Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Editorial dalam media massa adalah suatu bentuk kritik dalam pengertian

luasnya bisa diartikan sebagai sebuah pemikiran dari institusi media dalam menyikapi

isu atau informasi yang ada. W. Scripps dalam William L. Rivers dan kawan-

kawannya (Rivers, 1994:8) menyebutkan bahwa editorial adalah pikiran sebuah

institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum; editorial juga adalah penyajian

fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi

pendapat umum. Editorial bukan hanya kritik dan kontrol sosial yang biasa dikemas

dalam rubrik atau artikel berita semata, namun dapat juga menempati bentuk lainnya

sesuai maksud dan tujuannya untuk mengutarakan sebuah opini. Editorial ada yang

disampaikan dengan pendekatan gambar, dalam surat kabar disebut dengan karikatur

editorial. Karikatur disajikan sebagai suatu bentuk kritik sosial yang memiliki kadar

humor, mengedepankan estetika serta pesan kritik yang tepat sasaran. Sebagai sebuah

editorial, karikatur berusaha untuk bisa menjembatani antara realitas dan kritik

melalui gambar yang dimirip-miripkan dengan tokoh yg menjadi sasaranya. Menurut

T. Susanto (Pramono, 1996:39), gambar kartun atau karikatur merupakan alat yang

paling mudah dan cocok untuk menggambarkan suatu realitas yang terjadi dalam

masyarakat. Karikatur dalam surat kabar termasuk kedalam golongan kartun yang

sudah diberi beban pesan, kritik, dan sebagainya 2 yang berarti telah menjadi kartun

opini (Pramono, 1996:44). Dengan kata lain, kartun yang membawa pesan kritik

sosial, yang muncul dalam setiap penerbitan surat kabar adalah political cartoon atau

editorial cartoon, atau tajuk rencana dalam versi gambar humor yang biasa kita sebut

1
sebagai karikatur. (Sudarta dalam Sobur, 2003:139). Sebagai kartun opini, ada empat

hal yang perlu diingat dalam karikatur, yaitu: pertama, harus informatif dan

komunikatif. Kedua harus situasional dengan pengungkapan yang hangat. Ketiga

cukup memuat kandungan humor. Keempat, harus mempunyai gambar yang baik

(Pramono, 1996:44). Maka tidaklah heran apabila dalam media cetak, karikatur

dianggap penting dan disediakan dalam halaman khusus. Tujuannya tentu untuk

mengutarakan suatu opini. Pesan yang disampaikan dalam karikatur bahkan mampu

lebih kritis terhadap berbagai permasalahan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penyusun paparkan, maka penyusun

merumuskan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut!

1. Apa yang di maksud dengan definisi, ciri-ciri dan jenis-jenis prosa nonfiksi?

2. Apa yang di maksud dengan definisi dan ciri-ciri teks editorial?

3. Bagaimana cara mengidentifikasi dalam teks editorial?

4. Bagaimana cara menyeleksi informasi dalam teks editorial?

5. Bagaimana menganalisis struktur dan kebahasan teks editorial?

6. Bagaimana cara menyusun teks editorial?

7. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam merancang teks editorial?

C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di sebutkan penyusun maka penyusun

mengambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Definis dan ciri-ciri Prosa nonfiksi

2
2. Definisi dan ciri-ciri teks editorial

3. Mengidentifikasi informasi dalam teks editorial

4. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial

5. Merancang teks editorial

D. SISTEMATIKA DALAM PENULISAN MAKALAH

Sistematika yang kami gunakan dalam penyusunan makalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Batasan Masalah

D. Sistematika

BAB II. PEMBAHASAAN

A. Definisi dan ciri-ciri prosa non fiksi


B. Jenis-jenis prosa non fiksi

C. Definisi dan ciri-ciri teks ediorial

D. Mengidentifikasi informasi dalm teks editorial

E. Menyeleksi ragam informasi sebagi bahan teks editorial

F. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial

G. Merancang teks editorial

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

3
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Definisi dan ciri-ciri prosa nonfiksi

Pengertian Prosa nonfiksi adalah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau

khayalan pengarang, tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan)

atau berdasarkan pengamatan pengarang. Karangan ini diungkapkan secara

sistematik, kronologis, atau kilas balik dengan menggunakan bahasa semifor-mal.

Karangan ini berbentuk eksposisi, persuasi, deskripsi, atau campuran. Prosa nonfiksi

disebut juga karangan semiilmiah. Karangan yang termasuk karangan semiilmiah

adalah artikel, tajuk rencana, opini, feature, tips, biografi, reportase, iklan, pidato, dan

sebagainya.

Atau dengan kata lain Prosa Non fiksi yaitu sebuah karangan atau tulisan yang

dihasilkan dalam bentuk cerita yang nyata atau cerita pada kehidupan sehari-hari

yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Karangna non fiksi merupakan sebuah

karangan yang dibuat dengan dasar realita, fakta, atau hal yang memang benar terjadi

dalam kehidupan sehari-hari kita.

Ciri-ciri teks nonfiksi antara lain:

1. Berisi penjelasan tentang suatu hal atau objek tertentu yang faktual.

2. Mencapai objektivitas yang tinggi dan berusaha menarik serta menggugah nalar

(pikiran) pembaca.

3. Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas

sehingga tidak bermakna ganda.

4. Penjelasan berupa fakta atau gagasan.

4
5. Dapat dilengkapi gambar, seperti grafik, tabel, atau diagram.

B. Jenis-jenis prosa nonfiksi

Berikut ini adalah jenis teks editorial yang bisa gunakan untuk dasar penulisan

contoh-contoh teks editorial.

1. Controversial Editorial

Jenis teks editorial kontroversial merupakan teks yang tujuannya adalah

meyakinkan pembaca atau menumbuhkan rasa percaya pada pembaca terhadap

suatu isu.

Pendapat yang diyakini penulis akan ditulis dengan sisi positif, sedangkan

pendapat yang berlawanan dengan argumen penulis akan digambarkan lebih

buruk atau bertolak belakang.

2. Interpretative Editorial

Jenis teks editorial interpretatif merupakan teks editorial yang tujuannya adalah

menjelaskan isu dengan paparan fakta-fakta serta figur, sehingga pembaca bisa

mendapatkan pengetahuan.

3. Explanatory Editorial

Jenis teks editorial eksplanatori adalah teks editorial yang menyuguhkan masalah

atau isu, sehingga pembaca bisa menilai sudut pandang penulis.

C. Definisi dan Ciri-Ciri teks editorial

Teks editorial adalah sebuah artikel atau teks dalam surat kabar yang

berisi pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa yang aktual atau

5
sedang menjadi perbincangan hangat pada saat surat kabar itu diterbitkan. Isu

atau masalah aktual tersebut dapat berupa masalah politik, sosial, ekonomi

maupun budaya dan lain-lain yang biasanya mempunyai hubungan signifikan

dengan kebijakan

Ciri-ciri teks editorial adalah:

1. Topik tulisan teks editorial selalu hangat (sedang berkembang dan dibicarakan

secara luas oleh masyarakat)

2. Bersifat aktual dan faktual

3. Teks editorial bersifat sistematis dan logis

4. Teks editorial merupakan sebuah opini/ pendapat yang bersifat argumentatif.

5. Teks editorial menarik untuk dibaca, karena ditulis dengan menggunakan kalimat

yang singkat,padat, dan jelas.

D. Mengidentifikasi informasi dalam teks editorial

Identifikasi dalam KBBI daring diartikan dengan tanda kenal diri;

bukti diri, penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan

sebagainya. Dalam hal ini mengidentifikasi teks editorial berarti mengenali

tanda diri dari teks editorial tersebut. Teks Editorial dalam suatu media

massa cetak biasanya berada dalam rubrik yang sama, yakni opini. Di

dalam rubrik ini terdapat editorial, artikel, dan surat pembaca. Ketiga

ragam opini ini biasanya berada di bagian tengah surat kabar atau majalah.

Jika dicermati satu demi satu setiap rubrik, halaman awal biasanya berisi

headline news (berita utama). Pada bagian ini, tulisan hanya bersifat

6
memberi tahu pembaca. Pada halaman-halaman berikutnya biasanya berisi

berita yang lebih spesifik, misalnya berita yang terkait dengan kejadian

berdasarkan tempat, diikuti berita luar negeri, baru kemudian opini.

Penempatan ini dimaksudkan agar pembaca tidak serta-merta dihadapkan

pada bacaan yang serius. Setelah memiliki wawasan yang cukup mengenai

berita hari tersebut, pembaca akan lebih mampu memahaminya jika

dilanjutkan dengan membaca opini. Permasalahan yang dibahas dalam

teks editorial adalah permasalahan yang berkaitan dengan peritiwa (berita)

yang sedang hangat dibicarakan (aktual), fenomenal, dan kontroversial. Di

dalamnya terkandung fakta peristiwa sebagai bahan berita. Fakta ini

ditelusuri kebenarannya dengan berbagai strategi. Hal ini dimaksudkan

agar berita itu benar adanya sehingga tepercaya, bukan sebagai gosip

murahan. Di samping itu, harus diidentifikasi dan dipastikan apakah fakta

peristiwa tersebut aktual atau hal biasa-biasa saja. Fakta peristiwa yang

dipastikan akan dijadikan sebagai bahan berita dalam editorial dianalisis

untuk menghasilkan sebuah persepsi redaksi. Biasanya persepsi didasari

oleh berbagai dimensi masalah. Agar persepsi ini memiliki nilai opini

yang bermutu tinggi, redaksi akan menunjukkan berbagai argumentasi.

Bersandar pada argumentasi inilah sebuah editorial diuji mutunya. Jika

dipandang sudah mencukupi, redaksi akan memberikan rekomendasi

untuk solusinya. Gaya penulisan editorial hampir sama dengan ragam

artikel atau karya ilmiah lainnya, yakni eksposisi. Eksposisi merupakan

tulisan yang bertujuan untuk mengklarifikasi, menjelaskan, atau

7
mengevaluasi. Strategi pengembangannya mengikuti beragam pola, seperti

contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komparasi, dan

kontras. Identifikasi Teks Editorial_Bahasa Indonesia_Kelas XII_KD 3.5

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan

DIKMEN 9 Dilihat dari isinya, editorial yang bersifat ekspositoris berisi

tesis (pernyataan umum), diikuti oleh argumentasi-argumentasi

secukupnya, dan diakhiri dengan penegasan ulang atas argumentasi-

argumentasi tersebut. Ketiga unsur tersebut dalam editorial wajib hadir.

1. Identifikasi Pernyataan Pendapat

Pendapat dalam KBBI dapat » pen.da.pat adalah n pikiran;

anggapan: n buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu hal (seperti

orang atau peristiwa): n kesimpulan (sesudah mempertimbangkan,

menyelidiki, dan sebagainya): n orang yang mula-mula menemukan atau

menghasilkan (sesuatu yang tadinya belum ada atau belum diketahui):

Dalam teks editorial pernyataan pendapat berisi pendapat umum yang

diperoleh dari fakta/fenomena yang sedang hangat diperbincangkan.

Pernyataan pendapat/tesis yang berisi sudut pandang penulis tentang

masalah yang dibahas. Biasanya tesis merupakan teori yang diperkuat

dengan argumen. Argumentasi, berupa alasan atau bukti yang digunakan

untuk memperkuat pernyataan umum atau data hasil penelitian, pernyataan

para ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang dapat dipercaya.

2. Identifikasi Alternatif solusi

8
Alternatif solusi adalah sebuah solusi yang sangat alternatif untuk

dikemukakan,yang paling mudah untuk di sampaikan kepada audien.

Untuk mencari jalan keluar/titik terang dari masalah yang dihadapi penulis

mengenai editorial yang ditulisnya. Masalah merupakan sebuah hal yang

akan selalu muncul di dalam kehidupan kita, di mana di dalam setiap

kemunculannya kita akan dítuntut untuk memiliki sejumlah solusí /

alternatif dalam menyelesaikannya. Setíap orang tentu saja aknn memiliki

kemampunn yang berbeda-beda dalam meyelesaikan sebuah masalah dan

ha Identifikasi Teks Editorial_Bahasa Indonesia_Kelas XII_KD 3.5

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan

DIKMEN 10 iní akan sangat bergantung pada pola pikír dan kemampuan

seseorang untuk mengannlisa dan memilih sebuah jalan penyelesaian yang

terbaik bagi masalah tersebut. Di dalam hal ini akan sangat dibutuhkan

kecerdasan membuat alternatif pemecahan masalah dan ketenangan dalam

mengambil keputusan. Pada dasarnya setiap orang pasti memílíkí

kemampuan untuk membuat berbagai alternatif pemecahan masalah yang

dihadapinya, namun tidak setta merta semua orang mampu memilih dan

melakukan pemecahan tersebut dengan baik. Hal ini bisa terjadi karena

adanya perbedaan pandangan setiap orang terhadap permasalahan yang

sedang dihadapinya. Beberapa orang mungkin akan tetap tenang dan

bersikap biasa saja saat menghadapi sebuah masalah, di mana kemudian

orang tersebut bisa memikirknn dan menganalisa masalahnya dengan

cerdas.

9
3. Identifikasi Simpulan

Dalam teks Editorial Simpulan merupakan pernyataan berisi fakta,

pendapat, alasan pendukung mengenai tanggapan terhadap suatu objek.

Dapat dikatakan bahwa kesimpulan merupakan pendapat akhir dari suatu

uraian berupa informasi. Kesimpulan adalah suatu proposisi (kalimat yang

disampaikan) yang diambil dari beberapa premis (ide pemikiran) dengan

aturan-aturan inferensi (yang berlaku). Kesimpulan merupakan sebuah

gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan kata lain,

kesimpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan. Terdapat cara untuk dapat

mengenali kesimpulan. Adapun cara untuk dapat menyimpulkan teks

adalah sebagai berikut : 1. Membaca Teks, Langkah pertama dalam

membuat kesimpulan tentu saja kamu harus membaca teks asli untuk dapat

mengetahui kesan umum serta maksud dari penulis atau pengarang. 2.

Menentukan Kalimat Utama, Setelah itu barulah kamu tentukan kalimat

utamanya. Kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung gagasan

utama dari sebuah paragraf. Biasanya kalimat utama terdapat di awal atau

akhir dari Identifikasi Teks Editorial_Bahasa Indonesia_Kelas XII_KD 3.5

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan

DIKMEN 11 suatu paragraf. Dengan menentukan kalimat utama, barulah

kamu dapat menyimpulkan isi dari teks tersebut. 3. Buatlah Kesimpulan,

Setelah melakukan dua hal diatas, susunlah kalimat berdasarkan dengan

inti kalimat agar menjadi sebuah kesimpulan. Terdapat 3 kriteria dalam

10
menuliskan kesimpulan. Kesimpulan berupa hasil analisis terhadap teks

atau paragraf yang sudah dibaca. Sebuah Kesimpulan menggambarkan isi

dan paragraf. Kesimpulan yang berisi hal-hal yang terdapat di paragraf.

Adapun sebuah kesimpulan dibuat dengan tujuan untuk memberikan suatu

kesempatan serta informasi kepada para pembaca guna mengetahui secara

cepat teatang apa hasil akhir yang diperoleh dari tulisan ide dan

permasalahan yang telah dilontarkan oleh penulis editorial sehingga

pembaca memahami apa yang sudah atau sedang dibacanya.

E. Menyeleksi ragam informasi sebagai bahan teks editorial

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),

berikut beberapa cara menyeleksi ragam informasi dalam teks editorial:

1. Menyiapkan teks editorial yang akan dibaca dan digunakan.

2. Baca isi teks secara berulang atau minimal dua kali.

3. Usahakan untuk memahami inti pesan yang disampaikan dalam tiap paragraf.

Agar lebih mudah, tentukan bagian dalam teks yang sesuai dengan struktur.

4. Contohnya mana yang bagian penyampaian pendapat, argumentasi dan

penegasan ulang.

5. Tandai bagian yang dianggap penting, misalnya inti pesan di setiap paragraf.

Pastikan opini penulis disertai dengan data atau fakta yang berkaitan.

6. Tentukan sudut pandang dan keberpihakan penulis dalam teks tersebut.

Tentukan pula kesimpulan yang bisa diambil dari isi teks.

F. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial

11
Struktur teks editorial terdiri dari 3 bagian, yaitu pernyataan pendapat

(tesis), argumentasi, dan penegasan ulang. Berikut uraian lengkapnya:

1. Pernyataan pendapat (tesis)

Berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat.

Berupa pernyataan atau teori yang akan diperkuat oleh argumen.

2. Argumentasi

Bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan

tesis. Bisa berupa pernyataan umum, data hasil penelitan, pernyataan para

ahli atau fakta-fakta yang dapat dipercaya.

3. Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)

Berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-

fakta dalam bagian argumentasi.

Selanjutnya, kaidah kebahasaan teks editorial terdiri dari adverbia,

konjungsi, dan verba. Nah, verba pada teks editorial dibagi lagi menjadi

verba material, verba relasional, dan verba mental.

1. Adverbia

Merupakan kata keterangan yang ada dalam teks editorial. Biasanya yang

sering muncul dalam teks editorial adalah adverbia frekuentatif. Adverbia

frekuentatif yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat

12
kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Contohnya

seperti kata-kata selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, sebagian

besar waktu.

2. Konjungsi

Merupakan kata penghubung. Biasanya banyak ditemukan konjungsi

antarkalimat, seperti bahkan, malahan, dan sesungguhnya.

3. Verba material

Merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa.

Contohnya membaca, menulis, dan memukul.

4. Verba relasional

Merupakan kata kerja yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian

A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).

5. Verba mental

Merupakan kata kerja yang menerapkan persepsi (melihat, merasa), afeksi

(suka, khawatir) dan kognisi (berpikir, mengerti).

A. Merancang teks editorial

1. Memilih topik terkini dan terhangat yang menarik pembaca

13
Topik yang menarik akan diminati para pembaca karena pembaca selalu

ingin topik yang terbaru.

2. Mengumpulkan data untuk mendukung pendapat

Data berupa fakta-fakta yang berhubungan dengan topik akan sangat

mendukung pendapat yang sudah dibuat.

3. Menyesuaikan topik dengan pembaca

Penulis teks editorial harus memperhatikan bahasa, fakta-fakta dan pendapat

yang dikemukakan apakah sudah tepat atau belum bagi pembaca.

4. Menyunting teks editorial

Periksa kembali teks yang sudah dibuat agar kaidah kebahasaan, tanda baca,

dan kalimatnya sudah padu dan siap untuk dibaca para pembaca.

14
BAB III

PENUTUP

A.  Simpulan

Berdasarkan penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa Editorial adalah artikel

utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan pandangan redaksi terhadap

suatu peristiwa  (berita) aktual (sedang menjadi sorotan), fenomenal, dan kontroversial

menimbulkan perbedaan pendapat. teks editorial berisi fakta atau peristiwa aktual,

fenomenal, dan kontroversional serta pendapat atau opini redaksi terhadap peristiwa

tersebut. strukturnya meliputi pernyataan umum (tesis), argumentasi, dan penegasan. ciri

kaidah kebahasaan teks editorial adalah menggunakan kalimat retoris, kata-kata populer,

kata ganti majemuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang

menjadi fokus ulasan dan menggunakan konjungsi kausalitas..

B.  Saran

Berdasarkan isi makalah ini, penulis menyarankan agar dapat menjabarkan dan juga

mengenalkan kepada pembaca tentang isu yang akan dibahas pada teks editorial.

membuat pendahuluan yang mengenalkan isu yang di angkat dalam teksnya dan sudut

pandang/pendapat penulis terhadap suatu masalah atau isu aktual, pernyataan pendapat

berdasarkan data penelitian atau fakta yang dapat dipercaya terkait isu yang dibahas, dan

pengutan kembali atas pendapat yang disampaikan penulis,

15

Anda mungkin juga menyukai