Anda di halaman 1dari 28

Mata Air

Monday, September 30, 2019

Makalah Kolom dan Tajuk Rencana/ Editorial

MAKALAH

KOLOM DAN TAJUK RENCANA/ EDITORIAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata kuliah: Dasar-Dasar Jurnalistik

Dosen pengampu: Nanang Qosim, M. Pd.

Disusun Oleh :

Nova Riyani (1608056040)

Nujaimatul Mushoffa (1608056067)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berita memiliki bagian yang mengutarakan opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek
pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat.
Itulah yang dimaksud dengan kolom pada berita. Adapun editorial atau tajuk rencana merupakan bagian
tradisional dari surat kabar. Dalam radio dan televise, editorial/tajuk rencana tidak begitu menonjol dan
mendarah daging. Bahkan dalam surat kabar, tajuk rencana baru muncul seabad lalu yang dimulai di
Amerika. Pada saat itulah penulisan tajuk rencana ditemukan menjadi terkenal ketika konsep penulisan
berita secara objektif mulai menjadi keharusan. Dalam surat-surat kabar tajuk rencana biasanya
ditempatkan di halaman opini dan biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi surat kabar bersangkutan. Ia
menempati sebuah kotak dua kolom yang memanjang ke bawah dan diletakkan disebelah pojok kiri atas
halaman. Karena kekuatan atau kelemahan opini-opini dan semangat yang dinyatakan dalam tajuk
rencana tentang suatu isu merupakan pernyataan seorang pribadi, tajuk rencana mencerminkan
kepribadian – kepribadian mereka yang menulisnya (apakah ia pemimpin redaksi atau seorang redaktur
yang ditugasi menulis tajuk rencana), meskipun ia dimaksudkan sebagai cerminan pendirian suatu Koran.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai kolom dan tajuk rencana.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kolom?

2. Bagaimana cara menulis kolom yang baik?

3. Seperti apa contoh kolom itu?

4. Apakah yang dimaksud dengan tajuk rencana/ editorial?

5. Apa saja syarat penulis tajuk rencana/ editorial?

6. Apa saja jenis-jenis tajuk rencana/ editorial?

7. Bagaimana cara menyusun tajuk rencana/ editorial?

8. Apa saja struktur tulisan tajuk rencana/ editorial?

9. Apa saja aspek-aspek penulisan tajuk rencana/ editorial?

10. Apa saja fungsi tajuk rencana/ editorial?

11. Seperti apa contoh tajuk rencana/ editorial?

12. Apa saja tipe-tipe tajuk rencana/ editorial?

13. Bagaimana bentuk tajuk rencana/ editorial?

BAB II

PEMBAHASAN
A. KOLOM

1. Pengertian

Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan
pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih
banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna. Bandingkan dengan sifat artikel
yang lebih banyak memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial. Artikel ditulis secara referensial.
Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto penulis. Sangat dianjurkan, tulisan kolom disertai foto
penulis. Anjuran yang sama, justru tidak berlaku pada artikel (Haris Sumadiria, 2005: 3).

Kolom berasal dari bahasa Inggris, column. Orangnya disebut columnist. Dalam bahasa Inggris, istilah
kolumnis diartikan sebagai penulis karangan khusus berupa komentar, saran, informasi, atau hiburan,
pada surat kabar atau majalah secara reguler (Stewart, 1970:65).

Demikian juga dalam bahasa Indonesia, dijelaskan arti kolumnis sebagai penulis yang menyumbangkan
artikel pada surat kabar atau majalah secara tetap (Anton Moeliono, 1989:451). Kadang-kadang tulisan
dimaksud dikirimkan langsung untuk dimuat dalam surat kabar atau majalah. Namun di Barat biasanya
para kolumnis menulis karangannya khusus untuk didistribusikan oleh sebuah sindikat kepada sejumlah
surat kabar atau majalah (Suhandang, 2004:162-163).

Istilah column sendiri, diartikan sebagai artikel pada surat kabar atau berkala lainnya (Webster, 1957:64).
Di samping itu column juga diartikan sebagai pilar yang dibuat untuk menyangga sesuatu yang berat,
seperti atap atau bagian atas suatu bangunan (Fieldman, 1965:1250). Pada awalnya, panggilan kolumnis
ditujukan kepada para abdi jurnalisme abad ke-20 yang pada abad ke-19 dikenal sebagai redaktur
pengoreksi naskah. Pribadi-pribadi yang tidak dikenal dan selalu anonim pada halaman-halaman tajuk itu
kini telah membangitkan para pembaca tulisannya untuk mengenal pribadinya secara langsung atau
tidak, membawakan pandangan penerbit tempat mereka bertugas, sehingga para pembaca pun bisa
memihak salah seorang dari mereka dan menganggapnya sebagai juru bicara surat kabarnya
(Suhandang, 2004:163).

Sebelum 1920, para kolumnis seperti Eugene Field dan Franklin Pierce Adams, menerbitkan berbagai
sajak, humor, lelucon yang aneh-aneh dan esai-esai ringan karangannya sendiri atau dari para
kontributornya. Column gossip tentang skandal pribadi para tokoh, terutama dalam dunia hiburan, oleh
para penulis seperti Walter Winchell berhasil dipopulerkan pada 1920-an. Problem sosial dan ekonomi
1930-an merangsang orang-orang “pintar” untuk mengembangkan pandangan politiknya, di antara
Walter Lippmann, bekerja sama dengan para pengedar “informasi intern” dan ramalan seperti Drew
Pearson (Suhandang, 2004:163-164).

Pada 1960-an ratusan column berisi hampir setiap segi kemanusiaan, dari soal cinta dan kesehatan
sampai pada ilmu pengetahuan dan keuangan, muncul pada harian-harian berkala lainnya di Amerika
dan Eropa. Bahkan di Indonesia lebih luas lagi isinya. Selain masalah kemanusiaan, juga masalah
kebijakan para penguasa selalu menjadi sorotan para kolumnis yang kritis (Suhandang, 2004:163-164).
Kolom (article column) biasanya ditulis dengan gaya yang sangat ringan atau enteng dan diselingi humor-
humor segar, walaupun masalahnya sangat serius (politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, keamanan,
pendidikan, bencana, kecelakaan, kriminalitas, gaya hidup dan sebagainya).

Di tangan para kolumnis profesional, topik apapun yang dibahas, mulai dari yang ringan seperti masalah
pakaian dinas pejabat, sampai yang berat seperti kecenderungan makin bayaknya wakil rakyat di tingkat
kota dan kebupaten yang hobi memakan uang rakyat, tersaji dalam cerita singkat yang memikat, logis
rasional, enak dibaca dan perlu. Benar-benar menggairahkan. Benar-benar menyegarkan (Haris
Sumadiria, 2006:15).

Meskipun kolumnis bisa menulis tentang apa saja, tetapi ia haruslah “pakar” dalam suatu bidang dan
merupakan seorang penulis yang seksama dan efektif. Selalu mengikuti perkembangan adalah penting
dari segalanya (Hikmat Kusumaningrat, 2006:248).

2. Cara Menulis di Kolom

Menulis kolom dalam koran dapat memberi tempat bagi penulis untuk berbagi pendapat atau
menganalisis topik tertentu melalui sudut pandang mereka sendiri. Kolom dalam koran memang
memberikan kebebasan besar, tetapi ada beberapa aturan yang harus diikuti untuk menulis kolom yang
efektif. Agar dapat menarik perhatian pembaca perhatikan beberapa metode berikut:

a. Mengembangkan dan Menyuarakan Pendapat

1) Temukan nada. Sebagai kolumnis harus memiliki pendapat dan nada. Contohnya, nada suara bisa
saja jenaka atau kelam ( http://businessjournalism.org/2014/04/the-art-of-column-writing/).

a) Cara yang baik untuk menemukan suara adalah dengan membaca artikel koran yang memaparkan
tentang fakta tertentu kemudian tulis bebas tanggapan Anda terhadap artikel tersebut. Lakukan hal ini
menggunakan lima atau enam artikel kemudian catat bagaimana reaksi Anda. Anda mungkin akan sadar
bahwa Anda selalu menggunakan nada yang sarkastis atau mungkin Anda selalu optimistis.

b) Editor Anda dapat membantu memoles nada tulian Anda sehingga jangan takut menghubunginya.

2) Miliki sebuah pendapat. Hal yang membedakan kolom dan artikel dalam koran adalah ada tidaknya
pendapat. Kolom menyuarakan pendapat, sedangkan artikel hanya melaporkan fakta dengan objektif.
Membentuk sebuah pendapat adalah cara yang baik untuk menyampaikan suara Anda.
(http://www.elon.edu/e-web/news/writers/writing-opinions.xhtml)

a) Cara yang baik untuk menguji pendapat Anda adalah dengan bertanya kepada diri sendiri, “Apakah
seseorang akan memiliki reaksi yang kuat terhadap artikel saya?” Jika jawaban pertanyaan ini adalah
“iya”, Anda telah berhasil membentuk sebuah pendapat. Jika pendirian Anda tidak mendapat reaksi apa
pun, Anda mungkin menulis pendapat yang netral.

b) Pastikan Anda memiliki bukti yang mendukung pendapat Anda. Hal ini akan meyakinkan pembaca
pada pendapat Anda.
3) Bagikan pengalaman pribadi Anda. Salah satu cara untuk mengembangkan nada dan opini adalah
dengan memanfaatkan pengalaman pribadi. Memasukkan anekdot dari pengalaman Anda membuat
Anda terhubung dengan pembaca dan membuat cerita Anda lebih mudah dipercaya
(https://styleguide.duke.edu/toolkits/writing-media/how-to-write-an-op-ed-article/). Jika Anda pernah
mengalami situasi sulit saat berhadapan dengan biaya obat, mulailah kolom Anda dengan sebuah
anekdot tentang pengalaman pribadi Anda sebelum menyuarakan pendapat tentang mahalnya harga
obat untuk lansia.

4) Tulis menggunakan kata ganti orang pertama. Karena kolom ditulis berdasarkan pendapat Anda,
tuliskan menggunakan kata “saya”. Hal ini akan mengingatkan pembaca akan keberadaan Anda dan
membantu memperlihatkan mana yang merupakan pendapat Anda
(http://extension.missouri.edu/p/CM360). Daripada menulis, “Fasilitas untuk kuda balap seringkali tidak
layak,” Anda dapat membuat pernyataan ini lebih meyakinkan dengan menggunakan kata ganti orang
pertama. Contoh: “Fasilitas pacuan kuda yang pernah saya kunjungi sebagai seorang pelatih, seringkali
tidak memenuhi kebutuhan kuda-kuda yang tinggal di dalamnya dan hal ini memengaruhi kinerja dan
kesehatan mereka.”

b. Memilih Topik

1) Lihat-lihat kejadian terkini. Pembaca akan sangat tertarik pada topik-topik yang mendominasi
berita, seperti politik atau budaya pop, bukan kejadian yang tidak relevan. Pastikan Anda memperhatikan
berita paling aktual dan bersiap memberikan pendapat Anda.

(https://styleguide.duke.edu/toolkits/writing-media/how-to-write-an-op-ed-article/).

a) Amati judul-judul artikel dalam beberapa koran dan majalah dan lihat berita apa yang paling
populer. Isu-isu yang sering muncul di berbagai media adalah isu yang akan menarik perhatian publik.

b) Seringkali kolom dalam koran membahas tentang politik, tetapi kolom tersebut juga dapat
digunakan untuk mendiskusikan isu-isu sosial, seperti kondisi penjara.

2) Pilih sudut pandang yang menarik untuk melihat topik Anda. Memberikan pendekatan yang segar
terhadap topik tertentu dapat menarik perhatian pembaca pada kolom Anda. Melihat topik berita aktual
dengan sudut pandang yang berbeda akan memancing respons pembaca
(http://grammar.yourdictionary.com/grammar-rules-and-tips/tips-on-writing-newspaper-editorial-
format.html).

a) Jangan takut untuk memasukkan diri Anda ke dalam topik. Gunakan pengalaman pribadi Anda
untuk memberikan kesan unik pada kolom yang Anda tulis (https://letterpile.com/writing/Ten-Tips-For-
Better-Column-and-Article-Writing).

b) Dalami berita secara detail dan ikuti ke mana detail berita tersebut membawa Anda. Mencermati
detail berita dapat memancing ide baru (https://dailypost.wordpress.com/assignments/whats-your-
angle/).
c) Menggunakan sudut pandang lokal dapat membuat kolom Anda relevan untuk pembaca lokal.

(http://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/participation/promoting-interest/guest-columns-
editorials/main).

3) Pastikan Anda memiliki solusi untuk topik yang Anda pilih. Tawarkan solusi untuk pendapat yang
Anda nyatakan. Pembaca umumnya mencari jawaban saat mereka membaca koran dan tugas Anda
adalah memberikan jawaban tersebut (https://letterpile.com/writing/Ten-Tips-For-Better-Column-and-
Article-Writing).

a) Contohnya, jika Anda akan berkata, “Penggunaan sosial media oleh siswa selama jam sekolah
mengurangi produktivitas siswa,” Anda seharusnya menyiapkan solusi agar siswa tidak menggunakan
sosial media dan berkonsentrasi pada tugas-tugas mereka.

b) Jika Anda memiliki pendapat yang kuat tentang topik tertentu, tetapi tidak memiliki solusi, tunda
sampai Anda memiliki solusi yang lebih konkret.

c. Menarik Perhatian Pembaca

1) Buat judul yang menarik. Judul yang tepat akan memberikan informasi kepada pembaca tentang
apa yang dapat mereka harapkan terhadap kolom Anda dan menarik perhatian mereka
(https://goinswriter.com/catchy-headlines/).

a) Judul yang menarik kadang menggunakan angka, kata sifat yang menyenangkan, dan janji kepada
pembaca.

b) Contoh, “Bersihkan Noda dari Karpet Anda” adalah judul yang tidak menarik. Ubahlah menjadi: “3
Bahan Rumah Tangga Unik yang Dapat Menghilangkan Noda Anggur Merah.” Judul ini menggunakan
angka, memberikan janji, dan memikat pembaca untuk mengetahui apa saja bahan rumah tangga
tersebut.

2) Buka dengan “kait” yang menarik perhatian pembaca. Buatlah kalimat pertama Anda memikat
pembaca dengan kata-kata dan ide Anda. Ingatlah bahwa kalimat pembuka memberi fondasi untuk
argumen Anda sehingga pastikan kalimat Anda relevan (https://goinswriter.com/catchy-headlines/).

a) Contoh kalimat pembuka yang dapat menarik perhatian pembaca, antara lain: anekdot yang
dramatis, pernyataan yang kontroversial, ironi dan kalimat yang cerdas, hasil studi baru, atau pernyataan
yang mengakhiri kepercayaan umum terhadap sesuatu.

b) Dalam kolom kesehatannya, kolumnis Oliver Burkeman memulai ceritanya: “Sekitar satu bulan yang
lalu, dengan rasa malu, saya menyadari bahwa saya mengikat sepatu dengan cara yang salah seumur
hidup saya.” Kalimat pembuka ini memancing perhatian pembaca dengan anekdot yang menarik dan
membuat kita ingin membaca lebih lanjut tentang kesalahan apa yang dilakukannya dan bagaimana cara
mengikat sepatu dengan cara yang benar.

3) Ceritakan kepada pembaca kenapa mereka harus terus membaca. Saat Anda menulis artikel,
pastikan setiap paragraf Anda menjawab pertanyaan: “Siapa peduli?” Jelaskan kenapa topik Anda
relevan dan bagaimana topik tersebut memengaruhi mereka, baik positif atau negatif.

(https://styleguide.duke.edu/toolkits/writing-media/how-to-write-an-op-ed-article/). Contoh, jika Anda


menulis ketidaksetujuan Anda terhadap kebijakan pajak yang baru, Anda harus menjelaskan bahwa
kebijakan ini akan menaikkan pajak yang harus dibayar pembaca.

4) Tulis layaknya percakapan. Anda tidak diharapkan untuk melupakan tata tulis yang baik, tetapi
sebaiknya hindari jargon, bahasa teknis, dan struktur kalimat yang kompleks. Apabila Anda menulis
dengan gaya percakapan, Anda akan dapat mengomunikasikan poin Anda kepada pembaca dengan lebih
efektif (http://extension.missouri.edu/p/CM360).

a) Cobalah tulis dengan kalimat-kalimat pendek atau gunakan kontraksi agar tulisan Anda terdengar
seperti percakapan.

b) Anggaplah Anda menulis kepada teman dan sapa pembaca Anda secara langsung.

c) Coba berbicara di dalam kepala Anda saat menulis kemudian bacalah dengan suara lantang untuk
mengevaluasi bagaimana kolom Anda terdengar.

5) Gunakan kalimat kerja aktif. Menggunakan kata kerja aktif akan terdengar lebih tegas dan
memotong kalimat yang panjang-lebar. Kata kerja aktif yang kuat membantu Anda meyakinkan pembaca.

( www.earth.columbia.edu/sitefiles/file/pressroom/.../OpEdGuide.doc). “Dipercaya oleh Dewan Kota


bahwa masyarakat telah ditipu oleh wali kota” adalah kalimat yang terlalu panjang dan membuat
pembaca bertanya-tanya apakah Dewan Kota adalah sumber yang resmi. Tulislah, “Dewan Kota percaya
bahwa wali kota telah menipu masyarakat.” Anda dapat melihat bahwa kata kerja aktif terdengar lebih
tegas dan jelas.

d. Mengatur Kolom

1) Tulislah kolom pendek. Kolom dalam koran biasanya hanya mengakomodasi 400-800 kata sehingga
Anda harus menulis poin Anda dengan ringkas

(http://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/participation/promoting-interest/guest-columns-
editorials/main). Biasakan mengurangi kata-kata dalam draf Anda. Setelah Anda membaca setiap
kalimat, tanyakan kepada diri Anda sendiri, “Bagaimana kalimat ini memperkuat argumen saya?” Jika
Anda tidak yakin, hilangkan dan baca kembali artikel Anda untuk melihat apakah hilangnya kalimat
tersebut mengubah argumen Anda.

2) Pastikan topik Anda jelas. Topik dan sudut panjang Anda harus jelas dan terfokus karena kolom
dalam koran umumnya pendek. Mulailah dengan menyatakan topik dan pendapat Anda di paragraf
pembuka. Paragraf selanjutnya seharusnya berhubungan dengan ide yang Anda nyatakan di paragraf
pertama. Jika Anda menulis bahwa hubungan jarak-jauh adalah hal yang buruk, sebutkan ide ini di
paragraf pertama. Setiap paragraf selanjutnya seharusnya mendukung pernyataan ini dengan
memaparkan bagaimana hubungan jarak-jauh menimbulkan masalah dalam aspek-aspek tertentu,
seperti kepercayaan atau keromantisan.

3) Lakukan penelitian. Walaupun kolom dalam koran memberikan kebebasan untuk menyuarakan
opini, pendapat Anda harus didasari fakta. Mendukung pendapat dengan data akan membantu Anda
meyakinkan pembaca (https://letterpile.com/writing/Ten-Tips-For-Better-Column-and-Article-Writing).

a) Anda dapat melakukan penelitian di perpustakaan atau menggunakan komputer Anda, tetapi Anda
juga dapat melakukan penelitian dengan mewawancarai orang yang terlibat dalam cerita Anda.

b) Pastikan Anda selalu mengutip sumber Anda dengan benar.

c) Jika Anda mengutip kata-kata seseorang, tuliskan nama sumber Anda dan keahlian mereka. Dengan
begitu, pembaca dapat mengevaluasi apakah pernyataan orang tersebut dapat dipercaya.

4) Gurnakan format Associated Press. Jurnalisme memiliki gaya tulis spesifik yang memastikan bahwa
seluruh koran menggunakan panduan yang konsisten
(https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/735/02/). Tanda baca jurnalisme sangat berbeda dengan
format bahasa pada umumnya sehingga Anda perlu mencermati format Associated Press.

3. Contoh Kolom

Supaya lebih mudah, berikut disalin kolom:

Sang Calon

Pemilu sudah dilaksanakan lebih dari tujuh bulan. Tapi kini kita baru ribut memperbincangkan siapa yang
panyas jadi presiden dan wakil presiden.

Dalam pemilu, seolah-olah rakyat membeli kucing dalam karung. Setelah rakyat memberikan suara, elite
politik bertikai tentang kucing apa yang mereka berikan kepada rakyat…

Seharusnya, jauh sebelum pemilu, dalam konvensi, partai-partai menentukan calon mereka… (Ummat,
No. 28 Thn III, 26 Januari 1998).

Kolom di atas ditulis M. Dawam Rahardjo di bawah nama rubrik “Perspektif”. Ia menggunakan judul
singkat saja. Karena sedang aktual, judul itu pun langsung bisa ditangkap sebagai masalah yang akan
dibahasa sang kolomnis. Dalam kolom itu, Dawam menuturkan opininya (kritik) tentang pencalonan
presiden dan wakilnya, juga mengemukakan visi pribadinya tentang orang yang bagaimana yang layak
menjadi presiden dan presiden.

B. TAJUK RENCANA

1. Pengertian

Surat kabar umumnya memiliki halaman pendapat atau opini yang sering disebut opinion page. Isinya
beragam, mulai dari artikel (tulisan by line), pojok, karikatur dan salah satunya tajuk rencana atau ada
yang menyebutnya editorial. Editorial dulu sering disebut “induk karangan” yang berasal dari bahasa
Belanda: hoofd., artikel yang dalam bahasan Inggris sering disebut leader (Assegaf, 1983).

Tajuk rencana merupakan artikel yang dibuat jajaran redaksi atau orang yang diminta redaksi guna
menulisnya. Tulisannya tidak terlalu panjang, diletakkan pada posisi yang tetap, biasanya dalam boks
khusus. Tidak disebutkan siapa penulisnya, karena isi tulisan itu merupakan tanggung jawab redaksi dan
merupakan pendapat dari media massa tentang suatu masalah (Risman Sikumbang, 2016: 231).

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997) menyebutkan, tajuk rencana sebagai induk karangan.
Tajuk berarti mahkota, sehingga tajuk rencana merupakan mahkota dari media cetak seperti surat kabar,
tabloid atau majalah. Assegaf (1983) mengutip pendapat Lyle Spencer yang menyebutkan tajuk rencana
merupakan pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis dan menarik, ditinjau dari segi
penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu
berita yang menonjol sebegitu rupa, sehingga bagi kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak
pentingnya arti berita yang ditajukkan tersebut.

Dengan pernyataan Spencer tersebut, dapat disimpulkan tajuk rencana harus berisi hal berikut:

a. Pendapat

b. Logis

c. Singkat

d. Menarik

e. Mempengaruhi pendapat

2. Syarat Penulis Tajuk

Karena tajuk merupakan opini redaksi dan menjadi induk karangan sebuah media, maka tidak semua
wartawan dapat menulisnya.

Seorang penulis tajuk hendaknya: (https://romeltea.com/pengertian-tajukrencana-editorial-fungsi-jenis-


dan-contohnya/, diakses pada tanggal 28 September 2019 pukul 10.15)

a. Mengenal baik visi dan misi media karena tulisan tajuk mencerminkan hal

tersebut.

b. Memiliki kedalaman analisis, sehingga mampu mengungkap sesuatu di balik

fakta dan menjangkau jauh ke depan.

c. Berpengetahuan dan berwawasan luas karena sebuah peristiwa atau fakta

memiliki kaitan dengan fakta lain.


d. Memiliki banyak referensi yang akan menjadu acuan dalam pengembangan

ide atau pemikirannya.

e. Berkepala dingin, tidak emosional, agar ketika menulis tetap terjaga kejernihan berpikir dan
suasana hati.

f. Telah lama menjadi wartawan (seasonal reporter) sehingga mampu menjaga etika jurnalistik dan
kepenulisan.

3. Jenis-Jenis Tajuk Rencana

Dari segi tulisan, tajuk rencana dibagi menjadi empat sebagaimana fungsi editorial yang dikemukakan
Wlliam M. Pinkerton

a. Explaining the news

Menjelaskan berita dengan interpretasi dan sudut pandang subjektif.

b. Filling in the background

Mengisi informasi latar belakang (filling backgroud information), yakni memberikan kaitan suatu berita
dengan realitas sosial lainnya atau informa-

si tambahan.

c. Forecasting the futur

Meramalkan masa depan (forcasting), yakni memprediksi apa yang akan dapat terjadi pada masa
mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.

d. Passing moral judgment

Meneruskan suatu penilaian moral, yakni memberikan penilaian dan menyatakan sikap atas suatu
peristiwa. Ada anggapan, tulisan tajuk mencerminkan apa yang terasa oleh hati-nurani masyarakat.

David Dary juga menyebutkan enam jenis editorial sebagai berikut:

a. Informative Editorial, isinya menjelaskan fakta khusus.

b. Interpretatif Editorial, isinya menjelaskan fakta penting yang tersembunyi.

c. Argumentative Editorial, biasanya mengulas masalah politik yang menghen-

daki analisis logis sebab-akibat.

d. Call-For-Action Editorial, isinya mengajak melakukan sesuatu.

e. Persuasif Editorial, tajuk yang meyakinkan khalayak dengan sugesti.


f. Entertaining Editorial, isinya menghibur, menyindir, atau humor.

4. Cara Menyusun Tajuk Rencana

Adapun langkah membuat tajuk rencana adalah

a. Pencarian ide dalam topik

b. Seleksi dan penetapan topik

c. Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis dari keseluruhan uraian tajuk rencana

d. Pelaksanaan penulisan

Adapun syarat sebuah tajuk rencana adalah sebagai berikut:

a. Provokatif

Judul harus mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak terhadap uraian tajuk rencana kita.
Tajuk rencana harus memiliki daya tarik tinggi mengingat bagi media pers fungsinya sangat strategis.

b. Singkat dan Padat

Langsung masuk pada pokok bahasan dan disesuaikan dengan kolom yang tersedia.

c. Relevan

Berkaitan dan sesuai dengan pokok bahasan. Tidak menyimpang dari topik. Judul yang baik harus
diambil dari topik dan topik yang baik harus mencerminkan keseluruhan uraian.

d. Fungsional

Fungsional memiliki arti setiap kata yang terdapat pada judul tajuk rencana bersifat mandiri, berdiri
sendiri, tidak bergantung pada kata yang lain, serta memiliki arti yang tegas dan jelas.

e. Informal

Hindari pola penulisan judul yang sifatnya kaku, dingin, dan terkesan formal. Usahakan judul yang
disajikan menarik atraktif, hidup, dan segar.

f. Representative

Judul yang sudah ditetapkan mewakili pokok bahasan. Merujuk pada logika dan kaidah penelitian ilmiah,
judul tajuk rencana yang baik harus mengandung dua variabel: variabel bebas (independent variable)
dan variabel terikat (dependent variable).

g. Merujuk pada Bahasan Buku

Judul harus sesuai dengan kaidah Bahasa dan disesuaikan dengan porsi dan mempertimbangkan
kalangan pembaca.

5. Struktur Tulisan Tajuk Rencana

Tulisan tajuk seperti kolom. Ia tidak mempunyai struktur tertentu. Namun umumnya, jika kita bedah
tajuk-tajuk di berbagai media massa, strukturnya terdiri atas:

a. Judul

b. Intro

c. Uraian

Bagian intro mengemukakan aktualitas masalah yang akan dibicarakan, misalnya dengan mengingatkan
pembaca akan berita yang muncul sebelumnya. Setelah itu langsung uraian berisi opini penulisnya.

6. Aspek-Aspek Penulisan Tajuk Rencana

a. JudulOpin

Judul yang ditulis dalam tajuk rencana harus singkat, padat, jelas maupun juga menarik. Judul tajuk
rencana yang menarik juga akan memberikan kesan yang mudah diingat oleh pembaca itu. dalam
penulisan judul, alangkah baiknya tidak terlalu panjang maupun pendek, dan judul harus mewakili
seluruh isi yang akan termuat dalam tajuk rencana atau editorial

b. Latar Belakang Masalah

Sebelum penulis menulis tajuk rencana atau editorial, penulis harus banyak mengetahui sepenuhnya
dimana latar belakang dan faktor-faktor yang akan menjadi penyebab masalah ataupun juga isu-isu yang
sedang berkembang.

c. Tokoh

Dalam tajuk rencana sering , biasanya terdapat tokoh yang akan dikaitkan dengan masalah maupun
peristiwa yang akan terjadi. Materi tajuk rencana dapat juga berupa pujian untuk memuji sebuah hasil
kinerja seseorang, tokoh, kelompok, ataupun pemerintah.

d. Masalah

Penulis harus dapat mengambil masalah yang sering terjadi menjadi topik yang akan sangat menarik
untuk di baca, sehingga pembaca akan disuguhkan informasi yang dapat dipahami dengan baik dan tidak
banyak menimbulkan kesalahpahaman dalam masyarakat.

e. Peristiwa yang dijabarkan

Peristiwa yang akan dijabarkan dalam tajuk rencana harus runtut,yang artinya dipaparkan secara
kronologis mengenai masalah yang sedang di bahas. Penulis harus menjelaskan peristiwa dengan sangat
jelas. Maka dari itu juga biasanya di akhir paragraf terdapat penegasan ulang.
f. Opini Penulis

Opini atau pendapat penulis dapat disampaikan dengan cara yang sopan,santun atau enak dibaca.
Biasanya juga disela-sela pembahasan diselipkan beberapa lelucon, namun tetap elegan. Pada tahap ini
penulis banyak memberikan tanggapan mengenai isu/permasalahan yang sedang terjadi. Penulis
mencoba akan memberikan pandangan kritis mengenai masalah yang akan beredar dikalangan
masyarakat.

g. Saran dan Solusi Permasalahan

Tidak hanya memberikan pendapat mengenai permasalahan yang ada, penulis juga banyak memberikan
solusi atas permasalahan yang sedang terjadi. Penulis akan memberikan saran-saran yang berupa solusi
yang dapat membangun. Penulis tidak boleh memberikan banyak saran dengan mencemooh maupun
merendahkan pihak yang lainnya.

h. Kesimpulan

Setelah menjelaskan dan memberikan saran atas permasalahan yang ada, langkah yang selanjutnya
penulis harus memberikan kesimpulan terhadap isi tek tajuk rencana. Kesimpulan yang sering ditulis
harus sesuai dengan isi tajuk rencana, sehingga tidak banyak menyebabkan karancuan.

7. Fungsi Tajuk Rencana

Menurut Assegaf (1997), fungsi tajuk rencana terdiri atas berikut ini:

a. Menjelaskan berita. Tajuk rencana menjelaskan suatu berita atau peristiwa. Penulis tajuk bertindak
sebagai guru bagi masyarakat atau konsumen media tersebut. Misalnya, penulis menjelaskan apa arti
kebijakan yang diambil dan apa dampaknya bagi masyarakat.

b. Mengisi latar belakang. Tajuk rencana berfungsi memberikan kaitan sesuatu berita dengan
kenyataan-kenyataan social lainnya. Penulis tajuk rencana tersebut dapat melengkapi berita tersebut
dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Dengan memasukkan bahan-bahan yang dikuasai
penulis tajuk rencana, pembaca akan dapat memahami suatu berita dalam cakrawala baru dan facet-
facet yang sebelumnya tidak terlihat.

c. Meramalkan masa depan. Tajuk rencana berfungsi menganalisis “ramalan” atau prediksi, apa yang
akan terjadi akibat dari suatu berita atau peristiwa. Dengan demikian, berbagi pihak dapat berjaga-jaga
atau memanfaatkan sesuatu di masa depan.

d. Meneruskan suatu penilaian moral. Sejak lama penulis tajuk rencana mencerminkan apa yang
dirasakan hati nurani masyarakat. Karena itu, penulis tajuk rencana diharapkan memihak dan
memberikan penilaain serta argumentasi dari penilaian yang dilakukannya. Dalam fungsi ini, penulis
tajuk rencana memberikan penilaian dan sikapnya atas suatu peristiwa atau pendapat.

8. Contoh Tajuk Rencana


Supaya lebih mudah, berikut disalin tajuk rencana

“Persiapan Semarang Menyambut Mudik”

Posisinya yang berada di antara Jawa bagian barat dan timur mengakibatkan Kota Semarang menjadi
lintasan atau transit para pemudik, baik yang menggunakan jalur laut, darat, maupun udara. Arus mudik
telah masuk lewat Pelabuhan Tanjung Emas. Sejumlah kapal motor merapat dengan membawa ratusan
penumpang. Mereka berasal dari beberapa daerah di Kalimantan. Dari Semarang mereka kemudian
melanjutkan perjalanan ke beberapa daerah di Jawa Tengah.

Arus mudik jalur darat memang belum terlihat. Belum ada lonjakan penumpang di moda transportasi
kereta api dan bus. Untuk kereta api diprediksi peningkatan penumpang akan terjadi pada H-10 hingga
H+10 Lebaran. Di Stasiun Poncol diperkirakan meningkat sekitar 50 persen, sementara Stasiun Tawang
lebih dari 14 persen. Penumpang angkutan bus biasanya meningkat pada H-7 Lebaran. Sebuah agen bus
mengungkapkan, dari hari biasa yang 200 penumpang biasanya naik jadi 900 penumpang.

Pemudik dengan kendaraan sendiri, baik bersepeda motor maupun mengendarai mobil, diperkirakan
juga tetap besar. Apalagi dengan penawaran jalan tol yang bisa sampai Gringsing, sehingga kemungkinan
menyedot arus mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi. Pemudik yang membawa sepeda motor
juga perlu memperoleh perhatian dan pelayanan khusus, baik yang datang dengan berkendara atau
memaketkan sepeda motornya lewat darat maupun laut.

Sejak sekarang perlu disiapkan posko-posko untuk memantau dan mengamankan mudik Lebaran.
Pengendalian lalu lintas diperlukan untuk mencegah penumpukan kendaraan di satu jalur atau kawasan.
Posko itu juga bisa berfungsi sebagai rest area dan pelayanan kesehatan bagi pengendara sepeda motor
yang lelah setelah berkendara berjam-jam. Selain itu petugas perlu berjaga di lokasi-lokasi yang
berpotensi menimbulkan kemacetan, seperti di sekitar pasar tradisional.

Pemkot juga perlu segera menata dan membereskan sarana dan prasarana, mulai rute, rambu, dan
penerangan jalan yang akan dilalui pemudik. Rute dan rambu yang jelas akan memberikan kejelasan arah
bagi mereka, sementara penerangan akan memberikan rasa nyaman dan aman ketika mereka harus
berkendara pada malam hari. Perhatian juga perlu diberikan kepada proyek yang belum selesai seperti
underpass Jatingaleh. Material yang masih berserakan perlu dirapikan.

Masih cukup waktu bagi Pemkot Semarang untuk menyiapkan diri guna melayani kebutuhan para
pemudik, baik yang menjadikan Semarang sebagai tujuan atau sebagai tempat transit. Melayani para
pemudik yang melintas layaknya tamu menjadi keniscayaan. Perlu dipastikan mereka mendapat
kenyamanan dan keamanan berkendara. Juga akan segera mendapatkan perawatan jika di perjalanan
jatuh sakit. Dengan demikian Semarang bisa menjadi kota yang ramah bagi para pemudik. (Sumber :
Dikutip dari suara merdeka.com)

9. Tipe-Tipe Tajuk Rencana

Suara Koran sekolah /kampus di muat di halaman editorial. Staf tajuk rencana biasanya memunculkan
opini yang paling menonjol. Tajuk rencana ini dapat di tulis dengan alasan yang beragam, seperti untuk
mengentreperensikan kejadian (berita), mengkritik sesuatu yang telah terjadi, mengajak untuk orang
berbuat sesuatu, atau mendukung perubahan dan mengajak pembaca mengikuti suatu sudut pandang.
Adapun tipe-tipe tajuk rencana adalah sebagai berikut:

a. Tajuk rencana advokasi

Tajuk rencana yang menginterperensikan, menjelaskan, dan membujuk dan mendukung perubahan
biasanya dihubungkan dengan suatu berita penting yang ada di dalam Koran tersebut. Tajuk rencana ini
dapat memberi tahu pembaca mengapa kejadian-kejadian itu penting. Selain itu juga bisa menjelaskan
dengan signifikansi ide tau kondisi tertentu. Dalam beberapa kasus, tajuk rencana mendefinisikan term
dan isu, mengindentifikasi sosok dalam faktor dan merangkap latar belakang history, cultural, geografis,
dan kondisi lainnya. Usaha menulis untuk membujuk membujuk pembaca untuk kesimpulan tertentu
bisa jadi dilakukan dengan halus dan terselubung.

b. Tajuk rencana pemecahan masalah

Tajuk rencana solusi problem adalah tipe lazim yang dijumpai di koran-koran. Terkadang dinamakan
“tajuk rencana kritik” tipe tajuk rencana ini dipakai saat staf tajuk rencana ini menarik perhatian pada
suatu problem atau ingin mengkritik tindakan seseorang. Karena koran perlu bertindak secara
bertanggung jawab, maka fakta harus di sajikan untuk mendukung kritik atau untuk menjelaskan sebaba-
sebab masalah, dan solusi harus di tawarkan. Proses tiga langkah ini mirip dengan metode ilmiah:
pernyataan problem, penyajian bukti dan kesimpulan dengan usulan solusi.

c. Tajuk rencana penghargaan

Tajuk rencana penghargaan adalah salah satu pilihan bagi penulis tajuk rencana. Banyak komunitas,
termasuk sekolah dan kampus sebuah koran punya status dan pusat kekuasaan. Karena posisinya itu,
koran mengamati apa yang terjadi di kampus atau di lingkungan lain. Koran dapat memuji orang atau
kelompok itu menjadi tenar.

Jika koran mempubliskan lebih dari satu tajuk rencana di setiap edisi, maka salah satunya bisa berupa
tajuk rencana penghargaan. Jika koran hanya mempublis satu tajuk rencana di setiap edisi keputusan
untuk menulis tajuk rencana ini harus dipertimbangkan dengan cermat, dan yang dipuji atau dihargai
mereka yang memang pantsa mendapatkan nya. Orang atau kelompok juga dapat dipuji di kolom opini.

d. Komentar tajuk rencana singkat

Keringkasan mempunyai manfaat sendiri, dan tajuk rencana satu atau dua paragraf bisa jadi
efektif. Bentuk ini paling berguna jika hanya satu poin atau sedikit bukti latar belakang informasi yang
perlu diberikan. Terkadang tajuk rencana seperti ini punya judul kolom, seperti “Ten Second Editorial.”

e. Tajuk rencana pendek

Tipe tajuk rencana lain, yang populer di pers mahasiswa, adalah tajuk rencana ringkas. Ia berbeda
dalam hal panjang dan penataannya, seperti di tunjukan namanya tajuk rencana ini ringakas, dari satu
kata sampai beberapa kalimat saja. Biasanya tajuk rencana pendek dikelompokkan bersama sebagai
heading kolom, mencakup pujian atau kritik.

Tajuk rencana pendek juga bisa komentar bermacam-macam: satu pujian tau kritik tidak selalu
terkait dengan berita lainnya di kolom. Koran mahasiswa terkadang memberi nama sendiri seperti
“thumb up, thumb down,” “cheers and jeers” atau mereka menggunakan huruf unik untuk
mengekspresikan rasa senang atau tidak senang. Banyak komentar singkat ini tidak hanya ditunjukkan
pada kampus atau sekolah, tetapi juga seluruh mahasiswa terkadang isi nya bernada humor atau
menunjukkan perubahan dalam gaya dan kultur popular.

f. Tajuk rencana kartun

Mungkin bentuk yang paling ringkas adalah tajuk rencana kartun. Dalam beberapa kata atau satu-
dua kalimat, kartunis dapat melakukan hal-hal yang dilakukan penulis tajuk rencana mengomentari,
mengkritik, menginterpretasikan, membujuk dan menghibur. Kartun dan bentuk seni lainnya merupakan
komentar favorit bagi banyak pembaca.

Kartun dapat berdiri sendiri, tanpa terkait dengan topik di halaman tajuk rencana, atau dapat
dikaitkan juga dengan tajuk rencana. Dengan gaya lukis dan nada tulisan yang khas, penulis kartun
mengembangkan opini dan pelukisnya sering menggunakan karikatur (ciri fisik yang di lebih-lebihkan)
pelukis lebih banyak keleluasaan untuk membuat sesuatu yang lebih lucu, satire, ironis, dan bahkan
menyengat.

10. Bentuk Tajuk Rencana

Menurut Supriyanto (1986), bentuk tajuk rencana yang sering ditulis redaksi media massa adalah sebagai
berikut:

a. Tajuk Interpretatif

Tajuk interpretatif merupakan tajuk rencana yang memaparkan pendapat tentang suatu masalah yang
muncul di masyarakat. Tujuan penulisan tajuk seperti ini untuk menyajikan pendapat redaksi guna
memperoleh opini publik atau membnetuk opini tertentu di tengah masyarakat pembacanya.

b. Tajuk Kritik

Tajuk rencana yang menyajikan kritik konstruktif disampaikan redaksi media terhadap keganjilan di
masyarakat. Tujuannya supaya terjadi perubahan di masyarakat yang dilakukan lembaga berwenang
demi kepentingan umum.

c. Tajuk Persuasif

persuasif atau membujuk bertujuan mengajak masyarakat melakukan perbuatan tertentu demi
kepentingan umum. Dicoba membuat contoh editorial yang persuasif tersebut dengan target semua
orang terlibat mengikuti yang disarankan dalam tulisan itu.
d. Tajuk Pujian

Tajuk yang berisi pujian yang ditampilkan guna memupuk rasa kebersamaan demi suatu tujuan tertentu.
Juga sering digunakan seseorang atau sekelompok orang yang berprestasi di bidang atau profesinya demi
kepentingan bangsa dan negara.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan
pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih
banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna. Bandingkan dengan sifat artikel
yang lebih banyak memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial. Artikel ditulis secara referensial.
Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto penulis. Sangat dianjurkan, tulisan kolom disertai foto
penulis.

Sedangkan Editorial atau Tajuk rencana adalah sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap
masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. opini berisi pendapat dan sikap resmi
suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang
berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus
mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan. Menulis tajuk memerlukan situasi
dan kondisi tertentu yang sangat dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadia dalam pemberitaan sehari-hari.
Tajuk tidak bisa mengupas suatu kejadian yang sudah lama berlangsung.

Tajuk rencana merupakan suara lembaga maka tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya,
seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari
pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi proses sebelum penulisan tajuk rencana, terlebih
dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap
jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan
krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintah.
B. Kritik dan Saran

Semoga dengan makalah yang telah kami tulis dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca. Semoga dapat menambah wawasan tentang Dasar-Dasar Jurnalistik khususnya dalam materi
Kolom dan Tajuk Rencana/ Editorial. Segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
butuhkan guna perbaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Dja’far H., 1983. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga

http://businessjournalism.org/2014/04/the-art-of-column-writing/

http://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/participation/promoting-interest/guest-columns-editorials/main

http://extension.missouri.edu/p/CM360

http://grammar.yourdictionary.com/grammar-rules-and-tips/tips-on-writing-newspaper-editorial-
format.html

http://www.elon.edu/e-web/news/writers/writing-
opinions.xhtmlhttps://styleguide.duke.edu/toolkits/writing-media/how-to-write-an-op-ed-article/

https://dailypost.wordpress.com/assignments/whats-your-angle/

https://goinswriter.com/catchy-headlines/

https://letterpile.com/writing/Ten-Tips-For-Better-Column-and-Article-Writing

https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/735/02/

https://romeltea.com/pengertian-tajukrencana-editorial-fungsi-jenis-dan-contohnya/

https://styleguide.duke.edu/toolkits/writing-media/how-to-write-an-op-ed-article/

Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

Kusumaningrat. 2006. Jurnalistik Teori & Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Rolnicki, Tom E. 2008. Pengantar Dasar Jurnalisme “Scholastic Journalism”. (Jakarta: Prenada Media
Group).

Sikumambang, Risman. 2016. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sumadiria, Haris. 2005. Menulis Artikel Dan Tajuk Rencana Panduan Praktik Menulis Dan Jurnalis
Profesional. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media).

Sumadiria, Haris. 2006. Jusnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis
Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media)

Supriyanto, Hendri. 1986. Pers Khusus. Malang: Warta Kasih.

Sutarni, Sri & Sukardi. 2008. Bahasa Indonesia 3; SMA Kelas XII, (Jakarta: Perpustakaan Nasional).

www.earth.columbia.edu/sitefiles/file/pressroom/.../OpEdGuide.doc

BIODATA PENULIS

1. Penulis I

A. Identitas Diri

Nama Lengkap

Nova Riyani

Jenis Kelamin

Perempuan

Program Studi

Pendidikan Matematika
4

NIM

1608056040

Tempat dan Tanggal Lahir

Karanganyar, 10 November 1998

Alamat E-mail

novariyani896@gmail.com

Nomor Telepon/HP

08560114373

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama Sekolah

MI Muh. Wonorejo

MTs Negeri Gondangrejo

MAN 1 Surakarta

Jurusan

IPA

Tahun Masuk-Lulus

2007-2012

2012-2014
2014-2016

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima *)

No

Jenis Penghargaan

Pihak Pemberi Penghargaan

Tahun

Juara II Lomba Inovas Teknologi Tepat Guna

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang

2018

Juara Harapan I Lomba Media Pembelajaran

HMJ Tadris Matematika IAIN Salatiga

2018
2. Penulis II

A. Identitas Diri

Nama Lengkap

Nujaimatul Mushoffa

Jenis Kelamin

Perempuan

Program Studi

Pendidikan Matematika

NIM

1608056067

5
Tempat dan Tanggal Lahir

Jepara, 15 Mei 1996

Alamat E-mail

nujaimatul@gmail.com

Nomor Telepon/HP

08562582559

B. Riwayat Pendidikan

SD

SMP

SMA

Nama Sekolah

MI An-Nuur Daren
MTs Manba’ul Ulum Gebog

MA NU Nurussalam

Jurusan

IPA

Tahun Masuk-Lulus

2002-2007

2007-2010

2011-2014

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima *)

No

Jenis Penghargaan

Pihak Pemberi Penghargaan


Tahun

Juara III Tahfidz 30 Juz Tingkat Umum Se Kota Semarang

Walikota Semarang

2019

Juara II Tahfidz 30 Juz Tingkat Umum Se Kota Semarang

Walikota Semarang

2018

Posted by Nova Riyani at 4:08 AM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to


Pinterest

No comments:

Post a Comment

Newer Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)


About Me

Nova Riyani

View my complete profile

Blog Archive

▼ 2019 (6)

► December (3)

► November (1)

► October (1)

▼ September (1)

Makalah Kolom dan Tajuk Rencana/ Editorial

Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai