalan untuk memberikan kemuliaan kepada Allah.
Dosa mencintai hal lain lebih daripada Allah. Menolak mendatangkan kemuliaan bagi
Allah berarti memberontak dengan sombong, dan kesombongan adalah dosa yang menyebabkan
kejatuhan Iblis, dan kejatuhan kita juga. Dengan berbagai cara, kita telah hidup bagi kemuliaan
diri kita sendiri, bukan kemuliaan Allah. Alkitab berkata, “Karena semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
Tidak seorangpun dari kita pernah memberikan kepada Allah kemuliaan penuh yang
layak Dia terima dari kehidupan kita. Itulah dosa terburuk dan kesalahan terbesar yang kita buat.
Sebaliknya, hidup bagi kemuliaan Allah adalah prestasi terbesar yang bisa kita capai melalui
kehidupan kita. Allah berkata, “Mereka adalah umat-Ku sendiri, yang Kuciptakan untuk
kemuliaan-Ku.” Kemuliaan Allah seharusnya menjadi tujuan tertinggi hidup kita.

Pokok untuk Direnungkan : Semuanya bagi Dia.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 23:1-22


Bacaan Malam : Keluaran 36, 37, 38
6 Pebruari 2018

ALASAN UNTUK SEGALA SESUATU

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.


(Amsal 16:4)

Renungan firman:
Yesus berkata kepada Bapa, “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan
menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.” Yesus
menghormati Allah dengan cara memenuhi tujuan-Nya di bumi. Kita menghormati Allah dengan
cara yang sama. Bila ciptaan memenuhi tujuannya, hal tersebut mendatangkan kemuliaan bagi
Allah. Burung-burung mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan terbang berkicau, membuat
sarang, dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang diinginkan oleh Allah. Bahkan, semut
yang kecil mendatangkan kemuliaan bagi Allah bila ia memenuhi tujuan Allah baginya. Allah
menciptakan semut untuk menjadi semut, dan Dia menciptakan Anda untuk menjadi Anda. St.
Irenaeus berkata, “Kemuliaan Allah adalah seorang manusia yang hidup seutuhnya!”
Ada banyak cara untuk mendatangkan kemuliaan bagi Allah, tetapi cara-cara tersebut
bisa diringkas dalam lima tujuan Allah bagi kehidupan Anda. Kita akan melihat kelima tujuan
tersebut secara terinci, tetapi inilah garis besarnya:
Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan menyembah-Nya. Penyembahan
adalah tanggung jawab pertama kita kepada Allah. Kita menyembah Allah dengan menikmati-
Nya. C.S. Lewis berkata, “Ketika memerintahkan kita untuk memuliakan Dia, Allah mengajak
kita untuk menikmati-Nya.” Allah ingin agar penyembahan kita dimotivasi oleh kasih, ucapan
syukur, dan sukacita, bukan oleh kewajiban.
John Piper mencatat, “Allah paling dimuliakan di dalam kita ketika kita sangat merasa
puas di dalam Dia.” Penyembahan jauh melebihi dari sekadar memuji, bernyanyi, dan berdoa
kepada Allah. Penyembahan adalah gaya hidup yang menikmati Allah, mengasihi-Nya, dan
memberikan diri kita untuk dipakai bagi tujuan-tujuan-Nya. Ketika Anda menggunakan
kehidupan Anda bagi kemuliaan Allah, segala sesuatu yang Anda kerjakan bisa menjadi suatu
tindakan penyembahan. Alkitab berkata, “Gunakanlah seluruh anggota tubuhmu sebagai alat
untuk melakukan kebenaran bagi kemuliaan Allah.”

Pokok untuk Direnungkan : Semuanya bagi Dia.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 23:23-39


Bacaan Malam : Keluaran 39, 40
7 Pebruari 2018

ALASAN UNTUK SEGALA SESUATU

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.


(Amsal 16:4)

Renungan firman:
Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan mengasihi orang-orang percaya
lainnya. Ketika Anda dilahirkan kembali, Anda menjadi bagian dari keluarga Allah. Mengikut
Kristus bukan sekadar menjadi percaya; tetapi juga termasuk menjadi anggota dan belajar untuk
mengasihi keluarga Allah. Yohanes menulis, “Kasih kita satu sama lain membuktikan bahwa kita
sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Paulus berkata, “Terimalah satu akan yang
lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kamu; dengan demikian, Allah akan dimuliakan.”
Tanggung jawab kitalah untuk belajar bagaimana seharusnya mengasihi sebagaimana
Allah telah mengasihi, karena Allah adalah kasih, dan hal tersebut berarti menghormati Dia.
Yesus berkata, “Sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling
mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,
yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan menjadi seperti Kristus. Begitu
kita dilahirkan ke dalam keluarga Allah, Dia ingin agar kita bertumbuh menuju kedewasaan
rohani. Seperti apakah kedewasaan rohani itu? Kedewasaan rohani adalah menjadi serupa dengan
Kristus dalam cara kita berpikir, bercita rasa, dan bertindak. Semakin berkembang karakter Anda
untuk menjadi serupa dengan Kristus, semakin besar kehidupan Anda mendatangkan kemuliaan
bagi Allah. Alkitab berkata, “Karena Roh Tuhan bekerja di dalam kita, maka kita makin lama
makin menjadi serupa dengan Dia dan makin mencerminkan kemuliaan-Nya.”
Allah memberi Anda kehidupan yang baru dan sifat yang baru ketika Anda menerima
Kristus. Sekarang, selama sisa hidup Anda di dunia, Allah ingin meneruskan proses perubahan
karakter Anda. Alkitab berkata, “Kiranya kamu senantiasa penuh dengan buah keselamatanmu -
yakni hal-hal baik yang dihasilkan dalam hidupmu oleh Yesus Kristus - karena ini akan
mendatangkan banyak kemuliaan dan pujian bagi Allah.”

Pokok untuk Direnungkan : Semuanya bagi Dia.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 24:1-28


Bacaan Malam : Imamat 1, 2, 3
8 Pebruari 2018

ALASAN UNTUK SEGALA SESUATU

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.


(Amsal 16:4)

Renungan firman:
Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan cara melayani orang lain dengan
karunia-karunia kita. Masing-masing kita dirancang secara unik oleh Allah dengan talenta,
karunia, keahlian, dan kemampuan. Cara Anda "terhubung satu sama lain" bukanlah kebetulan.
Allah tidak memberi Anda kemampuan-kemampuan untuk tujuan-tujuan yang mementingkan diri
sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut diberikan untuk kebaikan orang lain, sebagaimana
orang lain diberi kemampuan-kemampuan untuk kebaikan Anda. Alkitab berkata, “Allah telah
memberikan karunia kepada tiap-tiap orang dari aneka ragam karunia rohani yang Ia miliki.
Gunakanlah karunia-karunia itu dengan baik agar kemurahan Allah dapat mengalir melalui
kamu... Apakah kamu terpanggil untuk menolong orang lain? Lakukanlah hal itu dengan
segenap tenaga dan kekuatan yang Allah sediakan. Maka Allah akan dimuliakan.”
Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan memberitakan kepada orang lain
tentang Dia. Allah tidak ingin kasih dan tujuan-tujuanNya disimpan sebagai rahasia. Begitu kita
mengenal kebenaran, Allah ingin agar kita membagikannya kepada orang lain. Itu merupakan hak
istimewa yang luar biasa, yaitu membawa orang lain kepada Yesus, membantu mereka
menemukan tujuan mereka, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan kekal
mereka. Alkitab berkata, “Dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya,
menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.”

Pokok untuk Direnungkan : Semuanya bagi Dia.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 24:29-51


Bacaan Malam : Imamat 4, 5
9 Pebruari 2018

ALASAN UNTUK SEGALA SESUATU

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.


(Amsal 16:4)

Renungan firman:
Untuk menjalani sisa hidup Anda bagi kemuliaan Allah, Anda perlu mengubah prioritas-
prioritas Anda, jadwal Anda, hubungan-hubungan Anda, dan segala hal lainnya. Kadang-kadang
itu berarti memilih jalan yang sukar dan bukannya yang mudah. Bahkan Yesus bergumul dengan
hal itu. Sadar bahwa Dia akan disalibkan, Yesus berseru: “Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah
yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku
datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!.”
Yesus berdiri di persimpangan jalan. Apakah Dia akan memenuhi tujuan-Nya dan
mendatangkan kemuliaan bagi Allah, ataukah Dia akan mundur dan menjalani kehidupan yang
nyaman yang mementingkan diri sendiri? Anda menghadapi pilihan yang sama. Akankah Anda
hidup demi sasaran, kenyamanan, dan kesenangan Anda sendiri, ataukah Anda akan menjalani
sisa kehidupan Anda bagi kemuliaan Allah, karena mengetahui bahwa Dia telah menjanjikan
upah yang kekal? Alkitab mengatakan, “Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya
untuk hidup yang kekal.”
Sudah tiba saatnya untuk memutuskan masalah ini. Bagi siapakah Anda akan hidup, diri
Anda sendiri atau Allah? Anda mungkin ragu-ragu, bimbang apakah Anda akan memiliki
kekuatan untuk hidup bagi Allah. Jangan khawatir. Allah akan memberi Anda apa yang Anda
butuhkan jika Anda membuat pilihan untuk hidup bagi Dia. Alkitab berkata, “Karena kuasa
Ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang
saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia
dan ajaib.”

Pokok untuk Direnungkan : Semuanya bagi Dia.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 25:1-30


Bacaan Malam : Imamat 6, 7

10 Pebruari 2018

ALASAN UNTUK SEGALA SESUATU

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.


(Amsal 16:4)

Renungan firman:
Sekarang, Allah mengundang Anda untuk hidup bagi kemuliaan-Nya dengan memenuhi
tujuan Ia menciptakan Anda. Itulah sebenarnya satu-satunya jalan untuk hidup. Segala yang
lainnya hanya sekadar ada. Kehidupan yang sesungguhnya dimulai dengan menyerahkan diri
Anda sepenuhnya kepada Yesus Kristus. Jika Anda tidak yakin bahwa Anda telah melakukan hal
itu maka satu-satunya hal yang Anda perlu lakukan adalah menerima dan percaya. Alkitab
berjanji, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak
Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Maukah Anda menerima tawaran Allah?
Pertama, percaya. Percaya bahwa Allah mengasihi Anda dan bahwa Ia menciptakan
Anda untuk tujuan-tujuan-Nya. Percaya bahwa Anda ada bukan karena kebetulan. Percaya bahwa
Anda diciptakan untuk kehidupan kekal. Percaya bahwa Allah telah memilih Anda untuk
memiliki hubungan dengan Yesus, yang mati di kayu salib bagi Anda. Percaya bahwa Allah ingin
mengampuni apapun yang telah Anda perbuat. Kedua, menerima. Menerima Yesus dalam
kehidupan Anda sebagai Tuhan dan juru selamat Anda. Menerima pengampunan-Nya atas dosa-
dosa Anda. Menerima Roh-Nya, yang akan memberi kekuatan untuk memenuhi tujuan hidup
Anda. Alkitab berkata, “Barangsiapa menerima dan percaya kepada Anak, ia beroleh segala
sesuatu, yaitu kehidupan yang lengkap dan kekal.” Di manapun Anda berada, saya mengajak
Anda untuk menundukkan kepala dan dengan lembut membisikkan doa yang akan mengubah
kekekalan Anda: “Yesus, saya percaya kepada-Mu dan saya menerima Engkau.”
Jika Anda dengan tulus mengucapkan doa tersebut, selamat! Selamat datang dalam
keluarga Allah! Anda sekarang siap untuk menemukan dan mulai hidup sesuai dengan tujuan
Allah bagi kehidupan Anda.

Pokok untuk Direnungkan : Semuanya bagi Dia.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?


Bacaan Pagi : Matius 25:31-46
Bacaan Malam : Imamat 8, 9, 10

BELUM

11 Pebruari 2018

DIRANCANG UNTUK MENJADI


KESUKAAN ALLAH

Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan bagi kesenangan-Mu


semuanya itu ada dan diciptakan.
(Wahyu 4:11)

Renungan firman:
Anda direncanakan bagi kesenangan Allah.
Pada saat Anda dilahirkan ke dunia, Allah hadir di sana sebagai saksi yang tak kelihatan,
tersenyum atas kelahiran Anda. Dia ingin Anda hidup. Kelahiran Anda memberi-Nya kesenangan
besar. Allah tidak harus menciptakan Anda, tetapi Dia memilih untuk menciptakan Anda demi
kesenangan-Nya sendiri. Anda ada untuk kepentingan-Nya, untuk kemuliaan-Nya, untuk tujuan-
Nya, dan untuk kesenangan-Nya.
Mendatangkan kegembiraan bagi Allah, hidup bagi kesenangan-Nya, adalah tujuan
pertama hidup Anda. Apabila Anda memahami kebenaran itu sepenuhnya, Anda tidak akan
pernah lagi memiliki masalah dengan perasaan hidup tidak berarti. Kebenaran itu membuktikan
betapa Anda berharga di mata-Nya. Kalau Anda sedemikian penting bagi Allah, dan Dia
menganggap Anda cukup berharga untuk bersama dengan-Nya dalam kekekalan, adakah hal
lainnya yang lebih penting dari itu? Anda adalah anak Allah, dan Anda mendatangkan
kesenangan bagi Allah lebih dari apapun yang pernah Dia ciptakan. Alkitab berkata, “Karena
kasih-Nya Allah telah memutuskan bahwa melalui Yesus Kristus Dia akan menjadikan kita anak-
anak-Nya, inilah kesenangan dan tujuan-Nya.”
Salah satu pemberian terbesar Allah kepada Anda adalah kemampuan untuk menikmati
kesenangan. Dia memperlengkapi Anda dengan panca indera dan emosi sehingga Anda bisa
mengalaminya. Dia ingin agar Anda menikmati kehidupan, bukan hanya menjalaninya. Alasan
mengapa Anda bisa menikmati kesenangan adalah karena Allah menjadikan Anda menurut
gambar-Nya.
Kita sering lupa bahwa Allah memiliki emosi juga. Dia merasakan berbagai hal dengan
sangat mendalam. Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah menyesal, cemburu dan marah, serta
merasa sayang, sedih, dan kasih serta juga sukacita, kegembiraan dan kepuasaan. Allah
mengasihi, bersuka, senang, bersorak, menikmati, dan bahkan tertawa!

Pokok untuk Direnungkan : Saya direncanakan bagi kesenangan Allah.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang
yang rendah hati dengan keselamatan.” (Mazmur 149:4)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Pagi : Matius 26:1-25


Malam : Imamat 11, 12

12 Pebruari

DIRANCANG UNTUK MENJADI


KESUKAAN ALLAH

Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan bagi kesenangan-Mu


semuanya itu ada dan diciptakan.
(Wahyu 4:11)

Renungan firman:
Mendatangkan kesenangan bagi Allah disebut "penyembahan." Alkitab berkata,
“TUHAN senang hanya kepada orang-orang yang menyembah Dia, kepada orang-orang yang
berharap akan kasih setia-Nya.”
Segala perbuatan Anda yang mendatangkan kesenangan bagi Allah merupakan tindakan
penyembahan. Seperti berlian, penyembahan memiliki banyak segi. Akan diperlukan banyak
buku untuk menulis semua aspek yang ada untuk memahami penyembahan, tetapi kita akan
melihat pada aspek-aspek utama dari penyembahan dalam beberapa hari ini. Ahli-ahli antropologi
melihat bahwa penyembahan merupakan suatu kebutuhan universal, ditempatkan Allah dalam
elemen utama keberadaan kita, yakni suatu kebutuhan batin untuk berhubungan dengan Allah.
Penyembahan sama alaminya seperti makan atau bernafas. Jika kita gagal menyembah Allah, kita
selalu menemukan sebuah pengganti, meskipun akhirnya pengganti itu adalah diri kita sendiri.
Alasan mengapa Allah menciptakan kita dengan keinginan itu adalah karena Dia mendambakan
penyembah-penyembah! Yesus berkata, “Bapa menghendaki penyembah-penyembah.”
Tergantung pada latar belakang agama Anda, Anda mungkin perlu memperluas
pemahaman Anda tentang "penyembahan.” Anda mungkin berpikir tentang ibadah minggu
dengan menyanyi, berdoa, dan mendengarkan khotbah. Atau Anda mungkin berpikir tentang
upacara-upacara, lilin-lilin, dan perjamuan. Atau Anda mungkin berpikir tentang kesembuhan,
mukjizat dan pengalaman-pengalaman ekstatis. Penyembahan bisa meliputi unsur-unsur itu,
tetapi penyembahan jauh lebih dari sekadar ekspresi-ekspresi ini. Penyembahan adalah gaya
hidup.

Pokok untuk Direnungkan : Saya direncanakan bagi kesenangan Allah.


Ayat untuk Dihafal : “Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang
yang rendah hati dengan keselamatan.” (Mazmur 149:4)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 26:26-56


Bacaan Malam : Imamat 13

13 Pebruari 2018

DIRANCANG UNTUK MENJADI


KESUKAAN ALLAH

Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan bagi kesenangan-Mu


semuanya itu ada dan diciptakan.
(Wahyu 4:11)

Renungan firman:
Penyembahan jauh lebih dari sekadar musik. Bagi banyak orang, penyembahan sama
dengan musik. Mereka berkata, "Di gereja kami, kami terlebih dulu melakukan penyembahan,
kemudian pengajaran." Itu merupakan kesalah pahaman besar. Setiap bagian dari ibadah gereja
adalah tindakan penyembahan: berdoa, membaca Alkitab, menyanyi, mengaku dosa, diam, saat
teduh, mendengarkan khotbah, mencatat, memberi persembahan, baptisan, perjamuan kudus,
menanda-tangani kartu komitmen, dan bahkan menyambut penyembah-penyembah yang lain.
Sebenarnya, penyembahan ada lebih dulu dari musik. Adam, menyembah di Taman
Eden, tetapi musik tidak disebutkan sampai Kejadian 4:21 bersama kelahiran Yubal. Jika
penyembahan hanya berarti musik, maka semua orang yang tidak memiliki bakat musik tidak
pernah bisa menyembah. Penyembahan jauh lebih dari sekadar musik.
Lebih buruk lagi, "penyembahan" sering kali secara salah digunakan untuk menunjuk
pada gaya musik tertentu: "Mula-mula kami menyanyikan sebuah lagu, kemudian, sebuah pujian
dan penyembahan." Atau, "Saya menyukai lagu-lagu pujian yang cepat tetapi paling menikmati
lagu-lagu penyembahan yang lambat." Dalam pemahaman seperti itu, jika sebuah lagu itu
berirama cepat atau menggunakan alat musik yang berbunyi keras, lagu tersebut dianggap
"pujian." Tetapi jika lagu itu berirama lambat, syahdu, dan intim, mungkin diiringi gitar, itulah
penyembahan. Itulah kesalahan penggunaan yang umum dari istilah "penyembahan.”

Pokok untuk Direnungkan : Saya direncanakan bagi kesenangan Allah.


Ayat untuk Dihafal : “Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang
yang rendah hati dengan keselamatan.” (Mazmur 149:4)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 26:57-75


Bacaan Malam : Imamat 14

14 Pebruari 2018

DIRANCANG UNTUK MENJADI


KESUKAAN ALLAH

Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan bagi kesenangan-Mu


semuanya itu ada dan diciptakan.
(Wahyu 4:11)

Renungan firman:
Penyembahan tidak ada kaitannya dengan gaya atau volume atau kecepatan lagu. Allah
menyukai semua jenis musik karena Dia menciptakan semuanya, cepat dan lambat, keras dan
lembut, lama dan baru. Anda mungkin tidak menyukai semuanya, tetapi Allah menyukainya! Jika
lagu itu dipersembahkan kepada Allah dalam roh dan kebenaran, itu merupakan tindakan
penyembahan.
Orang-orang Kristen sering kali tidak sepakat tentang gaya musik yang digunakan di
dalam ibadah, dengan gigih mempertahankan gaya yang mereka sukai sebagai paling Alkitabiah
atau paling menghormati Allah. Tetapi tidak ada gaya musik yang Alkitabiah! Tidak ada catatan-
catatan musik di dalam Alkitab; kita bahkan tidak memiliki alat-alat musik yang mereka gunakan
pada zaman Alkitab.
Sebetulnya, gaya musik yang paling Anda sukai berbicara lebih banyak tentang Anda,
yakni latar belakang dan kepribadian Anda, ketimbang tentang Allah. Musik suatu kelompok
etnik bisa kedengaran seperti sebuah keributan bagi kelompok lainnya. Tetapi Allah menyukai
keragaman dan menikmati semuanya.
Tidak ada yang disebut musik “Kristen”; yang ada hanyalah lirik-lirik Kristen. Kata-
katalah yang membuat sebuah lagu sakral, bukan nadanya. Tidak ada nada yang rohani. Jika saya
memainkan sebuah lagu bagi Anda tanpa kata-kata, Anda sama sekali tidak akan tahu apakah
lagu tersebut merupakan sebuah lagu "Kristen.”

Pokok untuk Direnungkan : Saya direncanakan bagi kesenangan Allah.


Ayat untuk Dihafal : “Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang
yang rendah hati dengan keselamatan.” (Mazmur 149:4)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 27:1-26


Bacaan Malam : Imamat 15, 16

15 Pebruari

DIRANCANG UNTUK MENJADI


KESUKAAN ALLAH

Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan bagi kesenangan-Mu


semuanya itu ada dan diciptakan.
(Wahyu 4:11)

Renungan firman:
Penyembahan bukanlah untuk kepentingan Anda. Sebagai seorang gembala sidang,
saya menerima catatan yang mengatakan, "Saya suka penyembahan hari ini. Saya mendapatkan
banyak hal dari situ." Itulah pandangan salah lainnya mengenai penyembahan. Penyembahan
bukanlah bagi kepentingan kita! Kita menyembah demi kepentingan Allah. Ketika kita
menyembah, tujuan kita adalah untuk mendatangkan kesenangan bagi Allah, bukan bagi diri kita
sendiri.
Jika Anda pernah berkata, “Saya tidak mendapatkan apapun dari penyembahan hari ini,”
Anda menyembah untuk alasan yang keliru. Penyembahan bukanlah bagi Anda, melainkan itu
bagi Allah. Tentu saja, sebagian besar kebaktian “penyembahan” juga meliputi unsur-unsur
persekutuan, pembinaan, dan penginjilan, serta ada berbagai manfaat dalam penyembahan, tetapi
kita tidak menyembah untuk menyenangkan diri kita sendiri. Tujuan kita adalah mendatangkan
kemuliaan dan kesenangan bagi Pencipta kita.
Dalam Yesaya 29, Allah mengeluh tentang penyembahan yang setengah hati dan
munafik. Bangsa itu mempersembahkan doa-doa panjang, pujian yang tidak tulus, kata-kata
kosong, dan upacara-upacara buatan manusia tanpa berpikir tentang maknanya. Hati Allah tidak
tersentuh oleh tradisi dalam penyembahan, tetapi oleh kasih dan komitmen. Alkitab berkata, “Dan
Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan
memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya
kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan.”

Pokok untuk Direnungkan : Saya direncanakan bagi kesenangan Allah.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang
yang rendah hati dengan keselamatan.” (Mazmur 149:4)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 27:27-56


Bacaan Malam : Imamat 17, 18

16 Pebruari 2018

DIRANCANG UNTUK MENJADI


KESUKAAN ALLAH

Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan bagi kesenangan-Mu


semuanya itu ada dan diciptakan.
(Wahyu 4:11)

Renungan firman:
Penyembahan bukanlah bagian dari kehidupan Anda; penyembahan adalah
kehidupan Anda. Penyembahan bukan hanya untuk kebaktian gereja. Kita diperintahkan
“sembahlah Dia senantiasa” dan “Pujilah Dia dari saat matahari terbit sampai matahari
terbenam.” Di dalam Alkitab, orang-orang memuji Allah ketika di tempat kerja, di rumah, di
dalam pertempuran, di penjara, dan bahkan di tempat tidur! Pujian seharusnya merupakan
aktivitas pertama ketika Anda membuka mata Anda pada pagi hari dan aktivitas terakhir ketika
Anda menutup mata pada malam hari. Daud berkata, “Aku hendak memuji TUHAN pada segala
waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.”
Setiap aktivitas bisa diubah menjadi tindakan penyembahan bila Anda melakukannya
demi pujian, kemuliaan, dan kesenangan Allah. Alkitab berkata, “jika engkau makan atau jika
engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah.” Martin Luther berkata, “Seorang pemerah susu sapi bisa memerah susu sapi
bagi kemuliaan Allah.”
Bagaimana mungkin melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah? Dengan
melakukan segala sesuatu seolah-olah Anda sedang melakukannya bagi Yesus dan dengan
mengadakan percakapan terus menerus dengan-Nya sementara Anda melakukannya. Alkitab
berkata, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk
Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Itulah rahasia untuk gaya hidup menyembah, yaitu melakukan segala sesuatu seolah-olah
Anda melakukannya bagi Yesus. Cuplikan Alkitab versi The Message berkata, “Bawalah
kehidupan sehari-harimu, yakni tidur, makan, pergi bekerja, dan berjalan-jalan, dan letakkan itu
di hadapan Allah sebagai sebuah persembahan.” Pekerjaan menjadi penyembahan apabila Anda
mempersembahkannya kepada Allah dan mengerjakannya dengan suatu kesadaran akan
kehadiran-Nya.
Ketika seseorang sedang jatuh cinta, maka ia akan memikirkan kekasihnya terus
menerus. Ia tidak dapat berhenti memikirkan kekasihnya itu! Itulah yang menolongnya untuk
selalu merasa dekat dengan kekasihnya sekalipun mereka hidup terpisah. Dengan terus-menerus
memikirkannya, saya tinggal dalam cintanya. Itulah arti penyembahan yang sejati, yakni jatuh
cinta pada Yesus.

Pokok untuk Direnungkan : Saya direncanakan bagi kesenangan Allah.

Ayat untuk Dihafal : “Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang
yang rendah hati dengan keselamatan.” (Mazmur 149:4)

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 27:57-66


Bacaan Malam : Imamat 19, 20

17 Pebruari 2018

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya


dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)
Renungan firman:
Senyuman Allah adalah tujuan hidup Anda.
Karena menyenangkan Allah adalah tujuan pertama hidup Anda, maka, tugas terpenting
Anda ialah menemukan bagaimana melakukannya. Alkitab berkata, “Berusahalah mengenal apa
yang menyenangkan hati Kristus, lalu lakukanlah itu.” Untunglah, Alkitab memberi kita satu
teladan yang jelas tentang suatu kehidupan yang memberikan kesenangan bagi Allah. Nama
orang itu adalah Nuh.
Pada zaman Nuh, seluruh dunia telah rusak secara moral. Semua orang hidup untuk
menyenangkan diri mereka sendiri, bukan berusaha untuk menyenangkan Allah. Allah tidak
dapat menemukan seorangpun di bumi yang tertarik untuk menyenangkan Dia, sehingga Allah
berduka cita dan menyesal telah menciptakan manusia. Allah begitu jijik terhadap umat manusia
sehingga Dia berencana untuk memusnahkan manusia. Tetapi ada seseorang yang membuat Allah
tersenyum. Alkitab berkata, “Tetapi Nuh sangat menyenangkan hati TUHAN.”
Allah berkata, “Orang ini mendatangkan kesenangan bagi- Ku. Dia membuat-Ku
tersenyum. Aku akan memulai lagi dengan keluarganya.” Karena Nuh mendatangkan kesenangan
bagi Allah, Anda dan saya dapat hidup saat ini. Dari kehidupannya kita mengetahui lima tindakan
penyembahan yang membuat Allah tersenyum.

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : "TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia..." Mazmur
147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Matius 28


Bacaan Malam : Imamat 21, 22

18 Pebruari 2018

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya


dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)

Renungan firman:

Allah tersenyum bila kita mengasihi Dia di atas segalanya. Nuh mengasihi Allah lebih
dari segala yang ada di dunia, bahkan ketika tidak seorangpun mengasihi Allah! Alkitab
mengatakan pada kita bahwa sepanjang hidupnya, “Nuh senantiasa mengikuti kehendak Allah
dan hidup dalam hubungan yang erat dengan Dia.”
Itulah yang paling Allah inginkan dari Anda: suatu hubungan! Inilah kebenaran yang
paling mengejutkan di alam semesta, bahwa Pencipta kita ingin bersekutu dengan kita. Allah
menciptakan Anda untuk mengasihi Anda, dan Dia rindu agar Anda balas mengasihi Dia. Dia
berfirman, “Aku tidak mengingini kurban-kurbanmu; Aku mengingini kasihmu. Aku tidak
mengingini persembahan-persembahanmu; yang Kuingini ialah agar kamu mengenal Aku.”
Bisakah Anda merasakan kasih Allah bagi Anda di dalam ayat di atas? Allah benar-benar
mengasihi Anda dan sebaliknya la ingin agar Anda mengasihi Dia. Dia rindu agar Anda
mengenal Dia dan menghabiskan waktu bersama-Nya. Itulah sebabnya belajar untuk mengasihi
dan dikasihi oleh Allah seharusnya menjadi tujuan terbesar dalam hidup Anda. Tidak ada hal lain
yang bisa menandingi pentingnya hal tersebut. Yesus menyebutnya hukum yang terutama. Dia
berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia…” Mazmur
147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 1:1-20


Bacaan Malam : Imamat 23, 24

19 Pebruari 2018

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya


dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)
Renungan firman:
Allah tersenyum ketika kita mempercayai Dia sepenuhnya. Alasan kedua Nuh
menyenangkan Allah adalah karena Dia mempercayai Allah, bahkan ketika hal tersebut tidak
masuk akal. Alkitab berkata, “Karena iman, Nuh membangun bahtera di tengah- tengah tanah
kering. Ia diperingatkan tentang sesuatu yang tidak kelihatan, lalu ia bertindak sesuai dengan
apa yang disuruhkan kepadanya....sebagai hasilnya, Nuh menjadi akrab dengan Allah.”
Bayangkan situasi ini: Pada suatu hari Allah mendatangi Nuh dan berkata, "Aku kecewa
dengan umat manusia. Di seluruh dunia, tidak seorang pun kecuali engkau seorang yang
memikirkan-Ku. Tetapi ketika Aku melihatmu, Aku mulai tersenyum. Aku senang dengan
hidupmu, jadi Aku akan meliputi dunia dengan air bah dan memulai kembali dengan keluargamu.
Aku ingin engkau membangun sebuah perahu raksasa yang akan menyelamatkanmu beserta
binatang-binatang."
Ada tiga masalah yang bisa menyebabkan Nuh bimbang. Pertama, Nuh tidak pernah
melihat hujan, karena sebelum air bah, Allah mengairi bumi dari dasar bumi. Kedua, Nuh hidup
ratusan kilometer dari samudera terdekat. Meskipun dia bisa belajar membangun bahtera,
bagaimana dia bisa membawanya ke air? Ketiga, ada masalah dalam mengumpulkan seluruh
binatang dan kemudian memeliharanya. Tetapi Nuh tidak mengeluh atau membuat alasan. Dia
mempercayai Allah sepenuhnya, dan hal tersebut membuat Allah tersenyum. Mempercayai Allah
sepenuhnya berarti memiliki iman bahwa Dia tahu apa yang terbaik bagi kehidupan Anda.
Nuh memerlukan 120 tahun untuk membangun bahtera tersebut. Saya membayangkan
bahwa dia menghadapi banyak hari yang melelahkan. Tanpa adanya tanda hujan tahun demi
tahun, dengan kasar dia dikritik sebagai “seorang yang gila yang berpikir bahwa Allah berbicara
kepadanya.” Saya membayangkan anak-anak Nuh sering kali malu dengan perahu raksasa yang
sedang dibangun di halaman depan. Namun, Nuh tetap mempercayai Allah. Percaya adalah
tindakan penyembahan. Sama seperti orang tua disenangkan ketika anak-anak mempercayai kasih
dan hikmat mereka, iman Anda membuat Allah senang.

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : "TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia…” Mazmur
147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 1:21-45


Bacaan Malam : Imamat 25

20 Pebruari 2018

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya


dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)

Renungan firman:
Allah tersenyum ketika kita menaati Dia dengan sepenuh hati. Menyelamatkan
populasi binatang dari air bah yang melanda seluruh dunia membutuhkan perhatian besar dan
terperinci terhadap logistik. Segala sesuatu harus dikerjakan sama seperti yang Allah tentukan.
Allah tidak berkata, “Bangunlah sebuah perahu tua yang kauinginkan, Nuh.” Dia memberi
petunjuk yang sangat rinci dalam hal ukuran, bentuk, dan bahan bahtera itu serta jumlah yang
berbeda dari binatang-binatang yang akan dibawa dalam bahtera. Alkitab memberi tahu kita
tentang tanggapan Nuh: “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan
Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.”
Perhatikan bahwa Nuh taat sepenuhnya (tidak ada petunjuk yang diabaikan), dan dia
menaati dengan tepat (dalam cara dan waktu yang Allah inginkan dalam penyelesaian bahtera
itu). Itulah artinya sepenuh hati. Tidak diragukan lagi Allah tersenyum kepada Nuh.
Andaikata Allah meminta Anda untuk membangun sebuah perahu besar, tidakkah Anda
berpikir bahwa Anda mungkin memiliki beberapa pertanyaan, keberatan, atau keengganan? Nuh
tidak. Dia menaati Allah dengan segenap hati. Itu berarti mengerjakan apapun yang Allah minta
tanpa keengganan atau keraguan, tidak menunda dan berkata, "Saya akan mendoakannya.”
Melainkan Nuh melakukannya tanpa penundaan. Setiap orang tua tahu bahwa ketaatan yang
ditunda sebetulnya merupakan ketidaktaatan.

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : "TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia…
Mazmur 147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 2


Bacaan Malam : Imamat 26, 27

21 Pebruari 2018

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya


dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)
Renungan firman:
Allah tidak memerlukan penjelasan atau alasan untuk segala sesuatu yang Dia minta
untuk Anda lakukan. Pemahaman bisa menanti, tetapi ketaatan tidak bisa. Ketaatan yang segera
akan mengajar Anda lebih banyak tentang Allah daripada diskusi Alkitab seumur hidup.
Sebetulnya, Anda tidak akan pernah memahami beberapa perintah sebelum Anda menaatinya
lebih dulu. Ketaatan membuka pemahaman. Sering kali kita berupaya untuk memberi Allah
ketaatan sebagian. Kita ingin memilih perintah yang kita taati. Kita memiliki daftar perintah yang
kita sukai dan menaati perintah-perintah tersebut sementara mengabaikan perintah-perintah yang
kita anggap tidak masuk akal, sulit, mahal, atau tidak umum. Saya akan menghadiri gereja, tetapi
saya tidak akan memberi persepuluhan. Saya akan membaca Alkitab, tetapi tidak akan
memaafkan orang yang menyakiti saya. Tetapi ketaatan sebagian berarti ketidaktaatan.
Ketaatan sepenuh hati dilakukan dengan penuh sukacita, dengan antusias. Alkitab
berkata, “Taatilah Dia dengan senang hati.” Itulah sikap Daud: “TUHAN, katakan sajalah apa
yang harus kulakukan dan aku akan melakukannya sepanjang hidup aku akan menaati
ketetapan-Mu dengan sepenuh hatiku.” Yakobus, yang berbicara kepada orang-orang Kristen,
berkata, “Jelaslah sekarang, bahwa orang diterima baik oleh Allah karena apa yang dilakukan
oleh orang itu, dan bukan hanya karena imannya saja.”
Firman Allah menjelaskan bahwa Anda tidak dapat mengusahakan keselamatan Anda.
Keselamatan datang hanya oleh kasih karunia, bukan usaha Anda. Tetapi sebagai anak Allah
Anda bisa mendatangkan kesenangan pada Bapa Surgawi melalui ketaatan. Setiap tindakan
ketaatan merupakan juga tindakan penyembahan. Mengapa ketaatan begitu menyenangkan Allah?
Karena itu membuktikan bahwa Anda benar-benar mengasihi dia. Yesus berkata, “Jikalau kamu
mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : "TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia…" Mazmur
147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 3:1-19


Bacaan Malam : Bilangan 1, 2

22 Pebruari 2018

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya


dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)
Renungan firman:
Allah tersenyum bila kita terus-menerus memuji dan bersyukur kepada-Nya.
Hampir tidak ada hal yang rasanya lebih baik daripada menerima pujian yang tulus dan
penghargaan dari orang lain. Allah juga menyukai pujian. Dia tersenyum ketika kita
mengekspresikan kekaguman dan ucapan syukur kita kepada-Nya.
Kehidupan Nuh membawa kesenangan bagi Allah karena dia hidup dengan hati yang
penuh pujian dan ucapan syukur. Tindakan pertama Nuh setelah selamat dari air bah adalah
menyatakan syukurnya kepada Allah dengan mempersembahkan kurban. Alkitab berkata, “Lalu
Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN... lalu ia mempersembahkan kurban bakaran di atas
mezbah itu.”
Karena pengorbanan Yesus, kita tidak memberikan kurban binatang seperti yang
dilakukan Nuh. Sebaliknya, kita diperintah-kan untuk memberikan pada Allah “kurban puji-
pujian” dan “kurban syukur.” Kita memuji Allah karena keberadaan-Nya, dan kita mengucap
syukur atas apa yang telah Dia kerjakan. Daud berkata, “Aku akan memuji-muji nama Allah
dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur; pada pemandangan Allah itu
lebih baik.”

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : "TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia…” Mazmur
147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 3:20-35


Bacaan Malam : Bilangan 3, 4

23 Pebruari 2018

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya


dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)

Renungan firman:
Suatu hal yang mengagumkan terjadi ketika kita memberikan pujian dan ucapan syukur
kepada Allah. Ketika kita memberi Allah kesukaan, hati kita sendiri dipenuhi dengan sukacita!
Seseorang pernah bercerita bagaimana ibunya senang memasak untuk anak-anaknya. Bahkan
setelah mereka berumah tangga. Ia bercerita bahwa ketika kami mengunjungi orang tua kami, Ibu
mempersiapkan hidangan buatan sendiri yang luar biasa. Salah satu kesenangan terbesar dalam
hidupnya ialah melihat kami anak-anaknya makan dan menikmati apa yang telah Ibu sediakan.
Semakin kami senang memakannya, semakin senang hati Ibu.
Tetapi kami juga suka menyenangkan Ibu dengan menyatakan kesukaan kami akan
masakannya. Hal tersebut bermanfaat dalam dua segi. Ketika saya menyantap hidangan yang luar
biasa tersebut, saya akan menyanjung dan memujinya. Saya bukan hanya bermaksud menikmati
makanan tersebut tetapi juga menyenangkan Ibu saya. Semua orang bahagia.
Penyembahan juga bermanfaat dalam dua segi. Kita menikmati apa yang telah Allah
lakukan bagi kita, dan ketika kita mengekspresikan kenikmatan tersebut kepada Allah, hal ini
mendatangkan sukacita bagi-Nya, tetapi juga meningkatkan sukacita kita. Kitab Mazmur berkata,
“Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan
bersukacita.”

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia…” Mazmur
147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 4


Bacaan Malam : Bilangan 5, 6, 7

24 Pebruari 2018

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?


TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)

Renungan firman:
Allah tersenyum bila kita menggunakan kemampuan kita. Setelah air bah, Allah
memberi Nuh tiga petujuk sederhana: “Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah serta
penuhilah bumi... Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah
memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau.” Allah berkata, “Tiba
saatnya untuk melanjutkan hidupmu! Kerjakan hal-hal yang telah kurancang untuk umat manusia.
Milikilah anak-anak. Bentuklah keluarga-keluarga. Tanamlah bahan pangan dan makanlah.
Jadilah manusia seutuhnya! Untuk itulah Aku menjadikanmu!” Anda mungkin merasa bahwa
satu-satunya saat yang menyenangkan Allah adalah ketika Anda sedang melakukan aktivitas-
aktivitas "rohani," seperti membaca Alkitab, menghadiri ibadah, berdoa, atau membagikan
pengalaman iman. Dan Anda mungkin berpikir bahwa Allah tidak peduli dengan bagian-bagian
lain dalam hidup Anda. Sebetulnya, Allah senang mengamati setiap rincian kehidupan Anda,
entah Anda sedang bekerja, bermain, beristirahat, atau makan. Dia tidak melewatkan setiap
gerakan yang Anda buat. Alkitab memberi tahu kita, “Langkah-langkah orang benar dipimpin
oleh Tuhan. Dia senang atas setiap rincian hidup kita.”
Setiap kegiatan manusia, kecuali dosa, bisa dilakukan bagi kesenangan Allah jika Anda
melakukannya dengan sikap memuji. Anda bisa mencuci piring, memperbaiki mesin, menjual
barang, membuat program komputer, menanam bahan pangan, dan membangun keluarga bagi
kemuliaan Allah. Layaknya orang tua yang bangga, Allah terutama senang mengamati Anda
menggunakan talenta dan kemampuan-kemampuan yang telah Dia berikan kepada Anda. Allah
dengan sengaja memberi kita karunia yang berbeda-beda demi kesenangan-Nya. Dia telah
menjadikan beberapa orang yang bersifat atletis dan yang lain bersifat analitis. Anda mungkin
diberi karunia dalam mekanik atau matematika atau musik atau ribuan keterampilan lainnya.
Semua kemampuan itu bisa mendatangkan senyuman pada wajah Allah. Alkitab berkata, “Dia
yang membentuk hati mereka sekalian, sekarang dia memperhatikan segala pekerjaan mereka.”

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : "TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia…”
Mazmur 147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 5:1-20


Bacaan Malam : Bilangan 8, 9, 10

25 Pebruari 2018
APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya


dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)

Renungan firman:
Anda tidak mendatangkan kemuliaan atau kesenangan bagi Allah dengan
menyembunyikan kemampuan-kemampuan Anda atau dengan berusaha menjadi orang lain. Anda
hanya mendatangkan kegembiraan bagi-Nya dengan cara menjadi diri sendiri. Setiap kali Anda
menolak bagian manapun dari diri Anda, Anda sedang menolak hikmat dan kedaulatan Allah
ketika menciptakan Anda. Allah berfirman, “Kamu tidak berhak berbantah dengan Penciptamu.
Kamu tidak lain dari tanah liat periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya:
Mengapa kau buat aku seperti ini?”
Dalam film Chariots of Fire, pelari Olimpiade Eric Liddell berkata, “Aku yakin Allah
menciptakan aku untuk suatu tujuan, tetapi Dia juga membuatku cepat, dan ketika aku berlari,
aku merasakan kesenangan Allah.” Kemudian dia berkata, “Berhenti berlari akan berarti
menganggap rendah Allah.” Tidak ada kemampuan yang tidak rohani, yang ada hanyalah
kemampuan-kemampuan yang disalah gunakan. Mulailah gunakan kemampuan-kemampuan
Anda bagi kesenangan Allah. Allah juga mendapatkan kesenangan ketika melihat bahwa Anda
menikmati ciptaan-Nya. Dia memberi Anda mata untuk menikmati keindahan, telinga untuk
menikmati bunyi, hidung dan lidah untuk menikmati bau dan rasa, dan syaraf-syaraf di bawah
kulit Anda untuk menikmati sentuhan. Setiap tindakan kenikmatan menjadi suatu tindakan
penyembahan ketika Anda bersyukur kepada Allah untuk itu. Sebenarnya, Alkitab berkata,
“Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : "TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia…”
Mazmur 147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 5:21-43


Bacaan Malam : Bilangan 11, 12, 13
26 Pebruari 2018

APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya


dan memberi engkau kasih karunia;
(Bilangan 6:25)

Renungan firman:
Anak-anak saya tidak perlu melakukan apapun agar saya bisa senang karena mereka.
Saya bahagia dengan hanya memandang mereka bernafas, karena saya begitu mengasihi mereka.
Ketika dada kecil mereka naik dan turun, saya tersenyum, dan kadang-kadang air mata sukacita
memenuhi mata saya. Ketika Anda terlelap, Allah menatap Anda dengan kasih, karena Anda
merupakan ide-Nya. Dia mengasihi Anda seolah-olah Anda adalah satu-satunya orang di bumi.
Orang tua tidak mewajibkan anak-anak mereka sempurna, atau bahkan dewasa, untuk
dapat menikmati rasa senang karena mereka. Orang tua merasa senang melihat anak-anak mereka
dalam setiap tahap perkembangan. Demikian juga, Allah tidak menanti Anda mencapai
kedewasaan untuk mulai menyukai Anda. Dia mengasihi dan senang melihat Anda pada setiap
tahap perkembangan rohani Anda. Anda mungkin memiliki guru atau orang tua yang tidak bisa
disenangkan ketika Anda sedang bertumbuh. Janganlah mengira Allah berperasaan seperti itu.
Dia tahu bahwa Anda tidak mampu menjadi sempurna atau tanpa dosa. Alkitab berkata, “ Sebab
Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.”
Apa yang Allah lihat adalah sikap hati Anda: Apakah menyenangkan Dia merupakan
kerinduan terdalam Anda? Inilah yang menjadi tujuan hidup Paulus: “Karena itu kami berusaha
sungguh-sungguh untuk menyenangkan hati-Nya, baik sewaktu kami masih berada di rumah
kami di sini, ataupun di sana.” Ketika Anda hidup dalam terang kekekalan, fokus Anda berubah
dari "Berapa banyak kesenangan yang saya dapatkan dari kehidupan saya?" menjadi "Berapa
banyak kesenangan yang Allah dapat dari hidup saya?"
Allah sedang mencari orang-orang seperti Nuh dalam abad ke-21, yakni orang-orang
yang bersedia untuk hidup untuk menyenangkan Allah. Alkitab berkata, “TUHAN memandang
dari surga kepada segenap umat manusia untuk melihat, apakah ada yang bijaksana, yang ingin
menyenangkan hati Allah.”
Maukah Anda menjadikan kesenangan Allah sebagai tujuan hidup Anda? Allah akan
melakukan apapun juga untuk orang yang mempunyai tujuan hidup seperti itu.

Pokok untuk Direnungkan : Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk Dihafal : "TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia…”
Mazmur 147:11

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 6:1-29


Bacaan Malam : Bilangan 14, 15, 16
27 Pebruari 2018

INTI PENYEMBAHAN

Serahkanlah dirimu kepada Allah… dan serahkanlah anggota-anggota


tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
(Roma 6:13)

Renungan firman:
Inti penyembahan adalah berserah diri. Berserah diri adalah kata yang tidak populer, yang
tidak disukai hampir seperti kata tunduk. Kata tersebut menyiratkan makna kalah, dan tidak
seorang pun ingin menjadi pecundang. Berserah diri menimbulkan gambaran tidak enak, yaitu
mengaku kalah dalam pertempuran, kalah dalam suatu permainan, atau menyerah pada musuh
yang lebih kuat. Kata tersebut hampir selalu digunakan dalam konteks yang negatif. Para penjahat
yang tertangkap menyerahkan diri kepada penguasa.
Dalam budaya persaingan zaman ini kita diajar untuk tidak pernah tunduk, jadi kita tidak
banyak mendengar tentang menyerah. Jika menang adalah hal yang amat penting, maka
menyerah tidaklah terpikirkan. Kita lebih suka berbicara tentang soal menang, berhasil,
mengalahkan, menaklukkan ketimbang tentang mengalah, tunduk, taat, dan menyerah. Tetapi
menyerahkan diri kepada Allah adalah inti penyembahan. Itu merupakan tanggapan wajar
terhadap kasih dan belas kasihan Allah yang mengherankan. Kita memberi diri kita kepada Dia,
bukan karena takut atau wajib, melainkan di dalam kasih, “karena Allah lebih dahulu mengasihi
kita.”
Setelah menggunakan 11 pasal dari Kitab Roma untuk menjelaskan tentang kasih karunia
Allah yang ajaib kepada kita, Paulus mendorong kita untuk sepenuh-nya menyerahkan hidup kita
sepenuhnya kepada Allah di dalam penyembahan : “Karena itu saudara-saudara, demi
kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu
yang sejati.” Ibadah yang sejati, yaitu mendatangkan kesenangan bagi Allah, terjadi bila Anda
memberi diri Anda sepenuhnya kepada Allah. Perhatikan kata mempersembahkan dan
persembahan dari ayat tersebut.
Mempersembahkan diri kepada Allah itulah yang dimaksud dengan penyembahan.
Tindakan berserah diri ini disebut dengan banyak hal: penyucian, menjadikan Yesus Tuhan Anda,
memikul salib Anda, mati bagi diri sendiri, berserah diri kepada Roh Kudus. Yang penting adalah
bahwa Anda mengerjakannya, bukan sebutan apa yang Anda gunakan untuknya. Allah
menginginkan kehidupan Anda, seluruhnya. Sembilan puluh lima persen tidaklah cukup.

Pokok untuk Direnungkan : Inti penyembahan adalah berserah diri.

Ayat untuk Dihafal : “Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran”. Roma 6:13b

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 6:30-56


Bacaan Malam : Bilangan 17, 18, 19

28 Pebruari
INTI PENYEMBAHAN

Serahkanlah dirimu kepada Allah… dan serahkanlah anggota-anggota


tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
(Roma 6:13)

Renungan firman:
Ada tiga penghalang yang merintangi penyerahan diri total kita kepada Allah: ketakutan,
keangkuhan, dan kebimbangan. Kita tidak menyadari betapa Allah sangat mengasihi kita, kita
ingin mengendalikan hidup kita sendiri, dan kita salah memahami makna dari berserah diri.
Bisakah aku mempercayai Allah? Percaya adalah unsur yang sangat diperlukan untuk
berserah diri. Anda tidak akan berserah diri kepada Allah kecuali jika Anda mempercayai-Nya,
tetapi Anda tidak bisa mempercayai-Nya sebelum Anda mengenal Dia dengan lebih baik.
Ketakutan menghalangi kita untuk berserah diri, tetapi kasih membuang segala ketakutan.
Semakin Anda menyadari betapa besarnya Allah mengasihi Anda, semakin mudah penyerahan
diri jadinya.
Bagaimana Anda tahu bahwa Allah mengasihi Anda? Dia memberi Anda banyak bukti:
Allah berkata Dia mengasihi Anda; Anda tidak pernah lepas dari pandanganNya; Dia peduli
terhadap hidup Anda sampai hal yang terkecil; Dia memberi Anda kemampuan untuk menikmati
segala macam kesenangan; Dia memiliki rencana-rencana yang baik untuk hidup Anda; Dia
mengampuni Anda; dan Dia penuh dengan kasih setia terhadap Anda. Allah mengasihi Anda jauh
lebih besar dari apa yang bisa Anda bayangkan. Pernyataan yang paling hebat tentang kasih Allah
kepada Anda ini ialah pengorbanan Anak Allah bagi Anda. “Akan tetapi Allah menunjukkan
kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
Jika Anda ingin mengetahui betapa berartinya Anda bagi Allah, pandanglah Kristus
dengan tangan-Nya yang terentang di kayu salib, yang berkata, "Aku mengasihimu sebesar ini!
Aku lebih memilih mati ketimbang hidup tanpamu."
Allah bukanlah tukang perintah yang keras atau seorang penggertak yang menggunakan
kekuatan dengan kasar untuk menekan kita agar tunduk. Dia tidak berusaha untuk
menghancurkan kehendak kita, tetapi membujuk kita kepada Diri-Nya agar kita bisa
mempersembahkan diri kita dengan bebas kepada Dia. Allah adalah Pengasih dan Pembebas, dan
berserah diri kepada-Nya menghasilkan kebebasan, bukan belenggu. Bila kita sepenuhnya
menyerahkan diri kita kepada Yesus, kita menemukan bahwa Dia bukanlah seorang tiran,
melainkan seorang Penyelamat; bukan seorang bos, melainkan seorang Bapa; bukan seorang
diktator, melainkan seorang Sahabat.

Pokok untuk Direnungkan : Inti penyembahan adalah berserah diri.

Ayat untuk Dihafal : “Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran”. Roma 6:13b

 Apakah yang Anda bagikan hari ini?

Bacaan Pagi : Markus 7:1-23


Bacaan Malam : Bilangan 20, 21, 22

Anda mungkin juga menyukai