Anda di halaman 1dari 117

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Selama kehamilan kebanyakan
wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Banyak wanita yang mengatakan betapa
bahagia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir jika
terjadi masalah dalam kehamilannya (Fatimah, 2017).Semua wanita hamil memiliki potensi atau
kemungkinan terjadinya komplikasi selama kehamilan. Menurut penelitian (Prahardani, 2019)
penyebab komplikasi pada kehamilan urutan penyebab dari yang terbanyak adalah pre eklamsia
(28,7%), pendarahan (22,42%), dan infeksi (3,45%).

Menurut World Health Organization (WHO) wanita yang meninggal akibat komplikasi
kehamilan dan persalinan sekitar 295.000 pada tahun 2017. Hampir 94% kematian ini terjadi pada
negara-negara yang berpenghasilan menengah, penyebab utama kematian ibu yaitu pendarahan yang
sebagian besar terjadi setelah persalinan, hipertensi selama kehamilan yang dapat menyebabkan
preeklamsia dan eklampsia, infeksi serta penyebab tidak langsung seperti diabetes, malaria (WHO,
2019).

Untuk mencegah terjadinya komplikasi selama pada periode post partum seperti perdarahan dan
infeksi dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif seperti penyuluhan
perawatan masa post partum.Penyuluhan kepada ibu post partum merupakan intervensi keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan ibu akan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan perawatan
diri, perawatan bayi baru lahir, adaptasi keluarga dan pemulihan kesehatan. Penyuluhan yang
dilakukan seperti perawatan payudara, ambulasi dan teknik menyusui yang benar (Reeder, 2011).

Ibu post partum primipara merupakan wanita yang pertama kali melahirkan anak yang mampu
bertahan hidup. Salah satu kendala yang di alami oleh ibu primipara dalam merawat bayinya
diantaranya tidak memiliki pengalaman dalam merawat bayi sebelumnya meliputi menyusui,
menjaga kebersihan tubuh bayi mulai dari memandikan dan menjaga kelembaban bayi, mengenal
tumbuh kembang bayi baik dari segi pertumbuhan maupun perkembangan motorik halus dan
mengenal kondisi normal bayi juga mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi. Juga peran dari orang
tua yang berlebih dapat membuat peran ibu primipara terganggu serta dukungan dari suami juga
mempengaruhi kemampuan ibu primipara dalam merawat bayinya (Kenneth, 2003).

Asuhan keperawatan post partum dilakukan dengan tujuan menjaga kesehatan ibu dan bayi serta
mencegah atau mendeteksi komplikasi yang timbul pada waktu pasca persalinan (Heryani, 2012).
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu post partum, perawat perlu mengembangkan ilmu
dan kiat keperawatan yang salah satunya adalah dapat mengintegrasikan model konseptual khususnya
dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas (Apriyani, 2018).

Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan maternitas adalah
Maternal Role Attainment-Becoming a Mother yang dikembangkan oleh Ramona T.Mercer.
Maternal Role Attainment-Becoming a Mother adalah proses yang mengikuti 4 tahap penguasaan
peran yakni antisipatori, formal, informal dan personal. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran
proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu (Apriyani, 2018).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah
a. Tujuan Khusus
- Mengidentifikasi hasil pengkajian pada Ibu Post Partum Primipara.
- Mengidentifikasi diagnosis keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara
- Menyusun perencanaan keperawatan Pada ibu dengan Post Partum Primipara
- Melaksanakan intervensi keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara
- Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Ibu Post Partum Primipara
b. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran pelaksanaan
asuhan keperawatan pada Ibu Post Partum Primipara melalui pendekatan proses keperawatan.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :
a. Bagi Tempat Penelitian\
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan masukan atau saran dan bahan
dalam merencanakan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara.
b. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dibidang keperawatan dalam
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara dan sebagai literatur dalam pembuatan
Proposal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pos Partum Primipara


1. Pengertian Post Partum Primipara
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pemulihan kembali alat kandungan yang lamanya 6
minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai
kembali keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).
Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada
keadaan sebelum hamil, masa post partum berlangsung selama 6 minggu (Wahyuningsih, 2019).
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali. Multipara (pleuripara)
adalah wanita yang telah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih
dari lima kali. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali
(Manuaba, 2012).

2. Anatomi Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam rongga pelvis dan
ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di perineum. Struktur reproduksi
interna dan eksterna berkembang menjadi matur akibat rangsang hormon estrogen dan progesteron
(Arma, 2015)
a. Struktur Eksterna

Gambar 2.1 Organ reproduksi eksterna wanita Sumber : (Arma, 2015)

1) Mons Veneris (Mons Pubis)


Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk lunak dan padat serta
mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) yang ditumbuhi rambut berwarna hitam,
kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis
pubis selama koitus
1. Labia Mayora

Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan

jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Sensitivitas labia mayora terhadap

sentuhan, nyeri dan suhu


ii. Struktur Eksterna

Gambar 2.1 Organ reproduksi eksterna wanita Sumber : (Arma, 2015)

1. Mons Veneris (Mons Pubis)

Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk lunak dan padat serta mengandung

banyak kelenjar sebasea (minyak) yang ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal

pada masa pubertas, mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis

selama koitus

2. Labia Mayora

Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan

jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Sensitivitas labia mayora terhadap

sentuhan, nyeri dan suhu


tinggi, hal ini di akibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas yang juga berfungsi

selama rangsangan seksual.

Pada wanita yang belum pernah melahirkan anak pervaginam, kedua labia mayora terletak

berdekatan di garis tengah, menutupi stuktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan

anak dan mengalami cedera pada vagina atau pada perineum, labia sedikit terpisah dan

bahkan introitus vagina terbuka.

3. Labia Minora

Labia minora adalah lipatan kulit panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang ke

arah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, terdapat banyak pembuluh darah

sehingga tampak kemerahan, dan memungkankan labia minora membengkak, bila ada

stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi

vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga

meningkatkan fungsi erotiknya.

4. Klitoris

Klistoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil, mengandung banyak

pembuluh darah dan saraf sensoris sehingga sangat sensitive. Fungsi utama klitoris adalah

menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.


5. Vestibulum

Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labia minora) dibatasi oleh

klitoris dan perinium. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan

kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi

oleh bahan kimia. Kelenjar vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia

mayora, masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.

6. Fourchette

Fourchette adalah lipatan jaringan tranversal yang pipih dan tipis, terletak pada

pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah orifisium

vagina.

7. Perineum

Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus,

panjangnya kurang lebih 4 cm.

iii. Struktur Interna

Gambar 2.2 Organ reproduksi interna wanita Sumber : (Arma, 2015)


1. Vagina

Vagina merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapa melipat dan mampu meregang

secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap stimulai esterogen dan

progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus menstruasi dan selama masa

hamil. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas ataum bawah. Cairan sedikit asam,

interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH

naik diatas lima, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina

mempertahankan kebersihan relatif vagina.

2. Uterus

Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak mirip buah pir

yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba

padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang merupakan tonjolan bulat di bagian atas

dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum

uteri, dan istmus, yakni bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan korpus dengan

serviks dan dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi

uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan

persalinan.
3. Tuba Falopii

Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke arah lateral,

mencapai ujung bebas legamen lebardan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium.

Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan

bagi ovum.

4. Ovarium

Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dandi belakang tuba falopi. Dua

ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian mesovarium ligamen lebar

uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista

iliaka antero superior, dan ligamentum ovari proprium, yang mengikat ovarium ke uterus.

Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.

b. Tahap -Tahapan Post Partum

Masa post partum dibagi dalam tiga tahap sebagai berikut (Wahyuningsih, 2019) :

i. Immediate Post Partum (setelah plasenta lahir 24 jam)

Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam, adapun masalah yang sering terjadi

misalnya atonia uteri oleh karena itu perlu melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,

pengeluaran lochea, tekanan darah ibu dan suhu.


ii. Early Post Partum (24 jam – 1 minggu)

Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,

lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan serta

ibu dapat menyusui dengan baik.

iii. Late Post Partum ( 1 minggu – 6 minggu)

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau

waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-

minggu, bulanan atau tahunan.

c. Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda – tanda bahaya pada ibu nifas menurut (Pitriani, 2014)

yaitu :

i. Perdarahan yang merah menyala setiap saat setelah minggu ke 4

pasca persalinan

ii. Ibu demam tinggi dengan suhu tubuh > 380c

iii. Kontraksi uterus tidak baik

iv. Pendarahan yang banyak setelah 24 jam post partus

v. Lochea yang berbau tidak enak

vi. Adanya tanda human ( tanda kemerahan pada tungkai kaki ibu

saat ditekuk)
vii. Terjadinya bendungan ASI

d. Patofisiologi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai

segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap

ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan

bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus

mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap

24 jam. Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara

umbilikus dan simpisis pubis

Uterus pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali beratsebelum hamil. Uterus akan

mengalami proses involusiyangdimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-

otot polos. Proses involusi yang terjadi mempengaruhi perubahan dari berat uterus pasca

melahirkan menjadi kira-kira 500 gram setelah 1 minggu pasca melahirkan dan menjadi

350 gram setelah 2 minggu pasca melahirkan. Satu minggusetelah melahirkan uterus

berada di dalam panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan

esterogen danprogesteron bertanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama

hamil. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon menyebabkan terjadinya

autolisis, perusakan secara langsungjaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan

yang terbentuk selama


masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil.

Intesitas kontraksi otot otot polos uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi

lahir, kondsi tersebut sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat

besar.

Pada endometrium timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta.

Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm mempunyai permukaan

yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Regenerasi endometrium terjadi dari

sisa-sisa sel desidua basalis yang memakaiwaktu 2 sampai 3 minggu.

Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental

enzyme insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah

menurun secara bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogen dan progesteron

menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan

dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang

terakumulasi selama masa hamil.

Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui berperan dalam menekan ovulasi.

Karena kadar follikel-stimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak

menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar

prolaktin meningkat.
e. Manifestasi Klinik

Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut

puerperium atau trimester keempat kehamilan.

h. Sistem reproduksi

1) Proses involusi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai

segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

2) Kontraksi

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, hormon

oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,

mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca

partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk

mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskuler

diberikan segera setelah plasenta lahir.

3) Tempat plasenta

Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular dan trombus

menurunkan tempat plasenta


ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas

menyebapkan pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah pembentukan jaringan parut yang

menjadi karakteristik penyembuha luka. Regenerasi endometrum, selesai pada akhir

minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta.

4) Lochea

Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris desidua dan debris trofoblastik.

Lochea serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan. Sekitar 10 hari

setelah bayi lahir, cairan berwarna kuning atau putih. Lochea alba mengandung leukosit,

desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu

setelah bayi lahir.

5) Serviks

Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa

hari setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya

menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus

tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
6) Vagina dan perineum

Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum

hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir.

i. Sistem endokrin

1) Hormon plasenta

Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental

enzyme insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah

menurun secara yang bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogen dan progesteron

menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan

dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang

terakumulasi selama masa hamil.

2) Hormon hipofisis

Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak menyusui

berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan

dalam menekan ovulasi. Karena kadar follikel-stimulating hormone terbukti sama pada

wanita menyusui dan tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap

stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat.


3) Abdomen

Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan menonjol dan

membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu

untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hami.

4) Sistem urinarius

Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan.

Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi

ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil

5) Sistem cerna :

a) Nafsu makan

Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan keletihan, ibu merasa sangat

lapar.

b) Mortilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selam waktu yang

singkat setelah bayi lahir.

c) Defekasi

Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu

melahirkan
6) Payudara

Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara selama wanita hamil

(esterogen, progesteron, human chorionik gonadotropin, prolaktin, krotison, dan insulin)

menurun dengan cepat setelah bayi lahir.

a) Ibu tidak menyusui

Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak menyusui. Pada

jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi dailakukan pada hari kedua dan ketiga.

Pada hari ketiga atau keempat pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang

keras, nyeri bila ditekan, dan hangat jika di raba.

b) Ibu yang menyusui

Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni

kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara teraba hangat dan keras ketika disentuh. Rasa

nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari

puting susu.

7) Sistem kardiovaskuler

a) Volume darah

Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya Kehilangan darah

merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas.
Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan volume darah

menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah

biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum lahir.

b) Curah jantung

Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa hamil.

Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama

30 sampai 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta tiba - tiba

kembali ke sirkulasi umum

c) Tanda-tanda vital

Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam keadaan normal.

Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol dapat

timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan

8) Sistem neurologi

Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi neurologis yang

terjadi saat wanita hamil dan disebapkan trauma yang dialami wanita saat bersalin dan

melahirkan.
9) Sistem muskuluskeletal

Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil Adaptasi ini

mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat

berat ibu akibat pembesaran rahim.

10) Sistem integumen

Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan berakhir.

Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menutap. Kulit kulit yang

meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tapi tidak

hilang seluruhnya.

f. Komplikasi

i. Perdarahan

Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada wanita selama periode post partum.

Perdarahan post partum adalah: kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran

kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:

1. Kehilangan darah lebih dai 500 cc.

2. Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg.

3. Hb turun sampai 3 gram %.

Tiga penyebap utama perdarahan antara lain :


a. Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak

mengadakan kontraksi dengan baik dan ini

merupakan sebab utama dari perdarahan post partum.

b. laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan

perineum dapat menimbulkan perdarahan yang

banyak bila tidak direparasi dengan segera.

c. Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan

pelepasan plasenta disebapkan oleh gangguan

kontraksi uterus.

4. Lain-lain

a. Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi

uterus sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap

terbuka.

b. Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas

jaringan parut pada uterus setelah jalan lahir hidup.

c. Inversio uteri (Wiknjosastro, 2009).

ii. Infeksi puerperalis

Didefinisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama masa post partum. Insiden infeksi

puerperalis ini 1%-8%, ditandai adanya kenaikan suhu > 38 0 dalam 2 hari selama 10 hari

pertama post partum.


iii. Endometritis

Adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi puerperalis. Bakteri

vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko tinggi terjadinya

endometritis.

iv. Mastitis

Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya puting susu

akibat kesalahan tehnik menyusui, di awali dengan pembengkakan, mastitis umumnya di

awali pada bulan pertama post partum

v. Infeksi saluran kemih

Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum, pembedahan meningkatkan resiko infeksi

saluran kemih. Organisme terbanyak adalah Entamoba coli dan bakterigram negatif

lainnya.

vi. Tromboplebitis dan thrombosis

Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan meningkatnya status vena

menyebapkan relaksasi sistem vaskuler, akibatnya terjadi tromboplebitis (pembentukan

trombus di pembuluh darah dihasilkan dari dinding pembuluh darah) dan thrombosis

(pembentukan trombus) tromboplebitis superfisial terjadi 1 kasus dari 500-750 kelahiran

pada 3 hari pertama post partum.

vii. Emboli

Yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil.


viii. Post partum depresi

Ibu bingung dan merasa takut pada dirinya. Tandanya antara lain, kurang konsentrasi,

kesepian tidak aman, perasaan obsepsi cemas, kehilangan kontrol, dan lainnya.

ix. Tanda-Tanda Bahaya Post Partum

Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik,

dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir.

Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara lain :

1. Kulit perineum mulai melebar dan tegang.

2. Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.

3. Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi

robekan pada mukosa vagina.

g. Penataksanaan Ibu Post Partum

Penanganan ruptur perineum diantaranya dapat dilakukan dengan cara melakukan

penjahitan luka lapis demi lapis, dan memperhatikan jangan sampai terjadi ruang kosong

terbuka kearah vagina yang biasanya dapat dimasuki bekuan-bekuan darah yang akan

menyebabkan tidak baiknya penyembuhan luka. Selain itu dapat dilakukan dengan cara

memberikan antibiotik yang cukup.


Prinsip yang harus diperhatikan dalam menangani ruptur perineum adalah :

i. Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak

lahir, segera memeriksa perdarahan tersebut berasal dari

retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.

ii. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik,

dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari

perlukaan pada jalan lahir, selanjutnya dilakukan

penjahitan.

Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum spontan, dilakukan berbagai

macam penatalaksanaan, diantaranya :

a. Monitor TTV

Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan preeklamsi suhu tubuh

meningkat menandakan terjadinya infeksi, stress, atau dehidrasi.

b. Pemberian cairan intravena

Untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan kemampuan perdarahan darah dan menjaga

agar jangan jatuh dalam keadaan syok, maka cairan pengganti merupakan tindakan yang

vital, seperti Dextrose atau Ringer.


c. Pemberian oksitosin

Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit) ditambahkan dengan cairan infuse

atau diberikan secara intramuskuler untuk membantu kontraksi uterus dan mengurangi

perdarahan post partum.

d. Obat nyeri

Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik, narkotik dan

antagonis narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini diberikan secara regional/ umum

e. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan darah

Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada periode pasca partum. Nilai

hemoglobin dan hematokrit seringkali dibutuhkan pada hari pertama pada partum untuk

mengkaji kehilangan darah pada melahirkan.

2) Pemeriksaan urin

Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter atau dengan tehnik

pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan

urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika


cateter indwelling di pakai selama pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu harus di

kaji untuk menentukan status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy yang mungkin

2. Konsep Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari atau sama

dengan 37 minggu dengan berat lahir 2.500 gram-4000 gram (Wayan, 2017).

b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir

Menurut Wagiyo & Putrono (2016) ciri-ciri bayi baru lahir normal

adalah:

i. Berat badan bayi 2500-4000gr.

ii. Panjang badan 41-52 cm.

iii. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

iv. Lingkar dada 30-38 cm.

v. Detak jantung bayi 120-140x/menit.

vi. Frekuensi pernafasan 40-60x/menit.

vii. Rambut lanugo sudah tidak terlihat.

viii. Rambut kepala sudah muncul.

ix. Warna kulit badan merah muda dan licin.

x. Memiliki kuku yang agak panjang dan lemas.


xi. Reflek menghisap dan menelan sudah baik ketika diberikan IMD.

xii. Reflek gerak memeluk dan menggenggam sudah baik.

xiii. Mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam setelah lahir.

xiv. Pada anak laki- laki testis sudah turun.

xv. Pada anak perempuan labia mayora sudah melindungi labia minora.

c. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan di Luar Uterus

Menurut Wagiyo dan Putrono (2016) adaptasi fisiologis bayi baru lahir adalah:

i. Kardiovaskuler

Denyut jantung bayi saat lahir berkisar antara 120-160x/menit, kemudian menurun 120-

140x/menit. Tekanan dara bayi baru lahir rata- rata 78/42 mmHg. Tekana darah bayi

berubah dari hari ke hari. Tekanan asistolik bayi sering menurun sekitar 15 mmHg selama

1 jam setelah kelahiran.

ii. Sistem pernafasan

Tekanan pada rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervagina megakibatkan

kelahiran kehilangan cairan pada 1/3 dari jumlahnya. Sehingga cairan ini diganti dengan

udara. Pola pernafasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup

bulan. Setelah pernafasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur,

bervariasi 30-60x/menit.

iii. Metabolisme

Sistem metabolisme neonatus, pada jam pertama energi didapatkan


dari pembakaran karbohidrat, pada hari kedua berasal dari pembakaran lemak. Setelah

mendapatkan susu kurang lebih hari ke-6 energi dari lemak 60% dan dari karbohidrat 40%.

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk

menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam

lemak, sehingga kadar gula dapat mencapai 120 mg per 100 ml.

iv. Suhu Tubuh

Segera setelah bayi lahir, bayi akan berada ditempat yang suhu lingkunganya lebih

rendah dari ligkungan dalam rahim. Suhu tubuh bayi yang normal yaitu sekitar 36.5ºC -

37°C. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar (25°C ) maka bayi akan kehilangan panas

melalui evaporasi (penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit,

sedangkan pembentukan panas yang dapat di produksi hanya per sepuluh dari jumlah

kehilangan panas di atas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebabkan

penurunan suhu tubuh sebanyak 2ºC dalam waktu 15 menit. Keadaan ini sangat berbahaya

untuk neonatus, bayi dapat mengalami afiksia karena tidak sanggup mengimbangi

penurunan suhu tersebut dengan produksi panas yang dibuat sendiri.

v. Sistem Traktus Digestivus

Pada bayi baru lahir cukup bulan sudah mempunyai kemampuan menelan, mencerna,

metabolisme, mengabsorbsi protein dan karbohidat sederhana serta mengemolsi lemak

kecuali amilase pankreas. Pada bayi


baru lahir dengan hidrasi yang adekuat membran mulut lembab dan berwarna merah

muda.

vi. Traktus Urinarus

Pada bulan ke-4 kehidupan janin, ginjal terbentuk didalam rahim, urine sudah terbentuk

dan diekskresikan ke dalam cairan amnion. Pada kehamilan cukup bulan, ginjal menempati

sebagian besar dinding abdomen posterior, fungsi ginjal sudah sama dengan fungsi ginjal

orang dewasa sehingga pada saat lahir di dalam kandung kemih bayi terisi sedikit urine

sehingga kemungkinan bayi baru lahir tidak akan miksi sampai dalam waktu 12 sampai 24

jam.

vii. Sistem Integument

Struktur kulit bayi sudah terbentuk sejak lahir, tetapi masih belum matang. Epidermis dan

dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Bayi baru lahir yang cukup bulan

memiliki kulit kemerahan yang akan memucat menjadi normal setelah beberapa jam

kemudian.

viii. Metabolisme glukosa

Bayi baru lahir yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan

membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan

glikogen yang cukup. Bayi sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen

terutama dihati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.

ix. Sistem endokrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada


waktu bayi baru lahir kadang-kang hormone tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat

dilihat pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan.

x. Sistem immunoglobulin

Ig A yang melindungin membran, lenyap dari traktus napas, urinarius dan gastrointestinal

kecuali jika bayi diberi ASI. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum

dan ASI tingkat proteksi berfariasi tergantung usia, kematangan bayi serta sistem imunitas

yang dimiliki ibu.

d. Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama 1 jam

pertama setelah kelahiran. Asuhan yang diberikan antara lain:

i. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antar kulit bayi

dengan kulit ibu.

1. Memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi

dengan kulit ibu.

2. Mengganti handuk/kain yang basah dan membungkus bayi tersebut

dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah terlindungi

dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

3. Memastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi

setiap 15 menit.

4. Apabila telapak bayi terasa dingin periksa suhu aksila bayi.


5. Apabila suhu bayi kurang dari 36,5ºC, segera menghangatkan bayi

dengan meletakkan bayi di bawah sinar lampu.

ii. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya

segera mungkin

1. Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini

antara ibu dan bayi penting untuk kehangatan, mempertahankan

panas yang benar pada bayi baru lahir, ikatan batin dan pemberian

ASI.

2. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tidak siap

dengan menunjukkan rooting reflek. Jangan paksakan bayi untuk

menyusu.

3. Jangan memisahkan bayi sedikitnya 1 jam setelah persalinan.

iii. Menjaga pernafasan

1. Memeriksa pernafasan dan warna kulit setiap 5 menit.

2. Jika tidak bernafas, melakukan hal-hal sebagai berikut: keringkan

bayi dengan selimut atau handuk hangat, menggosok punggung

bayi dengan lembut dengan menggunakan telapak tangan.

3. Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi.

4. Bila bayi sianosis atau kulit biru atau sukar bernafas (frekuensi

pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit)

berikan oksigen dengan kateter nasal.

iv. Merawat mata

1. Memberikan Eritromicin 0,5% atau Tetrasiklin 1%, untuk


pencegahan penyakit mata.

2. Atau berikan tetes mata perak nitrat atau Neosporin segera setelah

lahir.

3. Konsep Masalah Keperawatan

a. Pengertian

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap

masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual

maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan mengidentifikasi respon individu,

keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja

SDKI PPNI, 2017).

b. Kriteria Mayor & Minor

Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%- 100% untuk validasi

diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala yang tidak harus ditemukan,

namun dapat mendukung penegakan diagnosis (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

c. Faktor Yang Berhubungan

Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah yang dapat menunjang

kelengkapan data untuk menegakan suatu diagnosis atau masalah keperawatan (Tim Pokja

SDKI PPNI, 2017).


d. Pathway

Bagan 2.1 Pathway Ibu Post Partum Primipara


Sumber : (Wayan, 2017) (Arma, 2015) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

e. Masalah Keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara dan BBL

Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien postpartum Primipara menurut

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) 2016 :

i. Masalah Keperawatan Ibu

1. Nyeri Akut (D.0077)

a. Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual

atau fungsional, dengan onset


mendadak atau lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3

bulan.

b. Data Mayor

i. Subyektif : Mengeluh nyeri.

ii. Obyektif : Tampak meringis, gelisah,

frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.

c. Data Minor

i. Subyektif : Tidak tersedia.

ii. Obyektif : Nafsu makan berubah, proses

berfikir terganggu, berfokus pada diri sendiri.

2. Menyusui Tidak Efektif (D.0029)

a. Definisi

Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami kedidakpuasan atau kesukaran pada proses

menyusui.

b. Data Mayor

i. Subjektif : kelelahan maternal, kecemasan maternal

ii. Objektif : bayi tidak mampu melekat pada payudara

ibu, ASI tidak memancar/menetes, BAK bayi kurang dari 8

kali dalam 24 jam, nyeri dan/atau lecet terus menerus

setelah minggu kedua

c. Data Minor

i. Subjektif : tidak tersedia


ii. Objektif : intake bayi tidak adekuat, bayi menghisap

tidak terus menerus, bayi menangis saat disusui, bayi rewel

dan menangis dalam jam – jam pertama setelah menyusui,

menolak untuk menghisap.

3. Gangguan Pola Tidur (D.0055)

a. Definisi

Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.

b. Data mayor

i. Subjektif : mengeluh sulit tidur, mengeluh sering

terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur

berubah, mengeluh istirahat tidak cukup.

ii. Objektif : tidak tersedia

c. Data Minor

i. Subjektif :mengeluh kemampuan beraktivitas menurun

ii. Objektif : tidak tersedia

4. Defisit Pengetahuan

a. Definisi

Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.

b. Data Mayor :

i. Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi


ii. Objektif : sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi yang

keliru terhadap masalah

c. Data Minor :

i. Subjektif : (tidak tersedia)

ii. Objektif : Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat,

Menunjukkan perilaku berlebihan (mis. apatis,

bermusuhan, agitasi, histeria).

5. Resiko infeksi (D.0142).

a. Definisi

Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.

b. Faktor Risiko

i. Penyakit kronis (mis. diabetes melitus)

ii. Efek prosedur invasif

iii. Malnutrisi

iv. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan

v. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:

6. Resiko Gangguan Perlekatan (D.0127)

a. Definisi

Beresiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua dengan bayi yang dapat

mempengaruhi proses asah, asih dan asuh.


b. Faktor Resiko

i. Khawatir menjalankan peran sebagai orang tua.

ii. Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi.

iii. Prematuritas.

ii.Masalah Keperawatan BBL

1. Resiko Aspirasi (D.0006)

a. Definisi

Beresiko mengalami masuknya sekresi gastriintestinal, sekresi orofaring, benda cair atau

padat ke dalam saluran trakeabronkhial akibat disfungsi mekanisme protektif saluran

napas.

b. Faktor Resiko

i. Ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan dan

bernapas.

ii. Gangguan menelan.

2. Resiko Infeksi (D.0142)

a. Definisi

Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.

b. Faktor Resiko

i. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (Gangguan

Peristaltik).
ii. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder

(immunosupresi/sistem imun).

3. Defisit Nutrisi (D.0019)

a. Definisi

Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

b. Data Mayor

i. Subyektif : Tidak tersedia.

ii. Obyektif : Berat badan menurun.

c. Data Minor

i. Subyektif : Nafsu makan menurun.

ii. Obyektif : Bising usus hiperaktif, otot menelan lemah.

4. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara

Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam kelangsungan hidup pasien dan aspek-

aspek pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif perawatan kesehatannya. Menurut Shore

dalam Bararah dan Jaufar (2013) untuk sampai pada hal ini profesi keperawatan telah

mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang menggabungkan elemen yang paling

relevan dari sistem teori dengan menggunakan metode ilmiah. Proses keperawatan meliputi

lima tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan

keperawatan dan evaluasi.


a. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap

pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.

Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, social dan spiritual.

Kemampuan perawat yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah mempunyai

kesadaran/tilik diri, kemampuan mengobservasi dengan akurat, kemampuan berkomunikasi

terapeutik dan senantiasa mampu berespon secara efektif. Pada dasarnya tujuan pengkajian

adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien

Pada tahap pengkajian peneliti memakai model keperawatan Maternal Role Attainment-

Becoming a Mother pada post partum yakni:

i. Identitas klien

Meliputi nama, tempat tanggal lahir, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan,

alamat, penghasilan per bulan.

ii. Antisipatori

1. Status Kesehatan : alasan kunjungan, kunjungan, keluhan utama,

riwayat kesehatan.

2. Riwayat obstetri dan ginekologi : Riwayat haid, riwayat

perkawinan, riwayat KB, riwayat kehamilan & persalinan yang

lalu, riwayat kehamilan & persalinan sekarang,

3. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia : nutrisi, eliminasi,

oksigenasi, aktivitas dan istirahat.


4. Dukungan sosial : dukungan emosi, dukungan informasi, dukungan

fisik, dukungan penghargaan.

5. Fungsi keluarga

6. Pengkajian budaya

7. Stress

8. Pemeriksaan fisik ibu

- Mata : konjungtiva normalnya berwana merah muda dan sklera

normalnya berwarna putih

- Mammae : payudara simetris atau tidak, putting susu bersih dan

menonjol atau tidak. Hiperpigmentasi areolla atau tidak,

kolostrum sudah keluar atau belum.

- Abdomen : terdapat luka bekas SC atau tidak, ada linea atau

tidak, striae ada atau tidak

- Genetalia : bersih atau tidak, oedema atau tidak, kemerahan atau

tidak, perineum ada bekas luka epiostomi atau tidak

- Ekstremitas : oedema atau tidak dan varises atau tidak

iii. Formal

1. Riwayat persalinan saat ini

2. Bonding attachment dengan skoring gray

3. Pengkajian bayi

4. Aspek psikososial ibu

5. Peran ayah selama dan sesudah kelahiran


iv. Informal

1. Orang yang terlibat dalam perawatan bayi.

2. Peran dalam perawatan bayi.

3. Pengalaman dalam perawatan bayi.

4. Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang.

v. Personal

1. Pandangan ibu terhadap perannya.

2. Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu.

3. Percaya diri dalam menjalankan peran.

4. Pencapaian peran.

b. Diagnosa Keperawatan

Menurut (Wayan, 2017), (Arma, 2015), dan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) diagnosa

keperawatan pada Ibu Post Partum Primipara dan Bayi Baru Lahir adalah:

 Diagnosa Ibu :

1) Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik.

2) Menyusui Tidak Efektif Berhubungan Dengan Ketidakadekuatan

Suplai ASI.

3) Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Kurangnya Kontrol

Tidur.

4) Defisit Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Terpapar

Informasi.
5) Resiko Infeksi Ditandai Dengan Ketidakadekuatan Pertahanan

Tubuh Primer.

6) Resiko Gangguan Perlekatan Ditandai Dengan Khawatir

Menjalankan Peran Sebagai Orang Tua.

 Diagnosa Bayi :

1) Resiko Aspirasi Ditandai Dengan Ketidakmatangan Koordinasi

Menghisap, Menelan Dan Bernapas.

2) Resiko Infeksi Ditandai Dengan Ketidakadekuatan Pertahanan

Tubuh Sekunder (Immunosupresi/Sistem Imun).

3) Risiko Defisit Nutrisi Ditandai Dengan Ketidakmampuan

Mencerna Makanan.

c. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang

didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang

diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

Penerapan luaran keperawatan dengan menggunakan ketiga komponen luaran keperawatan

yaitu Label, Ekspetasi dan Kriteria Hasil. Motode yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :

1) Metode Dokumentasi Manual/tertulis


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu maka Luaran Keperawatan

Ekspetasi dengan kriteria hasil :

a. Kriteria 1 (Hasil)

b. Kriteria 2 (Hasil)

c. Dan seterusnya.

2) Metode Dokumentasi Berbasi Komputer

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu Luaran Keperawatan

Ekspetasi dengan kriteri hasil :

a. Kriteria 1 (Skor)

b. Kriteria 2 (Skor)

c. Dan seterusnya.

Komponen tindakan, yang dilakukan pada intervensi keperawatan terdiri atas Observasi,

Terapeutik , Edukasi dan Kolaborasi (Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018)

Berikut Intervensi yang dapat dilakukan sesuai standar intervensi keperawatan Indonesia

(Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018), pada Ibu Post Partum Primipara dan Bayi Baru Lahir

adalah:

 Intervensi Ibu :

1) Nyeri Akut (D.0077)

a. Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan

selama waktu tertentu diharapkan tingkat nyeri menurun.

b. Kriteria hasil :

a) Pasien melaporkan keluhan nyeri berkurang


b) Keluhan nyeri meringis menurun

c) Pasien menunjukkan sikap protektif menurun.

d) Pasien tidak tampak gelisah.

c. Intervensi :

Manajemen Nyeri (I.08238)

a) Observasi

(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

intensitas nyeri.

(2) Identifikasi skala nyeri.

(3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan

nyeri.

(4) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

(5) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah

diberikan.

b) Terapeutik

(1) Berikan tehnik norfarmakologis untuk mengurangi rasa

nyeri

(2) Fasilitasi istirahat dan tidur

c) Edukasi

(1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.

(2) Jelaskan strategi meredakan nyeri

(3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.

(4) Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengutangi nyeri.


d) Kolaborasi

Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2) Menyusui Tidak Efektif (D.0029)

a. Tujuan Umum : Setelah dilakuan intervensi keperawatan selama

waktu tertentu diharapkan status menyusui membaik.

b. Kriteria Hasil :

a) Perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat.

b) Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar meningkat.

c) Pancaran ASI meningkat

d) Suplai ASI adekuat meningkat.

e) Pasien melaporkan payudara tidak bengkak

c. Intervensi :

Konseling Laktasi ( I.03093 )

a) Observasi

(1) Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses

menyusui.

(2) Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui.

(3) Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan

konseling menyusui.

b) Terapeutik

(1) Gunakan tehnik mendengar aktif.

(2) Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar.

c) Edukasi
Ajarkan tehnik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan ibu.

3) Gangguan Pola Tidur (D.0055)

a. Tujuan Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan pola

tidur meningkat.

b. Kriteria hasil :

a) Gelisah menurun

b) Keluhan sulit tidur menurun

c) Pola tidur membaik

c. Intervensi :

Manajemen Nyeri (I.08238)

a) Observasi

(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

intensitas nyeri.

(2) Identifikasi skala nyeri.

(3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan

nyeri.

(4) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

(5) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah

diberikan.

b) Terapeutik

(1) Berikan tehnik norfarmakologis untuk mengurangi rasa

nyeri

(2) Fasilitasi istirahat dan tidur


c) Edukasi

(5) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.

(6) Jelaskan strategi meredakan nyeri

(7) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.

(8) Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengutangi nyeri.

d) Kolaborasi

Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

4) Defisit Pengetahuan ( D.0111 )

a. Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan tingkat pengetahuan meningkat

b. Kriteria hasil :

a) perilaku sesuai anjuran meningkat

b) verbalisasi minat dalam belajar meningkat

c) kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik

meningkat

d) kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya

yang sesuai dengan topik meningkat

e) perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat

f) pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun

g) persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

h) menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun

i) perilaku membaik

c. Intervensi :
Edukasi Kesehatan (I.12383)

a) Observasi

(1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima

informasi

(2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

b) Terapeutik

(1) Sediakan materi dan medla pendidikan kesehatan

(2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sosial kesepakatan

(3) Berikan kesempatan untuk bertanya

c) Edukasi

(1) Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi

kesehatan

(2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

(3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

5) Resiko Infeksi (D.0142)

a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intrevensi keperawatan

selama waktu tertentu diharapkan tingkat infeksi menurun.

b. Kriteria Hasil

a) Tidak ada tandan –tanda infeksi ( Demam, Nyeri, Kemerahan

dan Bengkak).

b) Kadar sel darah putih membaik.


c. Intervensi

Pencegahan Infeksi ( I.14539 )

a) Observasi

Monitor tanda dan gejalan infeksi lokal dan sistemik.

b) Terapeutik

(1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

dan lingkungan pasien.

(2) Pertahankan tehnik aseptik pada psien beresiko tinggi.

c) Edukasi

(1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

(2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar.

(3) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka.

(4) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.

6) Resiko Gangguan Perlekatan (D.0127)

a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan

selama waktu tertentu diharapkan kemampuan berinteraksi ibu

dan bayi meningkat.

b. Kriteria Hasil

a) Pasien menunjukkan peningkatan verbalisasi perasaan positif

terhadap bayi.

b) Pasien menunjukkan peningkatan perilaku mencium bayi,

tersenyum pada bayi, melakukan kontak mata dengan bayi,


berbicara dengan bayi, berbicara kepada bayi serta berespon dengan isyarat bayi.

c) Pasien menunjukkan peningkatan dalam menggendong

bayinya untuk menyusui.

c. Intervensi :

Promosi Perlekatan ( I.10342 )

a) Observasi

(1) Monitor kegiatan menyusui.

(2) Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan menelan

ASI.

(3) Identifikasi payudara ibu.

(4) Monitor perlekatan saat menyusui

b) Terapeutik

Diskusikan dengan ibu masalah selama proses menyusui.

c) Edukasi

(1) Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi.

(2) Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi

dapat menyentuh payudara ibu.

(3) Ajarkan ibu agar bayi yang mendekati kearah payudara

ibu dari bagian bawah.

(4) Anjurkan ibu untuk memegang payudara menggunakan

jarinya sepertu huruf “ C”.


(5) Anjurkan ibu untuk menyusui pada saat mulut bayi

terbuka lebar sehingga areola dapat masuk dengan

sempurna.

(6) Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusui.

 Intervensi Bayi :

1) Resiko Aspirasi (D.0006)

a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intrevensi keperawatan selama

waktu tertentu diharapkan respirasi meningkat

b. Kriteria Hasil :

a) Reflek menelan meningkat

b) Usaha menelan meningkat

c) Frekuensi tersedak menurun

c. Intervensi :

Pencegahan Aspirasi ( I.01018 )

a) Observasi

Monitor status pernapasan.

b) Teraupetik

Pertahankan kepatenan jalan napas.

c) Edukasi

Ajarkan strategi mencegah aspirasi.

2) Resiko Infeksi (D.0142)

a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intrevensi keperawatan

selama waktu tertentu diharapkan tingkat infeksi menurun.


b. Kriteria Hasil

a) Tidak ada tandan – tanda infeksi ( Demam, Nyeri,

Kemerahan dan Bengkak).

b) Kadar sel darah putih membaik.

c. Intervensi

Pencegahan Infeksi ( I.14539 )

a) Observasi

Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.

b) Terapeutik

(1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan

pasien dan lingkungan pasien.

(2) Pertahankan tehnik aseptik pada psien beresiko tinggi.

c) Edukasi

(1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

(2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar.

(3) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.

3) Risiko Defisit Nutrisi (D.0019)

a. Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan

diarapkan ekspetasi status nutrisi membaik

b. Kriteria hasil :

a) Kekuatan otot menelan meningkat

b) Serum albumin meningkat


c) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat

meningkat

d) Diare menurun

e) Berat badan membaik

f) Frekuensi makan membaik

g) Bising usus membaik

3) Intervensi :

c. Manajemen nutrisi (I.03119)

a) Observasi

(1) Identifikasi status nutrisi

(2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

(3) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien

(4) Monitor asupan makanan

(5) Monitor berat badan

(6) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

b) Terapeutik

(1) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

(2) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

c) Edukasi

(1) Anjurkan posisi duduk, jika mampu

(2) Anjurkan diet yang diprogramkan

d) Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang

dibutuhkan, jika perlu

d. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk

membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang

lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter, 2011)

Komponen tahap implementasi :

a) Tindakan keperawatan mandiri.

b) Tindakan Keperawatan edukatif.

c) Tindakan keperawatan kolaboratif.

d) Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien

terhadap asuhan keperawatan.

e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai hasil

akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Bararah, 2013).
BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan literatur review yaitu mereview Asuhan

Keperawatan pada Ibu Post Partum Primipara yang meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanan dan evaluasi.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan dalam literature review asuhan keperawatan adalah dua

klien ibu post partum primipara yang akan di review secara rinci dan mendalam. Adapun

kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kriteria Inklusi :

1. Ibu post partum

2. Ibu

primipara Kriteria

Eksklusi :

1. Ibu post partum sectio caesaria

2. Ibu multipara

C. Batasan istilah (definisi operasional)

1. Asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan pada ibu post partum primipara adalah asuhan keperawatan

komprehensif yang diberikan melalui metode proses keperawatan yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan,

55
perencanaan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi. Asuhan diberikan dengan tujuan

meningkatkan penyesuaian diri pasien dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan

dengan kondisinya pasca melahirkan. Pengkajian menggunakan format instrumen Ramona

T Mercer, penegakan diagnose keperawatan berdasarkan SDKI, perencanaan berdasarkan

SIKI dan SLKI, melakukan pelaksanaan dan evaluasi.

2. Post partum primipara

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)

yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pemulihan kembali alat kandungan

yang lamanya 6 minggu. Dimana akan terjadi perubahan fisikologis seperti payudara yang

membesar untuk menyusui dan perubahan psikologis seperti kemandirian klien dalam

merawat bayinya. Perawat dapat membantu melakukan perawatan payudara jika klien

belum mampu melakukannya sendiri, mengajarkan bagaimana caranya menyusui bayi

dengan benar, dan mengingatkan klien jam-jam dimana harus menyusui bayinya.

D. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balikpapan pada tanggal 15 April 2020

sampai tanggal 8 Mei 2020.

E. Metode dan instrumen Pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan Data


Adapun cara pengumpulan data pada penyusunan literatur review ini yaitu melakukan

identifikasi laporan asuhan keperawatan melalui media internet kemudian mereview kasus

dari kedua subjek.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format pengkajian Asuhan

Keperawatan dengan model keperawatan Ramona T Mercer.

F. Prosedur penelitian

1. Mahasiswa melakukan ujian proposal.

2. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan dari penguji untuk

memproleh persetujuan pengambilan data.

3. Mahasiswa melakukan penyusunan penelitian dengan metode literatur

review.

4. Mahasiswa melakukan identifikasi dan validasi laporan asuhan

keperawatan melalui media internet yang disetujui pembimbing.

5. Mahasiswa membandingkan data-data hasil pengkajian menggunakan

format Ramona T. Mercer antara konsep teori dengan kasus.

6. Mahasiswa membandingkan penegakan diagnose keperawatan

berdasarkan SDKI antara konsep teori dengan kasus.

7. Mahasiswa membandingkan penyusunan perencanaan berdasarkan SIKI &

SLKI antara konsep teori dengan kasus.


8. Mahasiswa membandingkan pelaksanaan pada kasus sesuai dengan

perencanaan berdasarkan SIKI & SLKI pada konsep teori.

9. Mahasiswa melihat kesesuaian pelaksanaan evaluasi terhadap tujuan dan

kriteria hasil dengan diagnosa yang ditegakkan.

10. Mahasiswa membuat kesimpulan dan saran tentang masalah keperawatan

yang ditemukan dalam literatur review

11. Mahasiswa melakukan konsultasi kepada pembimbing.

12. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan pada saat konsultasi

dengan pembimbing.

G. Keabsahan data

Keabsahan data dimaksudkan untuk membuktikan kualitas data atau informasi yaitu

mengumpulkan data sesuai dengan yang diperoleh.

H. Analisa data

Analisis data pada literatur review yaitu data yang dikumpulkan sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi dikaitkan dengan konsep, teori, prinsip yang relevan untuk membuat

kesimpulan dan menentukan masalah keperawatan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini akan diuraikan tentang hasil penelitian Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post

Partum Primipara dalam bentuk review kasus yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit.

Pengambilan data dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 2 klien. Guna membahas

tentang keterkaitan dan kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada

ibu post partum primipara. Selain menyesuaikan lima tahapan proses keperawatan yaitu

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, penulis juga

akan menyesuaikan hasil diagnosa yang diambil dengan model konseptual Becoming a

mother Ramona T Mercer.

A. Hasil
1 Gambaran lokasi penelitian

Dalam studi kasus yang dilakukan peneliti menggunakan Ruang Flamboyan RSUD. Prof.

DR.W.Z. Johannes Kupang dari tanggal 25 Juni 2018 sampai tanggal 28 Juni 2018 dengan

url address http://repository.poltekeskupang.ac.id/321/1/KARYA%20TULIS%20ILM

IAH.docx%20.pdf dan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bersalin Sayang

Ibu Balikpapan dari tanggal 26 Juli 2018 sampai 28 Juli 2018.

2 Gambaran Asuhan Keperawatan

Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada kedua klien akan

dijelaskan sebagai berikut:

59
a. Pengkajian

Tabel 4. 1
Pengkajian dan Anamnesa Ibu Post Partum Primipara
Item pengkajian Klien 1 Klien 2
A. Identitas
1. Nama Ny. MT Ny. C
2. Umur 23 Tahun 22 Tahun
3. Pendidikan SMA Tidak Ada Data
4. Pekerjaan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
5. Status
Menikah Menikah
pernikahan
6. Pernikahan
Tidak Ada Data 1
ke
7. Lama
Tidak Ada Data 2 Tahun
pernikahan
8. Agama Katolik Tidak Ada Data
9. Suku Sumba Tengah Tidak Ada Data
10. No. RM Tidak Ada Data Tidak Ada Data
11. Sumber
Klien Klien
informasi
12. Tanggal
25 Juni 2018 25 Juli 2018
pengkajian
A. Antisipatori
1. Status Kesehatan
a. Alasan DS : DS :
Kunjungan Klien mengatakan - Klien mengeluh
masuk ke RSUD Prof. nyeri pada jahitan
Dr. W.Z Johannes diperineum
kupang di Ruangan VK - Klien mengatakan
jam 12.30 malam ASInya belum
setelah dilakukan keluar dan tidak
pemeriksaan disana , punya pengalaman
pasien melahirkan menyusui
seorang anak laki-laki, sebelumnya
anak pertama bagi
pasien dan keluarga. DO :
Setelah itu pada jam
11.15 siang pasien di
pindahkan dari ruangan - Pada saat kaji ASI
VK ke ruangan klien ASI belum
Flamboyan keluar
- Tanda - tanda vital
DO : klien TD : 110/80
Tanda - tanda vital klien mmHg, Nadi : 80
TD : 100/60 mmHg, x/menit, RR : 20
Nadi : 90 x/menit, RR : x/menit, suhu : 36
22 x/menit, suhu : 36,3 0
C
0
C
b. Keluhan DS : DS :
utama Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
pada pada perut bagian pada jalan lahir, nyeri
bawah dekat kelamin, makin bertambah ketika
nyeri saat bergerak, klien bergerak . nyeri
nyeri seperti berdenyut, seperti tertusuk – tusuk,
dan nyeri hilang timbul. dan nyeri hilang timbul.

DO : DO :
- Pasien tampak - Pasien tampak
meringis meringis dan
- Skala nyeri 6 tampak melindungi
area nyeri
- Skala nyeri 5

c. Riwayat Tidak Ada Data DS :


kesehatan Klien mengatakan
yang lalu sebelumnya belum
pernah hamil dan
melahirkan sebelumnya
ini adalah anak
pertamanya.
2. Riwayat obstetri dan ginekologi
a. Riwayat Tidak Ada Data DS :
haid - Klien mengatakan
menarche pada usia
14 tahun
- Siklus haid teraratur
setiap bulan selama
28 hari
- Selama haid klien
mengatakan tidak
pernah merasakan
nyeri haid
b. Riwayat DS : DS :
perkawinan
Klien mengatakan Klien mengatakan
sudah menikah. menikah pada usia 20
tahun dan ini
merupakan pernikahan
pertama klien dengan
suaminya
c. Riwayat KB Tidak Ada Data DS :
Klien mengatakan
belum pernah
menggunakan KB .
d. Riwayat DS : DS :
kehamilan, Klien mengatakan ini Klien mengatakan ini
persalinan merupakan kehamilan merupaka kehamilan
dan nifas pertama dan persalinan pertama dan persalinan
yang lalu pertama yang pertama yang
dijalaninya. dijalaninya.

DO : DO :
Status obstetri klien Status obstetri klien
dengan G₁P₀A₀ G1P0A0
e. Riwayat DS : DS :
kehamilan - Klien mengatakan - Klien mengatakan
dan memeriksakan memeriksakan
persalinan kehamilannya di kehamilannya di
sekarang puskesmas setiap Rumah Sakit
minggu Bersalin Sayang Ibu
sebanyak 4 kali
DO : kontrol
- Persalinan ini
adalah persalinan DO :
yang pertama klien - Persalinan ini
dengan status merupakan
obstetri G1P0A0 persalinan pertama
- Keadaan umum klien dengan status
baik, kesadaran obstetri G1P0A0
compos mentis - Hasil pemeriksaan
- pada tanggal 25
Juni pukul 03.00
WITA, His setiap
10 menit 2 kali,
lama 30 – 35 detik,
DJJ : 140 x/menit,
pembukaan 5 cm,
portio lunak,
ketuban utuh, tidak
ada hambatan jalan lahir,
TD : 110/70
mmHg, Nadi : 80
x/menit, Respirasi : 20
x/menit, Suhu : 36 oc,
- Hasil pemeriksaan
pukul 19.05 WITA,
pembukaan
lengkap, kepala
janin tampak
diperineum, perineum
menegang, anus
membuka, bayi lahir
pada pukul 19.10
WITA, jenis
kelamin laki – laki.
- Pada pukul 19.15
WITA, injeksi
oksitosin 1 cc IM,
plasenta keluar
pukul 19.30
lengkap dengan
selaputnya,
kontaksi uterus
baik, teraba
letaknya 2 jari dibawah
pusar,
penjahitan luka
episiotomi sebanyak
20 jahitan, TD : 110/80
mmHg, nadi
: 80 x/menit,
respirasi : 20 x/menit,
suhu 36 oc.

3. Pemenuhan kebutuhan dasar Manusia


a. nutrisi DS : DS :
klien mengatakan tidak Klien mengatakan
ada makanan pantangan tidak ada makanan
pantangan
DO :
- Klien mendapatkan DO :
pola makan 3 kali/sehari klien mendapatkan pola
dan makan 3 kali/hari dan
makanan dihabiskan, makanan dihabiskan

b. eliminasi DS : DS :
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
buang air kecil 3-4 buang kecil 7
x/hari kali/hari
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
nyeri saat buang air sedikit nyeri saat
kecil buang air kecil
- Klien mengatakan - Klien mengatakan
belum ada BAB selama masuk
- Klien mengatakan rumah sakit klien
nyeri saat buang air belum ada BAB
besar pada bagian
perut. DO :
- Tidak ada oedema
DO : pada vagina
- Terdapat luka pada - Tidak terjadi
periuneum distensi kandung
- Tidak terpasang kemih
kateter - Tidak terpasang
kateter
- Terdapat luka pada
perineum
c. Oksigenasi .DO : DO :
- Frekuensi pernapasan - Frekuensi pernapasan
22 kali/menit 20 kali/menit
- suara nafas vesikuler - suara nafas vesikuler
- suara nafas tambahan - suara nafas tambahan
tidak ada tidak ada
- pernapasan cuping pernapasan cuping
hidung tidak ada. hidung tidak ada.
d. Aktivitas dan DS : DS :
istirahat - Klien mengatakan - Klien mengatakan
tidur malam kurang susah tidur malam
lebih 7-8 jam karena bayinya
- Klien mengatakan yang selalu
susah bergerak dan menangis
hanya banyak tidur - Klien mengatakan
- Klien mengatakan melakukan
belum bisa mobilisasi pada hari
melakukan senam pertama post
nifas partum
4. Dukungan sosial
a. Dukungan DS : DS :
emosi - Klien mengatakan - Klien mengatakan
menerima kehamilan suami selalu
dengan senang menemani saat
- Klien mengatakan kontrol
suami menemani saat kehamilannya
kontrol selama - Klien mengatakan
kehamilan. saat proses
persalinan suami
menemaninya
b. Dukungan DS : DS :
informasi - Klien mengatakan - Klien mengatakan
belum mendapatkan mendapatkan informasi
informasi tentang cara tentang cara
perawatan payudara, cara merangsang
merawat tali pusat bayi, supaya putting susu
KB, nutrisi bayi, dan dapat menonjol,
imunisasi. cara memandikan
dan merawat tali
pusat bayi, KB,
personal hiegine, dan
manfaat
menyusui bagi bayi dan
ibu
c. Dukungan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
fisik
d. Dukungan Tidak Ada Data DS :
penghargaan - Klien mengatakan
suami dan keluarga
mendukung dalam
proses kelahiran.
- Klien mengatakan
sangat bahagia atas
kelahiran bayinya ini

DO :
- Klien selalu
tersenyum bahagia
saat melihat
bayinya.
5.fungsi keluarga
Tidak Ada Data DS :
- Suami klien sebagai
kepala keluarga dan
berfungsi untuk
mencari nafkah bagi
keluarga.
- Klien sebagai istri
bertugas mendidik
dan mengasuh
bayinya.

6.fungsi budaya
DS : Tidak Ada Data
Klien mengatakan
budaya yang dianut
selama dan setelah
melahirkan tidak ada
yang bertentangan
dengan kesehatan.
7. Stress
Tidak Ada Data DS :
Klien mengatakan
merasa cemas tidak bisa
menyusui bayinya
karena ASI nya tidak
keluar

DO :
Ibu tidak menunjukkan
gejala stress
8. pemeriksaan fisik ibu
Item Pengkajian Klien 1 Klien 2
1. Kondisi Umum
1. Tekanan 100/60 mmHg 110/80 mmHg
Darah
2. Nadi 90 x/menit 80 x/menit
3. Suhu 36,3 oc 36 oc
4. Respirasi 22 x/menit 20 x/menit
5. GCS E=4, V=5, M=6, total -
15
2. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Mata DO : DO :
- Konjungtiva merah - Konjungtiva anemis
muda - Sklera ikterik
- Sklera berwarna putih
- Pupil isokor.
b. payudara DO : DO :
- Bentuk payudara - Puting susu menonjol
simetris, tidak ada tidak ada lecet
luka, tidak ada nyeri, - Tidak adanya nyeri
tidak bengkak tekan pada kedua
- Putting susu payudara
menonjol normal, - Tidak ada benjolan
aerola
berwarna hitam
kecoklatan, tidak - Kolostrum tidak
nyeri saat ditekan keluar.
- Pigmentasi coklat - ASI tidak keluar pada
kehitaman kedua payudara.
- Kolostrum belum
keluar, namun
payudara sudah keras
- Payudara tampak
bersih
c. abdomen DO : DO :
- Tidak terdapat luka - Abdomen tampak
bekas oprasi bersih
- Bising usus 10 - Tampak linea nigra
kali/menit - Terdapat striae
- Tfu 2 jari dibawah - Tidak terdapat luka
pusat bekas operasi
- Diastasis rectus - Bising usus 10
abdominalis 5 cm kali/menit
dengan lebar 1 cm - Tfu 2 jari dibawah
- Kontraksi uterus baik pusat
- Kontraksi uterus baik
- Distensi abdomen
tidak ada.
d. Genitalia DS : Tidak Ada Data DS :
- Klien mengatakan
DO : ganti underpat 4
- Terdapat lochea kali/sehari
rubra
- Tercium bau amis DO :
- Tanda REEDA - Terdapat lochea
pada luka jahitan rubra
episiotomi tidak ada - Varises vagina
tidak ada
- Tercium bau amis
- Tanda REEDA
pada luka jahitan
episiotomi tidak ada
DO : DO :
e. Ekstremitas - Oedema pada - Oedema pada
ekstremitas tidak ekstremitas ada
ditemukan - Varises tidak ada
- Varises tidak ada
B. FORMAL
a. Riwayat DO : DO :
persalinan - Pelaksanaan persalinan - Pelaksanaan persalinan
saat ini normal normal
pada tanggal 25 Juni pada tanggal 25 Juli
2018 pukul 00.30 WITA 2018 pukul 03.00 WITA

b. Pengkajian Bayi
1) Nama : - By.Ny. MT - By.Ny.C
. Tempat
tanggal lahir - Kupang, 25 Juni - Balikpapan, 25 Juli
: 2018 pukul 11.15 2018 pukul 19:05

Umur : - 1 hari
Jenis - Laki-Laki
Kelamin: - Laki - laki

Kondisi - Normal
umum:

2) Riwayat Tidak Ada Data DO :


. kelahiran By. Ny. C lahir dengan
berat 3440 gram
Panjang badan 49 cm
3) Pemeriksaan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
. refleks
4) Pemeriksaa Tidak Ada Data Tidak Ada Data
n fisik
a) Kepala Tidak Ada Data Tidak Ada Data
.
b) punggung Tidak Ada Data Tidak Ada Data
.
c) thorak Tidak Ada Data Tidak Ada Data
.
d) Abdomen Tidak Ada Data Tidak Ada Data
.
e) Ekstremitas Tidak Ada Data Tidak Ada Data
.
f). Alat Tidak Ada Data Tidak Ada Data
reproduksi /
genetalia
g) Fungsi Tidak Ada Data Tidak Ada Data
. eliminasi
5) Usia Tidak Ada Data Tidak Ada Data
. kematangan
bayi
berdasarkan
New ballard,s
Score
kematangan
fisik
a) Kematangan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
fisik
b) Kematangan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
neuromuskul
er
6) Pola fungsi kesehatan bayi
a) Nutrisi dan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
metabolisme
b) Eliminasi Tidak Ada Data Tidak Ada Data
c) Istirahat dan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
tidur
d) Aktivitas dan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
latihan
3. Pengalaman Tidak Ada Data Tidak Ada Data
dalam
perawatan
bayi
4. Harapan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
untuk
perawatan
bayi

C.Aspek Psikososial Ibu


a. Empati Tidak Ada Data Tidak Ada Data
sensitivitas
terhadap
isyarat bayi
b. Konsep Diri Tidak Ada Data Tidak Ada Data

c. Identitas diri Tidak Ada Data Tidak Ada Data

Harga diri Tidak Ada Data Tidak Ada Data


Peran Tidak Ada Data Tidak Ada Data
Ideal diri Tidak Ada Data Tidak Ada Data
Citra tubuh Tidak Ada Data Tidak Ada Data
Kesesuaian Tidak Ada Data Tidak Ada Data
antara
harapan dan
kenyataan
Sikap ibu Tidak Ada Data Tidak Ada Data
terhadap
persalinan
dan merawat
bayi
Pengalaman Tidak Ada Data Tidak Ada Data
melahirkan
Kecemasan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
Depresi Tidak Ada Data Tidak Ada Data
Konflik Tidak Ada Data Tidak Ada Data
peran
fleksibilitas Tidak Ada Data Tidak Ada Data
Peran Ayah Selama Dan Sesudah Kelahiran

C. INFORMAL
Orang yang Tidak Ada Data Tidak Ada Data
telibat dalam
perawatan
bayi
Peran dalam Tidak Ada Data Tidak Ada Data
perawatan
bayi
Pengalaman Tidak Ada Data Tidak Ada Data
dalam
perawatan
bayi
Harapan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
untuk
perawatan
bayi
D. PERSONAL
a. Pandangan Tidak Ada Data Tidak Ada Data
ibu terhadap
perannya
b. Pengalaman Tidak Ada Data Tidak Ada Data
masa lalu
yang
mempengaru
hi peran ibu
c. Pencapaian Tidak Ada Data Tidak Ada Data
peran ibu

Interpretasi data :

Berdasarkan tabel 4.1 da[at dijelaskan bahwa pengkajian yang diperoleh melalui

wawancara dan observasi pada kedua klien dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Identitas

Berdasarkan identitas klien 1 bernama Ny. MT usia 23 tahun dan klien 2 Ny, C 22 tahun

sedangkan untuk status pendidikan, klien 1 adalah SMA dan klien 2 tidak ada data

pendidikan. Dalam pengkajian data pekerjaan kedua klien tidak ada data pekerjaan, untuk

status pernikahan kedua klien sama yaitu sama – sama sudah menikah, dalam pengjian data

agama klien 1 beragama katolik sedangkan klien 2 tidak ada data agama. Tanggal

pengkajian pada klien 1 pada tanggal 25 Juni 2018 sedangkan tanggal pengkajian klien 2

tanggal 25 Juli 2018.

2. Antisipatory

Pada saat dilakukan pengkajian pada klien 1 kondisinya adalah post partum primipara

hari ke 1 sedangkan untuk klien 2


kondisinya adalah post partum primipara hari ke 2. Kedua klien sama – sama mengeluh

nyeri pada jalan lahir dan nyeri saat bergerak, klien 1 mengeluh nyeri seperti berdenyut

dengan skala nyeri 6, sedangkan pada klien 2 mengeluh nyeri seperti tertusuk – tusuk

dengan skala nyeri 5. Pada riwayat kesehatan yang lalu klien 1 tidak ada data yang

mendukung, sedangkan pada klien 2 belum pernah hamil dan melahirkan sebelumnya.

Klien 1 riwayat haid tidak ada data, sedangkan klien 2 menarche pada usia 14 tahun

dengan siklus haud 28 hari dan tidak ada keluhan nyeri saat haid. Klien 1 dan klien 2 sama

– sama sudah menikah, klien 2 menikah pada usia 20 tahun. Klien 1 tidak ada data riwayat

KB untuk klien 2 belum pernah menggunakan KB sebelumnya. Ini merupakan kehamilan

pertama untuk klien 1 dan klien 2 dengan status obstetri G1P0A0. Klien 1 memeriksakan

kehamilannya di puskesmas setiap seminggu sekali, sedangkan klien 2 memeriksakan

kehamilannya di Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu sebanyak 4 kali. Pada pemenuhan dasar

manusia kedua klien tidak memiliki makanan pantangan. Pada klien 1 buang air kecil 3-4

x/hari, sedangkan klien 2 buang air kecil 7 x/hari. Kedua klien sama – sama nyeri saat

buang air kecil dan belum ada BAB. Pada klien 1 frekuensi pernapasan 22 x/menit dan

klien 2 frekuensi pernapasan 20 x/menit. Klien 1 mengatakan


tidur malam kurang lebih 7 – 8 jam, sedangkan klien 2 tidak bisa tidur malam. Pada kedua

klien sama – sama ditemani oleh suaminya saat kontrol dan proses persalinan. Klien 1

belum mendapatkan informasi tentang cara perawatan payudara, cara merawat tali pusat

bayi, KB, nutrisi bayi, dan imunisasi sedangkan klien 2 sudah maendapatkan.

3. Formal

Pada pengkajian riwayat persalinan saat ini klien 1 maupun klien 2 melaksanakan

persalinan secara normal. Pada klien 1 persalinan dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018

pukul 00.30 WITA, sedangkan pada klien persalinan dilakukan pada tanggal 25 Juli 2018

pukul 03.00 WITA. Kedua klien sama – sama melahirkan bayi laki – laki, pada klien 1

riwayat bayi tidak data, sedangkan pada klien 2 riwayat kelahiran dengan berat 3440 gram

dan panjang badan 49 cm. Pada pengkajian pemeriksaan fisik bayi, pola fungsi kesehatan

bayi, aspek psikososial ibu, peran ayah selama dan sesudah kelahiran kedua klien sama –

sama tidak ada data.

4. Informal

Pada pengkajian informal kedua klien sama – sama tidak ada data.
5. Personal

Pada pengkajian personal kedua klien sama – sama tidak ada data.

Tabel 4. 2
Penatalaksaan Medis Ibu Post Partum Primipara
Penatalaksanaan medis
Klien 1 Klien 2
1. Amoxicillin 3x1 1. Asam Mefenamat 3x1 (500mg)
2. Asam Mefenamat 3x1
3. Sulfate Ferrous 2x1

Jenis Klien 1 Klien 2


pemeriksaan
1. Darah Hasil pemerikasaan darah -
pada tanggal 25 Juni 2018
- Eritrosit : 4,09 10^6/uL
- Hematokrit : 35,1 %
- Neutrofit : 7,96 10^3/uL
- Monosit : 0,78 10^3/uL
2. Urine Tidak dilakukan Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan

Interpretasi data :

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan data pelaksaan terapi pemberian obat pada klien

1 yaitu obat antibiotic, obat analgesic, dan preparat besi, sedangkan terapi pemberian

obat pada klien 2 yaitu obat analgesic. Pada pemeriksaan laboratorium klien 1 pada

tanggal 25 Juni 2018 dengan hasil neutrofit 7,96 10^3/uL dan monosit 0,78 10^3/uL,
untuk pemeriksaan urine tidak dilakukan. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium

klien 2 tidak ada data.

Tabel 4. 3
Data Fokus Ibu Post Partum Primipara
Data Fokus
Klien 1 Klien 2
DS : DS :
a) Klien mengatakan dirawat a) Klien mengatakan dirawat
diruangan flamboyan RSUD diruangan rawat inap Rumah
Prof. Dr. W.Z Johannes Sakit Bersalin Sayang Ibu
kupang post partum post partum primipara hari ke
primipara. 2
b) Klien mengatakan nyeri b) Klien mengatakan nyeri pada
jalan lahir, nyeri makin
pada pada perut bagian
bertambah ketika klien
bawah dekat kelamin, bergerak . nyeri seperti
nyeri saat bergerak, nyeri tertusuk – tusuk, dan nyeri
seperti berdenyut, dan hilang timbul
nyeri hilang timbul. c) Klien mengatakan
c) Klien mengatakan sudah sebelumnya belum pernah
menikah hamil dan melahirkan
d) Klien mengatakan ini sebelumnya ini adalah anak
merupakan kehamilan pertamanya. Klien
pertama dan persalinan mengatakan menarche pada
pertama yang dijalaninya. usia 14 tahun
e) Klien mengatakan d) Siklus haid teraratur setiap
memeriksakan bulan selama 28 hari
kehamilannya di e) Selama haid klien
puskesmas setiap minggu mengatakan tidak pernah
f) klien mengatakan tidak merasakan nyeri haid
ada makanan pantangan f) Klien mengatakan
g) Klien mengatakan buang menikah pada usia 20
air kecil 3-4 x/hari tahun dan ini merupakan
h) Klien mengatakan nyeri pernikahan pertama klien
saat buang air kecil dengan suaminya
i) Klien mengatakan belum g) Klien mengatakan belum
ada BAB pernah menggunakan KB
j) Klien mengatakan nyeri h) Klien mengatakan ini
saat buang air besar pada merupaka kehamilan
bagian perut. pertama dan persalinan
k) Klien mengatakan tidur pertama yang dijalaninya.
malam kurang lebih 7-8 i) Klien mengatakan
jam memeriksakan
kehamilannya di Rumah
l) Klien mengatakan susah Sakit Bersalin Sayang Ibu
bergerak dan hanya sebanyak 4 kali kontrol
banyak tidur j) Klien mengatakan tidak
m) Klien mengatakan belum ada makanan pantangan
bisa melakukan senam k) Klien mengatakan buang
nifas kecil 7 kali/hari
n) Klien mengatakan l) Klien mengatakan sedikit
menerima kehamilan nyeri saat buang air kecil
dengan senang m) Klien mengatakan selama
o) Klien mengatakan suami masuk rumah sakit klien
menemani saat kontrol belum ada BAB
selama kehamilan. n) Klien mengatakan susah
p) Klien mengatakan belum tidur malam karena
mendapatkan informasi bayinya yang selalu
tentang cara perawatan menangis
payudara, cara merawat o) Klien mengatakan
tali pusat bayi, KB, nutrisi melakukan mobilisasi pada
bayi, dan imunisasi hari pertama post partum
q) Klien mengatakan budaya p) Klien mengatakan suami
yang dianut selama dan selalu menemani saat
setelah melahirkan tidak kontrol kehamilannya
ada yang bertentangan q) Klien mengatakan saat
dengan kesehatan. proses persalinan suami
menemaninya
DO : r) Klien mengatakan
a) Tanda - tanda vital klien mendapatkan informasi
TD : 100/60 mmHg, Nadi : tentang cara merangsang
90 x/menit, RR : 22 supaya putting susu dapat
x/menit, suhu : 36,3 0C menonjol, cara
b) Pasien tampak meringis memandikan dan
c) Skala nyeri 6 merawat tali pusat bayi,
d) tidak ada data yang KB, personal hiegine, dan
mendukung mengenai manfaat menyusui bagi
Riwayat Kesehatan yang bayi dan ibu
lalu s) Klien mengatakan suami
e) tidak ada data yang dan keluarga mendukung
mendukung mengenai dalam proses kelahiran.
Riwayat haid t) Klien mengatakan sangat
f) tidak ada data yang bahagia atas kelahiran
mendukung mengenai bayinya ini
Riwayat KB u) Suami klien sebagai kepala
g) Status obstetri klien keluarga dan berfungsi
dengan G₁P₀A₀ untuk mencari nafkah bagi
Persalinan ini adalah keluarga.
persalinan yang pertama
klien dengan status
obstetri G1P0A0
h) Keadaan umum baik, v) Klien sebagai istri bertugas
kesadaran compos mentis mendidik dan mengasuh
i) Klien mendapatkan pola bayinya.
makan 3 kali/sehari dan w) Klien mengatakan merasa
makanan dihabiskan, cemas tidak bisa menyusui
j) Terdapat luka pada bayinya karena ASI nya
periuneum tidak keluar
k) Tidak terpasang kateter x) Klien mengatakan ganti
Frekuensi pernapasan 22 underpat 4 kali/sehari
kali/menit
l) suara nafas vesikuler
m) suara nafas tambahan tidak DO :
ada a) Tanda - tanda vital klien
n) pernapasan cuping hidung TD : 110/80 mmHg, Nadi :
tidak ada. Konjungtiva 80 x/menit, RR : 20 x/menit, suhu :
merah muda 36 0C.
o) Sklera berwarna putih b) Pada saat kaji ASI klien
p) Pupil isokor. Bentuk ASI belum keluar.
payudara simetris, tidak c) Pasien tampak meringis
ada luka, tidak ada nyeri, dan tampak melindungi
tidak bengkak area nyeri
q) Putting susu menonjol d) Skala nyeri 5
normal, aerola berwarna e) Status obstetri klien
hitam kecoklatan, tidak G1P0A0 Persalinan ini
nyeri saat ditekan merupakan persalinan
r) Pigmentasi coklat pertama klien dengan
kehitaman status obstetri G1P0A0
s) Kolostrum belum keluar, f) Hasil pemeriksaan pada
namun payudara sudah tanggal 25 Juni pukul
keras 03.00 WITA, His setiap 10
t) Payudara tampak bersih menit 2 kali, lama 30 – 35
Tidak terdapat luka bekas detik, DJJ : 140 x/menit,
oprasi pembukaan 5 cm, portio
u) Bising usus 10 kali/menit lunak, ketuban utuh, tidak
v) Tfu 2 jari dibawah pusat ada hambatan jalan lahir,
w) Diastasis rectus TD : 110/70 mmHg, Nadi :
abdominalis 5 cm dengan 80 x/menit, Respirasi : 20
lebar 1 cm x/menit, Suhu : 36 oc,
x) Kontraksi uterus baik g) Hasil pemeriksaan pukul
Terdapat lochea rubra 19.05 WITA, pembukaan lengkap,
y) Tercium bau amis kepala janin tampak diperineum,
z) Tanda REEDA pada luka perineum menegang, anus
jahitan episiotomi tidak membuka, bayi lahir pada pukul
ada Oedema pada 19.10 WITA, jenis kelamin laki –
ekstremitas tidak laki.
ditemukan
aa) Varises tidak ada
bb) Pelaksanaan persalinan normal h) Pada pukul 19.15 WITA,
pada tanggal 25 Juni 2018 pukul injeksi oksitosin 1 cc IM,
00.30 WITA plasenta keluar pukul
cc) By.Ny. MT berjenis kelamin laki – 19.30 lengkap dengan
laki. selaputnya, kontaksi uterus
baik, teraba letaknya 2 jari
dibawah pusar, penjahitan
luka episiotomi sebanyak
20 jahitan, TD : 110/80 mmHg,
nadi : 80 x/menit, respirasi : 20
x/menit, suhu 36 oc.
i) klien mendapatkan pola
makan 3 kali/hari dan
makanan dihabiskan Tidak
ada oedema pada vagina
j) Tidak terjadi distensi
kandung kemih
k) Tidak terpasang kateter
l) Terdapat luka pada
perineum Frekuensi
pernapasan 20 kali/menit
m) suara nafas vesikuler
n) suara nafas tambahan tidak
ada
o) pernapasan cuping hidung
tidak ada.
p) Klien selalu tersenyum
bahagia saat melihat
bayinya.
q) Ibu tidak menunjukkan
gejala stress Konjungtiva
anemis
r) Sklera ikterik Puting susu
menonjol tidak ada lecet
s) Tidak adanya nyeri tekan
pada kedua payudara
t) Tidak ada benjolan
u) Kolostrum tidak keluar.
v) ASI tidak keluar pada
kedua payudara. Abdomen
tampak bersih
w) Tampak linea nigra
x) Terdapat striae
y) Tidak terdapat luka bekas
operasi
z) Bising usus 10 kali/menit aa)
Tfu 2 jari dibawah pusat bb)
Kontraksi uterus baik
cc) Distensi abdomen tidak
ada. Terdapat lochea rubra
dd) Varises vagina tidak ada ee)
Tercium bau amis
ff) Tanda REEDA pada luka jahitan
episiotomi tidak ada Oedema pada
ekstremitas ada
gg) Varises tidak ada
hh) Pelaksanaan persalinan normal
pada tanggal 25 Juli 2018 pukul
03.00 WITA
ii) By.Ny. C berjenis kelamin laki –
laki dengan berat lahir 3440 gram
dan panjang badan 49 cm.

Interpretasi data :

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan data fokus yang diambil pada pasien 1 dan pasien 2

sesuai dari hasil pengkajian, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta

penatalaksanaan terapi.

Tabel 4. 4
Analisa Data Ibu Post Partum Primipara
Analisa Data
Klien 1
No. Data (DO & DS) Masalah Penyebab
1. DS : Pasien mengatakan Nyeri Akut Agen Pencedera
ia merasa nyeri pada area Fisik (luka)
perineumnya
Pasien mengatakan nyeri
jika perut bagian
bawahnya ditekan.

DO : pengkajian Nyeri
dilakukan P = nyeri saat
bergerak Q = berdenyut-
denyut R = di perineum S
= nyeri jika bergerak
2. DS : Pasien mengatakan Defesiensi Kurang
tidak pernah mendapat penegetahuan Informasi
informasi kesehatan

DO : pasien Nampak
bingung, dan tidak
mengetahui pertanyaan
yang diberikan
3. DS : pasien mengatakan Konstipasi Adanya Luka
pola BAB nya tidak Epiostomi
teratur, dan sudah 2 hari
belum BAB pasien
mengatakan pengeluaran
fesesnya sulit dan terasa
nyeri.

DO : pasien suka
menahan waktu untuk
BAB, dan terlihat feses
pasien keras.
4, DS : pasien mengatakan ia Ansietas Perubahan
merasa hawatir dengan Dalam Fungsi
anaknya, karena anaknya Peran
di rawat pisah dengannya.

DO :Pasien Nampak
terlihat tegang dan raut
muka Nampak lemas,
pasien ingin selalu
bertemu anaknya
Analisa Data

Klien 2

No. Data (DO & DS) Masalah Penyebab

1, DS : Ibu mengatakan Nyeri Akut Agen Pencedera


nyeri pada daerah luka Fisik
jahitan

DO : pasien tampak
melindungi area nyeri,
tampak meringis
kesakitan, P= nyeri saat
bergerak, Q= nyeri
seperti tertusuk – tusuk,
R= nyeri pada area yang
dijahit (perineum), S=
skala nyeri 5, TD=
110/80 mmHg, N= 85
x/menit, RR= 22 x/menit,
suhu= 36 oc.
2. DS : ibu mengatakan Ansietas Perubahan
cemas karena ASI belum Status Biologis
keluar khawatir terhadap
keadaan anaknya

DO : pasien tampak
gelisah, tampak pucat,
payudara ibu membesar
dan membengkak, cemas,
bingung, khawatir, ibu
tampak fokus pada
dirinya.
3. DS : ibu mengatakan Intoleransi Hambatan
belum bisa beraktivitas Aktivitas Mobilisasi Fisik
terlalu banyak karena
masih merasa sakit pada
daerah yang dijahit dan
khawatir akan rusaknya
jahitan jika terlalu banyak
bergerak.

DO : ibu tampak
berbaring, miring kanan
dan kiri, sesekali jalan ke
kamar mandi.

Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 4.4 di atas setelah data fokus untuk klien 1 dan klien 2 selanjutnya

dari hasil data fokus tersebut dibuat analisa data baik


pada klien 1 maupun kien 2 guna untuk menegakkan diagnosa keperawatan pada masing –

masing klien.

b. Diagnosa keperawatan

Tabel 4. 5
Diagnosa Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Diagnosa Keperawatan
Klien 1 klien 2
Diagnosa Diagnosa
No. Hari/ Tanggal Hari/ Tanggal
Keperawatan Keperawatan
ditemukan ditemukan
(kode SDKI) (kode SDKI)
1. Nyeri Akut Nyeri Akut
Berhubungan Berhubugan
26 Juni 2018 Dengan Agen 26 Juli 2018 Dengan Agen
Cedera Fisik Pencedera
Fisik
2. Defisiensi Ansietas
Pengetahuan Berhubungan
Berhubungan Dengan
26 Juni 2018 Dengan 26 Juli 2018 Perubahan
Kurang Status
Terpaparnya Biologis
Informasi
3. Konstipasi Intoleransi
Berhubungan Aktivitas
Dengan Luka Berhubungan
26 Juni 2018 Episiotomy 26 Juli 2018 Dengan
Hambatan
Mobilisasi
Fisik
4. Ansietas
Berhubungan
Dengan
26 Juni 2018
Perubahan
Dalam Status
Fungsi Peran.

Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 4.5 setelah melakukan pengkajian dan

menganalisis data klien 1 ditegakkan 4 diagnosa keperawatan yaitu nyeri


akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurang terpaparnya informasi, konstipasi berhubungan dengan luka episiotomy,

dan ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status fungsi peran.

Sedangkan pada klien 2 ditegakkan 3 diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera fisik, ansietas berhubungan dengan perubahan status biologis, dan

intoleransi aktivitas berhubungan dengan hambatan mobilitas fisik.

c. Intervesi keperawatan

Tabel 4. 6
Intervensi Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Intervensi Keperawatan
Klien 1
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
1 Selasa 26 Nyeri Akut Pasien akan bebas dari 1. Lakukan
Juni 2018 Berhubungan nyeri selama dalam pengkajian nyeri
Dengan Agen perawatan Indikator : yang
Cedera Fisik 1. Mengenali kapan komprehensif
terjadinya nyeri (lokasi,
2. Menggambarkan karateristik,
faktor penyebab durasi,dan
frekuensi.)

2. Gali bersama
faktor-faktor
yang dapat
menurunkan/
memperberat
nyeri.

3. Pilih dan
implementasikan
tindakan yang
beragam.
Intervensi Keperawatan
Klien 1
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
4. Berikan
analgesik bila perlu

2. Selasa Defisiensi Pasien akan meningkatkan 1. berikan ceramah


26 Juni 2018 Pengetahuan pengetahuan selama dalam untuk
Berhubungan perawatan. Indikator : menyampaikan
Dengan Kurang 1. perawatan tali informasi dalam
Terpaparnya pusat, imunisasi jumlah besar
Informasi. yang
direkomendasi 2. libatkan
kan, pencegahan individu,
dan keluarga dan
2. pengendalian kelompok dalam
infeksi perencanaan dan
rencana
implementasi
gaya hidup.

3. gunakan
berbagai strategi
utama dalam
program
pendidikan

4. Modifikasi
perilaku
kesehatan

5. Beri kesempatan
kepada pasien
bertanya.
3. Selasa Konstipasi Pasien akan meningkatkan 1. Monitor tanda/
26 Juni 2018 Berhubungan pola BAB yang normal gejala konstipasi
Dengan Luka selama dalam perawatan.
Episiotomi Indikator : 2. Monitor bising
Grade 2 1. Merespon usus
keinginan untuk
BAB secara 3. Identifikasi
normal. faktorfaktor
2. Minuman cairan ( pengobatan, tirah
yang adekuat. baring dan diet) yang
3. Mengkonsumsi menyebabkan
serat dalam konstipasi
jumlah yang kuat.
Intervensi Keperawatan
Klien 1
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
4. Ajarkan pasien/
keluarga
mengenai proses
pencernaan

5. Instruksikan
pasien/keluarga
diet tinggi serat
4 Selasa Kecemasan Pasien akan menunjukan 1. gunakan
26 Juni 2018 Berhubungan kecemasan berkurang/ pendekatan yang
Dengan teratasi selama dalam menenangkan.
Perubahan perawatan Indicator :
Dalam Fungsi 1. Klien mampu 2. Nyatakan
Peran mengungkapka n dengan jelas
gejala cemas harapan pasien
2. Tanda-tanda vital
dalam batas 3. Temani pasien
normal untuk
memberikan
keamanan

4. Dengarkan
pasien berbicara
dengan penuh
perhatian

5. Berikan obat
kecemasan
Intervensi Keperawatan
Klien 2
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
1. Kamis 26 Juli Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Lakukan
2018 Berhubungan Tindakan keperawatan pengkajian nyeri
Dengan Agen selama 2 x 8 jam masalah yang
Pencedera Fisik nyeri teratasi dengan kiteria komprehensif
hasil : (lokasi,
1. Skala nyeri karateristik,
berkurang durasi,dan
2. Melaporkan frekuensi.)
kebutuhan istirahat
terpenuhi 2. Gunakan
3. Mampu komunikasi teraupetik
menggunakan untuk
Intervensi Keperawatan
Klien 1
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil
metode non mengungkapkan
farmakologi pengalaman nyeri.
4. Tanda – tanda
vital dalam batas 3. Ajarkan Teknik
normal relaksasi
5. Pemberian
analgesik 4. Kolaborasi
pemberian
anagesik

5. Pengukuran
tanda – tanda
vital

2. Kamis 26 Juli Ansietas Setelah dilakukan 1. Mendengarkan


2018 Berhubungan Tindakan keperawatan keluhan pasien
Dengan Perubahan selama 2 x 8 jam masalah 2. Observasi
Status Biologis ansietas teratasi dengan keluhan pasien
kiteria hasil : 3. Menganjurkan
1. Klien mampu keluarga tetap
mengidentifikasi menemani
dan menyatakan
cemas berkurang
2. Tanda – tanda
vital dalam batas
normal
3. Kamis 26 Juli Intoleransi Setelah dilakukan 1. Bantu klien
2018 aktivitas Tindakan keperawatan mengidentifikasi
berhubungan selama 2 x 24 jam masalah tindakan yang
dengan hambatan mobilisasi teratasi dengan mampu
mobilitas fisik kiteria hasil : dilakukan
1. Mampu 2. Kolaborasi
melakukan dengan tenaga
aktivitas seperti rehab medis
biasa dalam merencanakan
2. Tanda – tanda program terapi
vital dalam batas yang tepat
normal 3. Mengukur tanda
3. Mampu mobilisasi – tanda vital
tanpa alat bantu 4. Bantu klien
mengembangkan
motivasi diri
Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 4.6 diatas setelah melakukan penegakkan diagnosa keperawatan pada

klien 1 dan klien 2, dibuatlah perencanaan tindakan keperawatan sesuai dengan masing –

masing diagnose yang ditemukan pada klien. Perencanaan pada klien 1 dan klien 2 dibuat

dengan menggunakan teori NANDA NIC NOC 2015.

d. Implementasi Keperawatan

Tabel 4. 7
Implementasi Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Implementasi Keperawatan
Klien 1
Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
Selasa Manajemen nyeri DS :
26 Juni 2018 - Pasien
08.20 1. Melakukan tindakan mengatakan
manajemen nyeri, ia masih
nyeri/ namun
pengkajian nyerinya
meliputi (lokasi, terasa ringan (
3).
karateristik,
durasi,dan DO :

frekuensi) - Pasien
tampak
2. Mengatur posisi meringis
pasien kesakitan jika
bergerak
3. Menggajark an namun sedikit
yang ia
teknik relaksasi
rasakan
napas dalam
4. Melakukan
pengukuran tanda- tanda
vital
09.45
Pendidikan Kesehatan DS :
1. Melakukan - Pasien
penyuluhan
mengatakan
kesehatan pada
pasien tentang KB ia sudah
2. Memberikan mengerti
penjelasan lagi
kepeda pasien dengan apa
tentang pentingnya yang
hidup bersih
dijelaskan
dan sudah
mengetahui
apa itu
program
KB

DO :
- pasien
tampak
sudah
mengerti dan
dapat
menjawab
pertanyaan
yang
diberikan.

12.10 1. Mendengarkan DS :
- Pasien
pasien bicara
mengatakan
dengan penuh ia masih
perhatian merasa cemas karena
terpisah dari
2. Mendorong pasien bayinya.
mengungkap kan
perasaan
DO :
ketakutannya - pasien
3. Memberikan kata- tampak tidak tenang
kata motivasi

Rabu 1. Menjelas kan DS :


27 Juni 2018 - pasien
kepada pasien jika
09.10 mengatakan ia
ia masih merasakan sudah tidak
nyeri pasien dapat merasakan
nyeri
mendengarkan
music untuk DO :
- Pasien
mengalihkan rasa tampak
sakitnya tenang dan
jika bergerak
2. Observasi tanda- ia tidak
tanda vital pasien merasakan nyeri.

09.50 1. Melakukan DS :
penyuluhan - Pasien
kesehatan pada mengatakan
pasien tentang apa ia sudah
manfaat mengerti
mengikuti dengan apa
imunisasi yang
pada bayi dijelaskan
dan sudah
mengetahui
apa itu
imunisasi dan
manfaatnya pada
bayi

DO :
- pasien
tampak sudah
mengerti dan
dapat
menjawab
pertanyaan
yang
diberikan.

DS :
- pasien
10.15
1. Menginstruksikan mengatakan
kepada klien untuk masih agak
banyak susah waktu
mengkonsumsi BAB
makanan tinggi
serat bila perlu DO :
buah – buahan - Pasien
2. Menginstruksikan Nampak
klien terus masih
mengkonsumsi air sedikit
putih. merasa nyeri
saat BAB
- BAB pasien
masih keras.

DS :
12.10 1. Mendengarkan - Pasien
pasien bicara mengatakan
dengan penuh ia tidak
perhatian merasa cemas lagi
2. Mendorong pasien karena ia sudah
mengungkap kan bersam bayinya di
perasaan rumah
ketakutannya
DO :
- pasien
tampak
tenang

Kamis 1. menjelaskan kepada DS :


28 Juni 2018 - pasien
pasien jangan suka
15.20
mengatakan
menunda-nunda waktu BAB
ia sudah tidak
lagi
susah waktu
BAB

DO :
- Pasien
tampak tidak
merasa nyeri
saat BAB
- BAB pasien
sudah normal/
tidak keras.

Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 4.7 diatas implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi

masalah – masalah yang ditemukan pada klien sesuai dengan perencanaan tindakan

keperawatan masing – masing diagnosa yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan

keperawatan pada Klien 1 selama 3 hari. Implementasi dilakukan pada tanggal 26 Juni

2018 sampai 28 Juni 2018 yang dilakukan secara komperhensif.

Tabel 4. 8
Implementasi Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Implementasi Keperawatan
Klien 2
Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
Kamis 26 Juni 1.1. Pengukuran tanda – DS :
2018 - Klien
tanda vital
mengatakan
1.2. Pemberian analgesic
nyeri sedikit
1.3. Anjurkan teknik
berkurang
relaksasi dengan
nafas dalam
DO :
- Pemberian
anlgesik
- Tanda – tanda
vital TD :
110/80 mmHg,
5.1. pemberian edukasi Nadi : 85
5.2. pijat oksitosin x/menit, RR :
0
5.3. pemberian obat 22 x/menit, suhu : 36 c.
pencahar ASI

DS :
- Klien
mengatakan
sudah paham
dengan
kondisinya

DO :
- Asi keluar
sedikit

DS : -
3.1 bantu klien mika miki

DO :
- Klien tampak
mika miki

Jum’at 27 Juli 4.1. Pengukuran tanda – DS :


2018
tanda vital - Klien
4.2. Pemberian analgesic mengatakan nyeri
4.3. Anjurkan teknik berkurang
relaksasi dengan
nafas dalam
4.4. Perawatan perineum DO :
- Pemberian
obat analgesic
- Mengganti
kassa pada
luka
- Tanda – tanda
vital TD :
120/80
mmHg, Nadi :
80 x/menit,
RR : 20
x/menit, suhu
0
: 36 c.

DS :
- Klien

2. 1 mengatakan
sudah paham
Lakukan Tindakan
dengan
teraupetik guna
kondisinya
mengungkapkan
- Klien
kecemansan
mengatakan
2. 2 Pemberian edukasi
kecemasannya
berkurang

DS: -

3.1 Bantu klien untuk


miring kanan miring
kiri DO :
- Klien tampak
melakukan mobilisasi

Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 4.8 diatas implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi

masalah – masalah yang ditemukan pada klien sesuai dengan perencanaan tindakan

keperawatan masing – masing diagnosa yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan

keperawatan pada Klien 1 selama 2 hari. Implementasi dilakukan pada tanggal 27 Juli

2018 sampai 28 Juli 2018 yang dilakukan secara komperhensif.

5. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4. 9
Evaluasi Keperawatan Ibu Post Partum Primipara
Evaluasi Keperawatan
Klien 1
Hari ke- Diagnosa keperawatan Evaluasi (SOAP)
Jum’at 29 Juni Nyeri Akut
2018 S : pasien mengatakan
Berhubungan Dengan
ia sudah tidak
Agen Cedera Fisik
merasakan nyeri
O : Pasien tampak
tenang dan jika
bergerak ia tidak
merasakan nyeri.
A : Masalah teratasi.
P: intervensi di
pertahankan .
Defisiensi Pengetahuan
S : Pasien
Berhubungan Dengan
Kurang Terpaparnya mengatakan ia tidak
Informasi merasa cemas lagi karena
ia sudah bersam bayinya
di rumah
O : pasien tampak
tenang
A: masalah teratasi
P : intervensi
dipertahankan

S : pasien

Konstipasi mengatakan ia sudah


Berhubungan Dengan tidak susah waktu BAB
Luka Episiotomy O : Pasien tampak tidak
merasa nyeri saat BAB
dan BAB pasien sudah
normal/ tidak keras.
A : masalah teratsi.
P : intervensi
dipertahankan

S : Pasien
mengatakan ia tidak
merasa cemas lagi karena
ia sudah bersam bayinya
Ansietas Berhubungan di rumah
Dengan Perubahan O : pasien Nampak
Dalam Status Fungsi tenang
Peran. A: masalah teratasi P
: intervensi
dipertahankan
Evaluasi keperawatan
Klien 2
Hari ke- Diagnosa keperawatan Evaluasi (SOAP)
Sabtu Nyeri Akut S : klien mengatakan
28 Juli 2018 Berhubugan Dengan sudah tidak merasakan
Agen Pencedera Fisik nyeri pada area jahitan.
O : pasien tampak
beraktivitas seperti
biasa, tanda – tanda
vital 120/80 mmHg,
Nadi : 80 x/menit, RR :
20 x/menit, suhu : 36
0
c. A : masalah nyeri
teratasi
: intervensi dihentikan.

S : klien mengatakan
sudah tidak cemas
karena ASI nya sudah
Ansietas Berhubungan keluar
Dengan Perubahan O : pasien tampak
Status Biologis tenang menyusui
bayinya
A : Masalah ansietas
teratasi
P : intervensi dihentikan

S : klien mengataka sudah


bisa bergerak seperti biasa
Intoleransi Aktivitas
O : klien tampak
Berhubungan Dengan
menggendong bayinya
Hambatan Mobilisasi
A : masalah intoleransi
Fisik
aktivitas teratasi
P : intervensi diatasi
Interpretasi Data :

Berdasarkan tabel 4.9 di atas bahwa pada klien 1 dilakukan asuhan keperawatan selama 3

hari, sedangkan pada klien 2 dilakukan asuhan keperawatan selama 2 hari. Evaluasi pada

klien 1 menunjukkan 4 diagnosa teratasi yaitu Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen

Cedera Fisik, Defisiensi Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Terpaparnya

Informasi, Konstipasi Berhubungan Dengan Luka Episiotomy, dan Ansietas Berhubungan

Dengan Perubahan Dalam Status Fungsi Peran. Evaluasi pada klien 2 menunjukkan 3

diagnosa teratasi yaitu Nyeri Akut Berhubugan Dengan Agen Pencedera Fisik, Ansietas

Berhubungan Dengan Perubahan Status Biologis, dan Intoleransi Aktivitas Berhubungan

Dengan Hambatan Mobilisasi Fisik.

B. Pembahasan

Peneliti akan membahas tentang literature review asuhan keperawatan pada 2 klien Ibu

post partum primipara. Asuhan keperawatan dilaksanakan sselama 3 hari yang dilakukan

pada klien 1 Ny. MT sejak tanggal 25 Juni 2018 sampai 28 Juni 2018 RSUD Prof. Dr.

W.Z Johannes Kupang dan kien 2 Ny. C sejak tanggal 25 Juli 2018 sampai 28 Juli 2018 di

Rumah Sakit Bersalin Sayang Ibu Balikpapan. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi , implementas, dan evaluasi. Adapun bahasan tiap bagian

sebagai berikut :
1. Pengkajian

Hasil dari pengkajian didapatkan beberapa data yang ada pada kedua klien. Pengkajian

pada klien 1 dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018 sedangkan pada klien 2 dilakukan pada

tanggal 25 Juli 2018. Klien 1 bernama Ny. MT usia 23 tahun dan klien 2 Ny.C 22 tahun

sedangkan untuk status pendidikan, klien 1 adalah SMA dan klien 2 tidak ada data

pendidikan. Dalam pengkajian data pekerjaan kedua klien tidak ada data pekerjaan, kedua

klien merupakan post partum primipara. Terdapat persamaan antara klien 1 dan klien 2

pada keluhan utama yaitu pada klien 1 mengeluh nyeri pada daerah perut bagian bawah

dekat dengan kemaluan sedangkan pada klien 2 mengeluh nyeri pada jalan lahir. Pada

kedua klien terdapat luka pada perineum yang menyebabkan nyeri sesuai dengan teori

menurut Apriyani 2018 pada bagian pemeriksaan fisik genetalia terdapat luka pada

perineum.

Pada pengkajian eliminasi didapat data pada klien 1 mengeluh nyeri saat BAB dan pada

pengkajian aktivitas dan istirahat klien 2 mengeluh sulit tidur. Pada pengkajian

pemeriksaan fisik pada klien 2 didapat data sklera tampak ikterik dan ekstremitas ada

oedema, menurut teori Apriyani, 2018 pada pemeriksaan fisik sklera normalnya adalah

berwarna putih.

Berdasarkan pengkajian pada klien 1 didapatkan hasil bahwa klien belum mendapatkan

informasi tentang cara perawatan payudara, cara merawat tali pusat bayi, KB, nutrisi bayi,

dan imunisasi.
Pada pengkajian bayi didapatkan data bayi kedua klien berjenis kelamin laki – laki,

keadaan bayi klien 1 tidak ada data dan untuk keadaan bayi klien 2 normal. Adapun

riwayat bayi untuk bayi klien 1 tidak ada data dan bayi klien 2 lahir dengan BB 3440 gram

dengan panjang badan 49 cm.

Pengkajian pada penelitian ini menggunakan format pengkajian Ramona T.Mercer dapat

digunakan untuk menjelaskan masalah yang dialami klien post partum dan bagaimana klien

berespon terhadap masalah. Pada model pengkajian ini ditempatkan interaksi antara ibu,

bayi dan ayah sebagai sentral interaksi yang tinggal dalam satu lingkungan. Becoming a

mother merupakan teori Ramona T.Mercer tentang bagaimana seorang wanita akan

menjadi seorang ibu. Untuk pengkajian Ramona T.Mercer menurut Astrida dan Grace 2008

pada fase antisipatory, formal, informal dan personal semuanya tepat dibuktikan dengan

data, antisipatory : Kedua Klien melakukan ANC rutin dan suami selalu menemaninya

untuk periksa, merupakan kehamilan yang diinginkan, formal : pada fase ini kedua klien

tidak ada. Meskipun pada Klien 2 produksi ASI sedikit, informal : tidak ada data, klien 2

belum pernah merawat bayi sebelumnya. Personal : tidak ada data pada kedua klien.

Sebagai seorang perawat maka dalam melakukan pengkajian harus menggali lebih dalam

mengenai masalah atau keluhan yang sedang dialami oleh klien sehingga dari data hasil
pengkajian untuk dapat mengetahui masalah dan tindakan apa yang harus diberikan pada

klien.

Pengkajian pada kedua klien post partum primipara menurut penulis tanda dan gejala yang

di rasakan sudah sesuai dengan teori yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan

Hasil analisa data kedua kasus ibu hiperemesis gravidarum dalam penegakkan diagnosa

keperawatan menggunakan NANDA, 2015 dan belum sesuai dengan SDKI, 2017 yang

digunakan sebagai literatur dalam menegakkan diagnosa keperawatan. Menurut Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2017 indikator penegakkan diagnosa keperawatan terdiri atas penyebab,

tanda/gejala dan faktor risiko, dimana terdapat kriteria mayor dan minor dalam

menegakkan diagnosa. Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar

80%-100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala yang

tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung penegakan diagnosis.

Menurut, Wayan 2017, Arma 2015 dan SDKI 2017 terdapat 6 diagnosa keperawatan yang

sering muncul pada ibu hiperemesis gravidarum yaitu : nyeri akut, resiko infeksi, menyusui

tidak efektif, gangguan pola tidur, resiko gangguan perlekatan, dan defisit pengetahuan.

Hasil analisa data pengkajian diagnosa keperawatan yang ditegakkan bila dilihat dari

SDKI 2017 pada Ny.MT ditemukan 4


diagnosa tetapi yang sesuai dengan teori hanya 2 diagnosa yaitu Nyeri Akut D.0077 dan

Defisit Pengetahuan D.0111. Sedangkan pada Ny. C ditemukan 3 diagnosa tetapi yang

sesuai dengan teori hanya 1 diagnosa yaitu Nyeri Akut D.0077.

Berikut pembahasan diagnosa yang muncul sesuai teori pada data kasus Ny. MT dan Ny. C

yaitu :

Diagnosa yang pertama kali ditemukan pada kedua klien adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen pencedera fisik, karena pada hasil analisa dari pengkajian terdapat data

subjektif klien mengatakan nyeri diperut bagian bawah dekat daerah kemaluan, nyeri

seperti tertusuk - tusuk, nyeri timbul saat bergerak. Data objektif didapatkan pada kedua

klien yaitu klien tampak meringis menahan sakit, klien tampak melindungi area nyeri,

skala nyeri 6.

Menurut SDKI 2017, nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang

berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan. Kriteria

mayornya yang dapat ditemukan berupa data subjektif seperti mengeluh nyeri, sementara

data objektif yang dapat ditemukan pada tanda mayor adalah tampak meringis, frekuensi

nadi menigkat. Sedangkan kriteria minornya yang dapat ditemukan berupa data objektif

meliputi tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berubah, proses

berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada


diri sendiri. Hal ini sesuai dengan teori gejala dan tanda mayor minor yang terjadi pada

kedua klien yang memenuhi kriteria tersebut.

Adapun masalah keperawatan yang muncul pada klien 1 tetapi tidak muncul pada klien 2

yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi Defisit

Pengetahuan Berhubungan Dengan Kurang Terpaparnya Informasi, karena pada hasil

analisa dari pengkajian terdapat data subjektif klien 1 Ny. MT mengatakan tidak tahu

bagaimana cara merawat bayi yang benar, cara perawatan payudara, cara merawat tali

pusat bayi, KB, nutrisi bayi, dan imunisasi. sedangkan pada klien 2 Ny. C mengatakan

sudah mendapatkan informasi mengenai cara merawat bayi yang benar, cara perawatan

payudara, cara merawat tali pusat bayi, KB, nutrisi bayi, dan imunisasi. Data objektif

didapatkan pada klien 1 Ny. MT yaitu tampak bingung, dan tidak mengetahui pertanyaan

yang diberikan.

Menurut SDKI 2017, defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya informasi

kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Kriteria mayornya yang dapat ditemukan

berupa data subjektif seperti menanyakan masalah yang dihadapi, sementara data objektif

yang dapat ditemukan pada tanda mayor adalah menunjukkan perilaku tidak sesuai

anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah. Sedangkan kriteria minornya

yang dapat ditemukan berupa data objektif meliputi menjalani pemeriksaan yang tidak

tepat, menunjukkan perilaku berlebihan mis : apatis, bermusuhan, agitasi,


histeria. Hal ini sesuai dengan teori gejala dan tanda mayor minor yang terjadi pada kedua

klien yang memenuhi kriteria tersebut.

Dari hasil analisa data yang diperoleh dari pengkajian terhadap kedua klien Ny. MT dan

Ny. C terdapat kesenjangan dengan teori yaitu pada keluhan yang dirasakan oleh kedua

klien seharusnya peneliti menambahkan diagnosa menyusui tidak efektif, karena pada hasil

analisa dari pengkajian terdapat data objektif klien Kolostrum tidak keluar dan ASI belum

keluar.

Menurut SDKI 2017 menyusui tidak efektif adalah kondisi dimana ibu dan bayi mengalami

kedidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui. Kriteria mayornya yang dapat

ditemukan berupa data subjektif seperti kelelahan maternal, kecemasan maternal sementara

data objektif yang dapat ditemukan pada tanda mayor adalah bayi tidak mampu melekat

pada payudara ibu, ASI tidak memancar/menetes, BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24

jam, nyeri dan/atau lecet terus menerus setelah minggu kedua. Sedangkan kriteria

minornya yang dapat ditemukan berupa data objektif meliputi intake bayi tidak adekuat,

bayi menghisap tidak terus menerus, bayi menangis saat disusui, bayi rewel dan

menangis dalam jam – jam pertama setelah menyusui, menolak untuk menghisap. Hal

ini sesuai dengan teori gejala dan tanda mayor minor yang terjadi pada kedua klien yang

memenuhi kriteria tersebut.


Diagnosa yang muncul pada klien berbeda dengan teori yang ada, berarti terdapat

kesenjangan antara teori dan aktual, itu terjadi karena tidak selalu masalah yang muncul

sesuai dengan teori, kembali lagi dari kondisi klien dan berdasarkan asumsi peneliti tidak

memunculkan diagnosa sesuai dengan tinjauan teori dikarenakan data yang diperoleh tidak

menunjukkan adanya tanda–tanda yang mendukung diagnose ini dimunculkan.

3. Intervensi Keperawatan

Hasil analisa data kedua kasus ibu post partum primipara dalam penyusunan intervensi

keperawatan menggunakan NIC NOC, 2015 dan belum sesuai dengan SIKI, 2018 dan

SLKI, 2019 yang digunakan sebagai literatur dalam penyusunan intervensi keperawatan.

Dari data Rencana tindakan pada kedua klien masalah keperawatan nyeri akut ditegakkan

berdasarkan NANDA NIC NOC 2015. Sedangkan pelaksaan menurut SIKI 2018 yang

dapat dilakukan yaitu dengan melakukan manajemen nyeri mengobservasi indetifikasi

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi kualitas, dan intensitas nyeri, melakukan teknik non

farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, menjelaskan penyebab terjadinya nyeri dan

melakukan kolaborasi untuk pemberian analgetik, sedangkan pada kedua klien ini asuhan

dilakukan menurut NANDA NIC NOC 2015.


Intervensi keperawatan yang disusun pada klien 1 dengan diagnosa defisit pengetahuan

ditegakkan berdasarkan NANDA NIC NOC 2015. Sedangkan pelaksaan menurut SIKI

2018 yang dapat dilakukan yaitu melakukan edukasi kesehatan.

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan intervensi keperawatan pada pasien dilakukan pada waktu yang berbeda yaitu

pada klien 1 pada tanggal 26 Juni 2018 sampai 28 Juni 2018 di ruang Flamboyan RSUD

Prof. DR..W.Z. Johannes Kupang. Sedangkan pada klien 2 dilakukan intervensi

keperawatan pada tanggal 26 Juni 2018 sampai 27 Juni 2018 di ruang Rawat Inap Rumah

Sakit Bersalin Saying Ibu Balikpapan.

Implementasi pada klien 1 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

pencedara yang telah dilakukan yaitu ; melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif, mengobservasi reaksi non verlbal dari ketidaknyamanan, meningkatkan

istirahat, memonitor tanda-tanda vital, menganjurkan tehnik relaksasi serta kolaborasi

dalam pemberian analgetik. Untuk implementasi dengan diagnosa defisiensi pengetahuan

berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi yaitu melakukan penyuluhan

kesehatan. Sedangkan implementasi dengan diagnosa konstipasi berhubungan dengan luka

episiotomi grade 2 yaitu monitor bising usus, monitor tanda atau gejala konstipasi, dan

mengistruksikan klien untuk


mengkonsumsi makanan diet tinggi serat. Sedangkan implementasi dengan diagnosa

kecemasan berhubungan dengan perubahan dalam fungsi peran yaitu melakukan

pendekatan dengan klien dan mendengarkan keluh kesah yang disampaikan oleh klien.

Implementasi pada klien 2 dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

pencedara fisik yang teah dilakukan adalah

; membina hubungan saling percaya, melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,

mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, mengajarkan, tehnik distraksi dan

relaksasi, menggunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalamannyeri

klien, mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti, suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan, berkolaborasi pemberian analgetik. Sedangkan implementasi

dengan diagnosa ansietas berhubungan dengan perubahan status biologis yaitu melakukan

pendekatan dengan klien dan mendengarkan keluh kesah yang disampaikan oleh klien.

Sedangkan implementasi dengan diagnosa Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

hambatan mobilitas fisik yaitu membantu klien dalam melakukan tindakan dan mengukur

tanda – tanda vital klien.

Berdasarkan uraian diatas dari intervensi yang sudah disusun telah dilakukan semua

implementasi sesuai dengan intevensi pada klien 1 dan klien 2 dengan pelaksanaan

tindakan selama 3 hari pada klien 1 dan 2 hari pada klien 2.


5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi pada klien 1 dan pasien 2 dibuat berdasarkan catatan perkembangan klien yang

ada dalam pelaksanaan tindakan, dari hasil evaluasi tersebut dapat terlihat apakah masalah

keperawatan klien yang dialami teratasi atau tidak.

Hasil evaluasi yang dilakukan pada klien 1 terdapat diagnosa keperawatan yang teratasi

setelah 3 hari dilakukan asuhan keperawatan yaitu diagnosa keperawatan nyeri akut

berhubungan dengan agen pencedera fisik, defisit pengetahuan berhubungan dengan

kurang terpaparnya informasi, konstipasi berhubungan dengan luka epiostomy, dan

ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status fungsi peran. Sedangkan pada klien 2

terdapat diagnosa yang teratasi sebagian setelah 2 hari dilakukan asuhan keperawatan yaitu

diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, ansietas berhubungan

dengan perubahan status biologis, dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan hambatan

mobilitas fisik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada klien ibu Post Partum

Primipara Ny.MT dan klien Ny.C yang dirawat di rumah sakit peneliti dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Peneliti mampu melakukan pengkajian review kasus asuhan

keperawatan kedua klien menunjukkan keluhan yang sama yaitu

klien 1 Ny. MT dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah dekat

dengan kelamin, klien 2 Ny. C dengan keluhan nyeri pada jahitan

diperineum. Pengkajian menggunakan format pengkajian menurut

konsep teori Ramona T Mercer.

2. Pada klien 1 diagnosa keperawatan sudah menggunakan SDKI dan

klien 2 belum menggunakan SDKI.

3. Perencanaan yang digunakan pada klien 1 dan klien 2 tidak

menggunakan SIKI dan SLKI.

4. Implementasi keperawatan pada kasus ini dilaksanakan sesuai

dengan intervensi yang sudah dibuat, sesuai dengan kebutuhan kedua

klien post partum primipara. Pelaksanaan Tindakan keperawatan

tersebut dapat dilakukan dan berjalan dengan baik berkat kerja sama

dari klien, keluarga, perawat ruangan dan pembimbing lapangan.


5. Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti pada klien 1 dan klien 2

semua masalah keperawatan telah teratasi.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi acuan yang berkaitan

dengan ibu post partum primipara maupun juga dengan asuhan keperawatan ibu post

partum primipara sebagai tolak ukur untuk peneliti selanjutnya.

2. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi

perawat dan pihak Rumah Sakit untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu post partum primipara secara spesifik dan

komprehensif.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menambah keluasan ilmu

khususnya keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada ibu post partum

primipara dan juga memacu pada peneliti selanjutnya dan menjadi bahan pembandingan

dalam melakukan penelitian pada ibu post partum primipara.


DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, W. (2018). Aplikasi Teori Ramona T Mercer : Maternal Role Attainment


– Becoming a Mother. 1–21. https://id.scribd.com/document/396538941/Aplikasi-
Ramona-t-Mercer
Arma, N. (2015). Bahan Ajar Obstetri Fisiologi. https://books.google.co.id/books?
id=Gwo2DwAAQBAJ&lpg=PR1&dq=asu han keperawatan antenatal intranatal dan bayi
baru lahir fisiologis dan patologis&hl=id&pg=PR5#v=onepage&q&f=false
Bararah, T. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional. Prestasi Pustaka.
Bobak. (2010). Konsep Post Partum.
Fatimah. (2017). BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN. Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2009.00753.x
Heryani, R. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Ibu Menyusui.
CV. Trans Info Media.
Kenneth. (2003). Obstetri Williams. https://books.google.co.id/books?
id=mPwa0ARtMtIC&lpg=PA892&dq=Obs tetri Williams Edisi
21.&hl=id&pg=PR4#v=onepage&q=primipara&f=false
Manuaba, I. B. G. F. (2012). Pengantar Kuliah Obstetri. Kedokteran EGC.
Pitriani, R. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb
III).
Potter, P. (2011). Fundamental Keperawatan (ECG).
Prahardani, R. F. (2019). Characteristics of Pregnant Women with Premature Rupture of
the Membranes at Assalam Hospital, Gemolong, Sragen. Jurnal Biometrika Dan
Kependudukan, 8(1), 93. https://doi.org/10.20473/jbk.v8i1.2019.87-93
Reeder, S. (2011). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga Ed.18
Vol.2. EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Tim
Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). DPP PPNI.
Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=cBKfDwAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PR5&dq=asuhan+keperawatan+postpartum&ots=vKhhFotwZ-

112
113

&sig=lmN6U17mGyGTN0dkUGag6VtBcUQ&redir_esc=y#v=onepage&q= asuhan
keperawatan postpartum&f=false
Wayan, N. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah.
WHO. (2019). Maternal Mortality. https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/maternal-mortality
Wiknjosastro. (2009). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai