Anda di halaman 1dari 15

Artikel

Apa itu ? Dalam kamus besar Bahasa Indonesia


disebutkan, artikel adalah sebagai karya tulis lengkap di
majalah atau surat kabar. Dengan definisi seperti itu
maka, artikel ini berupa karya tulis umum yang bersifat
luas serta bebas. Oleh karena itu, artikel itu bisa berupa
opini, esai, atau sekaligus semacam berita. Cuma
lazimnya, artikel ini lebih sering pada opini dan esai.
1. Opini
Namanya saja opini, tentu
tulisan ini lebih bebas cara
menulis dan gaya bahasanya
sesuai karakter penulis. Bisa
menggunakan gaya bahasa
humor, reflektif, kontempaltif,
analisis yang ilmiah. Sebab,
ruang opini itu dimunculkan
oleh media sebagai wahana
untuk berdialog bagi orang di
luar media. Yang menulis juga
beraragam mulai tokoh politik,
seniman dosen, hingga
mahasiswa dan orang biasa.
Contoh Opini:
Kecaman terhadap agresi
militer Israel, tidak hanya
dilakukan umat Islam. Warga
Yahudi di Israel juga mengecam
keras, termasuk umat Nasrani di
AS, mengecam komando Ehud
Olmert, perdana menteri Israel
itu… ( A Riyadi Amar,
mahasiswa UMJ di Jawa Pos 19
Agustus 2006)
2. Esai
Esai dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia disebautkan sebagai karangan
prosa yang membahas suatu masalah
secara sepintas lalu dari sudut pandang
pribadi penulisnya. Secara bebas, esai bisa
dikatakan sebagai tulisan yang berisi
pendapat dan gagasan seseorang tentang
sastra, seni dan kebudayaan.
Maka jangan heran, kalau para
penulis esai itu biasanya seorang seniman,
budayawan, sastrawan, kritikus seni, atau
bisa juga politik. Meskipun tidak
menutup kemungkinan orang di luar itu
juga bisa menulis esai. Tulisan ini syarat
dengan kandungan atau bahasan masalah
di atas. Tulisan ini biasanya ditulis lebih
ringan dan mengalir.
Contoh Esai
Munculnya puisi
modern ala Barat yang gencar
dipelopori Chairil Anwar,
tidak seluruhnya
menghabiskan puisi gaya
lama yang telah mengakar di
Iandonesia. Paling tidak, kata
Sutardji Calzoum Bachri,
pesona bunyi pantun masih
sering muncul dalam puisi
yang ditulis penyair-penyair
modern… (D Zawawi Imron)
CARA MEMULAI MENULIS ARTIKEL/ESAI
1. Mencari Tema yang
Menarik
Tema/ide menjadi ruh
dalam tulisan. Jika tema yang
diangkat menarik, maka tulisan
akan dibaca orang banyak. Untuk
mengukur tema itu menarik atau
tidak, ukurannya adalah orang
banyak. Salah satu untuk cara
mengukurnya adalah dengan
sering membaca isu-isu terkini
melalui media massa. Karena
doktrin isu yang dimuat media
adalah isu-isu yang menarik orang
banyak.
2. Menuliskan dengan kalimat yang
menarik/baik.
Teman yang menarik saja belum
cukup. Tema menarik tetapi
ditulis dengan kalimat yang tidak
menarik, akan menjadikan
tulisan tidak menarik. Tulisan
atikel atau esai yang baik itu
adalah yang bisa menarik
perhatian pembaca sejak
paragraf pertama. Nah seperti
apa kalimat yang menarik itu ?.
Dari berbagai pengalaman
membaca artikel, setidaknya ada
beberapa ciri kalimat menarik,
antara lain :
TIDAK MENULISKAN INFORMASI YANG TELAH
DIKETAHUI OLEH MASYARAKAT UMUM

Contoh :
 Sebagaimana diketahui di era
globalisasi ini pengaruh negatif
dari luar kian deras mengancam
rasa cinta generasi muda terhadap
buadaya bangsa…. ….dst.
 Seperti kita maklumi bersama,
masa muda adalah masa yang
penuh semangat. Maka, pada
Hari Sumpah Pemuda kali ini…
dst
JIKA INGIN MEMBUAT SEMACAM
PENDAHULUAN, HENDAKNYA LANGSUNG
PADA MATERI YANG INGIN DITULIS.
Contoh 1
Pengaruh negatif internet
terhadap generasi muda kini
semakin memprihatinkan. Yang
terbaru, berdasarkan penelitian
lembaga Survey Indonesia (LSI),
9 dari 10 remaja Indonesia
sudah tidak perawan. Rata-rata
mereka melakukan hubungan
karena terpengaruh dengan fllm-
film porno yang tersebar di
internet
Contoh 2
Gempuran budaya
asing yang masuk ke
Indonesia tidak serta-merta
melunturkan kecintaan para
pemuda. Sejumlah pemuda
dari Malang yang tergabung
dalam kelompok cinta budaya,
gigih mengkampanyekan
gerakan cinta budaya sendiri
melalui gerakan busana…...
- Mengihindari memulai
menulis dengan
kata/kalimat yang tidak
fokus pada tema.
Biasanya dimulai
dengan latar belakang
yang terlalu panjang.
- Tidak menulis kata atau
kalimat yang maknanya
sama.
- Kreatif dalam
menuliskan kata ganti.
- Kalimat kedua harus
nyambung dengan
kalimat pertama
- Membaca secara teliti tulisan yang telah diselesaikan
Banyak penulis yang enggan membaca kembali tulisan
yang telah ditutaskan. Mereka terlalu yakin, apa yang
ditulis tidak ada kesalahan. Baik kesalahan ketik atau
kesalahan struktur tulisan.
- Meminta beberapa teman untuk menilai tulisan
Tujuannya, agar pembaca bisa menalai berdasarkan
selera mereka. Jika ada 3 pembaca dari 4 orang yang
membaca mengatakan baik, insyaallah tulisan itu sudah
baik.
Hindari Mengawali
Tulisan dengan
Kata/Kalimat
Sebagaimana diketahui
Seperti kita ketahui
bersama
Telah terjadi
…adalah (mendefinisikan)
Pada
Menuliskan kata
keterangan tempat/waktu
Sebenarnya bukan
dilarang memulai
menulis dengan kalimat
di atas, dengan syarat
mampu mengemas
dengan menarik.
Mengingat, selama ini
banyak karya tulis yang
memulai dengan tulisan
semacam itu. Sehingga,
ada kesan penulis tidak
kreatif dan monoton.
KHOLID AMRULLAH
Email :amru_jp@yahoo.com
HP : 082233723917
FB : Kholid Amrullah

Anda mungkin juga menyukai