PENDAHULUAN
Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan
fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti
Walaupun otak berada dalam ruang yang tertutup dan terlindungi oleh tulang-
tulang yang kuat namun dapat juga mengalami kerusakan. Salah satu
penyebab dari kerusakan otak adalah terjadinya trauma atau cedera kepala
kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan penyebab terbesar terjadi
Kematian sebagai akibat dari cedera kepala yang dari tahun ke tahun
jumlah penderita cedera kepala yang bertambah dan penanganan yang kurang
tepat atausesuai dengan harapan kita. Angka kejadian cedera kepala (58%)
1
2
diakibatkan oleh adanya penurunan cerebral blood flow pada 24 jam pertama
jaringan serebral (Deem, 2006). Iskemik jaringan otak juga disebabkan oleh
gradien ionik membran sel dan aktivasi energi dari pompa ionik pada jaringan
kebutuhan oksigen otak tidak terpenuhi maka metabolisme akan beralih dari
aerob ke metabolisme anaerob. Pada keadaan ini dihasilkan asam laktat yang
kejadian, dengan rincian korban luka berat 197 korban, untuk korban luka
Wawasan 09/02/2014).
3
tekanan intrakranial, yaitu tekanan yang terjadi pada ruang serebral akibat
Hal ini dapat disebabkan karena edema serebri dan perdarahan serebral.
Salah satu gejala dari peningkatan tekanan intrakranial adalah adanya nyeri
dua, yaitu: nyeri akut dan nyeri kepala kronik. Nyeri kepala akut terjadi
setelah trauma sampai dengan < 6 bulan, sedangkan nyeri kepala kronik dapat
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Menggambarkan :
cidera kepala.
4
kepala.
C. Manfaat Penulisan
keperawatan nyeri pada klien dengan riwayat cidera kepala, juga diharapkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
kerusakan jaringan yng aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
akut dan nyeri kepala kronik. Nyeri kepala akut yaitu pengalaman sensori
jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
5
6
sedemikian rupa (IASP). Awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
dan berlangsung < 6 bulan. Sedangkan nyeri kepala kronik adalah nyeri
permanen dari jaringan otak atau juga dapat mengalami cedera sekunder
energi dari pompa ionik pada jaringan otak (Madikians & Giza, 2006).
nyeri kepala kronik. Nyeri kepala akut terjadi setelah trauma sampai
dengan 7 hari, sedangkan nyeri kepala kronik dapat terjadi setelah 3 bulan
sampai berat dan nyeri kepala akut post trauma kepala ringan.
trauma.
kepala ringan.
trauma.
ringan.
sampai berat dan nyeri kepala kronik post trauma kepala ringan.
berikut :
ringan.
5. Intensitas Nyeri
Keterangan:
- 0 : Tidak nyeri.
dengan baik).
memukul).
12
2. Sirkulasi
disritmia).
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
6. Neurosensori
tubuh.
7. Nyeri/kenyamanan
lama.
8. Pernafasan
mengi.
9. Keamanan
yaitu gejala yang terdiri atas nyeri kepala, pusing, dizziness, iritabilitas,
insomnia. Komplikasi yang lain bisa terjadi kejang, kerusakan saraf, infeksi,
Meliputi penyebab munculnya nyeri, dan dari data ini didapatkan juga
S (severity)dengan pengertian :
nadi, jumlah pernapasan dan dilatasi pupil. Sering kali juga disertai perubahan
C. Perumusan Masalah
D. Perencanaan
nyeri.
(NIC, 2013) :
16
klien.
g. Tingkatkan istirahat.
meningkatkan kenyamanan.
komplikasi.
berkurang.
E. Implementasi
perawat terdiri dari dua jenis, menurut (Potter dan Perry, 2006) yaitu :
1. Tindakan Farmakologis
2. Tindakan Nonfarmakologis
b) Bimbingan antisipasi
c) Relaksasi.
d) Imajinasi terbimbing.
e) Distraksi.
f) Psikoterapi.
F. Evaluasi
tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan
hilang dengan kriteria hasil klien dapat mengontrol nyeri, skala nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M.Z. (2008). Korelasi antara Kadar Oxygen Delivery Dengan Length
Arifin. M.Z. (2008). Kadar Laktat Darah Arteri pada Penderita Cedera
KedokteranUNPAD
Kepala.http://scholar.google.co.ic/scholar?
Black, M. J., & Hawks, H.J. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical
Missouri:Elsevier Saunders.
Wilkins.
Madikians, A., & Giza, C.C. (2006). A Clinician’s Guide to the Pathophysiology
UniversityPress.
Smeltzer S. C., Bare G. B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8