Anda di halaman 1dari 12

Menulis Opini di Media

Massa
*) Dony Mooy Pemimpin Redaksi Tabloid & Cyber Media: Ombay News
Pendahuluan
Opini dapat didefinisikan sebagai tulisan dalam media cetak yang
memasukkan pendapat penulis di dalamnya.
Menulis opini berarti menyebar luaskan gagasan. Dengan menulis opini,
maka seseorang berarti mentransfer ide dan gagasannya ke ruang publik.
Ia masuk ke ranah publik, dan berusaha mempengaruhi publik, dengan
tujuan akhir: gagasannya diterima atau juga diperdebatkan. Dan ia siap
untuk itu.
Di Indonesia, hampir semua halaman surat kabar menyediakan rubrik opini.
Dan hampir semuanya juga menyediakan honorarium untuk opini yang
dimuat. Opini-opini ini pun beraneka ragam. Bisa soal masalah sosial,
politik, agama, pertanian, perkebunan, pertambangan, hukum, dan lain
sebagainya. Penulis dengan latar belakang bidang yang dikuasainya,
akan mendapat tempat khusus di media massa jika ia menulis opini
tentang bidang yang dikuasainya tersebut. Ini karena dia dinilai memiliki
kemampuan.
Bagaimana Menjadi Penulis Opini:
Pengetahuan akan bidang/masalah
tertentu
Ide dan Gagasan
Argumentasi gagasan
Teknik Penulisan Opini
Pengetahuan bahasa
Pengetahuan Tentang Media Massa.
Pengetahuan Bidang/Masalah Tertentu
Penulis opini memiliki otoritas akan bidang yang memang layak bagi dia untuk
diketengahkan kepada masyarakat. Ini bekal utama seorang penulis opini.
Jika ia ahli pertanian, tentu masyarakat akan percaya akan seluk beluk
tanaman yang ditulisnya daripada yang menulis seorang sarjana hukum.
Pengetahuan bidang tertentu ini sangat penting, juga terutama untuk
legitimasi diri seorang penulis di depan publik.
Ide dan Gagasan
Ide merupakan barang termahal yang dimiliki penulis -apa pun dan siapa
penulis itu. Ide bisa tumbuh dari mana pun. Penulis yang terlatih tidak pernah
kehabisan ide untuk menulis opini. Karena ide bisa muncul di mana pun, maka
seorang penulis biasanya langsung menulis ide-ide yang didapatnya begitu
ide itu muncul. Ide itulah yang kemudian dikembangkannya begitu
ia memiliki waktu untuk menulis. Misalnya, di sini, seorang penulis membaca
atau mendapati kenyataan tentang makin sedikitnya para mahasiswa tertarik
dan ikut pada kegiatan-kegiatan kampus. Penulis opini kemudian mendapat
ide: membandingkan fenomena ini dengan lima atau sepuluh tahun
sebelumnya dan kemudian menganalisa sebab musabahnya.
Argumentasi Gagasan
Argumentasi ini sesungguhnya pasti dimiliki seseorang jika orang itu
memang menulis bidangnya. Ini memang berkaitan dengan nomor
1 (pengetahuan bidang yang dimilikinya). Argumentasi penting
karena di sinilah pembaca akan mengetahui kadar keilmuan
seorang penulis opini. Semakin kuat dan logis argumentasi yang
ditampilkannya, maka akan semakin memperkuat gagasan yang
ditulisnya.
Teknik Penulisan Opini
Penulisan opini di media massa berbeda dengan penulisan di
media ilmiah. Pembaca media massa sangat beragam. Karena itu,
penulisan opini di media massa harus memakai bahasa yang
komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas. Kecenderungan
pembaca kini adalah membaca tulisan yang tidak panjang, enak
dibaca, dan gampang dicerna.
Pengetahuan Bahasa
Kegagalan penulis opini dari kalangan ilmiah biasanya terletak pada
penggunaan bahasa. Penulis opini dari latar belakang ilmiah harus belajar
untuk memakai bahasa yang gampang dimengerti masyarakat, sehingga
bahasa yang ditulisnya, efektif, efisien, dan mudah dimengerti.
Jika pun penulis opini ingin menampilkan istilah asing, ia harus pula mencari
padanan dalam bahasa Indonesia. Penulis opini bahkan tidak usah khawatir
untuk menampilkan idiom-idiom bahasa daerah jika dipandang menarik.
Beberapa kata yang tidak efektif bisa dipangkas untuk menghasilkan tulisan
yang padat. Kata-kata itu, misalnya, oleh, adalah, itu, tersebut dll.

Pengetahuan Media Massa


Pengetahuan tentang Media Massa merupakan hal penting yang perlu
diketahui penulis opini agar tulisannya bisa dimuat. Penulis opini, dengan
mempelajari sebuah media massa, akan bisa melihat, media massa
itu,misalnya, apakah memberi perhatian kepada masalah-masalah yang
digeluti sang penulis opini itu atau tidak. Suratkabar Kompas, misalnya,
cenderung untuk memberi tempat kepada opini dalam bidang apa pun.
Demikian juga harian Suara Pembaruan. Dengan pengetahuan seperti ini,
maka seorang penulis opini tahu, ke mana artikel yang dibuatnya itu akan
dikirim.
Teknik Menulis Opini

Judul
Alinea Pembuka
Isi (Batang Tubuh)
Alinea Penutup (Ending)
Judul
Penulis Opini mesti membuat judul tulisannya dengan menarik.
Judul harus lah eyes catching. Memikat. Syarat untuk judul seperti
ini: Tidak Panjang (Cukup tiga atau empat kata) dan
memakai kata-kata yang tidak klise, menggugah.
Judul tidak mesti dibuat lebih dulu. Bisa belakangan, setelah
tulisannya selesai.
Aline pembuka dan Lead
Lead adalah bagian penting sebuah tulisan. Lead seperti etalase,
dia harus dibuat menarik. Lead adalah kalimat pembuka. Ia seperti
kail yang menarik minat pembaca. Ia seperti lokomotif yang
membuat mata dan pikiran pembaca untuk terus mengikuti
kalimat dan buah pemikiran penulis.
Karena itulah lead harus menarik, tidak memakai pemikiran yang
klise, dan kalimatnya tidak panjang. Lead ini berfungsi untuk
membawa pembaca untuk mengerti masalah apa yang akan
dibicarakan oleh penulis opini. Lead adalah bagian penting dari
alinea pembuka.
Isi Tulisan (Batang Tubuh)
Inilah daging sebuah opini. Disinilah penulis menuangkan
gagasan dan ide-idenya. Dengan demikian secara ringkas bagian
ini berisi:
gagasan apa yang ditawarkan
argumentasi kenapa pentingnya gagasan/ide/pemikirannya
contoh-contoh dengan menampilkan data-data yang relevan dan
menunjang.
keuntungan dan kerugian jika gagasan itu diterapkan atau tidak
diterapkan.
Alinea Penutup (Ending)
Bagian ini bisa dibilang merupakan kesimpulan dari tulisan opini.
Kendati penutup, penulis opini tetap harus menganggap ini bagian
penting. Untuk mengulang dan mengingatkan pembaca akan
gagasan yang ditawarkannya.
Outline/Panduan
Kendati empat bagian di atas merupakan hal penting untuk
menulis opini, sesungguhnya tetap saja diperlukan panduan agar
tiga hal itu menjadi kesatuan yang enak untuk dibaca juga
menulisnya. Untuk ini dibutuhkan apa yang disebut OUTLINE. Outline
adalah semacam alur yang dibuat dengan mencantumkan segala
hal yang direncanakan akan dituangkan pada sebuah opini.
Outline ini juga untuk mengingatkan penulis agar tetap fokus atau
tidak lupa pada hal-hal yang sejak awal ia tetapkan untuk ditulis.
Outline bentuknya adalah pointer-pointer.
Contohnya, seorang penulis opini akan membuat tulisan
tentang persoalan hilangnya sejumlah mahasiswa yang diduga
direkrut Organisasi A.
Ia menulis pointer-nya sebagai berikut:
1.Fakta banyaknya pengaduan orangtua yang kehilangan
anaknya
Pengakuan para mahasiswa Universitas B, dll
2. bukan kejadian pertamakali
Batang tubuh
- data penelitian berbagai lembaga tentang aktivitas Organisasi A
- data Departemen Agama dll tentang Organisasi A
- Bagaimana perekrutannya, di mana, siapa saja sasarannya.
- apa yang harus dilakukan orang tua/lingkungan/perguruan tinggi
dll
yang sudah dilakukan pemerintah
-yang belum dilakukan pemerintah
3. saran-saran dan kesimpulan Penutup
Terima Kasih.!!!

Anda mungkin juga menyukai