Membangun budaya baca bukan sekadar menyediakan buku atau ruang baca,
melainkan juga membangun pemikiran, perilaku, dan budaya dari generasi
yang tidak suka membaca menjadi generasi yang suka membaca. Dari sana,
kreativitas dan transfer pengetahuan dapat berlangsung dan berkembang
secara intensif.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah upaya kita untuk memulai tradisi
baru dalam menghargai seseorang dengan buku. Kalau selama ini orang
sangat tidak asing dengan ungkapan katakan dengan bungauntuk
melambangkan keakraban dan kasih sayang, ungkapan katakan dengan buku
dapat dijadikan sebuah momentum untuk menggugah kesadaran kita agar
selalu membaca dan menelurkan karya-karya agung sebagai monumen
peradaban manusia.
FAKTA
Oleh karena budaya membaca sangat penting bagi kemajuan bangsa di satu
sisi dan kompleksitasnya persoalan yang melingkupi budaya membaca di sisi
yang lain, sudah saatnya semua pihak, baik pemerintah, agamawan, tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, maupun dunia perbukuan,
memberikan kepedulian yang lebih bagi tumbuhnya budaya membaca.
1. Objektif
Lawan dari objektif ialah subjektif. Kalau pendapat subjektif itu kan pendapat
yang cenderung menilai sesuatu berdasarkan individu, sedangkan pendapat
yang bersifat objektif lebih mengutamakan data dan realita yang ada.
Dalam sebuah forum diskusi, perlu dihindari pendapat yang bersifat subjektif.
Kenapa? Pendapat subjektif biasanya mengedepankan emosional. Beda
dengan pendapat objektif yang sangat berlandaskan pada kemampuan
berpikir dan logika.
2. Tidak Apriori
Kamu tahu nggak apa apriori itu? Apriori ialah beranggapan sebelum
mengetahui keadaan yang sebenarnya. Bahasa kerennya itu cuma “kira-kira”
gitu lho Squad. Dengan begitu, kamu harus tahu dulu nih keadaan yang
terjadi, baru habis itu kita dapat mengutarakan gagasan kamu.
3. Jangan Emosi
(sumber: giphy,com)
Argumen yang logis artinya pendapat yang masuk akal dan dapat
dipertanggungjawabkan. Supaya kamu bisa mendapatkan argumen yang logis,
kamu harus memiliki sebuah data yang valid. Kalau kamu berargumen tanpa
adanya data, itu sama saja kamu berargumen atas asumsi pribadi.
5. Menggunakan Ragam Bahasa yang Resmi
Bahasa dan forum diskusi harus dibedakan ya Squad. Jangan sampai kamu
menggunakan bahasa sehari-hari kamu dalam forum diskusi. Forum diskusi
pasti menggunakan ragam bahasa yang resmi, kecuali kalau kamu sedang
kerja kelompok mengerjakan PR Bahasa Indonesia di rumah teman kamu.
Nah, itu baru boleh menggunakan ragam bahasa santai.
Pada topik ini, kalian akan menulis resensi kumpulan cerpen. Sebelum
menulis, kalian dapat memikirkan buku kumpulan cerpen yang akan kalian
resensi. Coba kunjungi perpustakaan di sekolahmu atau kunjungi toko buku
untuk menemukan kumpulan cerpen yang akan kalian baca. Kalian dapat
memilih kumpulan cerpen yang ditulis oleh pengarang Indonesia yang
memang terkenal dengan cerpen-cerpennya, seperti Umar Kayam, Korrie
Layun Rampan, A. A. Navis, Seno Gumira Ajidarma, dan Oka Rusmini. kalian
tertarik membaca kumpulan cerpen terjemahan yang ditulis oleh pengarang
dari negeri luar.
Dalam kumpulan cerpen, ada beberapa cerita pendek. Tema dalam cerita
pendek tersebut biasanya berbeda tetapi ada pula penulis yang sengaja
membuat tema yang sama untuk kumpulan cerpennya, sehingga saat kalian
membaca cerpen-cerpen tersebut akan ada benang merah yang
menghubungkannya. Hal itu sangat menarik untuk dibahas dalam resensi.
Menulis resensi kumpulan cerpen sama seperti kalian akan menulis resensi
buku lainnya. Kumpulan cerpen termasuk ke dalam karya fiksi dan sebagai
karya fiksi kalian harus memiliki gambaran tentang hal-hal yang perlu ditulis
dalam resensi. Selain itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam
penyusunan resensi, yaitu sebagai berikut.
Memiliki identitas buku, yang meliputi judul buku, nama pengarang, penerbit,
tahun terbit, dan tebal buku. Tulislah identitas buku dengan lengkap, jika
perlu cantumkan pula harga buku. Penulisan lengkap ini bertujuan untuk
memberikan informasi yang utuh untuk pembaca dan jika resensi hendak
dikirimkan ke surat kabar.
Pendahuluan dalam resensi ditulis dengan menarik sehingga pembaca merasa
penasaran dan ingin membaca lebih lanjut. Pendahuluan dalam resensi dapat
dimulai dengan menuliskan persoalan utama dalam buku, menyebutkan
nama penulis (yang memang penulis tersebut sudah dikenal oleh masyarakat
luas), mengutip peristiwa aktual yang berhubungan dengan buku,
memberikan pemaparan tentang pentingnya buku, mengutip kata-kata tokoh
terkenal atau mengutip pernyataan dari penulis lain, dan sebagainya.
Menulis ulasan singkat isi buku dengan bahasa yang jelas dan runtut. Ulasan
tersebut menjadi gambaran umum dari keseluruhan isi buku dan pembaca
dapat dengan jelas memahami isi buku tersebut.
Resensi memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis. Manfaat bagi
pembaca adalah mengetahui buku terbaru yang menarik untuk dibaca dan
bagi penulis resensi dapat menjadi cara untuk meningkatkan hasil karya.
Di samping itu, ada pula hal-hal yang harus dihindari dalam meresensi, yaitu
sebagai berikut.
1. Memakai kata-kata yang tidak tepat
Pemilihan kata untuk mengungkapkan penilaian buku harus ditentukan
dengan hati-hati. Peresensi mungkin ingin membuat resensi yang bagus
dengan menggunakan kata-kata ilmiah yang rumit. Pembaca pun harus
membuka kamus untuk memahami kata-kata tersebut. Hal ini harus
dihindari karena pemilihan kata yang salah akan membuat tulisan tidak logis
dan yang jelas akan membingungkan pembaca.
2. Mengajak permusuhan
Menulis resensi dengan memulai atau mengajak permusuhan adalah hal yang
tidak baik. Resensi seperti ini dapat saja ada dan dimuat oleh media yang
memang memihak atau memiliki tujuan tertentu terhadap suatu kelompok.
Tulisan dapat menjadi media untuk menjatuhkan orang lain.
3. Tidak memakai kode etik menulis
Kode etik menulis berhubungan erat dengan teknik penulisan. Misalnya, saat
menulis, kita perlu memperhatikan hal-hal yang akan menyinggung unsur
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Hal itu perlu dihindari karena
dapat menyebabkan perpecahan.
4. Bertele-tele dalam membahas persoalan dalam buku
Tulisan resensi disampaikan secara jelas dan membahas persoalan pokok
dalam buku. Peresensi tidak perlu menulis banyak hal yang akhirnya tidak
fokus dan pembahasan terlalu melebar. Cukup tuliskan susunan resensi
dengan baik dan bahas persoalan inti yang ada dalam buku tersebut,
termasuk penilaiannya.
5. Menuliskan opini terlalu banyak
Penulisan opini dalam resensi juga perlu diperhatikan karena jika terlalu
banyak, maka tulisan tidak akan efektif untuk dibaca. Dalam resensi opini
diperlukan dalam penilaian isi buku tetapi tulislah opini yang penting dan
mendukung penilaian tersebut.
Selain memperhatikan struktur atau susunan unsur-unsur resensi, kalian
juga perlu memperhatikan komponen resensi kumpulan cerpen. Komponen
tersebut adalah, tema, alur cerita, penokohan, sudut pandang, latar cerita,
nilai-nilai ekstrinsik, bahasa dan gaya cerita. Komponen ini perlu dijelaskan
secara singkat dan jelas sehingga pembaca dapat mengetahui isi kumpulan
cerpen tersebut. Namun, karena kumpulan cerpen terdiri atas beberapa cerita,
kalian dapat memilih satu cerpen untuk dibahas unsur-unsurnya. Untuk
cerpen yang lainnya, kalian dapat membahas dalam bagian penilaian. Dalam
penilaian tersebut kalian akan memaparkan persamaan atau perbedaan
antara cerpen-cerpen tersebut. Menulis resensi kumpulan cerpen memang
perlu kepiawaian dalam menyusun pembahasannya. Walaupun begitu kalian
hanya perlu fokus pada cerpen-cerpen yang akan dijadikan bahan resensi.
Agar lebih jelas, kalian dapat mengikuti langkah-langkah umum untuk
meresensi kumpulan cerpen berikut ini.
Tentukanlah tema dan deskripsi umum isi buku.
Tentukan identitas buku kumpulan cerpen tersebut.
Memahami latar belakang pengarang, karya-karya pengarang, gaya pengarang,
pemikiran atau motivasi pengarang dalam membuat karya.
Memberikan penilaian yang seimbang dan objektif.
Memberikan kesimpulan dan saran yang positif bagi pembaca.
Memperhatikan kaidah penulisan, teliti, dan fokus dalam menyampaikan
pembahasan.
Kalian dapat mencari referensi tentang resensi dalam surat kabar atau
internet. Bacalah beberapa contoh resensi yang kalian dapatkan, terutama
resensi kumpulan cerpen dan kalian lihat hal-hal yang dibahas dalam resensi
tersebut. Selain itu, jika kalian sudah selesai menulis resensi, bacalah kembali
dengan teliti untuk mengeditnya dan kirimkan ke media massa. Siapa tahu
resensi kalian dimuat di surat kabar.
Poin Penting
Ada beberapa poin penting yang kalian dapatkan dalam materi menulis resensi
kumpulan cerpen ini, yaitu sebagai berikut.
Mengetahui syarat-syarat menyusun resensi, yaitu buku yang diresensi
memiliki identitas buku, menulis pendahuluan resensi buku dengan menarik,
ulasan isi buku ditulis dengan singkat dan runtut, resensi ditulis dengan
memberikan manfaat kepada pembaca dan penulis.
Mengetahui hal-hal yang harus dihindari saat menulis resensi, seperti
memakai kata-kata yang tidak tepat, mengajak permusuhan, tidak
menggunakan kode etik menulis, bertele-tele dalam membahas persoalan
dalam buku, dan menuliskan opini terlalu banyak.
Mengetahui langkah-langkah umum dalam meresensi, yaitu menentukan tema
dan deskripsi umum isi buku, menentukan identitas buku, memahami
kepengarangan, memberikan penilaian yang seimbang dan objektif,
memberikan kesimpulan dan saran yang positif, serta memperhatikan kaidah
penulisan.
E. Menulis Laporan Diskusi dengan Melampirkan Notulen dan Daftar
Hadir
Menulis
Standar Kompetensi:
Kompetensi Dasar:
4.3 Menulis Laporan Diskusi dengan Melampirkan Notulen dan Daftar Hadir
1. Notulen
-Pengertian
Notulen adalah Naskah Dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan sidang,
rapat, mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan
pengambilan peraturan serta penutupan.
-Susunan
Notulen terdiri atas :
a. Kepala Notulen;
b. Isi Notulen;
c. Bagian Akhir Notulen.
A. Ad.a. Kepala Notulen terdiri atas “Notulen”.
Keterangan tentang notulen sidang/rapat terdiri atas :
1. Nama sidang/rapat.
2. Hari, Tanggal.
3. Jam sidang/rapat.
4. Tempat.
5. Acara.
6. Pimpinan Sidang.
7. Ketua/Wakil Ketua.
8. Sekretaris.
9. Pencatat.
10. Peserta sidang/rapat.
B. Ad.b. Isi notulen terdiri dari :
1) Kata pembukaan.
2) Pembahasan.
3) Pembacaan Keputusan.
4) Jam Penutupan.
C. Ad.c. Bagian akhir Notulen terdiri atas :
1) Nama jabatan.
2) Tanda tangan.
3) Nama pejabat, pangkat dan NIP.
2. Daftar Hadir
-Pengertian
Daftar Hadir adalah Naskah Dinas yang dipergunakan untuk mencatat dan
mengetahui kehadiran seseorang.
Daftar hadir terdiri atas :
1) Daftar hadir yang didalamnya sudah dicantumkan nama-nama orang yang
akan hadir.
2) Daftar Hadir yang didalamnya belum dicantumkan nama-nama orang yang
akan hadir.
-Susunan
Daftar Hadir terdiri atas :
a. Kepala Daftar Hadir.
b. Isi Daftar Hadir.
c. Bagian Akhir Daftar Hadir.
A. Ad.a. Kepala Daftar Hadir terdiri atas :
1. Tulisan “Daftar Hadir” ditempatkan ditengah-tengah lembar naskah.
2. Unit Organisasi.
3. Tempat, Hari, Tanggal, waktu dan Acara ditulis dibawah tulisan Daftar
Hadir sebelah kanan.
B. Ad.b Isi Daftar Hadir terdiri atas :
a. Kolom nomor urut;
b. Kolom nama;
c. Nama Jabatan/Instansi;
C. Ad.c.Bagian akhir Daftar hadir terdiri atas :
1) Nama tempat.
2) Tanggal, Bulan dan Tahun.
3) Nama Jabatan penanggung jawab (pejabat yang bertanggung jawab atas
kegiatan).
4) Tanda tangan pejabat penanggung jawab.
5) Nama, pangkat dan NIP pejabat penanggung jawab.
Dengan memahami penjelasan di atas maka kita akan mudah menulis laporan
diskusi dengan melampirkan notulen dan daftar hadir.
Kepala Madrasah,