Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN KALIMAT, DAN JENIS-JENIS KALIMAT,

SERTA KALIMAT EFEKTIF

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Perbankan Syariah (PS)

Kelompok Lima (V) Semester Satu (I)

Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bone

Oleh :
KELOMPOK IV

APRIANTI
612061021112

HAIRINI’SAA
612061021116

FIKRAN RIVALDI
612061021110

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena

atas petunjuk dan kemudahan yang diberikan kepada kami dalam penyelesaian

salah satu tugas kuliah kami yaitu pembuatan makalah dalam hal ini materi yang

kami bahas mengenai mengenai “Pengertian Kalimat, dan Jenis-Jenis Kalimat,

Serta Kalimat Efektif”

Tak lupa kami curahkan sholawat dan salam kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang juga telah memberi petunjuk bagi kita semua, sehingga

bisa terselamatkan dari lembah kesesatan. Dalam penyusunan makalah ini, tak

semudah apa yang kami bayangkan. Banyak kesulitan dan hambatan yang kami

lalui dalam penyusunan makalah ini. Tapi berkat Izin dan Rahmat Allah SWT

kami mampu menyelesaikannya.

Harapan kami sebagai penyusun makalah, yaitu semoga apa yang terdapat

dalam lembaran kertas ini, dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Tak lupa

pula kami haturkan maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat

dalam makalah ini. Karena pemilik kesempurnaan yang sesungguhnya adalah

Allah SWT.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Penulis

KELOMPOK IV

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat 3

B. Jenis-jenis Kalimat 4

C. Kalimat Efektif 9

BAB III PENUTUP

A. Simpulan 15

B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak

mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai

mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian

kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian

kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan

kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke

dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.

Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari

beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-

masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu

tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian

diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan

kaidah-kaidah yang berlaku.

Kalimat adalah satuan terlengkap yang terdiri atas unsur predikat

dengan verba finit dan unsur pelengkap atau anggota kalimat lainnya. Seperti

yang dinyatakan Duden (2009: 763) Ein Satz ist eine Einheit, die aus einem

Prädikat mit finitem Verb und allen zugehörigen Satzgliedern besteht.

Kridalaksana (2011: 255) menyatakan pendapatnya bahwa verba finit adalah

bentuk verba yang dibatasi oleh kala dan dalam beberapa bahasa menunjukan

kesesuaian dengan persona dan jumlah.


2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah pada

makalah ini, yaitu :

1. Apa Pengertian kalimat?

2. Apa saja jenis-jenis kalimat?

3. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan pada makalah ini, yaitu ;

1. Untuk mengetahui Pengertian kalimat

2. Untuk mengetahui jenis-jenis kalimat

3. Untuk mengetahui kalimat efektif


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang

utuh,baik dengan cara lisan maupun tulisan.kalimat juga merupakan satuan bahasa

terkecil,dalam wujud lisan atau tulisan. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan

dengan suara naik turun dan keras lembut,disela jeda,dan diakhiri dengan intonasi

akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan atau

asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain.

Dalam wujud tulisan,kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri

dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), ataupun tanda seru (!); an didalamnya dapat

disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-),dan spasi . tanda

titik,tanda tanya dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir

pada wujud lisan sedangnkan spasi mengikuti mereka melambangkan

kesenyapan . jika dilihat dari hal predikat,kalimat – kalimat dalam bahasa

indonesia ada dua macam, yaitu :

1. Kalimat - kalimat yang berpredikat kata kerja

2. Kalimat – kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.

Kalimat dapat dipahami sebagai suatu bahasa terkecil yang dapat

digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Pakar menyampaikan

bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,

mempunyai intonasi akhir dan secara aktual dan potensial terdiri atas klausa.
4

Klausa merupakan satuan kebahasaan yang merupakan kelompok kata yang

setidaknya terdiri atas subjek dan prediket.1

Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik tururn, dan

keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud

tulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda titik (.),

tanda tanya (?), atau tanda seru (!).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah serangkaian

kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk

mengungkapkan gagasan,pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap.

B. Jenis Kalimat

Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:2

1. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya

Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas 2

macam yaitu:

a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari atas satu klausa. Karena

terdiri dari satu klausa yang unsurnya subjek dan predikat yang serba

tunggal maka kalimat ini disebut kalimat tunggal. (Hasnah Faizah, 2009:74)

Berdasarkan jenis frasa pengisi predikatnya, kalimat tunggal dapat

dibagi empat macam:


1
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga,
2009), h. 76.
2
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, h. 85.
5

1) Kalimat Nominal

(Ramlan, 2005:129) Kalimat nominalialah klausa yang predikatnya

terdiri dari kata atau frasa golongan nominal

2) Kalimat Adjektival

(Ramlan, 2005:132) Kalimat adjektival predikatnya terdiri dari kata

golongan verbal yang termasuk golongan kata sifat atau terdiri dari frasa

golongan verbal yang unsur pusatnya berupa kata sifat.

3) Kalimat Verbal

(Ramlan, 2005:130) Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya

terdiri dari kata frasa golongan verbal.

4) Kalimat Numeral

(Ramlan, 2005:137) Kalimat numeral adalah kalimat yang predikatnya

terdiri dari kata atau frasa golongan bilangan.

b. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua

atau lebih klausa tunggal (Sri Hapsari Wijayanti dkk, 2013:63) Kalimat

majemuk terbagi menjadi dua golongan yaitu:3

1) Kalimat Majemuk Setara

(Ida, 2006:37) Kalimat majemuk setara adalah gabungan beberapa kalimat

tunggal menjadi sebuah kalimat yang lebih besar dan tiap-tiap kalimat

3
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untukPerguruanTinggi, h. 78.
6

tunggal yang digabungkan tidak kehilangan unsur-unsurnya. Biasanya

dihubungkan dengan konjungsi koordinatif dan, atau, tetapi, dan sedangkan.

2) Kalimat Majemuk Bertingkat

(Ida, 2006:61) Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan

pola-polanya tidak sederajat, salah satu pada bagian yang lebih tinggi

kedudukannya disebut induk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah

kedudukannya disebut anak kalimat. Konjungsi subordinatif dapat

menyatakan berbagai hubungan makna, yaitu hubungan waktu (sebelum,

sejak, sewaktu, setelah), syarat (asalkan, jika, kalau), pengandaian (jangan-

jangan, seandainya), tujuan (agar, biar, supaya), konsesif (walaupun,

sekalipun, sungguhpun), pembandingan (alih-alih, daripada, ibarat,

sebagaimana), sebab/alasan (karena, sebab), hasil/akibat (sampai-sampai,

maka, sehingga), cara (dengan, tanpa), komplementasi (bahwa), atribut

(yang), perbandingan (sama).

3) Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang terdiri dari sebuah pola

atasan dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya

dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan.

2. Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsurnya

Kalimat menurut kelengkapan unsurnya dibagi menjadi dua yaitu:4

a. Kalimat Lengkap (Mayor)

b. Kalimat Tidak Lengkap (Minor)

4
M. Zubad Nurul Yaqin, Bahasa Indonesia Keilmuwan, (Malang: UIN Maliki Press
Malang, 2011), h. 49.
7

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak memiliki salah satu unsur

subjek atau predikatnya. Kalimat ini sering dipakai pada slogan, ucapan atau

sapaan dan bahasa lisan.

3. Jenis Kalimat Menurut Susunan Subjek Predikatnya

Kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dibagi menjadi dua

yaitu:

a. Kalimat Versi

Kalimat versi adalah kalimat yang subjek mendahului predikat.

b. Kalimat Invers

Kalimat invers adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Urutan ini

digunakan untuk penegasan makna.

4. Jenis Kalimat Menurut Fungsi Isinya

a. Kalimat Berita (Deklaratif)

(Ramlan, 2005:27-28) Jika dilihat berdasarkan fungsinya, kalimat berita

pada umumnya berfungsi untuk memberitahukan sesuatu informasi pada

orang lain sehingga orang yang mendengar informasi tersebut .pun memberi

tnggapan seperti misalnya berupa perhatian pada informasi tersebut.

Umumnya kalimat berita disertai kontur intonasi akhir kalimat yang

menurun. Dalam kalimat berita tidak terdapat kata-kata tanya seperti: apa,

siapa, dimana, dan mengapa. Tetapi terdapat kata-kata ajakan seperti: mari

dan ayo. Kata persilahkan seperti: silahkan dan dipersilahkan. Kata larangan

seperti: jangan.

b. Kalimat Tanya (Introgratif)


8

(Ramlan, 2005:28-39) Jika ditinjau berdasarkan fungsinya, kalimat tanya

berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat tanya ini pola intonasinya

berbeda dengan kalimat berita. Perbedaan utamanya terletak pada nada

akhirnya. Kalimat berita bernada akhir turun sedangkan kalimat tanya

berakhir nada naik.Kalimat tanya seringa menggunakan kata tanya, seperti

apa, siapa, mengapa, kenapa, bagaimana, mana, bilamananya, kapan, bila,

dan berapa.

c. Kalimat Perintah (Imperatif)

(Ramlan, 2005:39-43) Berdasarkan fungsi dalam hubungan situasi, kalimat

perintah mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang lain.

Berdasarkan struktur kalimat perintah dapat digolongkan menjadi.

1) Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi suruh. Hanya

partikel lah yang dapat ditambahkan pada kata verbal itu guna

menghaluskan perintah.

2) Kalimat persilakan yang ditandai oleh pola intonasi suruh, dan

penambahan kata silahkan atau persilahkan yang diletakkan di awal

kalimat.

3) Kalimat ajakan yang mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan,

hanya perbedaannya tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang yang

diajak berbicara, melainkan juga oleh orang yang berbicara atau

penuturnya.

4) Kalimat larangan, selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini

ditandai dengan kata jangan atau dilarang di awal kalimat. Partikel lah

dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan.

d. Kalimat Seruan (Eksklamatif)


9

(Abdul Chaer, 2011:360)Kalimat seruan digunakan untuk menyatakan

emosi atau perasaan batin yang biasanya terjadi secara tiba-tiba. Misalnya

rasa terkejut, marah, kagum, gemas, kecewa, sedih, cemas, takut, tidak suka,

benci, iba, dan sebagainya.

C. Kalimat Efektif

(Kunjana Rahardi,2009:129) Kalimat efektif adalah kalimat yang

memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri

pendengar atau pembaca.

(Nursalim A.R,2011:40) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan penulis secara segar, dan

sanggup menarik perhatian pembaca atau pendengar terhadap pokok persoalan

yang dibicarakan.

Jadi, yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi

syarat sebagai berikut:5

1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.

2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran

pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau

penulis.

Kalimat efektif menurut penulis: kalimat efektif adalah kalimat yang

dapat menimbulkan pikiran dan gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain

dan menarik perhatian pembaca mengenai pokok pembicaraan.

5
Tasai Amran S, zaenalArifin, Cermat berbahasa Indonesia (Jakarta : Akademika
pressindo, 2009 ), h. 221.
10

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan

struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan

penalaran, kepaduan gagasan.

1. Kesepadan Struktur

(Arifin dan Tasai, 2010:97) Kesepadanan struktur adalah keseimbangan

antara gagasan atau pikiran dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan

kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti:6

a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.

b. Tidak terdapat subjek yang ganda.

c. Kata penghubunga intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.

d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

a. Kepadasemua pegawaiuntuk memasuki ruang rapat. (Salah)

b. Semua pegawaiuntuk memasuki ruang rapat. (Benar)

2. Keparalelan Bentuk

(Arifin dan Tasai, 2010:99) Keparalelan bentuk adalah kesamaan atau

bentuk kata atau frasa yang digunakan dalam sebuah kalimat. Artinya, kalau

bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga

menggunakan nomina. Kalau bengtuk pertama menggunakan verba, bentuk

kedua juga menggunakan verba.

6
A.C Alwasilah, Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan
Penelitian Kualitatif (Bandung: Dunia Pustaka Jaya, 2002), h. 87.
11

Contoh :

a. Harga BBM minggu ini segera dibakukan dan kenaikan secara luwes.

b. Harga BBM minggu inisegera dibakukan dan dinaikkan secara luwes.

3. Ketegasan Makna

(Arifin dan Tasai, 2010:100) Ketegasan makna adalah penonjolan pada

ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan.

Kalimat itu memberika penekanan atau penegasan pada penonjolan tersebut.

Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan kalimat

Contoh:

Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

b. Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:

Sekali, dua kali, tiga kali, ia selalu membuat kekacauan.

c. Melakukan pengulangan kata

Contoh:

Saya suka kecantikannya, saya suka kelembutannya, saya suka senyumnya.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh:

Novi itutidak cantik, tetapiberhati tulus.


12

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Contoh:

Saudaralah yang harus bertanggung jawab.

4. Kehematan Kata

(Arifin dan Tasai, 2010:101) Yang dimaksud dengan kehematan dalam

kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang

dianggap tidak perlu. Kehematan tidak harus menghilangkan kata-kata yang

dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai arti

penghematan terhadap kata yang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi

kaidah tata bahasa. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan

subjek.

Contoh:

Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden

datang. (Salah)

Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang.

(Benar)

b. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian

superordinat (sejumlah perincian).

Contoh:

1) Di mana engkau menangkap burung merpati itu? (Salah)

2) Di mana engkau menangkap merpati itu?(Benar)


13

c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan

kesinoniman dalam satu kalimat.

Contoh:

1) Sejak dari pagi dia bermenung.(Salah)

2) Sejak pagi dia bermenung. (Benar)

d. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata

yang berbentuk jamak.

Contoh:

1) Para hadirin(Salah)

2) hadirin(Benar)

5. Kecermatan dan Kesantunan

(Arifin dan Tasai, 2010:103) Kecermatan adalah bahwa kalimat itu

tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilhan kata.

Contoh:

a. Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang,

dan para menteri. (Salah)

b. Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para

menteri.(Benar)

6. Kepaduan Makna

(E.Zaenal Arifin, 2008:103) Yang dimaksud dengan kepaduan ialah

kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang

disampaikannya tidak terpecah-pecah.7

7
Tasai Amran S, zaenalArifin, Cermat berbahasa Indonesia, h. 235.
14

Contoh:

a. Kita harus memperhatikan daripada kehendak rakyat (Salah)

b. Kita harus memperhatikan kehendak rakyat (Benar)


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, adapun kesimpulan pada makalah ini,

yaitu :

1. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang

utuh,baik dengan cara lisan maupun tulisan.kalimat juga merupakan satuan

bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulisan.

2. Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain :Jenis Kalimat

Menurut Jumlah Klausanya, Jenis Kalimat Menurut Kelengkapan Unsurnya,

Jenis Kalimat Menurut Susunan Subjek Predikatnya, dan Jenis Kalimat

Menurut Fungsi Isinya.

3. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili secara tepat isi pikiran

atau perasaan penulis secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca

atau pendengar terhadap pokok persoalan yang dibicarakan.

B. Saran

Adapun saran yang bisa kami sampaikan selaku penulis pada makalah ini,

yaitu agar kiranya para pembaca lebih menambah wawasannya menganai

pembahasan yang kami bahas dalam makalah ini, karena kami sadar bahwa

makalah yan dibuat ini masih jauh dari kata sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.C. Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan


Penelitian Kualitatif. Bandung: Dunia Pustaka Jaya, 2002.
Arifin, Zaenal dan Tasai Amran S. Cermat berbahasa Indonesia. Jakarta :
Akademika pressindo, 2009.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga,
2009.
Yaqin, M. Zubad Nurul. Bahasa Indonesia Keilmuwan. Malang: UIN Maliki
Press Malang, 2011.

Anda mungkin juga menyukai