Anda di halaman 1dari 21

a.

Esai

Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu
yang coba dinilainya.

Bagian esai

Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

 Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi


subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.
 Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
 Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan
kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang
subyek yang dinilai oleh si penulis.

Langkah-langkah pembuatan esai

Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:

1. Menentukan tema atau topik


2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas,
kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk
memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus
mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang
akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai
tersebut.
6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita
harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena
memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa
yang seharusnya (memang) bersikap netral.
7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa
bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis
sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.

Contoh Esai

Kebut Membawa Maut

Akhir – akhir ini sering sekali terjadi kecelakaan di jalan raya, terutama pada musim mudik
atau menjelang lebaran. Kecelakaan – kecelakaan tersebut disebabkan oleh banyak faktor,
seperti faktor kelelahan, mengantuk, kebut-kebutan, mesin yang tidak fit, dan lain – lain.
Namun, dari banyaknya faktor tersebut, kebut-kebutan adalah faktor yang paling berbahaya
diantara semua faktor – faktor lainnya.
Menurut data yang diperoleh dari kepolisian dan jasa raharja, pada tahun lalu terjadi 1900 kasus
kecelakaan di jalan raya akibat kebut-kebutan. kebut-kebutan di jalan raya sangatlah berbahaya
karena menyebabkan kerugian baik bagi diri senidri maupun orang lain. Untuk meyakinkan
statement di atas, berikut ini adalah dua paragaf yang membahas tentang kerugian akibat kebut-
kebutan di jalan raya.
Yang pertama adalah, kebut-kebutan bisa mencelakai diri sendiri dan orang – orang terkasih.
Mengendari kendaraan di luar batas normal akan menyebabkab kecelakaan, sehingga melukai
diri sendiri dan orang – orang terkasih yang ada di dalam mobil. Bahkan tidak hanya melukai,
tetapi juga bisa mengambil nyawa mereka yang kebut-kebutan di jalan raya. Data dari
kepolisian juga mengungkapkan bahwa dari 1900 kasus kecelakaan akibat kebut-kebutan,
sekitar 5034 orang meninggal dunia.
Kedua, kebut-kebutan bisa mencelakai orang lain, khusunya pejalan kaki. Para pengemudi
yang memacu kendaraannya di luar batas bisa kehilangan control akan kendaraanya, sehingga
akan menabarak para pejalan kaki. Contohnya kasus yang terjadi di Tugu Tani, Jakarta lima
tahun lalu, sebanyak 17 orang meninggal dunia, dan 20 lainya luka – luka, akibat tertabrak
mobil yang dikendarai oleh seorang wanita.
Oleh karena itu, kebut-kebutan bisa menyebabkan kecelakaan dan mengantarkan kematian di
jalan raya, tidak hanya bagi pengemudi, tetapi juga bagi orang lain yang ikut menggunakan
jalan raya yang tidak bersalah.

Kritik sastra

Kritik sastra adalah salah satu cabang ilmu sastra untuk menghakimi suatu karya sastra.[1]
Kritik sastra mencakup penilaian guna memberi keputusan bermutu tidaknya suatu karya
sastra.[1] Kritik sastra biasanya dihasilkan oleh kritikus sastra. [1] Penting bagi seorang kritikus
sastra untuk memiliki wawasan mengenai ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan karya sastra,
sejarah, biografi, penciptaan karya sastra, latar belakang karya sastra, dan ilmu lain yang
terkait.[1] Kritik sastra memungkinkan suatu karya dapat dianalisis, diklasifikasi dan akhirnya
dinilai [1] Seorang kritikus sastra mengurai pemikiran, paham-paham, filsafat, pandangan
hidup yang terdapat dalam suatu karya sastra. [1] Sebuah kritik sastra yang baik harus
menyertakan alasan-alasan dan bukti-bukti baik langsung maupun tidak langsung dalam
penilaiannya. [1]

Aspek-aspek dalam Kritik Sastra

Fungsi Kritik Sastra

Kritik sastra merupakan studi sastra yang secara langsung berhadapan dengan karya sastra
dengan fokus utama penilaian.[3] Sementara fungsi kritik sastra adalah :[3]

1. Mengembangkan ilmu sastra sendiri.[3] Kritik sastra dapat mengembangkan teori


sastra dan sejarah sastra.[3]
2. Mengembangkan kesusastraan.[3] Kritik sastra mengembangkan kesusastraan suatu
bangsa dengan penilaiannya.[3]
3. Memberikan masukan terhadap masyarakat umum.[3] Hasil analisis kritik sastra dapat
membantu masyarakat dalam memahami dan mengapresiasi suatu karya sastra.[3]
Teori Pendekatan dalam Kritik Sastra

Beberapa pendekatan yang ada dalam kritik sastra adalah : [4] [5]

 Pendekatan Stukturalis, tokoh-tokohnya : Ferdinand de Saussure, Levi Strauss,


Jonathan Culler.[5]
 Pendekatan Poststrukturalis, tokoh-tokohnya : Roland Barthes, Jaques Lacan, Jaques
Derrida.[5]
 Pendekatan Feminis, tokoh-tokohnya :Simeone de Beauvoir, Michele Barrett, Kate
Milett.[5]

Jenis-jenis Kritik Sastra

Berdasarkan pendekatannya terhadap karya sastra, jenis kritik sastra dapat dibedakan
menjadi : [6]

 Kritik Mimetik

Kritik ini bertolak pada pandangan bahwa suatu karya sastra adalah gambaran atau rekaan
dari dunia dan kehidupan manusia.[6]

 Kritik Pragmatik

Kritik ini melihat kegunaan suatu karya sastra.[6]Kegunaan ini dilihat dari segi hiburan,
estetika, pendidikan, dan hal lainnya.[6]

 Kritik Ekspresif

Kritik yang menekankan analisis pada kemampuan pengarang dalam mengekspresikan atau
menuangkan idenya dalam wujud sastra.[6] Biasanya pendekatan ini untuk mengkaji puisi.[6]

 Kritik Objektif

Pendekatan ini melihat karya sastra sebagai karya yang berdiri sendiri.[6] Karya sastra adalah
objek yang mandiri dan memiliki dunianya sendiri.[6]

Pengertian, Karakteristik, dan Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah


Posts by Admin | 28-01-2015 22:29:24 WIB | dilihat 12156 kali

Karya Tulis Ilmiah biasa disingkat Karya Ilmiah (Scientific Paper)-- adalah tulisan atau laporan
tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya. Karya ilmiah sering juga disebut "tulisan akademis" (academic
writing) karena biasa ditulis oleh kalangan kampus perguruan tinggi --dosen dan
mahasiswa. Karya ilmiah berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi berupa penjelasan (explanation), prediksi (prediction), dan pengawasan
(control).
Karakteristik Karya Ilmiah

Karakteristik karya ilmiah yang membedakannya dengan tulisan non-ilmiah antara lain:

1. Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka pemikiran) dalam


pembahasan masalah.
2. Lugas --tidak emosional, bermakna tunggal, tidak menimbulkan interprestasi lain.
3. Logis --disusun berdasarkan urutan yang konsisten
4. Efektif --ringkas dan padat.
5. Efisien -- hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah
dipahami.
6. Objektif berdasarkan fakta --setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa
adanya,

sebenarnya, dan konkret.

7. Sistematis --baik penulisan dan pembahasan

sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku.

Tujuan Karya Ilmiah

 Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam


bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
 Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi
konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan
karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
 Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya.
 Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang
bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
 Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat Karya Ilmiah

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

 Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;


 Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
 Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
 Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
 Memperoleh kepuasan intelektual;
 Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
 Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Sistematika Penulisan Karya Ilmiah


Bagian Pembuka

 Sampul
 Halaman judul.
 Halaman pengesahan.
 Abstraksi
 Kata pengantar.
 Daftar isi.
 Ringkasan isi.

Bagian Isi
Pendahuluan

 Latar belakang masalah.


 Perumusan masalah.
 Pembahasan/pembatasan masalah.
 Tujuan penelitian.
 Metode penelitian.

Pembahasan

 Pembahasan teori
 Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
 Pengajuan hipotesis

Metodologi penelitian

 Waktu dan tempat penelitian.


 Metode dan rancangan penelitian
 Populasi dan sampel.
 Instrumen penelitian.
 Pengumpulan data dan analisis data.

Hasil Penelitian

 Jabaran varibel penelitian.


 Hasil penelitian.
 Pengajuan hipotesis.
 Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.

Penutup

 Kesimpulan
 Saran

Bagian penunjang

 Daftar pustaka.
 Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
 Daftar Tabel

Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah

1. Artikel
Dalam istilah jurnalistik, artikel adalah tulisan berisi pendapat subjektif penulisanya tentang
suatu masalah atau peristiwa.

Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau
konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari hasil pemikiran dan kajian
pustaka atau hasil pengembangan proyek.

Sistematika Artikel:

1. Judul
2. Nama Penulis -- tanpa gelar akademik
3. Abstrak --ringkasan tulisan, gambaran umum isi artikel.
4. Kata Kunci --3-5 keywords.
5. Pendahuluan -- latar belakang masalah dan rumusan singkat (1-2 kalimat) pokok
bahasan dan tujuannya.
6. Kerangka Teori (Kajian Teori) --dasar teori yang menjadi acuan.
7. Pembahasan --kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian
atau sikap penulis
8. Penutup -- simpulan dan saran
9. Daftar Pustaka

2. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah biasanya disajikan
dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di kelas (tugas perkuliahan).

Makalah juga diartikan sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang
tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun
hasil kegiatan perkuliahan lapangan.

Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu
masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis
yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan
oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.

Sistematika Makalah:

1. Pendahuluan
2. Pembahasan
3. Kesimpulan
4. Kertas Kerja
Kertas kerja (work paper) pada prinsipnya sama dengan makalah, namun dibuat dengan
analisis lebih dalam dan tajam dan dipresentasikan pada seminar atau lokakarya yang
biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Kertas kerja itu menjadi acuan untuk tujuan tertentu dan bisa
diterima atau dimentahkan oleh forum ilmiah.

4. Paper
Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi (mahasiswa) dalam
kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi
(Diploma/S1/S2/S3). Sistematika penulisannya sama dengan artikel atau makalah, tergantung
panduan yang berlaku di perguruan tinggi masing-masing.

5. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1 (Sarjana).
Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendaagt
(teori) orang lain.

Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan
penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan
sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum
tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.

6. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S2 (Pasca
Sarjana) yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

7. Disertasi
Disertasi --disebut juga "Ph.D Thesis"-- adalah karya tulis ilmiah mahasiswa
untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang mengemukakan suatu
dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan
analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan
orisinal.

8. Artikel Ilmiah Populer


Selain ketujuh jenis karya ilmiah, ada juga yang disebut artikel ilmiah populer, yaitu artikel
ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa populer (bahasa media/bahasa jurnalistik) untuk
dimuat di media massa (suratkabar, majalah, tabloid).

Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan
penulisan ilmiah. Artikel ilmiah ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik.
Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik, tetapi untuk
"dikomunikasikan" kepada publik melalui media massa.

Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk
cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang
berarti "sebuah kisah atau sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak
dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel
bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih
kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.

Unsur-Unsur Intrinsik Novel

Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik novel.


a. Alur (Plot)

Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk


oleh hubungan sebab-akibat. Intisari alur ada pada permasalahan cerita. akan tetapi, suatu
permasalahan dalam novel tak bisa dipaparkan begitu saja; jadi harus ada dasarnya. Oleh
karena itu, alur terdiri atas (1) Saling mengenal , (2) munculnya konflik, (3) konflik meninggi,
(4) klimaks, dan (5) menyelesaikan konflik atau masalah . Di tahap saling mengenal, pengarang
mulai menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan.
Di bagian kedua, pengarang mulai menampilkan pertikaian yang terjadi di antara tokoh.
Pertikaian ini semakin meninggi, dan puncaknya dari masalah tersebut terjadi di bagian
keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui, sampailah di bagian kelima (pemecahan
masalah). Alur pun menurun menuju ke mencari solusi dalam masalah dan penyelesaian cerita.
Itulah unsur-unsur alur yang berpusat pada konflik. Dengan adanya alur seperti di atas,
pembaca dibawa ke dalam suatu keadaan yang menegangkan (suspense). Suspense inilah yang
menarik pembaca untuk terus mengikuti cerita tersebut . Dari tahap-tahap alur di atas jelaslah
bahwa kekuatan sebuah novel terletak pada kemampuan pengarang membawa pembacanya
menemui masalah, memuncaknya masalah, dan berakhirnya masalah. Timbulnya konflik
sering berhubungan erat dengan unsur watak dan latar. Konflik dalam cerita mungkin terjadi
karena watak seorang tokoh yang menimbulkan persoalan bagi tokoh lain atau lingkungannya.
b. Tema
Tema adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan awal tolak pengarang dalam
menyampaikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan
manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.
c. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh
dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat juga
menyebutkannya langsung, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan karakter
tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara
bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.
d. Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang adalah posisi pengarang atau narator dalam membawakan cerita tersebut. Posisi
pengarang dalam menyampaikan cerita ada beberapa macam: .Narator serbatahu
adalah narator bertindak sebagai pencipta segalanya yang serbatahu. ia tahu segalanya. Ia dapat
menciptakan segala hal yang diinginkannya. Ia dapat mengeluarkan dan memasukkan para
tokoh. Ia dapat mengemukakan perasaan, kesadaran, ataupun jalan pikiran para tokoh cerita.
Pengarang dapat mengomentari kelakuan para tokoh-tokoh dalam cerita, bahkan juga dapat
berbicara langsung dengan pembacanya.. Narator objektif adalah pengarang tak memberi
komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi “hasil pandangan mata”. Pengarangnya
menceritakan apa yang terjadi seperti penonton melihat pementasan drama. Pengarang sama
sekali tak mau masuk ke dalam pikiran para pelaku. Dalam kenyataannya, orang memang
hanya dapat melihat apa yang yang dilakukan orang lain. Dengan melihat kelakukan orang lain
tersebut, juga boleh menilai kehidupan kejiwaannya, kepribadiannya, jalan pikirannya, dan
perasaannya. Motif tindakan pelakunya hanya bisa kita nilai dan perbuatan mereka. Dalam hal
ini, jelaslah bahwa pembaca sangat diharapkan partisipasinya. Pembaca bebas menafsirkan apa
yang diceritakan pengarang.Narator aktif adalah Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita
tersebut yang terkadang fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara thi tampak dalam penggunaan
kata ganti orang pertama (aku, kami). Dengan posisi yang demikian, narator hanya boleh
melihat dan mendengar apa yang orang biasa lihat atau dengar. Selanjutnya narator mencatat
tentang apa yang dikatakan atau dilakukan tokoh lain dalam suatu jarak penglihatan dan
pendengaran.Narator tidak dapat membaca pikiran tokoh lain kecuali hanya menafsirkan dari
tingkah laku fisiknya. Narator juga tidak dapat melompati jarak yang besar. Hal-hal yang
bersifat psikologis dapat dikisahkan jika menyangkut dirinya sendiri. Narator sebagai peninjau
adalah pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian yang ada pada
cerita lakukan bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau
perasaannya sendiri. Sementara itu, terhadap tokoh-tokoh lain, ia hanya boleh menyampaikan
tentang, kita sesuai apa yang ia lihat. Jadi, teknik ini merupakan berupa penuturan pengalaman
seseorang. Dalam beberapa hal, teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik orang
pertama, tetapi teknik ini lebih bebas dan fleksibel dalam bercerita.
e. Latar
Latar (setting) merupakan tempat, waktu, dan suasana teijadinya perbuatan tokoh atau
peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, ataupun bentuk prosa lainnya, terkadang
biasanya tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan tokoh itu. Misalnya, di tepi hutan, di
sebuah desa, pada suatu
waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.
f. Amanat
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada
pembaca melalui Karya yang diciptakan itu. Tidak terlalu berbeda dengan bentuk cerita yang
Iainnya, amanat dalam novel akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam
keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu, untuk mendapatkannya, tidak cukup hanya membaca
dua atau tiga paragraf, melainkan membaca cerita tersebut sampai tuntas.

Cerita pendek

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.
Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi
lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti
tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih
panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan
cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya
novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-
contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsik
cerpen mencakup:

 Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
 Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah
cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika
cerita berlangsung.
 Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.

Alur dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu
kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2. Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3. Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.

Alur meliputi beberapa tahap:

1. Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang
merupakan awal cerita.
2. Penampilan masalah: bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.
3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah
memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan
kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.

 Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu
melalui:

1. Dialog tokoh
2. Penjelasan tokoh
3. Penggambaran fisik tokoh

 Tokoh

Tokoh adalah orang orang yang diceritakan dalam cerita dan banyak mengambil peran dalam
cerita. tokoh dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Tokoh Protagonis : tokoh utama pada cerita


2. Tokoh Antagonis : tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama
3. Tokoh Tritagonis : penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan

 Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui
cerita.

A TEMA

tema adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran dari pengarang yang
ditampilkan dalam karangannya

B AMANAT

amanat adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan
sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan
batin kita terhadap hidup

C PLOT/ALUR
plot atau alur adalah jalan cerita/rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir.

Tahap-Tahap Alur

1) Tahap perkenalan/Eksposisi adalah tahap permulaan suatu cerita yang dimulai dengan
suatu kejadian, tetapi belum ada ketegangan (perkenalan para tokoh, reaksi antarpelaku,
penggambaran fisik, penggambaran tempat)

2) Tahap pertentangan /Konflik adalah tahap dimana mulai terjadi pertentangan antara
pelaku-pelaku (titik pijak menuju pertentangan selanjutnya). Konflik ada dua ;

 konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam diri tokoh.


 konflik eksternal adalah konflik yang terjadi di luar tokoh(konflik tokoh dengan
tokoh, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik tokoh dengan alam, konlik tokoh
denganTuhan dll)
3) Tahap penanjakan konflik/Komplikasi adalah tahap dimana ketegangan mulai terasa
semakin berkembang dan rumit (nasib pelaku semakin sulit diduga, serba samar-samar)

4) Tahap klimaks adalah tahap dimana ketegangan mulai memuncak (perubahan nasip
pelaku sudah mulai dapat diduga, kadang dugaan itu tidak terbukti pada akhir cerita)

5) Tahap penyelesaian adalah tahap akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang
nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Ada pula yang
penyelesaiannya diserahkan kepada pembaca, jadi akhir ceritanya menggantung, tanpa ada
penyelesaian.

Macam-Macam Alur

 Alur maju adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini
menuju masa datang.
 Alur mundur/Sorot balik/Flash back adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian
penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok
melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
 Alur gabungan/Campuran adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam
pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa
yang lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok ( dialami oleh tokoh utama) lagi.

D PERWATAKAN/PENOKOHAN
pernokohan adalah bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh
ADA TIGA CARA UNTUK MELUKISKAN WATAK TOKOH

1. Analitik adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.


Contoh :
Siapa yang tidak kenal Pak Edi yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru
melengkapi sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Lucu dan penyanyang.

2. Dramatik adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung.


Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan
tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.
Contoh :
Begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar kelas 1 SMA itu langsung melempar tasnya ke
tempat tidur dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu. (tingkah
laku tokoh)

3. Campuran adalah gabungan analitik dan dramatik.


Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan

PELAKU/TOKOH DALAM CERITA

1. Pelaku utama adalah pelaku yang memegang peranan utama dalam cerita dan selalu
hadir/muncul pada setiap satuan kejadian.
2. Pelaku pembantu adalah pelaku yang berfungsi membantu pelaku utama dalam cerita.Bisa
bertindak sebagai pahlawan mungkin juga sebagai penentang pelaku utama.
3. Pelaku protagonist adalah pelaku yang memegang watak tertentu yang membawa ide
kebenaran.(jujur,setia,baik hati dll)
4. Pelaku antagonis adalah pelaku yang berfungsi menentang pelaku protagonis (penipu,
pembohong dll)
5. Pelaku tritagonis adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh ketiga
yang biasa disebut dengan tokoh penengah.

E LATAR/SETTING

Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.
Macam-macam latar:
1. Latar tempat adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di
ruangan dll)
2. Latar waktu adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang,malam, kemarin, besuk dll)
3. Latar suasana adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi. (sedih, gembira, dingin, damai,
sepi dll)

F SUDUT PANDANG PENGARANG

Sudut pandang adalah posisi/kedudukan pengarang dalam membawakan cerita. Sudut


pandang dibedakan atas :
1.Sudut pandang orang kesatu adalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang terlibat
langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku, saya, kata ganti
orang pertama jamak : kami, kita)
2. Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan tokoh-
tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata ganti orang
ketiga jamak, nama-nama lain)

Tajuk rencana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi
terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan.
Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan
pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas
permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.

Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari
segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang
menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk
rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana
juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor
yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada
ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai
berita tersebut.

Ciri-ciri
 Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan
 Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat
 Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana, apabila
berita tersebut memberi dampak kepada nasional
 Tertuang pikiran subjektif redaksi

Aspek-aspek yang menjadi fokus dalam tajuk utama

 Judul
 Latar Belakang Masalah
 Tokoh
 Masalah
 Peristiwa yang Disampaikan
 Opini Penulis
 Saran dan Solusi Permasalahan
 Kesimpulan
 Sumber Berita
 Anggota Redaksi

Tahapan Membuat Tajuk Rencana


Tahapan Menulis Tajuk Rencana
· Pencarian ide dalam topik
· Seleksi dan penetapan topik
· Pembobotan substansi materi dan penetapan tesis dari keseluruhan uraian tajuk
rencana.
· Pelaksanaan penulisan
· Reporting: tahap ini adalah tahap mencari permasalahan dan mengumpulkan
bahan.
· Penulis melakukan dua kegiatan: by reading dan by talking
· Reflection: tahap memilah-milah dan mengklasifikasi bahan-bahan dari
berbagai
sumber
· Writing: menyusun dan menyajikan data, fakta atau bahan yang ada ke dalam sebuah
tulisan tajuk yang menarik,kuat, dan penting

Judul Dan Anatomi Tajuk Rencana


Syarat judul tajuk rencana secara umum sama dengan judul artikel opini, yaitu harus
provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional, informal, representative, dan merujuk pada
bahasa baku.
Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri atas pembuka, pengembang, dan penutup.
Tugas pengembang adalah membuat bahasan tajuk rencana menjadi lebih terfokus. Bahasan
tajuk rencana dapat dikembangkan antara lain dengan menggunakan teknik penjelasan,
kutipan, contoh, dan statistik.
Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari
segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang
menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut.

E. Sifat Tajuk Rencana


Tajuk rencana mempunyai sifat :
· Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian
(daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).
· Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial,
politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment,
tergantung jenis liputan medianya.
· Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, kepada para pembacanya terkait sikap
dari media massa yang menulis tajuk rencana.
· Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena
setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang
beragam, yang menaungi media tersebut.

F. Fungsi Tajuk Rencana


Tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media.
Jadi proses sebelum penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang
dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang
berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang
sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.
Maka setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian
dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam Koran harian bisanya
tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara
bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses ini reporter amat jarang dilibatkan, karena
dinilai dari segi pengalaman serta tanggung jawabnya yang terbatas.
Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat.
Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial
dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga
ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai
berita tersebut.
Adapun fungsi-fungsi tajuk rencana, yaitu:
a. mendorong daya pikir pembaca dan mengajaknya berbincang-bincang tentang sesuatu
sebelum pendapat umum mengenai sesuatu itu terbentuk (Arpan,1970:190). Jadi tajuk
ditujukan untuk membimbing dan mempengaruhi masyarakat agar mengambil sikap tertentu
terhadap suatu atau bebrapa masalah.
b. To inform, to illuminate, dan to educate. (Babb, 1970: 20).
c. Menjelaskan berita, mengisi latar belakang, meramalkan masa depan, dan memberikan
pertimbangan moral (Pinkerton).
ü Menjelaskan berita : Fungsi Tajuk Rencana ini adalah menjelaskan berita, artinya dan
akibatnya pada masyarakat. Surat kabar yang pro pemerintah dapat memilih fungsi Tajuk
Rencana yang pertama.
ü Mengisi latar belakang : Tajuk Rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita
tersebut dengan kenyataan social dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
ü Meramalkan masa depan : Dalam Tajuk Rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis
kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan
yang dapat terjadi.
ü Meneruskan suatu penilaian moral : Tajuk Rencana akan berisi penilaian kritis terhadap
masalah atau berita yang disorot atau dikomentari.
Materi-materi Tajuk Rencana
1. Materi berisi informasi: materi yang memaparkan peristiwa aktual
2. Materi bersifat menjelaskan: penjelasannya merincikan permasalahan
serta interpretasi tertentu
3. Materi bersifat argumentatif: penulisnya melakukan analisa dengan
berlandaskan alasan-alasan yang ditopang oleh data dan fakta yang akurat serta
memaparkan jawaban atas pertanyaan “mengapa” dan “apa akibatnya”
4. Materi bersifat membujuk: tajuk jenis ini mengajak berbagai pihak untuk
merespons peristiwa yang sedang terjadi dengan cara persuasif atau agitatif
5. Materi bersifat memuji: tajuk jenis ini berisi penghargaan kepada
kelompok atau pihak tertentu yang dinilai berhasil melakukan suatu
kegiatan atau berjasa kepada masyarakat
6. Materi bersifat menghibur: tajuk ini mencoba menghibur masyarakat baik
ketika ditimpa kemalangan, bencana ataupun penderitaan tertentu. Humor atau
lelucon bisa dipakai guna mengajak masyarakat memperhatikan sebuah
fenomena sosial yang luput dari wacana publik
K. Jenis-Jenis Tajuk Rencana
1. Tajuk rencana yang memberikan informasi semata Jarang dijumpai.
2. Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan hampir sama dengan
interpretasi berita.
3. Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi analitis sebab
akibat suatu persitiwa.
4. Tajuk rencana yang menjuruskan timbulnya aksi
5. Tajuk rencana yang bersifat jihad Umumnya datang berturut-turut dan
dengan sikap yang jelas.
6. Tajuk rencana yang bersifat membujuk untuk mengambil tindakan atau
pendapat umum.
7. Tajuk rencana yang bersifat memuji
8. Tajuk rencana yang bersifat menghibur

Pengertian, Jenis dan Unsur-unsur beserta Contoh Surat Lamaran Pekerjaan.

SURAT LAMARAN PEKERJAAN

Pengertian Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran pekerjaan adalah surat dari seseorang yang memerlukan pekerjaan kepada orang

atau pejabat yang dapat memberikan pekerjaan atau jabatan. Melalui surat lamaran, pelamar

meminta agar ia diberi pekerjaan. Surat lamaran pekerjaan dapat juga diartikan sebagai surat

dari calon karyawan kepada calon majikan yang berisi permintaan agar karyawan diberi

pekerjaan oleh calon majikan. Surat lamaran pekerjaan biasanya bersifat formal atau resmi,

misalnya surat untuk melamar pekerjaan menjadi karyawan ataupun jabatan tertentu sesuai

dengan iklan yang ditawarkan. Dalam hal ini, pelamar dalam surat lamarannya perlu

menyebutkan sumber lamaran tersebut pada alinea atau paragraf pembuka. Jika lamaran itu

tidak berdasarkan pada suatu sumber, tentu tidak diperlukan penyebutan sumber pada alinea

pembuka.
Jenis-jenis Surat Lamaran Pekerjaan

Menurut jenis pembuatannya surat lamaran pekerjaan terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Surat lamaran pekerjaan yang digabungkan dengan riwayat hidup (curriculum vitae).

Dalam cara ini, riwayat hidup termasuk isi surat karena isinya berupa gabungan, cara ini juga

disebut model gabungan.

b. Surat lamaran yang dipisahkan dari riwayat hidup. Dalam cara ini riwayat hidup

merupakan lampiran dan cara ini disebut model terpisah.

Dalam praktek pemakain yang banyak dipakai adalah model terpisah. Walaupun dalam

pembuatannya memerlukan dua kali kerja, dan model ini lebih digemari oleh pencari kerja

karena suratnya tidak terlalu panjang.

Sumber-Sumber Lamaran Pekerjaan

Sumber-sumber lamaran pekerjaan diantaranya :

a. Sumber lowongan pekerjaan tanpa sumber tertentu

b. Sumber lowongan pekerjaan dari media tertentu

c. Sumber lowongan pekerjaan dari referensi pihak tertentu

Unsur-unsur Penting Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran yang baik sekurang-kurangnya mempunyai ciri-ciri :

a. Mempunyai bentuk yang menarik

b. Mempunyi bahasa yang menarik

c. Menggambarkan kemampuan pelamar

d. Tepat pada sasaran


Hal-hal yang harus dicantumkan dalam surat lamaran pekerjaan agar tercapai tujuan

pembuatannya diantaranya :

a. Menyebutkan sumber lamaran

b. Identifikasi diri lengkap dari pelamar

Identifikasi diri lengkap dari pelamar meliputi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, alamat

lengkap,nomor telepon,hand phone atau alat bantu komunikasi lainnya. Identifikasi diri dari

pelamar harus memudahkan pihak perusahaan menghubungi pelamar.

c. Posisi yang dikehendaki

d. Riwayat pendidikan

e. Riwayat pekerjaan (bila ada)

f. Kemampuan lain yang dimiliki

g. Referensi (bila ada dan pelamar memandang pihak pemberi referensi mempunyai

pengaruh terhadap pengambilan keputusan)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan surat lamaran, yaitu sebagai

berikut :

1. Surat lamaran ditulis tangan di atas kertas bergaris ukuran folio. Tulisan harus jelas,

bersih, dan tidak ada coretan. Surat lamaranpun dapat dibuat menggunakan mesin tik atau

komputer.

2. Pelamar menyebutkan dirinya bukan dengan kata ganti kami melainkan saya. Pelamar

harus menyebut pimpinan instansi dengan Bapak/Ibu (jika sudah jelas pemimpinnya). Apabila

masih belum jelas, dapat langsung menyebutkan jabatannya.


Dalam surat lamaran pekerjaan, terdapat unsur-unsur surat, yakni :

1. Kepala surat

2. Tempat dan tanggal penulisan surat

3. Salam pembuka

4. Pembuka surat

5. Tujuan surat lamaran pekerjaan

6. Lampiran persyaratan yang ditentukan

7. Penutup surat

8. Tanda tangan dan nama jelas pelamar

Resensi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Contoh resensi buku yang dimuat di koran

Resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere atau juga
revidere yang artinya mengulas kembali.[1] Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah
karya.[2] Karya yang dinilai dapat berupa buku dan karya seni film dan drama.[2] Menulis
resensi terdiri dari kelebihan, kekurangan dan informasi yang diperoleh dari buku dan
disampaikan kepada masyarakat.[2]

Manfaat Resensi

1. Bahan pertimbangan
Memberikan gambaran kepada para pembaca tentang suatu karya dan mempengaruhi mereka
atas karya tersebut.[1]

2. Nilai ekonomis

Mendapatkan uang atau imbalan serta buku-buku yang diresensikan secara gratis dari
penerbit buku apabila resensinya dimuat di koran atau majalah.[1]

3. Sarana promosi buku

Buku yang diresensikan adalah buku baru yang belum pernah diresensi.[1] Dengan demikian,
resensi merupakan media untuk mempromosikan buku baru tersebut.[1]

4. Pengembangan Kreativitas

Semakin sering menulis, maka semakin terasah kebiasaan menulis untuk setiap individu.[1]
Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas menulis.[1]

Unsur-Unsur Resensi
1. Identitas Buku, Identitas buku meliputi judul, nama pengarang, nama penerbit dan
alamatnyam nomor edisi, dan ketebalannya. Identitas buku dapat juga meliputi ukuran buku,
warna dan ilustrasi jilid. Akan tetapi, dalam kepentingannya dengan penulisan resensi hal itu
jarang sekali dimunculkan
2. Ikhtisar Buku, Ikhtisar buku disusun berdasarkan pokok-pokok isi buku. Akan tetapi, karena
buku yang akan anda resensi itu berua novel maka cara menentukan pokok-pokok tidak sama
dengan buku nonfiksi. pokok-pokok isi novel dapat ditentukan berdasarkan keadaan ataupun
peristiwa-peristiwa penting.
3. Kepengarangan, Sosok pengarang sering diceritakan dalam resensi novel. Hal itu terutama
berkaitan dengan latar belakang, keahlian, sikap-sikap, dan karya-karyanya. Bagian-bagian
tersebut diceritakan secara ringkas dan umumnya tidak melebihi satu paragraf. Sosok
pengarang umumnya dicantumkan di halaman pertama atau dibagian belakang novel itu. Dari
sanalah anda dapat berbicara tentang unsur kepengarangan. Untuk pengarang yang sudah
terkenal, anda dapat membacanya dari sumber-sumber lain. Dari internet pun anda bisa
memperoleh informasi lebih lengkap lagi
4. Keunggulan dan Kelemahan, Keunggulan dan kelemahan dalam resensi dapat berkaitan
dengan unsur-unsur novel. Terhadap unsur-unsur itu, anda memberikan penilaian, baik itu
berdasarkan kesedarhanaan, kejelasan kekhasan, pengusaan masalah, dan aspek-aspek lainnya
yang ditentukan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai