ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap praktek
masyarakat Sekitar tentang system musaqah, yaitu dengan cara
mempekerjakan seseorang yang dapat dipercaya untuk menjaga, merawat,
menyiram dan lain sebagainya terhadap kebun dan ternak yang dimilikinya
dengan perjanjian bagi hasil sesuai dengan persentase yang ditetapkan oleh
kedua belah pihak. mengenai besaran persentase bagi hasil sesuai. Penelitian
ini memfocuskan kajiannya hanya dalam praktek musaqah di perkebunan.
Dalam tulisan ringkas ini penulis ingin menganalisa, Bagaimana seharusnya
musaqah dalam petunjuk nash, Bagaimana praktek musaqah masa nabi dan
sahabat, apakah praktek masyarakat tersebut sesuai dengan petunjuk
hadits?, baik dari segi syarat maupun rukun musaqah itu sendiri?. Pola
pencarian dalil yang penulis menggunakan metode Maudhu’I, dengan
mengumpulakan hadits-hadits tentang musaqah, dan menggunakan analisis
Ta’lili, untuk menjelaskan tentang praktek Nabi saw dalam musaqah, maka
salah satu pendekatan yang tidak boleh ditinggalkan adalah dari perspektif
historisnya, setelah mendapatkan format yang jelas, selanjutnya dirumuskan
dalam kesimpulan. Simpulan penelitian sebagai berikut: (1). Dasar Hukum
Musaqah, terkonsentrasi pada praktek Nabi saw, dalam pertanian di tanah
khaibar dengan seorang yahudi. (2), Dibenarkan memadukan Musaqah
dengan muzara’ah. (3), Dalam masyarakat Sekitar, Musaqah sering dikenal
dengan Mawah, prakteknya meliputi; kebun, sawah dan ternak, (4), Praktek
Musaqah dalam masyarakat Sekitar terutama Sekitar Utara telah sesuai
dengan konsep Hadits dan Pengembangan ekonomi Islam.
A. Pendahuluan
Allah memerintahkan kepada manusia agar saling membantu
dan tolong menolong dalam kebaikan. Wujud tolong menolong ini
tidak hanya dalam bentuk memberikan sesuatu kepada orang yang
tidak mampu, tetapi juga bisa dalam bentuk memberikan lapangan
pekerjaan kepada mereka. Dalam usaha pertanian, tidak semua orang
memiliki kemampuan mengolah tanah dan mengelola lahan
perkebunan. Adakalanya seorang pemilik kebun juga tidak dapat
mengelola kebunnya karena adanya kesibukan lain sehingga kebunnya
itu menjadi terlantar. Tidak sedikit orang yang memiliki kemampuan
bertani tetapi tidak memiliki lahan pertanian.
Nanggroe Sekitar Darussalam merupakan daerah agraris,
masyarakat Sekitar pada umumnya berprofesi sebagai petani, baik
dikebun maupun di sawah, dari berbagai system pertanian yang
dilaksanakan oleh masyarakat, diantaranya dengan system musaqah,
yaitu dengan cara mempekerjakan seseorang yang dapat dipercaya
untuk menjaga, merawat, menyiram dan lain sebagainya terhadap
kebun dan ternak yang dimilikinya dengan perjanjian bagi hasil sesuai
dengan persentase yang ditetapkan oleh kedua belah pihak, praktek ini
sudah menjadi adat yang melekat dalam masyarat Sekitar. Dalam
tulisan ringkas ini penulis ingin menganalisa, apakah praktek tersebut
sesuai dengan hadits?, apa yang menjadi syarat dan rukun musaqah?.
Tujuan tulisan ini untuk memberikan penjelasan terhadap
praktek masyarakat berdasarkan petunjuk hadits. Pola pencarian dalil
yang penulis gunakan dengan menggunakan metode Maudhu’I,
dengan mengumpulakan hadits-hadits tentang musaqah, dengan
Praktek Musaqah dalam Masyarakat Sekitar Utara menggunakan
analisis Ta’lili, untuk menjelaskan tentang praktek Nabi saw dalam
musaqah, maka salah satu pendekatan yang tidak boleh ditinggalkan
adalah dari perspektif historisnya, setelah mendapatkan format
yang jelas, selanjutnya dirumuskan dalam kesimpulan.
B.
Pem
baha
san
.1
Penger
tian
Musaqah berasal dari kata Saqa, yang artinya, seseorang
yang bekerja mengurus,menyiram tanaman/ ke
orang lain. Dalam teks kitab
;mazhab Hanbali disebutkan
ْمنBَِأ ِْْي، ُ ُِِز ْت َسقىَنضْ حًاB لح َجا ْ ْ ََُُّّأَهَأْ ِم َرها َ َو َكBْقي ؛ِلنَُّه
ِ نت َّال ْنخلُِب ِ لمساقَاةُ ُ( َمفاعَلٌِ ْمن َّالس
َ
َ ُ ْا
، ْ اِ ِآلبِر
َ
Pengertian musaqah , menurut istilah sebagaimana yang
dirumuskan oleh imam an-Nawawi dalam kitab Raudhah
adalah
(
Hanbali:
)405.11
لBBة عىBBقي والرتبيBBأن يعامل انسان انساانً عىل جشرة ليتعهدها ِبلس
أن ما رزق هلال تعاىل من المثرة يكون بيهنام وفيه
Artinya: Mempekerjakan seseorang manusia untuk
mengurus pohonnya dengan menyiram dan merawat
dan hasil yang di
rizkikan oleh Allah berupa buahnya di
bagikan berdua (Sesuai dengan
Perjanjian). (Maktabah Syamilah:198:2)
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017
2. Dasar Hukum
Dasar hukum musaqah, banyak ditemukan dalam hadits
dengan berbagai macam redaksi tentang praktek yang dilakukan
oleh Nabi saw juga diteruskan oleh para sahabat seperti Umar Ibn
Khattab dalam musaqah tanah khaibar, penulis belum
menemukan praktek musaqah yang dilakukan oleh Nabi saw selain
tanah khaibar. Pernyataan tersebut lebih jelas jika diperhatikan sumber-
sumber berikut;
َّ َِ َّ ِ َ َُ
ب ل
َ ََ َّ َ ََُُّّ َ َّ َّ ََُُ َ ِ ََْْ
هيل لى
َْ
َََْ لماَع يَخBضر نأ { امنهْع لاَّل لاَّل لوسر ص لاَّل ع سو لهأ ِ ع ُ نع نبا ر
ْ ََ ْ ََُُ َ َ َ ْ
ِ
ِ ْ
.
هيلع تمَ فٌ ق } ام َ
ي B
َْ َْ جر ْم هان نم ث مر َ وأ عرز
َ ِشبBََِ رط
ََْْ َُّ ٍ َْْ•ٍٍََََْْْ َ ُ َ ِ
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017 5
5
Alimuddin
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
No. 1 Vol. 2
2017
ىل هلالBBول هلال صBBألت َيود رسBB مال فتحت خيَب س: الBBام قBBُ عر ِرض هلال عهن
ثرBBا من المBBرج مهنBBا خBBف ممBBل النصBBوا عىBBل أن يعملBBا عىBBره فهيB
َ Bعليه وسَّل أن يق
» ئناBB « أقرُك فهيا عىل ِذل ما ش: فقال رسول هلال صىل هلال عليه وسَّل، والزرع
َّ هBBىل هلال عليBB فاكنوا فهيا ك ِذل عىل عهد رسول هلال ص،
ةBBر وطائفBBل وأيب بكBوس
ول هلالBذ رسB فاكن المثر يقسم عىل السهامن من نصف خيَب ويأ خ، من امارة ُعر
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017 7
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
No. 1 Vol. 2
2017
َ المساقا
َ أرض وج
مأكولر (ُلٌَ َثمر
ش ْ ه و هُ تق َّ
ش َ م كُ وت أمره م ُ ظ َفيع : ُ
ٍ ٍ ع
َ ف
ُْ َد ) ِ ِ ُ َُ ث َ َ ُْ ْ َُة
كشاف
َ ُْ ٌ القناع ْ ْ
َ َ ََ َ ُ ُ َ َ
11 :405( . عن متن اإلقناع
Hasil penelusuran terhadsap beberapa ,sumber
ditemukan beberapa perbedaan pendapat mengenai musaqah
dikalangan para ulama, sebagaimana penjelasan dari kitab
Bidayatul mujtahid, karangan Ibn Rusyd, dalam teksnya
;sebagaiberikut
َل تكون املساقاة اَل ِف النخيل فقط وقال الشافعي: واختلفوا ِف حمل املساقاة فقال داود
نيBBان والتBBل اثبت َكلرمBB َتوز ِف ُك أص: ِف النخل والكرم فقط وقال ماِل :
ةBBري الثابتBBول غBBون ِف اِلصBBورة وتكBBري رضBBه ِذل من غBBا أش بBBون ومBBوالزيت
َكملقائث والبطيخ مع جعز صاحهبا عهنا وك ِذل الزرع َول َتوز ِف يشء من البقول
دة منBBل فعمBBل أن تس تغBBه اذا نبتت قبBBا فيBBه أجازهBBار فانBBع اَل ابن دينBBد امجليBBعن
ةBBقرصه عىل النخل أَّنا رخصة فوجب أن َل يتعدى ِبا حملها اذلي جاءت فيه الس ن
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017 9
Alimuddin 9
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017
b. Rukun
Selain beberapa syarat yang telah disebutkan sebelumnhya,
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017 11
Alimuddin 11
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017 13
Alimuddin 13
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017 15
Alimuddin 15
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017
dimilikinya. Perintah ini merupakan anjuran agama sebgaimana yang
terdapat dalam al-Quran surat al-ashri, dengan kalimat watawasau bil
haqqi,watawasau bissabri. Selain itu juga terwujudnya kerja sama
yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak dalam hal.
Terjalinnya silaturrahmi sesame menghilangkan jurang pemisah antara
orang kaya dengan orang miskin. Dapat membantu menyediakan
lapangan pekerjaan kepada orang yang tidak memiliki lahan.
terjadinya pemerataan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
C. Kesimpulan/ Penutup
1. Dasar Hukum Musaqah, terkonsentrasi pada praktek Nabi saw,
dalam pertanian di tanah khaibar dengan seorang yahudi.
2. Dibenarkan memadukan Musaqah dengan muzara’ah.
3. Dalam masyarakat Sekitar, Musaqah sering dikenal dengan
Mawah, prakteknya meliputi; kebun dan ternak
4. Praktek Musaqah dalam masyarakat Sekitar terutama Sekitar
Utara sesuai dengan konsep Hadits dan Pengembangan
ekonomi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
A. Rahman I. Doi. Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah
(Syariah), Jakarta: Raja Grafondo Persada, 2002
Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam, Ichtiar baru Van
Hoeve, Jakarta,1996
Abdul Wahhab Khallaf. Kaidah-kaidah Hukum Islam, Rajawali
Press,
Jakarta: 2002
Abdurrahman Al-Jaziry, Fiqh ala Mazahibil arba’ah, 1996
Abudrrahman al-Jarizi. al-Fiqhu ‘ala Madhahibi al-Arba ‘ah, Juz IV,
Cet
III. al-Maktabah al-Tijariyyah al-Kubra, Mesir: 578H
Ahmad Ar-Rasaini Muhammad Jamal Barut, al-Ijtihad an-Nash, al-
Waqi, al-
Alaiddin. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, Raja Grafindo Persada
Jakarta:
2004
Al-Buwayti. Muhadarati fi al-Fiqh al-Muqarin, Dar al-Fikr, al-
Mu’assir, Bairut:1993
Al-San’ani. Subulu-al-Salam, Juz III, al-Babi al-Halabi, Mesir:
tt) Azhariah, 1972
Busthanul Arifin. Azas-azas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam
Islam dalam Tata Hukum Indonesia, Gaya Media Pratama,
Jakarta: 2001
CD maktabah Syamilah, )171 يواحطلل راثآلا لكشم- ( ج6 / ص
………………, 1022 ) دهتجمال ةيادب- ( ج1 / ص
………………, Qalyubi wa Umayra
Depag RI, Al- Qur’an dan Terjamahannya, Bandung: Gema Insani
Press, 1992
Elsi Kartina Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta:
Graasindo, 2007
Faisal bin Abdul Aziz, Bustanul Akhbar Mukhtasur Nailul Autar,
jilid.II, Terj: Muammal Hamidi, dkk, Surabaya: Bina Ilmu,
1993
Fiqh Mazhab Hanbali, 405 انقال فاشكBBع عBBانقإلا نتم نBB ع- ( ج11 / ص
Hasan.al-Turagi. Fiqih Demokratis, Arasy Mizan, Bandung:
2003
Alimuddin 17
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017
Al – Mabhats
Jurnal Penelitian Sosial Agama
Vol. 2 No. 1 2017 19
19