Oleh :
Yeni Susanti
2021
Topik : Nasib apes guru honorer
Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) adalah jalan yang mesti
ditempuh honorer untuk mengubah nasib. Dari nasib tidak tentu menjadi nasib
tetap tenteram. Terlalu lama guru honorer dininabobokan dengan jargon pahlawan
tanpa tanda jasa. Akan tetapi, besaran gaji guru honorer jauh di bawah buruh
lepas. Tidak sedikit dari mereka memilh menjadi buruh selepas jam sekolah untuk
mencari rezeki tambahan, seperti menjadi buruh kuli bangunan, bertani bahkan
tukang ojek.
Para guru honorer, terutama yang senior tidak yakin mampu mencapai nilai
ambang batas tinggi. hal tersebut dibuatkan tindakan afirmasi yaitu guru honorer
yang pada umumnya berusia tidak muda lagi dan memiliki kompetensi pas-pasan
bisa diterima lewat jaluk PPPK. Pemerintah memang mengeluarkan kebijakan
afirmasi bagi peserta seleksi dalam bentuk penambahan nilai kompetensi teknis,
namun pasalnya, sebagian guru honorer senior mengaku tidak mampu mencapai
passing grade 235-325 yang diisyaratkan dalam ujian kompetens teknis. Selain
itu, menyamakan lamanya pengabdian guru honorer dalam kebijakan afirmasi
jelas tidak mencerminkan prinsip keadilan.
Padahal, yang seharusnya dilakukan adalah menurunkan passing grade dan
menambahkan poin afirmasi bagi guru honorer sesuai berapa lamanya ia
mengabdi. Semakin lama mengabdi, semakin banyak pula poin penambahan
nilainya.
Menteri Nadiem Makarim pada awal tahun ini menegaskan kunci untuk lulus pada
tes seleksi PPPK bukan pada kompetens tetap pada kemauan para guru honorer
untuk mempelajari materi yang harus dikuasai. Kenyataan yang disebutkan
Menteri Nadiem Makari nyatanya tidak mudah. Kini, banyak guru honorer yang
stres memikirkan hasil tes PPPK. Mereka tidak mampu mengubah nasib lewat
jalur PPPK sehingga satu-satunya harapan aialah nanti Tuhan tolong.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/2256-nasib-apes-guru-
honorer
https://www.republika.co.id/berita/qzvcvf282/selamatkan-nasib-guru-honorer