Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS TERINTEGRASI

Nama Dosen: _Ns. Prima Agustia Nova, S.Kep., M.Sc.

Sifat Ujian: MANDIRI (INDIVIDUAL)

Waktu Pengerjaan: Hari: Senin, Tanggal: 28 Desember 2020, Jam: 13.00

PERNYATAAN INTEGRITAS UJIAN AKHIR SEMESTER

Anda wajib membaca pernyataan di bawah ini, menuliskan nama Anda, dan
menandatanganinya untuk menunjukkan bahwa Anda memahaminya.

Saya berjanji bahwa saya tidak akan mendiskusikan komponen apapun dari
ujian ini dengan siapapun, kecuali dengan dosen mata kuliah Keperawatan Kritis
Terintegrasi jika diperlukan. Saya juga tidak memberikan atau menerima bantuan
dari siapapun dalam mengerjakan soal ujian ini dan seluruh penyelesaian soal
SAYA LAKUKAN SENDIRI. Selain itu saya juga menegaskan bahwa jawaban
saya ini BEBAS PLAGIARISME.

Saya juga memahami bahwa soal ujian ini hanya untuk keperluan di
fakultas saya; Tidak untuk dibagikan, disebarluaskan, atau digandakan
dalam bentuk lain.

Nama Mahasiswa : Levi Fitalopa Prastono

NPM : 170697810

Tanda Tanga Digital:

Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa jawaban ujian saya ini merupakan
hasil karya orang lain atau hasil diskusi bersama orang lain, maka saya bersedia

1
Universitas Indonesia
2

menerima konsekuensi yang diberikan oleh Fakultas Ilmu Keperawatan dan


Universitas Indonesia.

CATATAN:

Jawaban ujian diunggah secara langsung ke LMS Mata Kuliah


emas.ui.ac.id atau sesuai petunjuk Koordinator MK.
Keterlambatan pengumpulan jawaban akan berdampak pada
pengurangan nilai sesuai aturan yang berlaku.

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Resume Kuliah Umum Kegawatdaruratan Pada Anak


Oleh Levi Fitalopa Prastono, 1706978105, Mahasiswa S1 Reguler FIK UI 2017

Levifitalopa@gmail.com

1. Perbedaan anak dengan orang dewasa adalah sebagai berikut:


1) Anak berbeda secara anatomi, fisiologi dan emosional
2) Anak belum bisa menyampaikan perasaannya pada kondisi darurat
3) Anak memiliki keterbatasan dalam mekanisme kompensasi
2. Karakteristik sistem kardiovaskular pada anak adalah sebagai berikut:
1) Tidak berbeda jauh dengan orang dewasa
2) Nilai normal HR dan TD yang membedakan anak dengan orang dewasa
3) Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur cardiac output dewasa
adalah Stroke Volume x HR
3. Sistem respirasi pada anak:
1) Saluran pernapasannya berbentuk semakin ke bawah maka akan semakin
menyempit, kondisi tersbut dapat memungkinkan tejadinya sumbatan pada
saluran napas
2) Cara untuk menghindari sumbatan adalah dengan menghindari makanan
yang berbentuk bulat

Universitas Indonesia
3

3) Karena saluran napas anak kecil sehingga resistensinya akans semakin


besar
4) Ukuran lidah pada anak juga lebih besar dengan ukuran mulut sehingga
agak sulit dalam menggunakan ETT
4. Sistem neurologis pada anak:
1) Anatomi dan perfusi anak mirip dengan dewasa.
2) Kepala cenderung lebih kecil kalau dibandingkan proporsi badan dan
kepala (anak memiliki ruang gerak kepala lebih kecil daripada pasien
dewasa).
3) Fontanel anterior menutup di usia 16-18 bulan atau 1,5 tahun, sedangkan
posterior menutup diusia 2 bulan. Fontanel normal yaitu lembut, tidak
keras dan flat.
4) Jika fontanel teraba cekung maka dapat mengindikasikan kekurangan
volume cairan
5) Jika fontanel teraba cembung maka dapat mengindikasikan TIK

5. Sistem muskuloskeletal pada anak


1) Anak memiliki bones yang terklasifikasi lebih sedikit dari dewasa. Anak
lebih mudah bengkok daripada patah karena anak berpori. Epiphseal dan
metaphyseal growth terdapat di lutut (harus diperiksa secara menyeluruh,
karena jika cedera tapi tidak diperiksa dengan tepat maka panjang kaki
anak bisa panjang sebelah).
2) Rongga thorax pada anak masih cenderung lentur atau elastis dan mampu
menahan tekanan kinetic yang kuat (jika terjadi cedera atau patahan di iga
maka terjadi cedera yang parah).
3) Ligamen pada anak lebih kuat dan lebih resisten atau lebih tahan tekanan
dari luar.
4) Dislokasi pada anak. Anak lebih mudah terkena avulsi atau serpihan
tulang yang tidak terlalu besar terlepas
5) Afusi lebih sering terjadi dari pada fraktur

Universitas Indonesia
4

6. Sistem gastrointestinal pada anak:


1) Sering terjadi aspirasi
2) Otot abdominal anak lebih lemah daripada orang dewasa sehinga dapat
memungkinkan adanya injuri
3) Fungsi liver anak masih belum matang atau imatur sehingga anak belum
mampu untuk menyimpan glukosa, menyebabkan cadangan glukosa pada
tubuh sedikit dan memungkinkan adanya glikemia

7. Sistem renal pada anak:


1) Lebih mungkin mengalami dehidrasi
2) Perlu diperhatikan apabila terjadi penuruna jumlah elektrolit

8. Thermoregulation pada anak:


Pasien anak mudah mengalami hipotermia karena kulit lebih tipis dan lapisan
lemak subkutan lebih tipis (maka bronfet akan dibakar untuk menggantikan
severing mechanism) dan hipertemia
9. Metabolisme pada anak:
Rate metabolisme anak > dari dewasa. Konsumsi oksigen dua kali lipat dari
dewasa
10. Kebutuhan Glukosa pada anak:
Anak lebih mudah mengalami hipoglikemia, karena liver belum matur jadi
belum bisa menstimulasi penyimpanan glikogen maka manajemen
hipoglikemia tergantung pada usia dan berat badan anak
11. Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada anak:
Anak cenderung mengalami regresi selama sakit atau masa penyembuhan dari
cederanya (seperti dulu tidak pernah ngompol tapi sekrang ngompol lagi
karena energi yang dipunya untuk masa pemulihan). Menilai milestones anak
ditanyakan sebelum anak sakit untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
anak. Orang tua merupakan sumber informasi yang baik (pengasuh anak).
12. Pediatric assessment triangle

Universitas Indonesia
5

Triase dilakukan selama 30 detik (seperti dari menerima pasien saat


mendorong dari ambulans sampai IGD).

1. Appearance (TICLS)  Tone/tonus, Interavtiveness (interaksi atau


tidak anaknya dan abnormal sudah tidak tertarik sama semua hal yang
disukai), Consolability/ditenangkan, Look/gaze, Speech/cry
2. Work of Breathing  Suara nafas abnormal (stridor, snoring,
wheezing), posisi abnormal (anaknya mau posisi semi fowler krna
sesak tidak mau supine), head bobbing (kepala maju mundur ketika
inspirasi dan ekspirasi), retraksi (posisi baju sudah dibuka dan di
supraclavicular, intercortal atau substernal), gasping atau terengah-
engah dan nafas cuping hidung
3. Circulation to Skin  Pallor (kulit pucat, kalau kulit yang gelap bisa
dilihat di mukosa bibir), Mottling (perubahan warna kulit tidak merata
seperti abu-abu bulet) dan Cyanosis (warna biru pada kulit)
a) Stable (normal)

Manajemen Spesific terapi berdasarkan posible etiologi

Universitas Indonesia
6

b) Respiratory distress (gawat napas)

Manajemen Berikan posisi nyaman (jangan pisahkan dari orangtua),


oksigen atau suction, spesific therapy (elbuterol, epinephrine), labs/xray
c) Respiratory failure (gagal napas)

Manajemen Posisi head atau buka jalan napas (pisahkan dari orangtua),
BVM ( beri oksigen 100%), FB removal, intubasi, labs/x-ray
d) Shock compesated

Manajemen Oksigen, peripheral IV, resusitasi cairan (20cc/kgBB, kalau


fluid challenge 10cc/kgBB  diberikan selama 15 menit, kristaloid 2x tidak
mempan langsung koloid), spesific therapy based on etiology (antibiotics,
vasopressors, surgery), lab/x-ray
e) Shock decompesated

Universitas Indonesia
7

13. Nursing Diagnosis


Risk for shock & bleeding, nyeri akut, resiko aspirasi, risk for ineffective
cerebral tissue perfusion, impaired spontaneous ventilation.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai