Anda di halaman 1dari 24

Andriansyah, M.Pd.

I
SK dan KD

Standar Kompetensi:
MemahamiHukum Islam TentangWaris

Kompetensi Dasar :
Menjelaskan ketentuan tentang hukum-hukum
waris
Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum waris
Menjelaskan UU waris di Indonesia
AN NISA 11 - 12
Pengertian Mawaris
• Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar
(infinitif) dari kata waritsa-yaritsu-irtsan-miiraatsan.
Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu
dari seseorang kepada orang lain', atau dari suatu kaum
kepada kaum lain.
• Mawaris sendiri dapat diartikan ilmu untuk mengetahui
orang yang berhak nenerima harta pusaka / warisan ,
orang yang dapat menerima warisan , kadar pembagian
yang diterima oleh masing – masing ahli waris , dan tata
cara pembagiannya
Tujuan Ilmu Mawaris
a. Untuk melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli
waris yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan
syariah
b. Untuk mengetahui secara jelas siapa yang berhak
menerima harta warisan dan berapa bagian yang
diperoleh dari masing – masing ahli waris dan siapa pula
yang tidak berhak atas harta warisan yang dibagikan
c. Untuk menentukan pembagian harta warisan secara
adil dan benar sehingga tidak timbul perselisihan antara
ahli waris
Rukun Waris
• Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia, dan ahli
warisnya berhak untuk mewarisi harta peninggalannya.
• Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk menguasai
atau menerima harta peninggalan pewaris dikarenakan
adanya ikatan kekerabatan (nasab) atau ikatan
pernikahan, atau lainnya.
• Harta warisan, yaitu segala jenis benda atau kepemilikan
yang ditinggalkan pewaris, baik berupa uang, tanah, dan
sebagainya.
Sebab-sebab Mendapat
Harta Warisan
 Kerabat hakiki (yang ada ikatan nasab), seperti kedua orang tua,
anak, saudara, paman, dan seterusnya.
 Pernikahan, yaitu terjadinya akad nikah secara legal (syar'i)
antara seorang laki-laki dan perempuan, sekalipun belum atau
tidak terjadi hubungan intim (bersanggama) antar keduanya.
Adapun pernikahan yang batil atau rusak, tidak bisa menjadi sebab
untuk mendapatkan hak waris.
 Al-Wala, yaitu kekerabatan karena sebab hukum. Disebut juga
wala al-'itqi dan wala an-ni'mah.
Penggugur Hak Waris
 Budak
Bagi budak yang ditinggal mati ahli warisnya tidak mendapat harta peninggalan.
 Pembunuhan
Apabila seorang ahli waris membunuh pewaris, maka ia tidak berhak
mendapatkan warisan.
 Perbedaan Agama
Seorang muslim tidak dapat mewarisi ataupun diwarisi oleh orang non
muslim, apa pun agamanya.Ditegaskan sabda Rasulullah saw:
"Tidaklah berhak seorang muslim mewarisi orang kafir, dan tidak pula orang
kafir mewarisi muslim." (Bukhari dan Muslim)
 Murtad
Syarat Waris

• Meninggalnya seseorang (pewaris) baik secara hakiki


maupun secara hukum (misalnya dianggap telah meninggal).
• Adanya ahli waris yang hidup secara hakiki pada waktu
pewaris meninggal dunia.
• Seluruh ahli waris diketahui secara pasti, termasuk jumlah
bagian masing-masing.
PEMBAGIAN WARIS MENURUT
AL QUR'AN
A. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat
Setengah
Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan separuh
dari harta waris peninggalan pewaris ada lima, satu
dari golongan laki-laki dan empat lainnya perempuan.
Kelima ashhabul furudh tersebut ialah suami, anak
perempuan, cucu perempuan keturunan anak laki-laki,
saudara kandung perempuan, dan saudara perempuan
seayah.
Penjelasan

1. Seorang suami berhak untuk mendapatkan


separo harta warisan, dengan syarat apabila
pewaris tidak mempunyai keturunan.
"... dan bagi kalian (para suami)
mendapat separuh dari harta yang
ditinggalkan istri-istri kalian, bila
mereka (para istri) tidak mempunyai
anak ..." (an-Nisa': 12)
2. Anak perempuan (kandung) mendapat bagian
separuh harta peninggalan pewaris.
Dengan dua syarat:
 Pewaris tidak mempunyai anak laki-laki (berarti anak
perempuan tersebut tidak mempunyai saudara laki-
laki).
 Apabila anak perempuan itu adalah anak tunggal.
Dalilnya adalah firman Allah: "dan apabila ia (anak
perempuan) hanya seorang, maka ia mendapat
separo harta warisan yang ada". Bila kedua
persyaratan tersebut tidak ada, maka anak
perempuan pewaris tidak mendapat bagian
setengah.
3. Cucu perempuan keturunan anak laki-laki akan mendapat
bagian separuh.
Dengan tiga syarat:
• Apabila ia tidak mempunyai saudara laki-laki (yakni
cucu laki-laki dari keturunan anak laki-laki).
• Apabila hanya seorang (yakni cucu perempuan dari
keturunan anak laki-laki tersebut sebagai cucu
tunggal).
• Apabila pewaris tidak mempunyai anak perempuan
ataupun anak laki-laki.
4. Saudara kandung perempuan akan mendapat bagian
separuh harta warisan.
Dengan tiga syarat:
• Ia tidak mempunyai saudara kandung laki-laki.
• Ia hanya seorang diri (tidak mempunyai
saudara perempuan).
• Pewaris tidak mempunyai ayah atau kakek,
dan tidak pula mempunyai keturunan, baik
keturunan laki-laki ataupun keturunan
perempuan.
5. Saudara perempuan seayah akan mendapat bagian separuh
dari harta warisan peninggalan pewaris.
Dengan empat syarat:
• Apabila ia tidak mempunyai saudara laki-laki.
• Apabila ia hanya seorang diri.
• Pewaris tidak mempunyai saudara kandung
perempuan.
• Pewaris tidak mempunyai ayah atau kakak,
dan tidak pula anak, baik anak laki-laki
maupun perempuan.
Untuk syarat 4 dan 5 dalilnya sebagai
berikut :
Firman Allah berikut:
• "Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang
kalalah). Katakanlah: 'Allah memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah (yaitu: jika seorang
meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai
anak dan mempunyai saudara perempuan,
maka bagi saudaranya yang perempuan itu
seperdua dari harta yang ditinggalkannya ...'"
(an-Nisa': 176)
AHLI WARIS
• ZAWIL FURUDL
Yaitu ahli waris yang mendapat bagian tertentu yang
sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
• ZAWIL ASHOBAH
Yaitu ahli waris yang mendapat bagian tidak
tertentu,dari sisa harta warisan setelah dibagikan
kepada zawil furud.
Ahli Waris dari Golongan Laki-
laki
• Anak laki-laki • Anak laki-laki dari
• Cucu laki-laki (dari anak saudara laki-laki seibu
laki-laki) • Paman (saudara kandung
• Bapak bapak)
• Kakek (dari pihak bapak) • Paman (saudara bapak
• Saudara kandung laki- seayah)
laki • Laki-laki dari paman
• Saudara laki-laki seayah (saudara kandung ayah)
• Saudara laki-laki seibu • Anak laki-laki paman
seayah
• Anak laki-laki dari • Suami
saudara kandung laki-
laki • Laki-laki yang
memerdekakan budak
Ahli Waris dari Golongan
Wanita
• Anak perempuan • Saudara kandung
• Ibu perempuan
• Anak perempuan • Saudara perempuan
(dari keturunan anak seayah
laki-laki) • Saudara perempuan
• Nenek (ibu dari ibu) seibu
• Nenek (ibu dari • Istri
bapak) • Perempuan yang
memerdekakan
budak
Warisan dalam UU No 7 Tahun
1989
Hukum waris itu dicamtumkan secara sistematis dalam 5 bab yang
tersebar atas 37 fasal dengan perincian sebagai berikut:
• Bab. I terdiri atas 1 pasal , ketentuan umum.
• Bab. II terdiri atas 5 pasal, berisi tentang ahli waris
• Bab. III. Terdiri atas 16 pasal, berisi tentang
besarnya bagian ahli waris
• Bab. IV terdiri atas 2 pasal, berisi tentang aul dan
rad.
• Bab. V terdiri atas 13 pasal, berisi masalah wasiat
Hikmah Hukum Waris
Menyelamatkan harta
Menjaga keharmonisan
Menegakkan keadilan
Untuk kemaslahatan masyarakat, dengan
menerapkan hukum waris masyarakat menjadi
tenang.
Menggantikan hukum waris jahiliah
Melaksanakan perintah Allah

Anda mungkin juga menyukai