Fikih Jinayat Kelompok 7
Fikih Jinayat Kelompok 7
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fikih Jinayat Pada
(IAIN) Bone
Oleh :
KELOMPOK VII
(IAIN) BONE
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
atas petunjuk dan kemudahan yang diberikan kepada kami dalam penyelesaian
salah satu tugas kuliah kami yaitu pembuatan makalah dalam hal ini materi yang
Tak lupa kami curahkan sholawat dan salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang juga telah memberi petunjuk bagi kita semua, sehingga
bisa terselamatkan dari lembah kesesatan. Dalam penyusunan makalah ini, tak
semudah apa yang kami bayangkan. Banyak kesulitan dan hambatan yang kami
lalui dalam penyusunan makalah ini. Tapi berkat Izin dan Rahmat Allah SWT
Harapan kami sebagai penyusun makalah, yaitu semoga apa yang terdapat
dalam lembaran kertas ini, dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Tak lupa
pula kami haturkan maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
Allah SWT.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
Kelompok VII
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan `5
B. Saran 15
DAFTAR RUJUKAN 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri negara hukum adalah adanya pengakuan dan perlindungan
hak asasi manusia bagi tiap-tiap warga negara, hukum yang berlaku harus mampu
mengatur dan melindungi hak-hak setiap warga negara tanpa ada diskriminasi. Di
antara hak warga negara adalah kebebasan berpendapat di muka umum baik
sistem demokrasi bisa bekerja dengan baik tanpa adanya kebebasan tersebut.
untuk mempertebal rasa nasionalisme dan cinta tanah air, namun pemahaman
masih rendah, hal itu terbukti dengan banyaknya kasus tindak pindana
pahaman masyarakat.
Dana ada juga Orang yang melakukan penistaan agama, misalnya saja
adanya nabi baru yaitu Mirza Ghulam Ahmad. Jika seseorang mengakui adanya
nabi baru maka ia telah keluar dari Islam atau murtad. Karena ia telah
Muhammad saw. Oleh karena itu, sanksi bagi pelaku penistaan agama bisa
Maka dari itu dalam penulisan makalah inu penulis akan membahas
B. Rumusan Masalah
ini, yaitu :
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1. Pengertian
tidak menghina, atau menggugat sesuatu darinya. Karena itu, tidak seorangpun
olok-olok atau ejekan. Setiap apa yang merupakan olok-olok atau cemoohan,
terhadap salah satu akidah Islam dari akidah kaum Muslim – dan jika celaan
atau murtad.2
putusnya Islam dengan niat, ucapan, atau perbuatan. Berikut definisi riddah
a. Imam An-Nawawi
Riddah ialah memutus keislaman dengan dibarengi niat (ucapan) dan perbuatan
1
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h.
14.
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (H. Ali), Jilid 10 (Bandung: Al-Ma’arif, 1990), h. 151.
2
4
b. Zainuddin Al-Malibari
lagi mengerti.
dengan niat, ucapan, atau perbuatan, misalnya sujud kepada berhala, baik
dapat disimpulkan bahwa riddah adalah keluarnya seseorang dari islam menuju
2. Jenis-jenis riddah
melecehkan urusan agama baik berupa perkara wajib atau perkara sunnah,
wajib. Contohnya seperti enggan melaksanakan shalat, zakat, puasa, atau haji
Keluar dari Islam juga bisa terjadi dengan keluarnya ucapan seseorang yang
atau dengan bergurau. Jika ia berbicara dengan ucapak kufur, maka ia divonis
keluar dari Islam, kecuali jika ia ucapkan hal itu dalam keadaan dipaksa.
Disamping itu, keluar dari Islam juga bisa terjadi dengan i’tikad atau
keyakinan yang tidak sesuai dengan akidah Islam. Contohnya seperti seseorang
yang meyakini langgengnya alam, atau keyakinan bahwa Allah itu mahkluk,
atau keyakinan bahwa Al-Qur’an itu bukan dari Allah. Adapun keyakinan
diwujudkan dalam bentuk ucapan atau perbuatan. Seperti dalam kaidah berikut:
disertai dengan keyakinan halal melakukannya, maka ia telah keluar dari Islam.
larangan syariat Islam disertai dengan keyakinan bahwa hal tersebut tidak
dilarang, maka ia telah keluar darai Islam. Penghalalan yang diharamkan, jika
di suatu negeri yang terisolir dari negeri-negeri kaum muslimin. Tidak ditemui
hadits-hadits dan ucapan para ulama, maka yang semacam ini tidaklah dapat
3. Unsur-unsur
Keluar dari Islam bisa terjadi dengan salah satu dari tiga cara, yaitu dengan
ucapan, perbuatan, dan keyakinan seperti yang disebutkan jenis- jenis riddah di
atas.
kekafiran, padahal ia tahu dan sadar bahwa perbuatan atau ucapannya itu
4. Sanksi
a. Hukuman untuk jarimah riddah ada tiga macam, yaitu hukuman pokok,
pokok untuk jarimah riddah adalah hukuman mati dan statusnya sebagai
hukuman h{add. Hal ini didasarkan kepada hadits Nabi Artinya : Oleh
berarti murtad sedangkang hatinya tetap beriman, maka dalam keadaan itu
dia tidak akan dihukum murtad.Hukuman mati ini adalah hukuman yang
berlaku umum untuk setiap orang yang murtad, baik ia laki-laki maupun
dipaksa kembali kepada Islam, dengan jalan ditahan dan dikeluarkan setiap
hari untuk diminta bertaubat dan ditawarai untuk kembali ke dalam Islam.
mumayyiz yang murtad tidak dihukum mati dalam empat keadaan sebagai
berikut.
Dalam hal ini ia tidak dibunuh, berdasarkan istihsan, karena ada shbhah.
Islam. Dalam hal ini ia dihukumi sebagai anak Islam, karena mengikuti
kaum muslimin.
anak mumayiz dalam keempat keadaan tersebut, menurut Imam Abu Hanifah,
ditahan atau dipenjara sebagai ta’zir>. Menurut ketentuan yang berlaku, orang
yang murtad tidak dapat dikenakan hukuman mati, kecuali setelah ia diminta
orang yang murtad agar bertaubat dan kembali ke haribaan Islam sebelum
dibunuh. Menurut mazhab Syafi’i, barangsiapa murtad dari Islam, maka dia
diberikan selama tiga hari tiga malam, terhitung sejak adanya putusan murtad
9
dari pengadilan, bukan sejak adanya pernyataan kufur atau diajukannya perkara
ke pengadilan.
tampaknya kekufuran pada orang yang murtad dan adanya pengakuan orang
tersebut terhadap fakta ini serta sikapnya yang berkeras kepada dalam
kekafiran. Selain itu, orang yang murtad itu sebelumnya adalah muslim, sudah
b. Hukuman pengganti
masanya boleh terbatas dan boleh pula tidak terbatas, sampai ia tobat dan
Abu Hanifah yang menggugurkan hukuman mati dari pelaku wanita dan
anak-anak maka dalam kondisi ini pelaku perbuatan itu (wanita dan anak-
anak) dipenjara dengan masa hukuman yang tidak terbatas dan keduanya
c. Hukuman tambahan
kepada seluruh kaum muslimin. Jika ahli waris orang murtad itu yang
muslim berkata, “Ia telah masuk Islam sebelum meninggal” mereka dituntut
maupun sesudahnya.
Islam tidak pernah mengklaim menggunakan simbol tertentu, jikapun ada, itu
yang seluruhnya berwarna hitam, tanpa lambang atau ornamen apapun, sebagai
pembeda antara kaum muslimin dengan kaum kafir dalam perang atau sebagai
hanya dengan alasan politis. Kaum muslimin saat itu menyebut bendera tersebut
dengan nama “al-„Uqaab. Pada zaman Khulafa al- Rasyidin pun tidak ada satu
simbol atau bendera apapun yang disematkan kepada Islam. Para Khulafa al-
11
undang penghinaan terhadap bendera Negara Mesir yang ditetapkan oleh Adli
mengatakan hal tersebut sesuai dengan prinsip–prinsip umum agama Islam, dalam
secara eksplisit dalam Hukum Pidana Islam.akan tetapi jika kita mendalami lebih
jauh akan ditemukan bahwa agama Islam mendidik umatnya untuk senantiasa
menjaga lidah, menahan diri dari ekspresi kasar kepada semua makhluk yang ada
terhadap manusia maupun terhadap selain manusia seperti binatang, cuaca, tanah,
4
Al-Zuhaili, Wahbah.Fiqh Islam wa Adillattuh, (Cet x; Jakarta: Gema Insani, 2011), h.
342.
12
menghormati Negara dan mencintai tanah air, hal tersebut sangat popular di
kalangan ulama klasik. Sehingga banyak ulama yang menulisnya dalam kitab
khusus terkait tema tersebut. Diantaranya, Hubbu al-Watan krya al- Jahiz,
AlSyauq ila al-Wathan karya Abu Hatim Sahl bin Muhammad al-Sijistani, al-
Wathan wa al-Isthithan, karya Muhammad bin Musa bin Mustafa al- Dali. 20
dalam dalam Hukum Pidana Islam terlebih dahulu harus dikemukakan bahwa
klasifikasi tindak pidana dalam Islam jika dilihat dari berat ringannya hukuman
Hudud adalah perbuatan melanggar hukum yang jenis dan sanksinya sudah
ditentukan secara syara’, ditinjiau dari segi materi, jarimah hudud terbagi kepada
tujuh jarimah, yaitu hudud atas jarimah zina, qazf, syurb al khamar (meminu
kepada pelaku tindak pidana sema persis dengan tindak pidana yang dilakukan,
nyawa dengan nyawa dan anggota tubuh dibalas dengan anggota tubuh.
Sanksi qishas ada dua macam yaitu sanksi qishash karena melakukan
demikian tindak pidana penghinaan tidak dapat dijatuhi hukuman qishash. Ta‟zir
kemaksiatan atau kejahatan yang tidak diancam dengan hukuman had dan
tidak pula kafarat atau dengan kata lain hukuman yang secara syara‟ tidak
negara untuk menentukan sanksi terhadap pelaku tindak pidana yang sesuai
13
situasi aman terkendali dan perbaikan serta melindungi masyarakat kapan saja dan
di mana saja. Sanksi- sanksi ta‟zir ini sangat beragam sesuai dengan situasi dan
ta‟zir; tetapi hanya menyebutkan sekumpulan hukuman, dari yang paling ringan
sampai yang paling berat. Hakim diberi kebabasan untuk memilih hukuman mana
yang sesuai dengan tindakan pelaku. Dengan demikian, sanksi ta‟zir mempunyai
anaknya.
2. Jarimah hudud dan qisahs yang tidak memenuhi syarat akan dijatuhi
pencurian.
3. Jarimah yang ditentukan dalam alquran dan hadist namun sanksinya tidak
Dari jenis- jenis ta‟zir yang telah disebutkan, diketahui bahwa jarimah
selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas
penghinaan tanpa menentukan sanksinnya. Berikut beberapa ayat dan hadist yang
melarang penghinaan:6
Dan masih banyak lagi dalil dalil yang melarang penghinaan secara
pernah memuat hukuman bagi pelaku penghinaan, yang ada adalah seruan
6
Ledeng Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Kehormatan Pengertian dan
Penerapannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 225.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
yaitu :
unsur penghinaan, olok-olok atau ejekan. Setiap apa yang merupakan olok-
mengkafirkan pelakunya.
secara eksplisit dalam Hukum Pidana Islam.akan tetapi jika kita mendalami
lebih jauh akan ditemukan bahwa agama Islam mendidik umatnya untuk
senantiasa menjaga lidah, menahan diri dari ekspresi kasar kepada semua
B. Saran
Adapun saran yang bisa kami sampaikan selaku penulis ialah agar kira nya
para pembaca lebih menambah wawasannya terkait pembahasan yang kami tulis
pada makalah yang masih dari kata sempurna ini dengan berbagai literatur-
Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri. Minjahul Muslim: Pedoman Hidup Ideal Seorang
Muslim,Andi Subarkah.Solo:Insan Kamil, 2008.
Al-Zuhaili. Wahbah.Fiqh Islam wa Adillattuh, (Cet x; Jakarta: Gema Insani,
2011.
Hakim, Rahmat. Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah. Bandung: Pustaka Setia,
2000.
Marpaung, Ledeng. Tindak Pidana Terhadap Kehormatan Pengertian dan
Penerapannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.
Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah, (H. Ali), Jilid 10 Bandung: Al-Ma’arif, 1990.
Soesilo, R. Buku Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta komentar-
komentarnya lengkap Pasal demi Pasal. Bogor: Politeia, 1991.