SOAL
1. Tajuk Rencana
2. Karikatur
3. Pojok
Jawaban dikirim ke: nestor.ricotambunan@grafika.pnj.ac.id dalam batas waktu ujian.
Selamat mengerjakan.
Melalui tajuk rencana, redaksi media menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah
masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Sikap, opini, atau pemikiran yang
disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok, atau organisasi
yang mengelola atau berada di belakang media tersebut.
Ada lembaga pers yang memihak pemerintah, ada pula lembaga pers yang
berorientasi kepada masyarakat. Hal ini bergantung kepada nilai-nilai dan pakem
yang dipegang oleh suatu media. Oleh karena itu, tajuk rencana juga dianggap sebagai
indentitas atau jati diri sebuah media.
Dalam tajuk rencana tidak terdapat nama penulis karena tulisan tersebut mewakili
aspirasi media secara keseluruhan. Isi tajuk rencana umumnya tidak panjang dan
disusun sepadat dan seringkas mungkin. Berikut adalah struktur tajuk rencana:
1. Judul
2. Topik
3. Analisa/Pembahasan
4. Gagasan/Sikap
Eksistensi tajuk rencana sangatlah penting berkaitan dengan fungsi pers sebagai
lembaga pembentuk opini yang berlandaskan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Fungsi pers terkait di antaranya adalah:
1. Menyampaikan informasi (To inform)
2. Mengedukasi (To educate)
3. Menghibur (To entertain)
4. Kontrol sosial (Social control)
2. Karikatur berasal dari kata aricare (Italia), atau caricature (Inggris). Karikatur berarti
memberi muatan atau tambahan ekstra. Karikatur sudah berkembang sejak abad ke-18
terutama di Prancis.
Karikatur ini tidak hanya dapat ditemui di jalanan dan poster, tetapi juga surat kabar
dan media. Layaknya tajuk rencanam karikatur merupakan bentuk opini dan aspirasi
suatu media atas suatu isu (pernyataan sikap).
Meskipun karikatur bersifat satire dan cenderung menyindir, tetapi sbaiknya hindari
membuat karikatur yang melanggar etika seperti pembuatan karikatur tokoh agama
tertentu yang tidak boleh digambarkan rupanya. Dalam hal ini misalnya Nabi
Muhammad.
3. Pojok merupakan tulisan pendek berisi kritikan, tanggapan, sindiran maupun aspirasi
terhadap suatu isu maupun peristiwa. Pojok pertama kali muncul di surat kabar
Kaoem Moeda pada 1913 dengan judul “Iseng-iseng”.
Pojok merupakan salah satu karya jurnalistik yang unik karena hanya berupa tulisan
pendek yang menggelitik. Pojok hanya dapat ditemukan pada karya jurnalistik di
Indonesia. Hal ini menambah suatu ciri khas bagi jurnalisme dalam negeri. Tetapi,
tidak semua surat kabar Indonesia memiliki laman untuk pojok. Pojok biasanya diberi
nama khusus seperti Rehat (Republika), Mang Usil (Kompas), Mat Cawang (Sinar
Harapan), Mang Usil (KOmpas), dll.
Pojok menjadi semacam rubrik kecil, biasanya diberi nama rubrik atau nama samaran
penulis bernuansa lucu. Ada juga yang diberi ilustrasi khas bernada lucu, sebagai
identitas khas dari Pojok tersebut.
Bentuk Pojok Pojok terdiri dari dua kalimat berlainan, tetapi berkaitan. Dua kalimat
tersebut terdiri dari:
1. Kalimat Topik
Berisi satu hal, kejadian, atau peristiwa yang ingin ditanggapi. Biasanya hal
atau kejadian aktual atau yang sudah jadi berita dan dianggap penting.
2. Kalimat Pararel: Berisi (berupa) kalimat tanggapan, umumnya bersifat lucu
(humor) atau menyindir. Tapi kadang hanya sekedar tanggapan berupa
penegasan opini atau sikap. Kalimat Pararel atau tanggapan umumnya terdiri
dari 2 macam:
A. Pararel Suportif: kalimat yang isinya sejalan (setuju) dengan kalimat topik.
B. Pararel Kontradiktif: kalimat yang isinya tidak sejalan, berlawanan, atau
menentang kalimat topik/ Pojok bisa saja hanya terdiri dari satu kalimat
topik/pararel. Tapi sering serdiri dari dua atau tiga kalimat topik/pararel.