Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Selama kehamilan kebanyakan
wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Banyak wanita yang mengatakan betapa
bahagia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir jika
terjadi masalah dalam kehamilannya (Fatimah, 2017).Semua wanita hamil memiliki potensi atau
kemungkinan terjadinya komplikasi selama kehamilan. Menurut penelitian (Prahardani, 2019)
penyebab komplikasi pada kehamilan urutan penyebab dari yang terbanyak adalah pre eklamsia
(28,7%), pendarahan (22,42%), dan infeksi (3,45%).
Menurut World Health Organization (WHO) wanita yang meninggal akibat komplikasi
kehamilan dan persalinan sekitar 295.000 pada tahun 2017. Hampir 94% kematian ini terjadi pada
negara-negara yang berpenghasilan menengah, penyebab utama kematian ibu yaitu pendarahan yang
sebagian besar terjadi setelah persalinan, hipertensi selama kehamilan yang dapat menyebabkan
preeklamsia dan eklampsia, infeksi serta penyebab tidak langsung seperti diabetes, malaria (WHO,
2019).
Untuk mencegah terjadinya komplikasi selama pada periode post partum seperti perdarahan dan
infeksi dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif seperti penyuluhan
perawatan masa post partum.Penyuluhan kepada ibu post partum merupakan intervensi keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan ibu akan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan perawatan
diri, perawatan bayi baru lahir, adaptasi keluarga dan pemulihan kesehatan. Penyuluhan yang
dilakukan seperti perawatan payudara, ambulasi dan teknik menyusui yang benar (Reeder, 2011).
Ibu post partum primipara merupakan wanita yang pertama kali melahirkan anak yang mampu
bertahan hidup. Salah satu kendala yang di alami oleh ibu primipara dalam merawat bayinya
diantaranya tidak memiliki pengalaman dalam merawat bayi sebelumnya meliputi menyusui,
menjaga kebersihan tubuh bayi mulai dari memandikan dan menjaga kelembaban bayi, mengenal
tumbuh kembang bayi baik dari segi pertumbuhan maupun perkembangan motorik halus dan
mengenal kondisi normal bayi juga mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi. Juga peran dari orang
tua yang berlebih dapat membuat peran ibu primipara terganggu serta dukungan dari suami juga
mempengaruhi kemampuan ibu primipara dalam merawat bayinya (Kenneth, 2003).
Asuhan keperawatan post partum dilakukan dengan tujuan menjaga kesehatan ibu dan bayi serta
mencegah atau mendeteksi komplikasi yang timbul pada waktu pasca persalinan (Heryani, 2012).
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu post partum, perawat perlu mengembangkan ilmu
dan kiat keperawatan yang salah satunya adalah dapat mengintegrasikan model konseptual khususnya
dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas (Apriyani, 2018).
Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan maternitas adalah
Maternal Role Attainment-Becoming a Mother yang dikembangkan oleh Ramona T.Mercer.
Maternal Role Attainment-Becoming a Mother adalah proses yang mengikuti 4 tahap penguasaan
peran yakni antisipatori, formal, informal dan personal. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran
proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu (Apriyani, 2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah
a. Tujuan Khusus
- Mengidentifikasi hasil pengkajian pada Ibu Post Partum Primipara.
- Mengidentifikasi diagnosis keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara
- Menyusun perencanaan keperawatan Pada ibu dengan Post Partum Primipara
- Melaksanakan intervensi keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara
- Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Ibu Post Partum Primipara
b. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran pelaksanaan
asuhan keperawatan pada Ibu Post Partum Primipara melalui pendekatan proses keperawatan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :
a. Bagi Tempat Penelitian\
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan masukan atau saran dan bahan
dalam merencanakan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara.
b. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dibidang keperawatan dalam
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara dan sebagai literatur dalam pembuatan
Proposal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. Anatomi Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam rongga pelvis dan
ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di perineum. Struktur reproduksi
interna dan eksterna berkembang menjadi matur akibat rangsang hormon estrogen dan progesteron
(Arma, 2015)
a. Struktur Eksterna
f. Adanya tanda human ( tanda kemerahan pada tungkai kaki ibu saat ditekuk)
5. Patofisiologi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai segera
setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus
berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas
umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum keenam fundus
normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis
Uterus pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali beratsebelum hamil. Uterus akan mengalami proses
involusiyangdimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos. Proses involusi yang
terjadi mempengaruhi perubahan dari berat uterus pasca melahirkan menjadi kira-kira 500 gram setelah 1
minggu pasca melahirkan dan menjadi 350 gram setelah 2 minggu pasca melahirkan. Satu minggusetelah
melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr.
Peningkatan esterogen danprogesteron bertanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama
hamil. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon menyebabkan terjadinya autolisis, perusakan
secara langsungjaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa
hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil. Intesitas kontraksi otot
otot polos uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, kondsi tersebut sebagai respon
terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar.
Pada endometrium timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada
hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm mempunyai permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua dan selaput janin. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis
yang memakaiwaktu 2 sampai 3 minggu.
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental enzyme
insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna
pada masa puerperium. Kadar esterogen dan progesteron menurun secara mencolok setelah plasenta
keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra
seluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil.
Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui berperan dalam menekan ovulasi. Karena
kadar follikel-stimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui di
simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat.
6. Manifestasi Klinik
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester
keempat kehamilan.
a. Sistem reproduksi
1) Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai segera
setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
2) Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, hormon oksigen
yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi
pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas
kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus,
suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta lahir.
3) Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular dan trombus menurunkan
tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan
endometrium ke atas menyebapkan pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah pembentukan
jaringan parut yang menjadi karakteristik penyembuha luka. Regenerasi endometrum, selesai pada
akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta.
4) Lochea
Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desidua dan debris trofoblastik. Lochea
serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi
lahir, cairan berwarna kuning atau putih. Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel,
mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.
5) Serviks
Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari
setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih
padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis,
dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
6) Vagina dan perineum
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6-8
minggu setelah bayi lahir.
b. Sistem endokrin
1) Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental enzyme
insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara yang
bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogen dan progesteron menurun secara mencolok
setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan
diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil.
2) Hormon hipofisis
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui berbeda.
Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan
ovulasi. Karena kadar follikel-stimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak
menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat.
3) Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan menonjol dan membuat
wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding
abdomen kembali ke keadaan sebelum hami.
4) Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira-
kira dua smpai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal
kembali ke keadaan sebelum hamil
5) Sistem cerna :
a. Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan keletihan, ibu merasa sangat
lapar.
b. Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selam waktu yang
singkat setelah bayi lahir.
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu
melahirkan
6) Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara selama wanita hamil (esterogen,
progesteron, human chorionik gonadotropin, prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat
setelah bayi lahir.
a) Ibu tidak menyusui
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak menyusui. Pada jaringan
payudara beberapa wanita, saat palpasi dailakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketiga
atau keempat pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang keras, nyeri bila
ditekan, dan hangat jika di raba.
b) Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni kolostrum.
Setelah laktasi dimula, payudara teraba hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan
menetap selama sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari puting susu.
7) Sistem kardiovaskuler
a) Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya Kehilangan darah merupakan
akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan
normal cairan tubuh yang menyebapkan volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu
ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume
sebelum lahir.
b) Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa hamil. Segera
setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai 60
menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta tiba - tiba kembali ke sirkulasi
umum
c) Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam keadaan normal.
Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol dapat timbul
dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan
8) Sistem neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat
wanita hamil dan disebapkan trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.
9) Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil Adaptasi ini mencakup hal-hal
yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran
rahim.
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan berakhir. Pada beberapa
wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menutap. Kulit kulit yang meregang pada payudara,
abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tapi tidak hilang seluruhnya.
7. Komplikasi
a. Perdarahan
Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada wanita selama periode post partum. Perdarahan
post partum adalah: kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria perdarahan
didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
1) Kehilangan darah lebih dai 500 cc.
2) Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg.
3) Hb turun sampai 3 gram %.
Tiga penyebap utama perdarahan antara lain :
a) Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini
merupakan sebab utama dari perdarahan post partum.
b) laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan
yang banyak bila tidak direparasi dengan segera.
c) Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebapkan oleh
gangguan kontraksi uterus.
4) Lain-lain
a) Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus sehingga masih ada
pembuluh darah yang tetap terbuka.
b) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan parut pada uterus setelah jalan
lahir hidup.
c) Inversio uteri (Wiknjosastro, 2009).
b. Infeksi puerperalis
Didefinisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama masa post partum. Insiden infeksi puerperalis
ini 1%-8%, ditandai adanya kenaikan suhu > 38 0 dalam 2 hari selama 10 hari pertama post partum.
c. Endometritis
Adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi puerperalis. Bakteri vagina,
pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko tinggi terjadinya endometritis.
d. Mastitis
Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya puting susu akibat kesalahan
tehnik menyusui, di awali dengan pembengkakan, mastitis umumnya di awali pada bulan pertama post
partum
e. Infeksi saluran kemih
Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum, pembedahan meningkatkan resiko infeksi saluran kemih.
Organisme terbanyak adalah Entamoba coli dan bakterigram negatif lainnya.
f. Tromboplebitis dan thrombosis
Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan meningkatnya status vena menyebapkan
relaksasi sistem vaskuler, akibatnya terjadi tromboplebitis (pembentukan trombus di pembuluh darah
dihasilkan dari dinding pembuluh darah) dan thrombosis (pembentukan trombus) tromboplebitis
superfisial terjadi 1 kasus dari 500-750 kelahiran pada 3 hari pertama post partum.
g. Emboli
Yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil.
h. Post partum depresi
Ibu bingung dan merasa takut pada dirinya. Tandanya antara lain, kurang konsentrasi, kesepian tidak
aman, perasaan obsepsi cemas, kehilangan kontrol, dan lainnya.
i. Tanda-Tanda Bahaya Post Partum
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat
dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir.
Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara lain :
1) Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
2) Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3) Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan pada mukosa vagina.
mungkin
- Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan
bayi penting untuk kehangatan, mempertahankan panas yang benar pada bayi
- Mendorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tidak siap dengan
c. Menjaga pernafasan
1) Memeriksa pernafasan dan warna kulit setiap 5 menit.
2) Jika tidak bernafas, melakukan hal-hal sebagai berikut: keringkan bayi dengan
selimut atau handuk hangat, menggosok punggung bayi dengan lembut dengan
menggunakan telapak tangan.
3) Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi.
4) Bila bayi sianosis atau kulit biru atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan kurang
dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit) berikan oksigen dengan kateter nasal.
d. Merawat mata
1) Memberikan Eritromicin 0,5% atau Tetrasiklin 1%, untuk pencegahan penyakit mata.
2) Atau berikan tetes mata perak nitrat atau Neosporin segera setelah lahir.
1. Pengertian
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI PPNI,
2017).
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Wayan, 2017), (Arma, 2015), dan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) diagnosa
keperawatan pada Ibu Post Partum Primipara dan Bayi Baru Lahir adalah:
Diagnosa Ibu :
1) Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik.
2) Menyusui Tidak Efektif Berhubungan Dengan Ketidakadekuatan Suplai ASI.
3) Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Kurangnya Kontrol Tidur.
4) Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Terpapar Informasi.
5) Resiko Infeksi Ditandai Dengan Ketidakadekuatan Pertahanan Tubuh Primer.
6) Resiko Gangguan Perlekatan Ditandai Dengan Khawatir Menjalankan
Peran Sebagai Orang Tua.
Diagnosa Bayi :
1) Resiko Aspirasi Ditandai Dengan Ketidakmatangan Koordinasi Menghisap, Menelan Dan
Bernapas.
2) Resiko Infeksi Ditandai Dengan Ketidakadekuatan Pertahanan Tubuh Sekunder
(Immunosupresi/Sistem Imun).
3) Risiko Defisit Nutrisi Ditandai Dengan Ketidakmampuan Mencerna Makanan.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan
pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja
SIKI DPP PPNI, 2018).
Penerapan luaran keperawatan dengan menggunakan ketiga komponen luaran keperawatan yaitu
Label, Ekspetasi dan Kriteria Hasil. Motode yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (Tim Pokja
SLKI DPP PPNI, 2019) :
1) Metode Dokumentasi Manual/tertulis
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu maka Luaran Keperawatan
Ekspetasi dengan kriteria hasil :
a. Kriteria 1 (Hasil)
b. Kriteria 2 (Hasil)
c. Dan seterusnya.
2) Metode Dokumentasi Berbasi Komputer
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu Luaran Keperawatan Ekspetasi
dengan kriteri hasil :
a. Kriteria 1 (Skor)
b. Kriteria 2 (Skor)
c. Dan seterusnya.
Komponen tindakan, yang dilakukan pada intervensi keperawatan terdiri atas Observasi,
Terapeutik , Edukasi dan Kolaborasi (Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018)
Berikut Intervensi yang dapat dilakukan sesuai standar intervensi keperawatan Indonesia (Tim Pokja
Siki DPP PPNI, 2018), pada Ibu Post Partum Primipara dan Bayi Baru Lahir adalah:
Intervensi Ibu :
1) Nyeri Akut (D.0077)
a. Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu
tertentu diharapkan tingkat nyeri menurun.
b. Kriteria hasil :
a. Pasien melaporkan keluhan nyeri berkurang
b. Keluhan nyeri meringis menurun
c. Pasien menunjukkan sikap protektif menurun.
d. Pasien tidak tampak gelisah.
c. Intervensi
Manajemen
Nyeri
(I.08238)
a) Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri.
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
4. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
5. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
b) Terapeutik
1) Berikan tehnik norfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2) Fasilitasi istirahat dan tidur
c) Edukasi
(1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
(2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
(3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
(4) Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengutangi nyeri
d) Kolaborasi
b. Kriteria Hasil :
c. Intervensi :
Konseling Laktasi ( I.03093 )
a) Observasi
1. Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui.
2. Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui.
3. Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling
menyusui.
b) Terapeutik
c) Intervensi :
Pencegahan Aspirasi ( I.01018 )
a. Observasi
Monitor status pernapasan.
b. Teraupetik
Pertahankan kepatenan jalan napas.
c. Edukasi
Ajarkan strategi mencegah aspirasi.
- Kriteria hasil :
meningkat
meningkat
• Diare menurun
- Intervensi :
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai hasil
akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Bararah, 2013).
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan literatur review yaitu mereview Asuhan
Keperawatan pada Ibu Post Partum Primipara yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanan dan evaluasi.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan dalam literature review asuhan keperawatan adalah dua
klien ibu post partum primipara yang akan di review secara rinci dan mendalam. Adapun kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kriteria Inklusi :
• Ibu post partum
• Ibu primipara
Kriteria Eksklusi :
1. Ibu post partum sectio caesaria
2. Ibu multipara
F. Prosedur penelitian
- Mahasiswa melakukan ujian proposal.
- Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan dari penguji untuk memproleh persetujuan
pengambilan data.
- Mahasiswa melakukan penyusunan penelitian dengan metode literatur review.
- Mahasiswa melakukan identifikasi dan validasi laporan asuhan
keperawatan melalui media internet yang disetujui pembimbing.
- Mahasiswa membandingkan data-data hasil pengkajian menggunakan format Ramona T.
Mercer antara konsep teori dengan kasus.Mahasiswa membandingkan penegakan diagnose
keperawatan berdasarkan SDKI antara konsep teori dengan kasus.
- Mahasiswa membandingkan penyusunan perencanaan berdasarkan SIKI & SLKI antara konsep
teori dengan kasus
G. Analisa data
Analisis data pada literatur review yaitu data yang dikumpulkan sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi dikaitkan dengan konsep, teori, prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dan
menentukan masalah keperawatan
BAB IV
Pada BAB ini akan diuraikan tentang hasil penelitian Asuhan Keperawatan Pada Ibu
Post Partum Primipara dalam bentuk review kasus yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit.
Pengambilan data dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 2 klien. Guna membahas tentang
keterkaitan dan kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu post
partum primipara. Selain menyesuaikan lima tahapan proses keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, penulis juga akan
menyesuaikan hasil diagnosa yang diambil dengan model konseptual Becoming a mother
Ramona T Mercer.
A. Hasil
1. Gambaran lokasi penelitian
Dalam studi kasus yang dilakukan peneliti menggunakan Ruang Flamboyan RSUD. Prof.
DR.W.Z. Johannes Kupang dari tanggal 25 Juni 2018 sampai tanggal 28 Juni 2018 dengan url
address http://repository.poltekeskupang.ac.id/321/1/KARYA%20TULIS%20ILMIAH.docx%20.pdf
dan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu Balikpapan dari tanggal 26 Juli 2018
sampai 28 Juli 2018.
Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada kedua klien akan dijelaskan sebagai
berikut:
Abdomen
59
b. Pengkajian
Tabel 4. 1
Pengkajian dan Anamnesa Ibu Post Partum Primipara
Item pengkajian Klien 1 Klien 2
A. Identitas
1. Nama Ny. MT Ny. C
2. Umur 23 Tahun 22 Tahun
3. Pendidikan SMA Tidak Ada Data
4. Pekerjaan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
5. Status
Menikah Menikah
pernikahan
6. Pernikahan
Tidak Ada Data 1
ke
7. Lama
Tidak Ada Data 2 Tahun
pernikahan
8. Agama Katolik Tidak Ada Data
9. Suku Sumba Tengah Tidak Ada Data
10. No. RM Tidak Ada Data Tidak Ada Data
11. Sumber
Klien Klien
informasi
12. Tanggal
25 Juni 2018 25 Juli 2018
pengkajian
A. Antisipatori
1. Status Kesehatan
a. Alasan DS : DS :
Kunjungan Klien mengatakan - Klien mengeluh
masuk ke RSUD Prof. nyeri pada jahitan
Dr. W.Z Johannes diperineum
kupang di Ruangan VK - Klien mengatakan
jam 12.30 malam ASInya belum
setelah dilakukan keluar dan tidak
pemeriksaan disana , punya pengalaman
pasien melahirkan menyusui
seorang anak laki-laki, sebelumnya
anak pertama bagi
pasien dan keluarga. DO :
Setelah itu pada jam
11.15 siang pasien di
pindahkan dari ruangan - Pada saat kaji ASI
VK ke ruangan klien ASI belum
Flamboyan keluar
- Tanda - tanda vital
DO : klien TD : 110/80
Tanda - tanda vital klien mmHg, Nadi : 80
TD : 100/60 mmHg, x/menit, RR : 20
Nadi : 90 x/menit, RR : x/menit, suhu : 36
22 x/menit, suhu : 36,3 0
C
0
C
b. Keluhan DS : DS :
utama Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
pada pada perut bagian pada jalan lahir, nyeri
bawah dekat kelamin, makin bertambah ketika
nyeri saat bergerak, klien bergerak . nyeri
nyeri seperti berdenyut, seperti tertusuk – tusuk,
dan nyeri hilang timbul. dan nyeri hilang timbul.
DO : DO :
- Pasien tampak - Pasien tampak
meringis meringis dan
- Skala nyeri 6 tampak melindungi
area nyeri
- Skala nyeri 5
DO : DO :
Status obstetri klien Status obstetri klien
dengan G₁P₀A₀ G1P0A0
e. Riwayat DS : DS :
kehamilan - Klien mengatakan - Klien mengatakan
dan memeriksakan memeriksakan
persalinan kehamilannya di kehamilannya di
sekarang puskesmas setiap Rumah Sakit
minggu Bersalin Sayang Ibu
sebanyak 4 kali
DO : kontrol
- Persalinan ini
adalah persalinan DO :
yang pertama klien - Persalinan ini
dengan status merupakan
obstetri G1P0A0 persalinan pertama
- Keadaan umum klien dengan status
baik, kesadaran obstetri G1P0A0
compos mentis - Hasil pemeriksaan
- pada tanggal 25
Juni pukul 03.00
WITA, His setiap
10 menit 2 kali,
lama 30 – 35 detik,
DJJ : 140 x/menit,
pembukaan 5 cm,
portio lunak,
ketuban utuh, tidak
ada hambatan jalan lahir,
TD : 110/70
mmHg, Nadi : 80
x/menit, Respirasi : 20
x/menit, Suhu : 36 oc,
- Hasil pemeriksaan
pukul 19.05 WITA,
pembukaan
lengkap, kepala
janin tampak
diperineum, perineum
menegang, anus
membuka, bayi lahir
pada pukul 19.10
WITA, jenis
kelamin laki – laki.
- Pada pukul 19.15
WITA, injeksi
oksitosin 1 cc IM,
plasenta keluar
pukul 19.30
lengkap dengan
selaputnya,
kontaksi uterus
baik, teraba
letaknya 2 jari dibawah
pusar,
penjahitan luka
episiotomi sebanyak
20 jahitan, TD : 110/80
mmHg, nadi
: 80 x/menit,
respirasi : 20 x/menit,
suhu 36 oc.
b. eliminasi DS : DS :
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
buang air kecil 3-4 buang kecil 7
x/hari kali/hari
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
nyeri saat buang air sedikit nyeri saat
kecil buang air kecil
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
belum ada BAB selama masuk
- Klien mengatakan rumah sakit klien
nyeri saat buang air belum ada BAB
besar pada bagian
perut. DO :
- Tidak ada oedema
DO : pada vagina
- Terdapat luka pada - Tidak terjadi
periuneum distensi kandung
- Tidak terpasang kemih
kateter - Tidak terpasang
kateter
- Terdapat luka pada
perineum
c. Oksigenasi .DO : DO :
- Frekuensi pernapasan - Frekuensi pernapasan
22 kali/menit 20 kali/menit
- suara nafas vesikuler - suara nafas vesikuler
- suara nafas tambahan - suara nafas tambahan
tidak ada tidak ada
- pernapasan cuping pernapasan cuping
hidung tidak ada. hidung tidak ada.
d. Aktivitas dan DS : DS :
istirahat - Klien mengatakan - Klien mengatakan
tidur malam kurang susah tidur malam
lebih 7-8 jam karena bayinya
- Klien mengatakan yang selalu
susah bergerak dan menangis
hanya banyak tidur - Klien mengatakan
- Klien mengatakan melakukan
belum bisa mobilisasi pada hari
melakukan senam pertama post
nifas partum
4. Dukungan sosial
a. Dukungan DS : DS :
emosi - Klien mengatakan - Klien mengatakan
menerima kehamilan suami selalu
dengan senang menemani saat
- Klien mengatakan kontrol
suami menemani saat kehamilannya
kontrol selama - Klien mengatakan
kehamilan. saat proses
persalinan suami
menemaninya
b. Dukungan DS : DS :
informasi - Klien mengatakan - Klien mengatakan
belum mendapatkan mendapatkan informasi
informasi tentang cara tentang cara
perawatan payudara, cara merangsang
merawat tali pusat bayi, supaya putting susu
KB, nutrisi bayi, dan dapat menonjol,
imunisasi. cara memandikan
dan merawat tali
pusat bayi, KB,
personal hiegine, dan
manfaat
menyusui bagi bayi dan
ibu
c. Dukungan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
fisik
d. Dukungan Tidak Ada Data DS :
penghargaan - Klien mengatakan
suami dan keluarga
mendukung dalam
proses kelahiran.
- Klien mengatakan
sangat bahagia atas
kelahiran bayinya ini
DO :
- Klien selalu
tersenyum bahagia
saat melihat
bayinya.
5.fungsi keluarga
Tidak Ada Data DS :
- Suami klien sebagai
kepala keluarga dan
berfungsi untuk
mencari nafkah bagi
keluarga.
- Klien sebagai istri
bertugas mendidik
dan mengasuh
bayinya.
6.fungsi budaya
DS : Tidak Ada Data
Klien mengatakan
budaya yang dianut
selama dan setelah
melahirkan tidak ada
yang bertentangan
dengan kesehatan.
7. Stress
Tidak Ada Data DS :
Klien mengatakan
merasa cemas tidak bisa
menyusui bayinya
karena ASI nya tidak
keluar
DO :
Ibu tidak menunjukkan
gejala stress
8. pemeriksaan fisik ibu
Item Pengkajian Klien 1 Klien 2
1. Kondisi Umum
1. Tekanan 100/60 mmHg 110/80 mmHg
Darah
2. Nadi 90 x/menit 80 x/menit
3. Suhu 36,3 oc 36 oc
4. Respirasi 22 x/menit 20 x/menit
5. GCS E=4, V=5, M=6, total -
15
2. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Mata DO : DO :
- Konjungtiva merah - Konjungtiva anemis
muda - Sklera ikterik
- Sklera berwarna putih
- Pupil isokor.
b. payudara DO : DO :
- Bentuk payudara - Puting susu menonjol
simetris, tidak ada tidak ada lecet
luka, tidak ada nyeri, - Tidak adanya nyeri
tidak bengkak tekan pada kedua
- Putting susu payudara
menonjol normal, - Tidak ada benjolan
aerola
berwarna hitam
kecoklatan, tidak - Kolostrum tidak
nyeri saat ditekan keluar.
- Pigmentasi coklat - ASI tidak keluar pada
kehitaman kedua payudara.
- Kolostrum belum
keluar, namun
payudara sudah keras
- Payudara tampak
bersih
c. abdomen DO : DO :
- Tidak terdapat luka - Abdomen tampak
bekas oprasi bersih
- Bising usus 10 - Tampak linea nigra
kali/menit - Terdapat striae
- Tfu 2 jari dibawah - Tidak terdapat luka
pusat bekas operasi
- Diastasis rectus - Bising usus 10
abdominalis 5 cm kali/menit
dengan lebar 1 cm - Tfu 2 jari dibawah
- Kontraksi uterus baik pusat
- Kontraksi uterus baik
- Distensi abdomen
tidak ada.
d. Genitalia DS : Tidak Ada Data DS :
- Klien mengatakan
DO : ganti underpat 4
- Terdapat lochea kali/sehari
rubra
- Tercium bau amis DO :
- Tanda REEDA - Terdapat lochea
pada luka jahitan rubra
episiotomi tidak ada - Varises vagina
tidak ada
- Tercium bau amis
- Tanda REEDA
pada luka jahitan
episiotomi tidak ada
DO : DO :
e. Ekstremitas - Oedema pada - Oedema pada
ekstremitas tidak ekstremitas ada
ditemukan - Varises tidak ada
- Varises tidak ada
B. FORMAL
a. Riwayat DO : DO :
persalinan - Pelaksanaan persalinan - Pelaksanaan persalinan
saat ini normal normal
pada tanggal 25 Juni pada tanggal 25 Juli
2018 pukul 00.30 WITA 2018 pukul 03.00 WITA
b. Pengkajian Bayi
1) Nama : - By.Ny. MT - By.Ny.C
. Tempat
tanggal lahir - Kupang, 25 Juni - Balikpapan, 25 Juli
: 2018 pukul 11.15 2018 pukul 19:05
Umur : - 1 hari
Jenis - Laki-Laki
Kelamin: - Laki - laki
Kondisi - Normal
umum:
C. INFORMAL
Orang yang Tidak Ada Data Tidak Ada Data
telibat dalam
perawatan
bayi
Peran dalam Tidak Ada Data Tidak Ada Data
perawatan
bayi
Pengalaman Tidak Ada Data Tidak Ada Data
dalam
perawatan
bayi
Harapan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
untuk
perawatan
bayi
D. PERSONAL
a. Pandangan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
ibu terhadap
perannya
b. Pengalaman Tidak Ada Data Tidak Ada Data
masa lalu
yang
mempengaru
hi peran ibu
c. Pencapaian Tidak Ada Data Tidak Ada Data
peran ibu
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 4.1 da[at dijelaskan bahwa pengkajian yang diperoleh melalui
wawancara dan observasi pada kedua klien dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Identitas
Berdasarkan identitas klien 1 bernama Ny. MT usia 23 tahun dan klien 2 Ny, C 22 tahun
sedangkan untuk status pendidikan, klien 1 adalah SMA dan klien 2 tidak ada data
pendidikan. Dalam pengkajian data pekerjaan kedua klien tidak ada data pekerjaan, untuk
status pernikahan kedua klien sama yaitu sama – sama sudah menikah, dalam pengjian data
agama klien 1 beragama katolik sedangkan klien 2 tidak ada data agama. Tanggal
pengkajian pada klien 1 pada tanggal 25 Juni 2018 sedangkan tanggal pengkajian klien 2
2. Antisipatory
Pada saat dilakukan pengkajian pada klien 1 kondisinya adalah post partum primipara
nyeri pada jalan lahir dan nyeri saat bergerak, klien 1 mengeluh nyeri seperti berdenyut
dengan skala nyeri 6, sedangkan pada klien 2 mengeluh nyeri seperti tertusuk – tusuk
dengan skala nyeri 5. Pada riwayat kesehatan yang lalu klien 1 tidak ada data yang
mendukung, sedangkan pada klien 2 belum pernah hamil dan melahirkan sebelumnya.
Klien 1 riwayat haid tidak ada data, sedangkan klien 2 menarche pada usia 14 tahun
dengan siklus haud 28 hari dan tidak ada keluhan nyeri saat haid. Klien 1 dan klien 2 sama
– sama sudah menikah, klien 2 menikah pada usia 20 tahun. Klien 1 tidak ada data riwayat
pertama untuk klien 1 dan klien 2 dengan status obstetri G1P0A0. Klien 1 memeriksakan
kehamilannya di Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu sebanyak 4 kali. Pada pemenuhan dasar
manusia kedua klien tidak memiliki makanan pantangan. Pada klien 1 buang air kecil 3-4
x/hari, sedangkan klien 2 buang air kecil 7 x/hari. Kedua klien sama – sama nyeri saat
buang air kecil dan belum ada BAB. Pada klien 1 frekuensi pernapasan 22 x/menit dan
klien sama – sama ditemani oleh suaminya saat kontrol dan proses persalinan. Klien 1
belum mendapatkan informasi tentang cara perawatan payudara, cara merawat tali pusat
bayi, KB, nutrisi bayi, dan imunisasi sedangkan klien 2 sudah maendapatkan.
3. Formal
Pada pengkajian riwayat persalinan saat ini klien 1 maupun klien 2 melaksanakan
persalinan secara normal. Pada klien 1 persalinan dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018
pukul 00.30 WITA, sedangkan pada klien persalinan dilakukan pada tanggal 25 Juli 2018
pukul 03.00 WITA. Kedua klien sama – sama melahirkan bayi laki – laki, pada klien 1
riwayat bayi tidak data, sedangkan pada klien 2 riwayat kelahiran dengan berat 3440 gram
dan panjang badan 49 cm. Pada pengkajian pemeriksaan fisik bayi, pola fungsi kesehatan
bayi, aspek psikososial ibu, peran ayah selama dan sesudah kelahiran kedua klien sama –
4. Informal
Pada pengkajian informal kedua klien sama – sama tidak ada data.
5. Personal
Pada pengkajian personal kedua klien sama – sama tidak ada data.
Tabel 4. 2
Penatalaksaan Medis Ibu Post Partum Primipara
Penatalaksanaan medis
Klien 1 Klien 2
1. Amoxicillin 3x1 1. Asam Mefenamat 3x1 (500mg)
2. Asam Mefenamat 3x1
3. Sulfate Ferrous 2x1
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan data pelaksaan terapi pemberian obat pada klien
1 yaitu obat antibiotic, obat analgesic, dan preparat besi, sedangkan terapi pemberian
obat pada klien 2 yaitu obat analgesic. Pada pemeriksaan laboratorium klien 1 pada
tanggal 25 Juni 2018 dengan hasil neutrofit 7,96 10^3/uL dan monosit 0,78 10^3/uL,
untuk pemeriksaan urine tidak dilakukan. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium
Tabel 4. 3
Data Fokus Ibu Post Partum Primipara
Data Fokus
Klien 1 Klien 2
DS : DS :
a) Klien mengatakan dirawat a) Klien mengatakan dirawat
diruangan flamboyan RSUD diruangan rawat inap Rumah
Prof. Dr. W.Z Johannes Sakit Bersalin Sayang Ibu
kupang post partum post partum primipara hari ke
primipara. 2
b) Klien mengatakan nyeri b) Klien mengatakan nyeri pada
jalan lahir, nyeri makin
pada pada perut bagian
bertambah ketika klien
bawah dekat kelamin, bergerak . nyeri seperti
nyeri saat bergerak, nyeri tertusuk – tusuk, dan nyeri
seperti berdenyut, dan hilang timbul
nyeri hilang timbul. c) Klien mengatakan
c) Klien mengatakan sudah sebelumnya belum pernah
menikah hamil dan melahirkan
d) Klien mengatakan ini sebelumnya ini adalah anak
merupakan kehamilan pertamanya. Klien
pertama dan persalinan mengatakan menarche pada
pertama yang dijalaninya. usia 14 tahun
e) Klien mengatakan d) Siklus haid teraratur setiap
memeriksakan bulan selama 28 hari
kehamilannya di e) Selama haid klien
puskesmas setiap minggu mengatakan tidak pernah
f) klien mengatakan tidak merasakan nyeri haid
ada makanan pantangan f) Klien mengatakan
g) Klien mengatakan buang menikah pada usia 20
air kecil 3-4 x/hari tahun dan ini merupakan
h) Klien mengatakan nyeri pernikahan pertama klien
saat buang air kecil dengan suaminya
i) Klien mengatakan belum g) Klien mengatakan belum
ada BAB pernah menggunakan KB
j) Klien mengatakan nyeri h) Klien mengatakan ini
saat buang air besar pada merupaka kehamilan
bagian perut. pertama dan persalinan
k) Klien mengatakan tidur pertama yang dijalaninya.
malam kurang lebih 7-8 i) Klien mengatakan
jam memeriksakan
kehamilannya di Rumah
l) Klien mengatakan susah Sakit Bersalin Sayang Ibu
bergerak dan hanya sebanyak 4 kali kontrol
banyak tidur j) Klien mengatakan tidak
m) Klien mengatakan belum ada makanan pantangan
bisa melakukan senam k) Klien mengatakan buang
nifas kecil 7 kali/hari
n) Klien mengatakan l) Klien mengatakan sedikit
menerima kehamilan nyeri saat buang air kecil
dengan senang m) Klien mengatakan selama
o) Klien mengatakan suami masuk rumah sakit klien
menemani saat kontrol belum ada BAB
selama kehamilan. n) Klien mengatakan susah
p) Klien mengatakan belum tidur malam karena
mendapatkan informasi bayinya yang selalu
tentang cara perawatan menangis
payudara, cara merawat o) Klien mengatakan
tali pusat bayi, KB, nutrisi melakukan mobilisasi pada
bayi, dan imunisasi hari pertama post partum
q) Klien mengatakan budaya p) Klien mengatakan suami
yang dianut selama dan selalu menemani saat
setelah melahirkan tidak kontrol kehamilannya
ada yang bertentangan q) Klien mengatakan saat
dengan kesehatan. proses persalinan suami
menemaninya
DO : r) Klien mengatakan
a) Tanda - tanda vital klien mendapatkan informasi
TD : 100/60 mmHg, Nadi : tentang cara merangsang
90 x/menit, RR : 22 supaya putting susu dapat
x/menit, suhu : 36,3 0C menonjol, cara
b) Pasien tampak meringis memandikan dan
c) Skala nyeri 6 merawat tali pusat bayi,
d) tidak ada data yang KB, personal hiegine, dan
mendukung mengenai manfaat menyusui bagi
Riwayat Kesehatan yang bayi dan ibu
lalu s) Klien mengatakan suami
e) tidak ada data yang dan keluarga mendukung
mendukung mengenai dalam proses kelahiran.
Riwayat haid t) Klien mengatakan sangat
f) tidak ada data yang bahagia atas kelahiran
mendukung mengenai bayinya ini
Riwayat KB u) Suami klien sebagai kepala
g) Status obstetri klien keluarga dan berfungsi
dengan G₁P₀A₀ untuk mencari nafkah bagi
Persalinan ini adalah keluarga.
persalinan yang pertama
klien dengan status
obstetri G1P0A0
h) Keadaan umum baik, v) Klien sebagai istri bertugas
kesadaran compos mentis mendidik dan mengasuh
i) Klien mendapatkan pola bayinya.
makan 3 kali/sehari dan w) Klien mengatakan merasa
makanan dihabiskan, cemas tidak bisa menyusui
j) Terdapat luka pada bayinya karena ASI nya
periuneum tidak keluar
k) Tidak terpasang kateter x) Klien mengatakan ganti
Frekuensi pernapasan 22 underpat 4 kali/sehari
kali/menit
l) suara nafas vesikuler
m) suara nafas tambahan tidak DO :
ada a) Tanda - tanda vital klien
n) pernapasan cuping hidung TD : 110/80 mmHg, Nadi :
tidak ada. Konjungtiva 80 x/menit, RR : 20 x/menit, suhu :
merah muda 36 0C.
o) Sklera berwarna putih b) Pada saat kaji ASI klien
p) Pupil isokor. Bentuk ASI belum keluar.
payudara simetris, tidak c) Pasien tampak meringis
ada luka, tidak ada nyeri, dan tampak melindungi
tidak bengkak area nyeri
q) Putting susu menonjol d) Skala nyeri 5
normal, aerola berwarna e) Status obstetri klien
hitam kecoklatan, tidak G1P0A0 Persalinan ini
nyeri saat ditekan merupakan persalinan
r) Pigmentasi coklat pertama klien dengan
kehitaman status obstetri G1P0A0
s) Kolostrum belum keluar, f) Hasil pemeriksaan pada
namun payudara sudah tanggal 25 Juni pukul
keras 03.00 WITA, His setiap 10
t) Payudara tampak bersih menit 2 kali, lama 30 – 35
Tidak terdapat luka bekas detik, DJJ : 140 x/menit,
oprasi pembukaan 5 cm, portio
u) Bising usus 10 kali/menit lunak, ketuban utuh, tidak
v) Tfu 2 jari dibawah pusat ada hambatan jalan lahir,
w) Diastasis rectus TD : 110/70 mmHg, Nadi :
abdominalis 5 cm dengan 80 x/menit, Respirasi : 20
lebar 1 cm x/menit, Suhu : 36 oc,
x) Kontraksi uterus baik g) Hasil pemeriksaan pukul
Terdapat lochea rubra 19.05 WITA, pembukaan lengkap,
y) Tercium bau amis kepala janin tampak diperineum,
z) Tanda REEDA pada luka perineum menegang, anus
jahitan episiotomi tidak membuka, bayi lahir pada pukul
ada Oedema pada 19.10 WITA, jenis kelamin laki –
ekstremitas tidak laki.
ditemukan
aa) Varises tidak ada
bb) Pelaksanaan persalinan normal h) Pada pukul 19.15 WITA,
pada tanggal 25 Juni 2018 pukul injeksi oksitosin 1 cc IM,
00.30 WITA plasenta keluar pukul
cc) By.Ny. MT berjenis kelamin laki – 19.30 lengkap dengan
laki. selaputnya, kontaksi uterus
baik, teraba letaknya 2 jari
dibawah pusar, penjahitan
luka episiotomi sebanyak
20 jahitan, TD : 110/80 mmHg,
nadi : 80 x/menit, respirasi : 20
x/menit, suhu 36 oc.
i) klien mendapatkan pola
makan 3 kali/hari dan
makanan dihabiskan Tidak
ada oedema pada vagina
j) Tidak terjadi distensi
kandung kemih
k) Tidak terpasang kateter
l) Terdapat luka pada
perineum Frekuensi
pernapasan 20 kali/menit
m) suara nafas vesikuler
n) suara nafas tambahan tidak
ada
o) pernapasan cuping hidung
tidak ada.
p) Klien selalu tersenyum
bahagia saat melihat
bayinya.
q) Ibu tidak menunjukkan
gejala stress Konjungtiva
anemis
r) Sklera ikterik Puting susu
menonjol tidak ada lecet
s) Tidak adanya nyeri tekan
pada kedua payudara
t) Tidak ada benjolan
u) Kolostrum tidak keluar.
v) ASI tidak keluar pada
kedua payudara. Abdomen
tampak bersih
w) Tampak linea nigra
x) Terdapat striae
y) Tidak terdapat luka bekas
operasi
z) Bising usus 10 kali/menit aa)
Tfu 2 jari dibawah pusat bb)
Kontraksi uterus baik
cc) Distensi abdomen tidak
ada. Terdapat lochea rubra
dd) Varises vagina tidak ada ee)
Tercium bau amis
ff) Tanda REEDA pada luka jahitan
episiotomi tidak ada Oedema pada
ekstremitas ada
gg) Varises tidak ada
hh) Pelaksanaan persalinan normal
pada tanggal 25 Juli 2018 pukul
03.00 WITA
ii) By.Ny. C berjenis kelamin laki –
laki dengan berat lahir 3440 gram
dan panjang badan 49 cm.
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan data fokus yang diambil pada pasien 1 dan pasien 2
penatalaksanaan terapi.
Tabel 4. 4
Analisa Data Ibu Post Partum Primipara
Analisa Data
Klien 1
No. Data (DO & DS) Masalah Penyebab
1. DS : Pasien mengatakan Nyeri Akut Agen Pencedera
ia merasa nyeri pada area Fisik (luka)
perineumnya
Pasien mengatakan nyeri
jika perut bagian
bawahnya ditekan.
DO : pengkajian Nyeri
dilakukan P = nyeri saat
bergerak Q = berdenyut-
denyut R = di perineum S
= nyeri jika bergerak
2. DS : Pasien mengatakan Defesiensi Kurang
tidak pernah mendapat penegetahuan Informasi
informasi kesehatan
DO : pasien Nampak
bingung, dan tidak
mengetahui pertanyaan
yang diberikan
3. DS : pasien mengatakan Konstipasi Adanya Luka
pola BAB nya tidak Epiostomi
teratur, dan sudah 2 hari
belum BAB pasien
mengatakan pengeluaran
fesesnya sulit dan terasa
nyeri.
DO : pasien suka
menahan waktu untuk
BAB, dan terlihat feses
pasien keras.
4, DS : pasien mengatakan ia Ansietas Perubahan
merasa hawatir dengan Dalam Fungsi
anaknya, karena anaknya Peran
di rawat pisah dengannya.
DO :Pasien Nampak
terlihat tegang dan raut
muka Nampak lemas,
pasien ingin selalu
bertemu anaknya
Analisa Data
Klien 2
DO : pasien tampak
melindungi area nyeri,
tampak meringis
kesakitan, P= nyeri saat
bergerak, Q= nyeri
seperti tertusuk – tusuk,
R= nyeri pada area yang
dijahit (perineum), S=
skala nyeri 5, TD=
110/80 mmHg, N= 85
x/menit, RR= 22 x/menit,
suhu= 36 oc.
2. DS : ibu mengatakan Ansietas Perubahan
cemas karena ASI belum Status Biologis
keluar khawatir terhadap
keadaan anaknya
DO : pasien tampak
gelisah, tampak pucat,
payudara ibu membesar
dan membengkak, cemas,
bingung, khawatir, ibu
tampak fokus pada
dirinya.
3. DS : ibu mengatakan Intoleransi Hambatan
belum bisa beraktivitas Aktivitas Mobilisasi Fisik
terlalu banyak karena
masih merasa sakit pada
daerah yang dijahit dan
khawatir akan rusaknya
jahitan jika terlalu banyak
bergerak.
DO : ibu tampak
berbaring, miring kanan
dan kiri, sesekali jalan ke
kamar mandi.
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 4.4 di atas setelah data fokus untuk klien 1 dan klien 2 selanjutnya
masing klien.
c. Diagnosa keperawatan
Tabel 4. 5
Diagnosa Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Diagnosa Keperawatan
Klien 1 klien 2
Diagnosa Diagnosa
No. Hari/ Tanggal Hari/ Tanggal
Keperawatan Keperawatan
ditemukan ditemukan
(kode SDKI) (kode SDKI)
1. Nyeri Akut Nyeri Akut
Berhubungan Berhubugan
26 Juni 2018 Dengan Agen 26 Juli 2018 Dengan Agen
Cedera Fisik Pencedera
Fisik
2. Defisiensi Ansietas
Pengetahuan Berhubungan
Berhubungan Dengan
26 Juni 2018 Dengan 26 Juli 2018 Perubahan
Kurang Status
Terpaparnya Biologis
Informasi
3. Konstipasi Intoleransi
Berhubungan Aktivitas
Dengan Luka Berhubungan
26 Juni 2018 Episiotomy 26 Juli 2018 Dengan
Hambatan
Mobilisasi
Fisik
4. Ansietas
Berhubungan
Dengan
26 Juni 2018
Perubahan
Dalam Status
Fungsi Peran.
Interpretasi Data :
Sedangkan pada klien 2 ditegakkan 3 diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera fisik, ansietas berhubungan dengan perubahan status biologis, dan
d. Intervesi keperawatan
Tabel 4. 6
Intervensi Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Intervensi Keperawatan
Klien 1
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
1 Selasa 26 Nyeri Akut Pasien akan bebas dari 1. Lakukan
Juni 2018 Berhubungan nyeri selama dalam pengkajian nyeri
Dengan Agen perawatan Indikator : yang
Cedera Fisik 1. Mengenali kapan komprehensif
terjadinya nyeri (lokasi,
2. Menggambarkan karateristik,
faktor penyebab durasi,dan
frekuensi.)
2. Gali bersama
faktor-faktor
yang dapat
menurunkan/
memperberat
nyeri.
3. Pilih dan
implementasikan
tindakan yang
beragam.
Intervensi Keperawatan
Klien 1
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
4. Berikan
analgesik bila perlu
3. gunakan
berbagai strategi
utama dalam
program
pendidikan
4. Modifikasi
perilaku
kesehatan
5. Beri kesempatan
kepada pasien
bertanya.
3. Selasa Konstipasi Pasien akan meningkatkan 1. Monitor tanda/
26 Juni 2018 Berhubungan pola BAB yang normal gejala konstipasi
Dengan Luka selama dalam perawatan.
Episiotomi Indikator : 2. Monitor bising
Grade 2 1. Merespon usus
keinginan untuk
BAB secara 3. Identifikasi
normal. faktorfaktor
2. Minuman cairan ( pengobatan, tirah
yang adekuat. baring dan diet) yang
3. Mengkonsumsi menyebabkan
serat dalam konstipasi
jumlah yang kuat.
Intervensi Keperawatan
Klien 1
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
4. Ajarkan pasien/
keluarga
mengenai proses
pencernaan
5. Instruksikan
pasien/keluarga
diet tinggi serat
4 Selasa Kecemasan Pasien akan menunjukan 1. gunakan
26 Juni 2018 Berhubungan kecemasan berkurang/ pendekatan yang
Dengan teratasi selama dalam menenangkan.
Perubahan perawatan Indicator :
Dalam Fungsi 1. Klien mampu 2. Nyatakan
Peran mengungkapka n dengan jelas
gejala cemas harapan pasien
2. Tanda-tanda vital
dalam batas 3. Temani pasien
normal untuk
memberikan
keamanan
4. Dengarkan
pasien berbicara
dengan penuh
perhatian
5. Berikan obat
kecemasan
Intervensi Keperawatan
Klien 2
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
1. Kamis 26 Juli Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Lakukan
2018 Berhubungan Tindakan keperawatan pengkajian nyeri
Dengan Agen selama 2 x 8 jam masalah yang
Pencedera Fisik nyeri teratasi dengan kiteria komprehensif
hasil : (lokasi,
1. Skala nyeri karateristik,
berkurang durasi,dan
2. Melaporkan frekuensi.)
kebutuhan istirahat
terpenuhi 2. Gunakan
3. Mampu komunikasi teraupetik
menggunakan untuk
Intervensi Keperawatan
Klien 1
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
metode non mengungkapkan
farmakologi pengalaman nyeri.
4. Tanda – tanda
vital dalam batas 3. Ajarkan Teknik
normal relaksasi
5. Pemberian
analgesik 4. Kolaborasi
pemberian
anagesik
5. Pengukuran
tanda – tanda
vital
Berdasarkan tabel 4.6 diatas setelah melakukan penegakkan diagnosa keperawatan pada
klien 1 dan klien 2, dibuatlah perencanaan tindakan keperawatan sesuai dengan masing –
masing diagnose yang ditemukan pada klien. Perencanaan pada klien 1 dan klien 2 dibuat
e. Implementasi Keperawatan
Tabel 4. 7
Implementasi Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Implementasi Keperawatan
Klien 1
Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
Selasa Manajemen nyeri DS :
26 Juni 2018 - Pasien
08.20 1. Melakukan tindakan mengatakan
manajemen nyeri, ia masih
nyeri/ namun
pengkajian nyerinya
meliputi (lokasi, terasa ringan (
3).
karateristik,
durasi,dan DO :
frekuensi) - Pasien
tampak
2. Mengatur posisi meringis
pasien kesakitan jika
bergerak
3. Menggajark an namun sedikit
yang ia
teknik relaksasi
rasakan
napas dalam
4. Melakukan
pengukuran tanda- tanda
vital
09.45
Pendidikan Kesehatan DS :
1. Melakukan - Pasien
penyuluhan
mengatakan
kesehatan pada
pasien tentang KB ia sudah
2. Memberikan mengerti
penjelasan lagi
kepeda pasien dengan apa
tentang pentingnya yang
hidup bersih
dijelaskan
dan sudah
mengetahui
apa itu
program
KB
DO :
- pasien
tampak
sudah
mengerti dan
dapat
menjawab
pertanyaan
yang
diberikan.
12.10 1. Mendengarkan DS :
- Pasien
pasien bicara
mengatakan
dengan penuh ia masih
perhatian merasa cemas karena
terpisah dari
2. Mendorong pasien bayinya.
mengungkap kan
perasaan
DO :
ketakutannya - pasien
3. Memberikan kata- tampak tidak tenang
kata motivasi
09.50 1. Melakukan DS :
penyuluhan - Pasien
kesehatan pada mengatakan
pasien tentang apa ia sudah
manfaat mengerti
mengikuti dengan apa
imunisasi yang
pada bayi dijelaskan
dan sudah
mengetahui
apa itu
imunisasi dan
manfaatnya pada
bayi
DO :
- pasien
tampak sudah
mengerti dan
dapat
menjawab
pertanyaan
yang
diberikan.
DS :
- pasien
10.15
1. Menginstruksikan mengatakan
kepada klien untuk masih agak
banyak susah waktu
mengkonsumsi BAB
makanan tinggi
serat bila perlu DO :
buah – buahan - Pasien
2. Menginstruksikan Nampak
klien terus masih
mengkonsumsi air sedikit
putih. merasa nyeri
saat BAB
- BAB pasien
masih keras.
DS :
12.10 1. Mendengarkan - Pasien
pasien bicara mengatakan
dengan penuh ia tidak
perhatian merasa cemas lagi
2. Mendorong pasien karena ia sudah
mengungkap kan bersam bayinya di
perasaan rumah
ketakutannya
DO :
- pasien
tampak
tenang
DO :
- Pasien
tampak tidak
merasa nyeri
saat BAB
- BAB pasien
sudah normal/
tidak keras.
Interpretasi Data :
masalah – masalah yang ditemukan pada klien sesuai dengan perencanaan tindakan
keperawatan pada Klien 1 selama 3 hari. Implementasi dilakukan pada tanggal 26 Juni
Tabel 4. 8
Implementasi Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Implementasi Keperawatan
Klien 2
Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
Kamis 26 Juni 1.1. Pengukuran tanda – DS :
2018 - Klien
tanda vital
mengatakan
1.2. Pemberian analgesic
nyeri sedikit
1.3. Anjurkan teknik
berkurang
relaksasi dengan
nafas dalam
DO :
- Pemberian
anlgesik
- Tanda – tanda
vital TD :
110/80 mmHg,
5.1. pemberian edukasi Nadi : 85
5.2. pijat oksitosin x/menit, RR :
0
5.3. pemberian obat 22 x/menit, suhu : 36 c.
pencahar ASI
DS :
- Klien
mengatakan
sudah paham
dengan
kondisinya
DO :
- Asi keluar
sedikit
DS : -
3.1 bantu klien mika miki
DO :
- Klien tampak
mika miki
DS :
- Klien
2. 1 mengatakan
sudah paham
Lakukan Tindakan
dengan
teraupetik guna
kondisinya
mengungkapkan
- Klien
kecemansan
mengatakan
2. 2 Pemberian edukasi
kecemasannya
berkurang
DS: -
Interpretasi Data :
masalah – masalah yang ditemukan pada klien sesuai dengan perencanaan tindakan
keperawatan pada Klien 1 selama 2 hari. Implementasi dilakukan pada tanggal 27 Juli
5. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4. 9
Evaluasi Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Evaluasi Keperawatan
Klien 1
Hari ke- Diagnosa keperawatan Evaluasi (SOAP)
Jum’at 29 Juni Nyeri Akut
2018 S : pasien mengatakan
Berhubungan Dengan
ia sudah tidak
Agen Cedera Fisik
merasakan nyeri
O : Pasien tampak
tenang dan jika
bergerak ia tidak
merasakan nyeri.
A : Masalah teratasi.
P: intervensi di
pertahankan .
Defisiensi Pengetahuan
S : Pasien
Berhubungan Dengan
Kurang Terpaparnya mengatakan ia tidak
Informasi merasa cemas lagi karena
ia sudah bersam bayinya
di rumah
O : pasien tampak
tenang
A: masalah teratasi
P : intervensi
dipertahankan
S : pasien
S : Pasien
mengatakan ia tidak
merasa cemas lagi karena
ia sudah bersam bayinya
Ansietas Berhubungan di rumah
Dengan Perubahan O : pasien Nampak
Dalam Status Fungsi tenang
Peran. A: masalah teratasi P
: intervensi
dipertahankan
Evaluasi keperawatan
Klien 2
Hari ke- Diagnosa keperawatan Evaluasi (SOAP)
Sabtu Nyeri Akut S : klien mengatakan
28 Juli 2018 Berhubugan Dengan sudah tidak merasakan
Agen Pencedera Fisik nyeri pada area jahitan.
O : pasien tampak
beraktivitas seperti
biasa, tanda – tanda
vital 120/80 mmHg,
Nadi : 80 x/menit, RR :
20 x/menit, suhu : 36
0
c. A : masalah nyeri
teratasi
: intervensi dihentikan.
S : klien mengatakan
sudah tidak cemas
karena ASI nya sudah
Ansietas Berhubungan keluar
Dengan Perubahan O : pasien tampak
Status Biologis tenang menyusui
bayinya
A : Masalah ansietas
teratasi
P : intervensi dihentikan
Berdasarkan tabel 4.9 di atas bahwa pada klien 1 dilakukan asuhan keperawatan selama 3
hari, sedangkan pada klien 2 dilakukan asuhan keperawatan selama 2 hari. Evaluasi pada
klien 1 menunjukkan 4 diagnosa teratasi yaitu Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen
Dengan Perubahan Dalam Status Fungsi Peran. Evaluasi pada klien 2 menunjukkan 3
diagnosa teratasi yaitu Nyeri Akut Berhubugan Dengan Agen Pencedera Fisik, Ansietas
B. Pembahasan
Peneliti akan membahas tentang literature review asuhan keperawatan pada 2 klien Ibu
post partum primipara. Asuhan keperawatan dilaksanakan sselama 3 hari yang dilakukan
pada klien 1 Ny. MT sejak tanggal 25 Juni 2018 sampai 28 Juni 2018 RSUD Prof. Dr.
W.Z Johannes Kupang dan kien 2 Ny. C sejak tanggal 25 Juli 2018 sampai 28 Juli 2018 di
Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu Balikpapan. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi , implementas, dan evaluasi. Adapun bahasan tiap bagian
sebagai berikut :
1. Pengkajian
Hasil dari pengkajian didapatkan beberapa data yang ada pada kedua klien. Pengkajian
pada klien 1 dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018 sedangkan pada klien 2 dilakukan pada
tanggal 25 Juli 2018. Klien 1 bernama Ny. MT usia 23 tahun dan klien 2 Ny.C 22 tahun
sedangkan untuk status pendidikan, klien 1 adalah SMA dan klien 2 tidak ada data
pendidikan. Dalam pengkajian data pekerjaan kedua klien tidak ada data pekerjaan, kedua
klien merupakan post partum primipara. Terdapat persamaan antara klien 1 dan klien 2
pada keluhan utama yaitu pada klien 1 mengeluh nyeri pada daerah perut bagian bawah
dekat dengan kemaluan sedangkan pada klien 2 mengeluh nyeri pada jalan lahir. Pada
kedua klien terdapat luka pada perineum yang menyebabkan nyeri sesuai dengan teori
menurut Apriyani 2018 pada bagian pemeriksaan fisik genetalia terdapat luka pada
perineum.
Pada pengkajian eliminasi didapat data pada klien 1 mengeluh nyeri saat BAB dan pada
pengkajian aktivitas dan istirahat klien 2 mengeluh sulit tidur. Pada pengkajian
pemeriksaan fisik pada klien 2 didapat data sklera tampak ikterik dan ekstremitas ada
oedema, menurut teori Apriyani, 2018 pada pemeriksaan fisik sklera normalnya adalah
berwarna putih.
Berdasarkan pengkajian pada klien 1 didapatkan hasil bahwa klien belum mendapatkan
informasi tentang cara perawatan payudara, cara merawat tali pusat bayi, KB, nutrisi bayi,
dan imunisasi.
Pada pengkajian bayi didapatkan data bayi kedua klien berjenis kelamin laki – laki,
keadaan bayi klien 1 tidak ada data dan untuk keadaan bayi klien 2 normal. Adapun
riwayat bayi untuk bayi klien 1 tidak ada data dan bayi klien 2 lahir dengan BB 3440 gram
Pengkajian pada penelitian ini menggunakan format pengkajian Ramona T.Mercer dapat
digunakan untuk menjelaskan masalah yang dialami klien post partum dan bagaimana klien
berespon terhadap masalah. Pada model pengkajian ini ditempatkan interaksi antara ibu,
bayi dan ayah sebagai sentral interaksi yang tinggal dalam satu lingkungan. Becoming a
mother merupakan teori Ramona T.Mercer tentang bagaimana seorang wanita akan
menjadi seorang ibu. Untuk pengkajian Ramona T.Mercer menurut Astrida dan Grace 2008
pada fase antisipatory, formal, informal dan personal semuanya tepat dibuktikan dengan
data, antisipatory : Kedua Klien melakukan ANC rutin dan suami selalu menemaninya
untuk periksa, merupakan kehamilan yang diinginkan, formal : pada fase ini kedua klien
tidak ada. Meskipun pada Klien 2 produksi ASI sedikit, informal : tidak ada data, klien 2
belum pernah merawat bayi sebelumnya. Personal : tidak ada data pada kedua klien.
Sebagai seorang perawat maka dalam melakukan pengkajian harus menggali lebih dalam
mengenai masalah atau keluhan yang sedang dialami oleh klien sehingga dari data hasil
pengkajian untuk dapat mengetahui masalah dan tindakan apa yang harus diberikan pada
klien.
Pengkajian pada kedua klien post partum primipara menurut penulis tanda dan gejala yang
2. Diagnosa Keperawatan
Hasil analisa data kedua kasus ibu hiperemesis gravidarum dalam penegakkan diagnosa
keperawatan menggunakan NANDA, 2015 dan belum sesuai dengan SDKI, 2017 yang
digunakan sebagai literatur dalam menegakkan diagnosa keperawatan. Menurut Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017 indikator penegakkan diagnosa keperawatan terdiri atas penyebab,
tanda/gejala dan faktor risiko, dimana terdapat kriteria mayor dan minor dalam
menegakkan diagnosa. Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar
80%-100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala yang
Menurut, Wayan 2017, Arma 2015 dan SDKI 2017 terdapat 6 diagnosa keperawatan yang
sering muncul pada ibu hiperemesis gravidarum yaitu : nyeri akut, resiko infeksi, menyusui
tidak efektif, gangguan pola tidur, resiko gangguan perlekatan, dan defisit pengetahuan.
Hasil analisa data pengkajian diagnosa keperawatan yang ditegakkan bila dilihat dari
Defisit Pengetahuan D.0111. Sedangkan pada Ny. C ditemukan 3 diagnosa tetapi yang
Berikut pembahasan diagnosa yang muncul sesuai teori pada data kasus Ny. MT dan Ny. C
yaitu :
Diagnosa yang pertama kali ditemukan pada kedua klien adalah nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisik, karena pada hasil analisa dari pengkajian terdapat data
subjektif klien mengatakan nyeri diperut bagian bawah dekat daerah kemaluan, nyeri
seperti tertusuk - tusuk, nyeri timbul saat bergerak. Data objektif didapatkan pada kedua
klien yaitu klien tampak meringis menahan sakit, klien tampak melindungi area nyeri,
skala nyeri 6.
Menurut SDKI 2017, nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan. Kriteria
mayornya yang dapat ditemukan berupa data subjektif seperti mengeluh nyeri, sementara
data objektif yang dapat ditemukan pada tanda mayor adalah tampak meringis, frekuensi
nadi menigkat. Sedangkan kriteria minornya yang dapat ditemukan berupa data objektif
meliputi tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berubah, proses
Adapun masalah keperawatan yang muncul pada klien 1 tetapi tidak muncul pada klien 2
analisa dari pengkajian terdapat data subjektif klien 1 Ny. MT mengatakan tidak tahu
bagaimana cara merawat bayi yang benar, cara perawatan payudara, cara merawat tali
pusat bayi, KB, nutrisi bayi, dan imunisasi. sedangkan pada klien 2 Ny. C mengatakan
sudah mendapatkan informasi mengenai cara merawat bayi yang benar, cara perawatan
payudara, cara merawat tali pusat bayi, KB, nutrisi bayi, dan imunisasi. Data objektif
didapatkan pada klien 1 Ny. MT yaitu tampak bingung, dan tidak mengetahui pertanyaan
yang diberikan.
Menurut SDKI 2017, defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya informasi
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Kriteria mayornya yang dapat ditemukan
berupa data subjektif seperti menanyakan masalah yang dihadapi, sementara data objektif
yang dapat ditemukan pada tanda mayor adalah menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah. Sedangkan kriteria minornya
yang dapat ditemukan berupa data objektif meliputi menjalani pemeriksaan yang tidak
Dari hasil analisa data yang diperoleh dari pengkajian terhadap kedua klien Ny. MT dan
Ny. C terdapat kesenjangan dengan teori yaitu pada keluhan yang dirasakan oleh kedua
klien seharusnya peneliti menambahkan diagnosa menyusui tidak efektif, karena pada hasil
analisa dari pengkajian terdapat data objektif klien Kolostrum tidak keluar dan ASI belum
keluar.
Menurut SDKI 2017 menyusui tidak efektif adalah kondisi dimana ibu dan bayi mengalami
kedidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui. Kriteria mayornya yang dapat
ditemukan berupa data subjektif seperti kelelahan maternal, kecemasan maternal sementara
data objektif yang dapat ditemukan pada tanda mayor adalah bayi tidak mampu melekat
pada payudara ibu, ASI tidak memancar/menetes, BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24
jam, nyeri dan/atau lecet terus menerus setelah minggu kedua. Sedangkan kriteria
minornya yang dapat ditemukan berupa data objektif meliputi intake bayi tidak adekuat,
bayi menghisap tidak terus menerus, bayi menangis saat disusui, bayi rewel dan
menangis dalam jam – jam pertama setelah menyusui, menolak untuk menghisap. Hal
ini sesuai dengan teori gejala dan tanda mayor minor yang terjadi pada kedua klien yang
kesenjangan antara teori dan aktual, itu terjadi karena tidak selalu masalah yang muncul
sesuai dengan teori, kembali lagi dari kondisi klien dan berdasarkan asumsi peneliti tidak
memunculkan diagnosa sesuai dengan tinjauan teori dikarenakan data yang diperoleh tidak
3. Intervensi Keperawatan
Hasil analisa data kedua kasus ibu post partum primipara dalam penyusunan intervensi
keperawatan menggunakan NIC NOC, 2015 dan belum sesuai dengan SIKI, 2018 dan
SLKI, 2019 yang digunakan sebagai literatur dalam penyusunan intervensi keperawatan.
Dari data Rencana tindakan pada kedua klien masalah keperawatan nyeri akut ditegakkan
berdasarkan NANDA NIC NOC 2015. Sedangkan pelaksaan menurut SIKI 2018 yang
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi kualitas, dan intensitas nyeri, melakukan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, menjelaskan penyebab terjadinya nyeri dan
melakukan kolaborasi untuk pemberian analgetik, sedangkan pada kedua klien ini asuhan
ditegakkan berdasarkan NANDA NIC NOC 2015. Sedangkan pelaksaan menurut SIKI
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan intervensi keperawatan pada pasien dilakukan pada waktu yang berbeda yaitu
pada klien 1 pada tanggal 26 Juni 2018 sampai 28 Juni 2018 di ruang Flamboyan RSUD
keperawatan pada tanggal 26 Juni 2018 sampai 27 Juni 2018 di ruang Rawat Inap Rumah
Implementasi pada klien 1 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
episiotomi grade 2 yaitu monitor bising usus, monitor tanda atau gejala konstipasi, dan
pendekatan dengan klien dan mendengarkan keluh kesah yang disampaikan oleh klien.
Implementasi pada klien 2 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, mengajarkan, tehnik distraksi dan
klien, mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti, suhu ruangan,
dengan diagnosa ansietas berhubungan dengan perubahan status biologis yaitu melakukan
pendekatan dengan klien dan mendengarkan keluh kesah yang disampaikan oleh klien.
hambatan mobilitas fisik yaitu membantu klien dalam melakukan tindakan dan mengukur
Berdasarkan uraian diatas dari intervensi yang sudah disusun telah dilakukan semua
implementasi sesuai dengan intevensi pada klien 1 dan klien 2 dengan pelaksanaan
Evaluasi pada klien 1 dan pasien 2 dibuat berdasarkan catatan perkembangan klien yang
ada dalam pelaksanaan tindakan, dari hasil evaluasi tersebut dapat terlihat apakah masalah
Hasil evaluasi yang dilakukan pada klien 1 terdapat diagnosa keperawatan yang teratasi
setelah 3 hari dilakukan asuhan keperawatan yaitu diagnosa keperawatan nyeri akut
ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status fungsi peran. Sedangkan pada klien 2
terdapat diagnosa yang teratasi sebagian setelah 2 hari dilakukan asuhan keperawatan yaitu
diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, ansietas berhubungan
dengan perubahan status biologis, dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan hambatan
mobilitas fisik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada klien ibu Post Partum
Primipara Ny.MT dan klien Ny.C yang dirawat di rumah sakit peneliti dapat mengambil
klien 1 Ny. MT dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah dekat
tersebut dapat dilakukan dan berjalan dengan baik berkat kerja sama
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi acuan yang berkaitan
dengan ibu post partum primipara maupun juga dengan asuhan keperawatan ibu post
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi
perawat dan pihak Rumah Sakit untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu post partum primipara secara spesifik dan
komprehensif.
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menambah keluasan ilmu
khususnya keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada ibu post partum
primipara dan juga memacu pada peneliti selanjutnya dan menjadi bahan pembandingan
112
113
&sig=lmN6U17mGyGTN0dkUGag6VtBcUQ&redir_esc=y#v=onepage&q= asuhan
keperawatan postpartum&f=false
Wayan, N. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah.
WHO. (2019). Maternal Mortality. https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/maternal-mortality
Wiknjosastro. (2009). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka.