Anda di halaman 1dari 5

PENDATAAN SASARAN KAMPANYE

MEASLES RUBELLA
dr.Noer Hajati,
No.Dokumen : KAK/UKM/ /2021
M.M
No. Revisi : 00
KAK
Tanggal
: 04/01/2021
Terbit

Halaman : 1/5

BLUD dr.Noer Hajati, M.M


PUSKESMAS Pembina Tk I
TAMBAKREJO NIP.196604112002122005

A. PENDAHULUAN

Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang


disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit
campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan
batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat berbahaya apabila
disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi w
abah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok/herd
immunity tidak terbentuk.Ketika seseorang terkena campak, 90% orang yang
berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap
campak.Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.

B. LATAR BELAKANG

Pada tahun 2000, lebih dari 562.000 anak per tahun meninggal di seluruh
dunia karena komplikasi penyakit campak. Dengan pemberian imunisasi campak dan
berbagai upaya yang telah dilakukan, maka pada tahun 2014 kematian akibat
campak menurun menjadi 115.000 per tahun, dengan perkiraan 314 anak per hari
atau 13 kematian setiap jamnya
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak
dan dewasa muda yang rentan.Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan
masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil
pada trimester pertama.Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama
awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubella
kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan.
Sebelum dilakukan imunisasi rubella, insidens CRS bervariasi antara 0,1-
0,2/1000 kelahiran hidup pada periode endemik dan antara 0,8-4/1000 kelahiran
hidup selama periode epidemi rubella. Angka kejadian CRS pada negara yang belum
mengintroduksi vaksin rubella diperkirakan cukup tinggi. Pada tahun 1996
diperkirakan sekitar 22.000 anak lahir dengan CRS di regio Afrika, sekitar 46.000 di
regio Asia Tenggara dan 12.634 di regio Pasifik Barat. Insiden CRS pada regio yang
telah mengintroduksi vaksin rubella selama tahun 1996-2008 telah menurun.
Di Indonesia, rubella merupakah salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama
lima tahun terakhir menunjukan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15
tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit CRS di
Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2767 kasus CRS, 82/100.000
terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi 47/100.000 pada ibu usia 40-
44 tahun.Sedangkan perhitungan modelling di Jawa Timur diperkirakan 700 bayi
dilahirkan dengan CRS setiap tahunnya.
Dalam Global Vaccine Action Plan (GVAP), campak dan rubella
ditargetkan untuk dapat dieliminasi di 5 regional WHO pada tahun 2020. Sejalan
dengan GVAP, The Global Measles & Rubella Strategic Plan 2012-2020 memetakan
strategi yang diperlukan untuk mencapai target dunia tanpa campak, rubella atau
CRS. Satu diantara lima strategi adalah mencapai dan mempertahankan tingkat
kekebalan masyarakat yang tinggi dengan memberikan dua dosis vaksin yang
mengandung campak dan rubella melalui imunisasi rutin dan tambahan dengan
cakupan yang tinggi (>95%) dan merata.
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan
pengendalian rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020. Strategi
yang dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah:
1. Penguatan imunisasi rutin untuk mencapai cakupan imunisasi campak ≥95%
merata di semua tingkatan
2. Pelaksanaan Crash program Campak pada anak usia 9-59 bulan di 185
kabupaten/kota pada bulan Agustus- September 2016
3. Pelaksanaan Kampanye vaksin MR pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun
secara bertahap dalam 2 fase sebagai berikut :
− Fase 1 bulan Agustus-September 2017 di seluruh Pulau Jawa
− Fase 2 bulan Agustus-September 2018 di seluruh Pulau Sumatera,
Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
4. Introduksi vaksin MR ke dalam program imunisasi rutin pada bulan Oktober
2017 dan 2018
5. Surveilans Campak Rubella berbasis kasus individu/ Case Based Measles
Surveillance (CBMS)
6. Surveilance sentinel CRS di 13 RS
7. KLB campak diinvestigasi secara penuh (fully investigated)
Berdasarkan data surveilans dan cakupan imunisasi, maka imunisasi
campak rutin saja belum cukup untuk mencapai target eliminasi campak.Sedangkan
untuk akselerasi pengendalian rubella/CRS maka perlu dilakukan kampanye
imunisasi tambahan sebelum introduksi vaksin
MR ke dalam imunisasi rutin. Untuk itu diperlukan kampanye pemberian
imunisasi imunisasi MR pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun.
Pemberian imunisasi MR pada usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun dengan
cakupan tinggi (minimal 95%) dan merata diharapkan akan membentuk imunitas
kelompok (herd immunity), sehingga dapat mengurangi transmisi virus ke usia yang
lebih dewasa dan melindungi kelompok tersebut ketika memasuki usia reproduksi.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya eliminasi campak dan pengendalian Rubella / Congenital Rubella
Syndrome (CSR) tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara
cepat
b) Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
c) Menurunkan angka kesakitan campak dan rubella
d) Menurunkan angka kejadian CRS

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


N
  Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
o

1. Pendataan anak usia 9 bulan s/d


Pendataan Sasaran Kampanye 15 tahun.
Measles dan Rubella 2. Pendataan anak sekolah rentan
usia 9 bln s/d 15 tahun

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Pelaksanaan program Imunisasi dilaksanakan berdasarkan tata nilai yang


ada di Puskesmas Tambakrejo yaitu SMART ( Siap bekerja secara professional,
melayani dengan hati, adil dalam pelayanan tanpa membedakan status sosial,
Rasional dalam tindakan, Transparan dalam menagemen kesehatan ). Pelaksanaan
Program Imunisasi dilakukan melalui komunikasi dan koordinasi yang melibatkan
lintas program dan lintas sektor terkait dalam penentuan jadwal, tempat, sasaran dan
petugas pelaksana kegiatan. Komunikasi dan koordinasi dilakukan agar yang terlibat
dalam kegiatan dapat mengetahui tugas dan perannya masing-masing yang secara
garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut :
Lintas Program :
- Promosi Kesehatan : memberikan informasi tentang pentingnya program
imunisasi bagi masyarakat
- Program P2 : bekerjasama dalam penanggulangan penyakit menular terutama
yang dapat dicegah dengan imunisasi
- Kesehatan Ibu dan Anak : bidan desa sebagai pelaksana kegiatan imunisasi
Lintas Sektor :
- Camat : sebagai penggerak masyarakat melalui kebijakan kebijakan yang
dapat mendukung program imunisasi
- Kepala Desa : penggerak masyarakat untuk ikut serta dan peduli terhadap
program imunisasi
- Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama : mendukung kegiatan imunisasi dari
segi kemasyarakatan dan keagamaan
- Kader : membantu bidan desa dalam pelaksanaan imunisasi
- Guru : membantu petugas medis dalam pelaksanaan imunisasi

F. SASARAN
Anak usia 9 bulan s/d 15 tahun dan anak sekolah usia 9 bln s/d 15 tahun

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Terlampir

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara langsung saat


pelaksanaan kegiatan. Hasil dari evaluasi kegiatan akan disampaikan pada
lokakarya mini / Lokmin bulanan Puskesmas.

I. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan kegiatan pendataan sasaran imunisasi dilakukan oleh


pelaksana kegiatan menggunakan format pendataan yang telah ditentukan dan
disediakan oleh puskesmas melalui Koordinator Program Imunisasi.
Pelaporan hasil kegiatan pendataan dilaporkan kepada Koordinator
Program Imunisasi untuk kemudian direkapitulasi dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang.

Anda mungkin juga menyukai