Skenario 4 L1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO 4

Gizi Buruk

Seorang anak perempuan, usia 1 tahun 2 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan buang air besar encer sejak 1 bulan terakhir. Riwayat pemberian makan: ASI
2 bulan, selanjutnya lebih suka dengan susu kental manis, makan kalau anak nya mau
saja. Riwayat kelahiran Berat Badan Lahir 2900 gram, panjang badan 47 cm. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan: BB 5600 gram, panjang badan 60 cm. Keadaan umum
sakit berat, muka tampak seperti orang tua, Mata: konjungtiva anemis. Atrofi otot
muka. Iga gambang. Baggy pants, edema dorsum pedis dan edema pretibial.
Hemoglobin 6 gr/dl.

KATA SULIT :
1. Iga gambang : Tulang iga tampak jelas,gambaran kondisi tulang costa terlihat
timbul karena kurusnya badan
2. Baggy pants: Kulit terlihat kendor terjadi karena jaringan lemak subkutis
sangat sedikit
3. Konjungtiva anemis: Salah satu tanda klinis anemia dimana mukosa mata
tampak pucat
4. Atrofi otot: Kondisi penurunan pada masa otot
5. Edema pretibial: Peningkatan cairan intersitial yang tampak secara klinis pada
tungkai bawah di sebelah anterior tibia
6. ASI: Cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu berupa makanan
alami atau susu terbaik nutrisi dan berenergi tinggi yang diproduksi sejak masa
kehamilan

PERTANYAAN
1) Apa yang menjadi penyebab dari keluhan buang air besar encer pada
skenario?
1.Pencernaan bayi belum bisa mencerna makanan selain ASI dan bayi hilang
kesempatan kekebalan yang diperoleh dari ASI
2.Botol susunya tidak dibersihkan atau steril

2) Apa diagnosis pada skenario?


Marasmus dan kwashiorkor karena mukanya seperti orang tua,terlihat
konjungtiva anemis,atrofi otot muka,iga gambang,baggy pants,edema dorsum
pedis dan edema pretibial.

3) Mengapa pasien di skenario mengalami edema pretibial dan edema


dorsum pedis?
Defisiensi protein dan albumin berkurang akan mudah terjadinya edema,karena
kekurangan protein sehingga tekanan hidrostatik meningkat tekanan onkotik
menurun

4) Berapa lama waktu pemberian ASI yang dianjurkan?


ASI eksklusif dapat diberikan selama 6 bulan dikarenakan ASI mengandung
vitamin,protein,karbo,dan lemak yang mudah dicerna untuk bayi

5) Mengapa pada mata pasien mengalami konjungtiva anemis?


Karena kekurangan Hb

6) Bagaimana interpretasi status gizi pasien?


Antropometri (pengukuran lingkar lengan,kepala,panjang badan dan berat
badan) untuk menentukan status gizi

7) Apa yang menyebabkan iga gambang,atrofi otot dan baggy pants?


Kurangnya energi intake,defisiensi protein dan albumin.albumin berkurang
akan mudah terjadinya edema.edema berhubungan dengan albumin.kurangnya
intake energi,cadangan glikogen habis kemudian terjadi glikogenesis
berlebih.Atrofi otot dan lemak menjadi kurus kemudian terjadi iga gambang
dan baggy pants

8) Mengapa anak tersebut wajahnya tampak seperti orang tua?


Karena terdapat atrofi pada otot wajah

9) Apa saja yang menjadi penyebab yang memungkinkan pada skenario?


-Faktor psikologis : adanya penolakan ibu dan penolakan yang berhubungan
dengan anoreksia
-Asupan kalori dan protein yang tidak memadai
-Adanya kelainan metabolik atau malformasi kongenital

10) Berapa normal dan tinggi badan bayi saat lahir?


Pada bayi cukup bulan 38-40 minggu beratnya 2,7-4 kg panjangnya 50-53 cm

11) Apa tatalaksana yang diberikan pada pasien?


-Rehidrasi bila terjadi dehidrasi
-Memperbaiki diet
-Pemberian makanan F75,
-Asupan vitamin A
-Terapi penyakit penyerta
-Penyuluhan orang tua
-Pemberian tablet besi jika ada anemia

12) Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan pada anak tersebut?


-Antropometri(pengukuran lingkar lengan,kepala,panjang badan dn BB) untuk
menentukan status gizi
-Tes darah dan feses
-Dapat juga dilakukan anamnesis riwayat kesehatan balita:
1.Riwayat kelahiran
2.Imunisasi
3.Riwayat menyusui dan makan termasuk nafsu makan
4.Riwayat penyakit dan riwayat keluarga

13) Bagaimana kebutuhan gizi yang diperlukan oleh anak?


-Kalori 1125 kkal
-Protein 26 gr
-Lemak 44 gr
-Karbohidrat 155 gr
-Serat 16 gr
-Cairan atau air 1200 ml
Dilanjutkan asupan ASI dan dapat dibarengi makanan keluarga seperti
nasi,sayur-sayuran dan buah-buahan

14) Pencegahan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah pada kasus di
skenario?
-Pencegahan infeksi; karena pada anak yang mengalami gangguan pada
skenario berpotensi mengalami infeksi yang lebih berat dari anak yang tidak
mengalami gangguan nutrisi.Cara mencegahnya yaitu menjaga kebersihan
diri,lingkungan, serta memastikan makanan dan ASI yang dikonsumsi terbebas
dari penyakit
-Menjaga sanitasi: sanitasi yang buruk dapat meningkatkan resiko terkena
infeksi yang menjadi tanda marasmus dan malnutrisi lainnya.Cara menjaganya
yaitu memastikan lingkungan tempat tinggal mendapatkan pasokan air yang
bersih dan sumber makanan yang sehat
-Menerapkan pola makan yang seimbang : menu makanan yang
direkomendasikan yaitu berisikan protein dari susu,ikan,telur,daging,atau
kacang kacangan.Konsumsi sayur dan buah diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral

15) Komplikasi apa yang dapat terjadi pada anak tersebut?


Dehidrasi,lesi kulit,anoreksia,defisiensi vit a,hipotermia,hipoglikemia,diare
berulang

16) Mengapa pasien mengalami gejala pada skenario dan tanda apa yang
paling dominan paling banyak ditemui ?
Karena penyebab gizi buruk yang berhubungan dengan pola makan yang buruk
dan adanya infeksi yang berat
-Gejala marasmus
1.Tampak sangat kurus
2.Wajah seperti orang tua
3.Anaknya cengeng
4.Kulit keriput
5.Perutnya cekung
-Gejala kwashiorkor
1.Edema diseluruh tubuh terutama pada kaki dan tangan
2.Wajah membulat dan sembab
3.Pandangan mata sayu
4.Rambut tipis dan kemerahan

HIPOTESIS
Marasmus dan kwashiorkor merupakan kelainan malnutrisi pada anak yang
disebabkan oleh kurangnya asupan ASI dan makanan serta kualitas makanan yang
diberikan. Pada pemeriksaan dapat ditemukan gejala anak tampak sangat kurus,wajah
seperti orang tua,cengeng,dan adanya edema. Untuk menentukan derajat malnutrisi
dapat dilakukan pengukuran antropometri,tes darah,feses,anamnesis riwayat kesehatan
balita.tatalaksana yang dapat diberikan yaitu rehidrasi bila terjadi dehidrasi
memperbaiki diet,pemberian makanan F75,dan asupan vitamin A. Pencegahan
infeksi,menjaga sanitasi,menjaga pola makan seimbang merupakan pencegahan
malnutrisi energi dan protein.

SASARAN BELAJAR
1.Memahami dan Menjelaskan Malnutrisi Energi dan Protein
1.1 Definisi
1.2 Etiologi
1.3 Epidemiologi
1.4 Klasifikasi
1.5 Patofisiologi
1.6 Manifestasi klinis (dari masing klasifikasi dan penyakit penyerta)
1.7 Diagnosis dan diagnosis banding(anamnesis,pem.fisik.pem.penunjang)
1.8 Tatalaksana (stabilisasi,transisi,rehabilitasi,follow up)
1.9 Menilai keberhasilan tatalaksana
1.10 Komplikasi (identifikasi kendala yang ada beserta penyakit penyerta)
1.11 Pencegahan (primer,sekunder,tersier)
1.12 Prognosis

Anda mungkin juga menyukai