terhadap istri di Amerika Serikat cara prevensi timbulnya kekerasan istri korban kekerasan agar anggota Response. London: Sage.
menunjukkan bahwa semakin besar dalam keluarga telah dimasukkan dalam keluarga ini dapat membantu Das Roy, R. 1996. Violence Against Women
ketergantungan psikologik istri kepada kurikulum fakultas kedokteran di menyelesaikan masalah kekerasan in Marriage. Makalah dipresen‐
suami, semakin besar kecenderungan Filipina (Ramos‐Jeminez, 1996a) dan ini. tasikan dalam Regional Workshop
istri diperlakukan kasar oleh suami strategi penanggulangannya di negara c. Dalam pendidikan penanggulangan on The Social Science and
(ditampar, didorong dengan kasar, itu (Ramos‐Jeminiez, 1996b). Di Afrika kekerasan terhadap istri disarankan Reproductive Health,
dipukul). Ketergantungan secara ekono‐ Selatan penanggulangan tindak keke‐ menggunakan media dengan Kanchanaburi, 10‐12 Juli.
mik istri kepada suami berkaitan erat rasan dalam keluarga yang melibatkan prioritas sebagai berikut: (1) Fathayat, N.; & Hanartani. 1997. Cerai
dengan kekerasan suami yang lebih ibu dan anak telah dengan sangat korban/majalah; (2) pengajian; (3) Gugat Merupakan Indikasi Tindak
berat (Berkowitz, 1994). Pada umumnya intensif dilakukan oleh Unisa Health diskusi terbuka antar pakar – Kekerasan Terhadap Perempuan Di
istri yang terlalu tergantung kepada Psychology Unit, Center for Peace pembawa acara – pemirsa di TV Pulau Lombok. Makalah dipresen‐
suami baik secara ekonomik maupun Action bekerjasama dengan WHO lewat sambungan telpon; (4) tasikan pada Lokakarya Wanita &
psikologik akan lebih sukar untuk (WHO, tanpa tahun). pertunjukan drama/sandiwara dalam Kesehatan ke VI” Tindak Kekerasan
menghindarkan diri dari penganiayaan Studi di Nagpur India tentang panggung terbuka/tertutup terutama Terhadap Perempuan”. Malang, 17‐
suami atau menghentikan kekerasan kekerasan terhadap istri dengan n=434 untuk kalangan pedesaan; dan 21 November.
yang terjadi, dibandingkan wanita‐ menunjukkan bahwa 66% dari respon‐ melalui (5) siara radio lewat acara
wanita yang mempunyai kedudukan Hasbianto, E. 1996. Perlindungan Perem‐
den pernah ditampar oleh suami, 41% keluarga yang memungkinkan
ekonomik dan psikologik yang puan Dari Pelecehan Dan Kekerasan
pernah ditendang, dan 31% pernah pendengar untuk menelpon dan/atau
seimbang dengan suaminya. Seksual. Makalah dipresentasikan
dipukul. Di antara wanita tersebut, 36% bertanya.
pada Seminar Nasional tentang
Korban tindak kekerasan tidak pernah ditampar oleh suami sewaktu d. Kepada penelitian kekerasan pada Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
terbatas pada golongan tertentu saja, hamil, 24% ditendang, dan 15% dipukul. wanita dan anak yang akan datang Yogyakarta, 6 November.
yang berpendidikan rendah dan miskin. Dari responden tersebut 15% di antara‐ disarankan untuk melihat karak‐
Wanita kalangan menengah ke atas nya membutuhkan bantuan medis Hunter, W, & Sadowski, L. 1996. Pilot of
teristik tertentu dari suami yang
dengan pendidikan cukup juga menjadi (Hunter & Sadowski, 1996). the India SAFE study in Nagpur,
cenderung melakukan tindak keke‐
korban kekerasan dalam rumah tangga. India. Makalah dipresentasikan
Penelitian Wimbarti dkk (1998) rasan terhadap istri, dan karakteristik
Umumnya wanita Indonesia tidak akan pada Second Annual Meeting of the
terhadap 100 orang ibu di Kodia istri yang cenderung mendapatkan
membeberkan tindak kekerasan yang International Research Network on
Yogyakarta yang respondennya terdiri kekerasan dari suami.
dialaminya ke pengadilan, atau publik Violence Against Women. Washing‐
atas ibu‐ibu: pengajar perguruan tinggi,
sebab dianggap menyingkap aib diri dan ton, DC, Dec 8‐10. International
karyawan swasta, dan ibu Rumah DAFTAR PUSTAKA
keluarganya (Wahyuni, 1994). Dengan Police. 1990.
Tangga menunjukkan bahwa 30% dari
demikian, wanita/ ibu korban kekerasan Adiningsih, N.U. 2004. Penghapusan Ramos‐Jemenez, T. 1996a. A Survey of
mereka bila disakiti oleh suaminya akan
tidak akan mendapat pertolongan yang kekerasan Dalam Rumah Tangga. Curriculum Content of Family Violence
membalas menyakiti, bila disakiti suami
memadai. Suara Pembaruan, 20 September. in Selected Philippine Medical and
biasanya akan menangis. Bila secara
Program intervensi tindak keke‐ psikologis mereka disakiti oleh suami‐ Berkowitz, L. 1994. Aggression: Its Causes, Nursing Schools and Colleges. Social
rasan dalam keluarga telah diterapkan nya, lebih dari setengahnya (51%) tidak Consquences, and Control. New York: Development Research Center:
di beberapa negara berkembang yang mencari pertolongan. Pendidikan McGraw Hill. Manila.
mempunyai kasus besar dan perhatian tertinggi dari ibu yang terkena tindak Buzawa, E. & Buzawa, C. 1996. Domestic ‐‐‐‐‐‐‐ 1996b. Philippine Strategies to
untuk menanggulangi masalah ini. Cara‐ kekerasan dalam penelitian itu adalah Violence: The Criminal Justice Comabt Domestic Violence Against
Kenyataan bahwa ada 19% subyek diskusi, pertunjukan drama/sandiwara SMU, demikian pula pendidikan terting‐ diberdayakan untuk merespon tindak
yang dalam satu tahun terakhir ini langsung, dan media elektronik radio gi suaminya. Usia terbanyak mengalami kekerasan dalam keluarga yang
menerima tindak kekerasan suami dengan acara keluarga. kekerasan adalah antara 26 – 30 tahun dampaknya dapat berupa fisik maupun
menunjukkan suatu prosentase yang Berdasarkan hasil penelitian, dapat (29,6%) dengan usia perkawinan kurang psikologis (kesehatan mental).
tinggi. Ini juga dapat diartikan bahwa disarankan beberapa hal sebagai berikut: dari 10 tahun (55%), dan dengan jumlah Parke dan Slaby (1983) berpendapat
satu dari 5 istri mengalami kekerasan anak 1 sampai 3 orang. bahwa terjadinya kekerasan dalam
a. Pihak profesional (psikolog, dokter,
dari suami dalam satu tahun terakhir ini. Studi yang dilakukan oleh keluarga sifatnya sangat kultural, dalam
bidan, polisi, ulama, dsb) diharapkan
Hasil penelitian juga menunjukkan Wimbarti (1996) dengan sample seba‐ arti setiap kultur mempunyai pan‐
lebih proaktif dalam memberikan
bahwa cara menyikapi istri bila terlanda nyak 54 keluarga (terdiri atas ayah‐ibu‐ dangan tingkah laku bagaimana yang
penyuluhan/pendidikan
kekerasan suami adalah menanyakan anak‐pembantu RT) menunjukkan dianggap sebagai tindak kekerasan.
penanggulangan tindak kekerasan
suami mengapa ia bertindak kasar/keras, bahwa di masyarakat Jawa yang masih Dengan demikian, ada tindakan‐
terhadap istri, jangan menunggu
menangis, dan diam saja. Cara penyi‐ memegang nilai budaya Jawa (gotong tindakan kekerasan umum yang banyak
diminta untuk menyuluh. Hal ini
kapan yang demikian menunjukkan royong, tepo seliro, dan jothakan) serta ditemui di budaya‐budaya yang
disebabkan karena umumnya baik
posisi lemah dari istri di depan suami, melakukan ibadah agama Islam dengan berbeda, akan tetapi juga ada tindakan
istri di desa maupun di kota sangat
sehingga kelemahan ini yang membuat baik, maka tingkat kekerasan terbuka yang sifatnya site‐specific dan hanya
tertutup dalam masalah ini. Bila
mereka tidak berusaha meminta tolong anak‐anak mereka sangat rendah, terjadi di suatu tempat, misalnya :
mereka menerima kekerasan umum‐
kepada pihak lain apabila menerima namun kekerasan tertutupnya cukup kebiasaan menyiram zat asam oleh laki‐
nya masih akan diam saja tidak
kekerasan dari suami. tinggi dalam bentuk agresi fantasi. laki ke perempuan yang menolak
meminta bantuan pihal lain kecuali
Temuan lain menunjukkan bahwa orangtua dan saudara kandung. Dengan pendidikan yang rendah ibu‐ibu cintanya di Kamboja (Samen, 1996).
perilaku mencari bantuan dan profesi Profesi yang paling populer diantara hampir tidak pernah terekspos oleh Kekerasan terhadap wanita tidak
yang dituju bila istri mengalami mereka untuk dimintai bantuan bahan bacaan terutama tentang cara‐cara dapat dikatakan sebagai masalah yang
kekerasan adalah: tidak meminta hanya psikolog. Karena kekerasan menghadapi tindak kekerasan dalam mempunyai penyebab tunggal, akan
pertolongan, meminta tolong pada sering melibatkan luka fisik dan keluarga dan cara pengasuhan yang tetapi multi‐causal. Di Indonesia kedu‐
orangtua, saudara kandung, dan kesehatan reproduksi, maka dokter, non‐agresif terhadap anak‐anaknya. dukan wanita adalah sama tinggi
psikolog. Orang‐orang terdekat dalam bidan, dan paramedis lain perlu juga Meskipun banyak women crisis dengan kaum pria, dalam arti bahwa
keluarga merupakan target utama istri proaktif dalam penyuluhan. Lembaga center yang didirikan di beberapa kota tidak ada peraturan‐peraturan yang
dalam mencari bantuan. Ini secara tidak Swadaya Masyarakat (LSM) dapat besar di Indonesia, pada umumnya mendahulukan pria dalam hal
langsung menunjukkan kuatnya kultur memberi bantuan pada kelompok mereka reaktif terhadap tindak kesempatan mengenyam pendidikan,
Jawa dalam menutupi ”aib” keluarga, istri beresiko atau istri korban kekerasan dalam keluarga. Wimbarti mendapat kesempatan kerja, maupun
dimana hal ini sesuai dengan falsafah kekerasan kepada para profesional (1997) menyarankan untuk menggali kesempatan terjun dalam kancah politik.
”mikul dhuwur mendhem jero”. Namun tersebut. kemana para ibu dan wanita serta anak‐ Namun demikian, pada kenyataannya
demikian, dalam penelitian ini subyek anak mencari bantuan bila menjadi dalam masyarakat banyak yang
b. Karena coping behavior pada masya‐
juga menyatakan bahwa bila akan korban kekerasan dalam keluarga. Para menempatkan pria lebih tinggi dari
rakat Jawa terhadap masalaha
diberikan penyuluhan tentang kekerasan profesional (psikolog, dokter, ulama, wanita, dalam arti dominasi pria lebih
kekerasan ini kurang menguntung‐
dalam keluarga di antara suami‐istri guru, dsb) dan lembaga (Rumah Sakit, tinggi dari wanita dan wanita menjadi
kan, yaitu kurang terbuka, maka
maka media yang paling diminati Klinik, Puskesmas, Kelurahan, Organi‐ subordinate. Dalam keadaan yang seperti
penyuluhan juga perlu diarahkan
berturut‐turut adalah: media cetak sasi Wanita, Pusat Kesehatan Mental, ini kecenderungan untuk lebih semena‐
kepada orangtua dan saudara
terutama majalah/koran, pengajian, Women Crisis Center) tertentu perlu mena terhadap wanita menjadi besar.
kandung kelompok istri beresiko dan
media elektronik TV dalam bentuk
Bila ditilik lebih lanjut tentang merupakan proses yang pendek, akan Tabel 4. Prosentasi media penanggulangan yang diminati
kekerasan dalam keluarga yang tetapi suami yang keras terhadap istri
Jenis Media %
menimpa wanita, hasil dari 52 penelitian biasanya mempunyai sejarah pengania‐
di Amerika Serikat di bawah ini patut yaan yang mendahului, yaitu sering Ceramah langsung di pertemuan:
disimak dengan seksama (Buzawa & melihat penganiayaan dalam keluar‐ - Dharma Wanita 34,5
Buzawa, 1996): ganya dulu dan/atau mereka sendiri - PKK 39,7
1. Bila dibandingkan dengan istri yang adalah korban dari penganiayaan dalam - Pengajian 67,2
tidak dianiaya oleh suami semasa keluarga. Ternyata istri‐istri yang pernah - Arisan 27,6
kecil mereka pernah menyaksikan menyaksikan penganiayaan atau mereka
Penerangan lewat TV berbentuk:
penganiayaan dalam keluarga sendiri adalah korban penganiayaan
- Film 17,2
mereka, dan 69% penelitian menemu‐ dalam keluarga juga cenderung menjadi
korban penganiayaan suaminya. - Sinetron 43,1
kan bahwa merekan pernah meng‐
- Diskusi 63,8
alami dianiaya pada masa kecilnya. Dengan mengetahui dinamika dari
berkembangnya kekerasan dalam Penerangan lewat radio berbentuk:
2. Bila dibandingkan dengan suami
keluarga, maka alur kekerasan tersebut - Sandiwara 31
yang tidak pernah menganiaya istri,
maka semua penelitian tersebut harus diputus. Peneliti berasumsi bahwa - Diskusi 32,8
menemukan bahwa suami yang langkah pertama yang harus dikerjakan - Acara Keluarga 55,2
menganiaya istrinya juga meng‐ adalah memberdayaan wanita korban Ketoprak 24,1
aniaya anaknya, 88% penelitian tindak kekerasan dalam keluarga, dan
Wayang Kulit 19
menemukan bahwa merekan (suami) sekaligus membekali para korban ini
Pertunjukan Lagu 19
pernah melihat penganiayaan terjadi dengan pengetahuan dan ketrampilan
pengasuhan anak yang non‐agresif (non‐ Pertunjukan Drama/sandiwara langsung 58,6
dalam keluarganya semasa kecil, dan
violent). Sudah banyak tulisan yang Penerangan lewat Media Cetak berbentuk:
69% menemukan bahwa para suami
ini juga korban penganiayaan pada diangkat dalam surat kabar maupun - Buku 36,2
masa kecil. majalah dan hasil‐hasil penelitian ilmiah - Majalah/koran 72,4
yang memuat tentang tindak kekerasan - Komik 13,2
3. Dibandingkan dengan pasangan
terhadap wanita baik yang terjadi di - Poster di tempat strategis
suami‐istri yang hubungannya tidak 12,1
lingkungan keluarga maupun tempat
mengandung kekerasan, semua pene‐ - Spanduk di jalan raya 10,3
kerja (Ratnawati, Indrarti, & Hadipra‐
litian menemukan bahwa pasangan
noto, 1997; Fathayat & Hanartani, 1997;
yang mengandung kekerasan sering Tabel 5. Persentase tentang siapa yang datang
Hasbianto, 1996; Upayokin, 1996;
bertikai (perang mulut), dan 78% pada penerangan tentang “Kekerasan
Skrobanek, 1993; Das roy, 1996). Umum‐
penelitian menemukan bahwa terhadap Istri”.
nya penelitian mereka adalah penelitian
mereka berpenghasilan rendah dan
deskriptif yang menggali tentang sebab Personil %
mempunyai status sosial ekonomi
musabab terjadinya kekerasan terhadap
yang rendah. Istri saja 5,2
wanita di daerah tertentu. Beberapa
Dari tiga penemuan tersebut dapat Suami saja 3,4
penelitian terapan telah dilakukan di
disimpulkan bahwa penganiayaan Kamboja (Samen, 1996) dan di Thailand Suami dan Istri 93,1
(kekerasan) dalam keluarga bukan (Wangsiripaisan, 1996), akan tetapi studi
Untuk mengetahui perilaku istri tentang kekerasan terhadap istri maka pendahuluan tentang kecocokan Yogyakarta) dan 28 dari desa (Kabu‐
dalam mencari bantuan bila terjadi lebih dari 90% subyek menyatakan program remedi untuk diterapkan pada paten Bantul). Inklusi dari keadaan
kekerasan dari suami maka Tabel 3 di bahwa yang hadir harus suami dan istri. wanita dan ibu di Indonesia belum subyek adalah wanita yang masih terikat
bawah ini menunjukkan bahwa Hal ini tertunjukkan pada Tabel 5. pernah dilakukan. Peneliti percaya bah‐ perkawinan, tinggal pada rumah yang
umumnya para istri akan berdiam diri wa penanggulangan tindak kekerasan sama dengan suaminya, dan mempu‐
saja, diikuti dengan pergi mengadu ke Pembahasan dan Saran dan penurunan resiko terhadap masalah nyai anak yang berumur di bawah 18
saudara orangtua, saudara kandung, ini hanya akan berhasil apabila caranya tahun yang tinggal serumah.
Dari hasil penelitian yang telah
baru ke profesional yakni psikolog. cocok pada daerah tertentu. Suatu Alat. Data demografi, pengalaman
dikemukakan terdahulu dapat disim‐
Terhadap pertanyaan tentang me‐ program yang berhasil di daerah lain mendapat tindak kekerasan dari suami,
pulkan antara lain: Ada 13 jenis perilaku
dia penyuluhan yang diminati apabila dengan budaya lain, belum tentu akan pendapat tentang apa yang dianggap
suami yang dianggap menyakiti istri
akan diadakan penyuluhan/sosialisasi cocok diterapkan untuk wanita dengan tindak kekerasan dari suami serta
baik secara fisik maupun psikologik. Ke
tentang kekerasan dalam rumahtangga, kultur Jawa. Oleh karena itu tujuan dari jenisnya, cara mensiasati bila mendapat
13 perilaku ini merupakan pendapat
maka subyek memberikan beberapa penelitian ini difokuskan pada peng‐ kekerasan dari suami, cara mencari
minimal 20% dari subyek. Dari 13
media yang menjadi prioritasnya. Tabel galian cara penanggulangan yang paling pertolongan bila mendapat kekerasan
perilaku tersebut yang terbesar adalah:
4 menunjukkan prosentasi media cocok untuk wanita di Jawa khususnya dari suami, pendapat tentang dampak
memukul, menendang, menjambak
penanggulangan yang diminati. di Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara kekerasan tersebut terhadap anak di
menyundut rokok, dan memarahi istri.
khusus tujuan penelitian adalah untuk bawah 18 tahun, dan media penang‐
Terhadap pertanyaan tentang siapa Sangat disayangkan, dalam penelitian
mengetahui: gulangan yang diminati subyek dalam
yang harus hadir bila diundang dalam ini tidak diketahui apakah suami dari
pertemuan penerangan/penyuluhan para subyek adalah perokok. a. Perilaku suami yang bagaimana yang penelitian ini diambil dengan dua cara,
dianggap sebagai tindak kekerasan yakni kualitatif dan kuantitatif, yaitu
Tabel 3. Persentase perilaku mencari bantuan dan jenisnya: suami terhadap istri. dengan Focus Group Discussion dan
b. Bagaimana istri menyikapi/menyia‐ pemberian angket kepada subyek.
Perilaku Mencari Bantuan %
sati kekerasan dari suami (coping
Tidak minta tolong 43,1 behaviors). Hasil
Minta tolong kpd sdr orang tua 31
c. Kemana istri mencari bantuan bila Hasil penelitian ini dibagi 2 yaitu
Minta tolong kpd sdr kandung 17,2 terjadi kekerasan suami terhadap hasil analisis kualitatif dan kuantitatif.
Minta tolong kpd psikolog 13,8 istri.
Minta tolong kpd ulama/ustad 12,1 d. Jenis cara apa yang paling cocok bagi 1. Hasil Kualitatif.
Minta tolong kpd teman/tetangga 10,3 para wanita/ibu korban tindak keke‐ Data kualitatif didapat dari Focus
Minta tolong kpd sdr sepupu 6,9 rasan di DIY untuk meningkatkan Group Discussion yang dianalisis
Minta tolong kpd dokter 3,4 pengetahuan dan kemampuan dalam menurut tema yang keluar dari diskusi
Minta tolong kpd pak RT/RW/Lurah 3,4 menyikapi dan menanggulangi terarah tersebut. Dari 3 FGD yang
masalah tersebut. dilakukan terhadap subyek dari desa
Minta tolong kpd polisi 3,4
dan kota diketemukan bahwa :
Minta tolong kpd bidan 1,7
Metode a. Perilaku suami yang dianggap
Minta tolong kpd ketua Dharma Wanita di kantor suami 1,7
Subyek. Subyek dari penelitian ini kekerasan oleh istri di desa adalah:
Minta tolong kpd dukung “orang pinter” 1,7
adalah 57 istri dari kota (Kodia memukul, berkata kasar terhadap