Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


JURUSAN TEKNIK GRAFIKA DAN PENERBITAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA PENERBITAN (JURNALISTIK)

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Penulisan Opini Tingkat/Semester : II/PB 4B


Dosen : Nestor Rico T. Hari/Tanggal : Rabu, 5 Mei 2021
Bobot Kredit : 3 SKS Waktu : 08.00 – 09.00 WIB
Sifat Ujian : Tertutup/On Time Tahun Akademik : 2020/2021

SOAL

Jelaskan apa yang Saudara pahami tentang:

1. Tajuk Rencana

2. Karikatur

3. Pojok
Jawaban dikirim ke: nestor.ricotambunan@grafika.pnj.ac.id dalam batas waktu ujian.

Selamat mengerjakan.

Dibuat oleh : Diverifikasi oleh :

Dosen matakuliah yang KPS Penerbitan (Jurnalistik)


bersangkutan
Tanggal, 29/04/2021 Tanggal, / /2021

Nestor Rico T. Drs. Zaenal Arifin, S.H.M.H


NIP 19670917200001001
ANGGITA HUTAMI RATNANINGSIH/PB4B/1906321104
1. Tajuk rencana merupakan tulisan yang mengungkapkan pandangan penulis mengenai
isu atau peristiwa yang sedang hangat di masyarakat. Tajuk rencana juga dikenal
dengan istilah teks editorial dan umumnya dijumpai di surat kabar (koran). Tajuk
rencana biasa ditulis oleh pemimpin redaksi surat kabar maupun redaktur senior yang
mampu menyuarakan pendapatnya.

Melalui tajuk rencana, redaksi media menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah
masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Sikap, opini, atau pemikiran yang
disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok, atau organisasi
yang mengelola atau berada di belakang media tersebut.

Ada lembaga pers yang memihak pemerintah, ada pula lembaga pers yang
berorientasi kepada masyarakat. Hal ini bergantung kepada nilai-nilai dan pakem
yang dipegang oleh suatu media. Oleh karena itu, tajuk rencana juga dianggap sebagai
indentitas atau jati diri sebuah media.

Dalam tajuk rencana tidak terdapat nama penulis karena tulisan tersebut mewakili
aspirasi media secara keseluruhan. Isi tajuk rencana umumnya tidak panjang dan
disusun sepadat dan seringkas mungkin. Berikut adalah struktur tajuk rencana:
1. Judul
2. Topik
3. Analisa/Pembahasan
4. Gagasan/Sikap

Eksistensi tajuk rencana sangatlah penting berkaitan dengan fungsi pers sebagai
lembaga pembentuk opini yang berlandaskan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Fungsi pers terkait di antaranya adalah:
1. Menyampaikan informasi (To inform)
2. Mengedukasi (To educate)
3. Menghibur (To entertain)
4. Kontrol sosial (Social control)

Fungsi Tajuk Rencana di antara lain:


1. Menjelaskan berita
2. Mengisi latar belakang
3. Meramalkan masa depan
4. Meneruskan/menegaskan/mengkritisi suatu isu sosial
Dalam mempelajari tajuk rencana saya banyak mencari refrensi dari surat kabar dan
buku. Buku yang saya gemari di antaranya adalah kumpulan tajuk rencana Mochtar
Lubis di Harian Indonesia Raya yang diterbitkan dengan judul “Tajuk-tajuk
Mochtar Lubis di Harian Indonesia Raya”. Kemudian buku lainnya
berjudul “Catatan Pinggir”  yang merupakan kumpulan tajuk rencana tulisan
Goenawan Mohamad (pendiri majalah Tempo).

2. Karikatur berasal dari kata aricare (Italia), atau caricature (Inggris). Karikatur berarti
memberi muatan atau tambahan ekstra. Karikatur sudah berkembang sejak abad ke-18
terutama di Prancis.

Secara praktikal, karikatur merupakan gambar yang mengandung unsur


lelucon/jenaka dan bertujuan menyindir (satire), mengkritisi suatu keadaan, dan
sebagainya. Karikatur terdiri dari gambar tunggal, kumpulan karikatur yang terangkai
disebut juga sebagai kartun. Pembuat karikatur disebut karikaturis.

Karikatur ini tidak hanya dapat ditemui di jalanan dan poster, tetapi juga surat kabar
dan media. Layaknya tajuk rencanam karikatur merupakan bentuk opini dan aspirasi
suatu media atas suatu isu (pernyataan sikap).

Salah satu karikaturis legendaris adalah GM Sidharta yang merupakan karyawan


Harian Kompas. Karya beliau yang paling populer adalah karikatur “Oom Pasikom”.
Kualitas karikatur terletak pada kelucuan ketajaman kritik, sindiran, dan olok-olok
dalam gambarnya. Itu tidak mudah, karena sindiran atau olok-olok tersebut tidak
boleh menghina atau membuat sakit hati. Kesinambungan elemen visual yang baik
juga merupakan kekayaan pada sebuah karikatur.

Meskipun karikatur bersifat satire dan cenderung menyindir, tetapi sbaiknya hindari
membuat karikatur yang melanggar etika seperti pembuatan karikatur tokoh agama
tertentu yang tidak boleh digambarkan rupanya. Dalam hal ini misalnya Nabi
Muhammad.

Selain legendaris GM Sidharta, saya juga mempelajari karikatur melalui karya-karya


Dwi Koendoro, Pramono, Gesigoran, dan Jitet Koestana. Di Indonesia, karikatur
bukan sarana yang sangat populer dalam mengkritisi pemerintah. Mungkin hal ini
dikarenakan budaya dan hukum yang berlaku. Lain halnya dengan dunia karikatur
barat khususnya Amerika, di mana karikaturis barat dengan sangat bangga dan
bebasnya mengekspresikan kritik kepada pemerintah melalui visual.

3. Pojok merupakan tulisan pendek berisi kritikan, tanggapan, sindiran maupun aspirasi
terhadap suatu isu maupun peristiwa. Pojok pertama kali muncul di surat kabar
Kaoem Moeda pada 1913 dengan judul “Iseng-iseng”.
Pojok merupakan salah satu karya jurnalistik yang unik karena hanya berupa tulisan
pendek yang menggelitik. Pojok hanya dapat ditemukan pada karya jurnalistik di
Indonesia. Hal ini menambah suatu ciri khas bagi jurnalisme dalam negeri. Tetapi,
tidak semua surat kabar Indonesia memiliki laman untuk pojok. Pojok biasanya diberi
nama khusus seperti Rehat (Republika), Mang Usil (Kompas), Mat Cawang (Sinar
Harapan), Mang Usil (KOmpas), dll.

Pojok menjadi semacam rubrik kecil, biasanya diberi nama rubrik atau nama samaran
penulis bernuansa lucu. Ada juga yang diberi ilustrasi khas bernada lucu, sebagai
identitas khas dari Pojok tersebut.

Bentuk Pojok Pojok terdiri dari dua kalimat berlainan, tetapi berkaitan. Dua kalimat
tersebut terdiri dari:
1. Kalimat Topik
Berisi satu hal, kejadian, atau peristiwa yang ingin ditanggapi. Biasanya hal
atau kejadian aktual atau yang sudah jadi berita dan dianggap penting.
2. Kalimat Pararel: Berisi (berupa) kalimat tanggapan, umumnya bersifat lucu
(humor) atau menyindir. Tapi kadang hanya sekedar tanggapan berupa
penegasan opini atau sikap. Kalimat Pararel atau tanggapan umumnya terdiri
dari 2 macam:
A. Pararel Suportif: kalimat yang isinya sejalan (setuju) dengan kalimat topik.
B. Pararel Kontradiktif: kalimat yang isinya tidak sejalan, berlawanan, atau
menentang kalimat topik/ Pojok bisa saja hanya terdiri dari satu kalimat
topik/pararel. Tapi sering serdiri dari dua atau tiga kalimat topik/pararel.

Anda mungkin juga menyukai