Anda di halaman 1dari 17

Pharmacological Effect of Spesific Moieties

Efek elektronik dari gugus spesifik


1. Efek induktif (inductive effect), efek induktif dihasilkan dari
pergeseran elektronik sepanjang ikatan tunggal karena tarik-
menarik yang diberikan oleh gugus tertentu karena
keelektronegatifannya.
• kelompok yang menunjukkan efek -I disebut akseptor
elektron, menunjukkan efek +I disebut donor
elektron.
2. Efek konjungatif
(Conjungative / resonance
effect), efek konjungatif
dihasilkan dari delokalisasi
dan mobilitas elektron π
yang tinggi dan ditunjukkan
dalam senyawa dengan
ikatan rangkap terkonjugasi.
Berikut gugus yang dapat
meningkatkan kerapatan
elektronik (density
electronik) (+R) dan yang
menurunkan kerapatan
elektronik (-R).
Gugus Bioisoterisme
• Erlemneyer (1948), isoterisme yaitu atom, ion atau molekul yang
jumlah, bentuk , ukuran dan polaritas elektron pada lapisan terluar
sama.

• Isoteris secara umum, adalah kelompok atom-atom dalam molekul,


yang mempunyai sifat kimia atau sifat sifika mirip, karena
mempunyai persamaan ukuran, keelektronegatifan atau
stereokimia.
Gugus Biosioterisme
• Friedman (1951) memperkenalkan istilah
bioisosterisme.

• Idealnya, bioisosterisme melibatkan


pergantian gugus fungsi dalam struktur
molekul yang spesifik aktif dengan gugus lain
dan pergantian tersebut akan menghasilkan
senyawa baru dengan aktivitas biologis dasar
sebagai hipotesis yang lebih baik.
• Burger (1970) mengklasifikasikan bioisosterisme
sebagai berikut :
1. Bioisosterisme klasik
• Atom atau gugus monovalen, contoh: R-X-H,, di mana X
adalah atom C, N, O atau S, dan R-X, dimana X adalah atom
F, Cl, Br, dan I.
• Atom atau gugus divalen, contoh: R-X-R', di mana X adalah
O, S, CH, atau NH.
• Atom atau gugus trivalen, contoh: R-N=R', R-CH=R', R-P=R',
R-As- R', dan R-Sb=R'..
• Atom atau gugus tetravalen, contoh: R=N+=R', R=C=R', R=P+=
R', R=As+=R', dan R=Sb+=R'.
• Kesamaan cincin, contoh: pergantian gugus dalam satu
cincin, seperti gugus -S, -O-, -NH-, -CH2- atau -CH=CH-.
2. Bioisosterisme nonklasik
• Substitusi gugus akan memberikan pengaturan elektronik dan
sterik yang serupa dengan senyawa induk. Contoh: penggantian H
dengan F.
• Penggantian gugus dengan gugus lain yang tidak mempunyai
persamaan sifat elektronik atau sterik tetapi masih menimbulkan
aktivitas biologis yang sama. Contoh : pergantian gugus
alkilsulfonamido (-SO,NH-R) dengan gugus hidroksi (-OH) pada
turunan katekolamin.
• Penggantian cincin dengan struktur nonsiklik. Contoh :
penggantian cincin benzen dengan heksatriena (H2C=CH-CH=CH-
CH=CH2)
• Hansch mengklasifikasikan bioisosterisme berdasarkan persamaan
kualitatif (aktivitas biologis) dan kuantitatif melalui parameter sifat kimia
fisika (lipofilisitas, elektronik dan sterik), sebagai berikut :
1. Isometrik bioisosterik (bioisosterik sebenarnya), dimana gugus-gugus yang
saling dipergantikan mempunyai persamaan kualitatif dan kuantitatif, yaitu
mempunyai nilai tetapan kimia fisika hampir sama dan dapat
menghasilkan respons biologis yang serupa pula.
contoh :

terlihat bahwa gugus 4-Cl dan 3-OC2H5, mempunyai nilai n dan hampir sama
dan menghasilkan efek biologis yang hampir sama pula, sehingga keduanya
dikategorikan sebagai isometrik bioisosterik.
2. Nonisometrik bioisosterik (bioisosterik parsial), dimana
gugus-gugus yang saling dipergantikan mempunyai
persamaan kualitatif tetapi tidak sama sifat kuantitatifnya.
Contoh : penggantian gugus 4-F dengan 4-NO2 dari turunan
arilamida.

terlihat bahwa gugus 4-F dan 4-NO2 mempunyai nilai


parameter kimia fisika sangat berbeda tetapi dapat
menghasilkan respons biologis yang relatif sama, sehingga
kedua gugus tersebut dikategorikan sebagai nonisometrik
bioisosterik.
Efek Halogenasi
• Tujuan dalam menggunakan halogenasi, secara umum,
adalah untuk memperoleh senyawa analog secara
struktural dengan aktivitas biologis yang dimodifikasi.
• Efek yang dihasilkan oleh penggantian ini mungkin
sebagai berikut :
– Purely physical , misalnya dalam kasus anestesi umum dan
antiseptik, yang aktivitas biologisnya terkait dengan sifat
fisik, liposolubilitas, tegangan permukaan dan tekanan
uap.
– Direct result dari reaktivitas kimia halogen, seperti pada
agen alkilasi dan agen asilasi.
– Kombinasi dari efek fisika kimia, misalnya asam p-amino
benzoat yang tersubtitusi halogen.
Efek gugus alkil
• Gugus alkil secara substansial mempengaruhi
aktivitas biologis, seperti kelarutan,
difusibilitas, atau tegangan permukaan zat
organik. Contoh pada obat antiseptik tertentu,
fungisida fenolik dan bakterisida, dan
beberapa anestesi.
Efek dari asam dan basa
• Karena polaritasnya, pengelompokan asam dan basa
menentukan sifat fisikokimia obat yang ada, dan untuk
alasan ini, secara tegas mempengaruhi aktivitas
biologis.

• Gugus asam, seperti-SO3H dan-COOH, karena sebagai


solubilizing agent, baik dalam membantu atau
membatalkan efek biologis.

• Asam sulfonat sifatnya yang kuat dan sangat mudah


terionisasi dan karenanya tidak dapat melintasi
membran seluler, tidak menunjukkan aksi biologis.

Anda mungkin juga menyukai