Anda di halaman 1dari 25

MINERAL SILIKAT DAN NON

SILIKAT
Kata Pengantar

Alhamdulillah, Puja dan Puji syukur kepada Allah SWT. karena atas
limpahan karunia-Nya saya dapat mengerjakan tugas dengan baik. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa
sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang
seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berisi tentang MINERAL
SILIKAT DAN NON SILIKAT, yang mana makalah ini dibuat dengan tujuan
menyelesaikan tugas dan sebagai bahan ataupun materi dasar tentang MINERAL
SILIKAT DAN NON SILIKAT.
Adapun tujuan kita mempelajari MINERAL SILIKAT DAN NON SILIKAT
ialah agar kita mengerti bagaimana sistem dari kristalografi tersebut, apabila ada
kekurangan mohon di maklumi.
Saya selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya
bagi para pembaca.
Terima kasih.

Yogyakarta, Oktober 2015

(Rahmat Ridho Putra)

410015169
Daftar Isi

Kata Pengantar ...........................................................................................2

Daftar Isi ....................................................................................................3

Daftar Gambar / Daftar Tabel ......................................................................4

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang .................................................................................5


B. Rumusan Masalah ............................................................................6

Bab II Pembahasan

A. Mineral Silikat
1. Pengertian ..................................................................................7
2. Pembagian Mineral Silikat ...........................................................7
B. Minerl Non-Siliakat
1. Pengertian .................................................................................21
2. Pembagian Mineral Non-Silikat .................................................21

Bab III Kesimpulan / Penutup ...................................................................25

Daftar Pustaka ..........................................................................................26

Daftar Tabel
1. Tabel 1.1

Daftar Gambar
1. Gambar 1.1 : Mineral Olivin
2. Gambar 1.2 : Mineral Serpentin
3. Gambar 1.3 : Mineral Piroksen
4. Gambar 1.4 : Mineral Hornblende
5. Gambar 1.5 : Mineral Biotit
6. Gambar 1.6 : Mineral Felspar
7. Gambar 2.1 : Mineral Mineral Lempung
8. Gambar 2.2 : Mineral Kwarsa
9. Gambar 2.3 : Mineral Garnet
10. Gambar 2.4 : Mineral Muskovit
11. Gambar 3.1 : Mineral Sulfida
12. Gambar 3.2 : Mineral Oksida Dan Hidroksida
13. Gambar 3.3 : Mineral Carbonat
14. Gambar 3.4 : Mineral Sulfat

BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang

Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan


kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang
belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada
umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum
tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang
terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan
rumus kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat
yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen,
memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai
bentuk geometris tertentu.
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik,
yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi
kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup
semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian
tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang
terbentuk karena penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara
alamiah juga digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan
tanah diatome. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam
sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral.
Mulai dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral,
pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui
sifat-sifat yang ada pada mineral tersebut. Adabeberapa sifat mineral, yaitu sifat
fisik secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik
secara teori hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak
dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan mineral-
mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja. Adapaun
sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah :Lebih dari 2000 mineral telah
diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk mendapatkan mineral-
mineral baru jenis terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang
umum atau sering dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk
batuan penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming
Minerals). Selain itu hanya sekitar 8 unsur yang dominan menyusun mineral-
mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan adalah pksigen dan silikon yang
bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat umum yaitu mineral
silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali kuarsa.
Dalam pengklasifikasian umum, mineral dibagi atas dua pembagian umum, yaitu
mineral silikat, dan mineral non silikat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan


masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan mineral silikat ?
2. Sebutkan dan jelaskan pembagian mineral silikat ?
3. Apakah yang dimaksud dengan mineral non silikat ?
4. Sebutkan dan jelaskan pembagian mineral non-silikat ?

BAB II

Pembahasan
A. Mineral Silikat

1. Pengertian

Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsure pembentuknya yaitu


silica ( SiO2 ), yang merupakan hasil pembekuan magma. Silicat merupakan 25%
dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 %
mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena
jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari
mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km
dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik
itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk
batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

2. Pembagian Mineral Silikat

a. Berdasarkan Warna
MINERAL FERROMAGNESIUM, umumnya mempunyai warna gelap
atau hitam dan berat jenis yang besar ( mineral silikat gelap ) .
Contoh mineralnya adalah :

 Olivin ((Mg, Fe) K2SiO4), adalah mineral yang terbentuk pada


temperatur tinggi dan mengkristal paling awal.

Gambar 1.1

Dalam batuan seringkali dijumpai tidak sempurna


karena pelarutan oleh magma sekitarnya sebelum pemadatan selesai.
Kandungan air yang cukup besar setelah atau saat konsolodasi
menyebabkan olivin ber-alterasi ke serpentin.
 Serpentin, berwarna hijau, SG = 2,6, H = 3,5. Pembentukannya
melibatkan pembesaran volume dari olivin asalnya, sehingga pada
beberapa batuan basa seringkali timbul retakan-retakan dan melemahkan
struktur batuan.
Gambar 1.2

Kehadiran serpentin merubah sifat fisis batuan beku yang banyak


mengandung olivin. Beberapa batuan yang baik untuk pelapis jalan
(dolerit, basalt, gabro) yang mengandung olivin, dan derajat altrasinya
sebaiknya diperiksa.
 Piroksen (X2Y2 O6), dengan X : Ca, Fe atau Mg, dan Y : Si atau Al.
Mineral ini banyak jenisnya yang terpenting dalam batuan beku
adalah Augit.

Gambar 1.3

Augit mengandung silika dengan presentasi relatif rendah, seringkali


terdapat bersamaan dengan olivin. Pengaruh air menyebabkan alterasi
menjadi Khlorit (chlorite), mineral yang mirip dengan serpentin. Mineral-
mineral ini jarang pada batuan sedimen, umum merupakan mineral batuan
Metamorf.
 Hornblende (X2-3 Y5 Z8 O22 (OH)2) dengan X : Ca, Y : Mg atau Fe, dan Z :
Si atau Al.Hornblende mengandung silikat cukup banyak. Kristalisasinya
darimagma ,
Gambar 1.4

mengandung komponen air (disebut mineral basah), dan kemungkinan


beralterasi
menjadi klorit bila kandungan air cukup banyak. Mineral ini sangat tidak
stabil
pada kondisi permukaan (pelapukan).
 Biotit (K (Mg, Fe)6 Si6 Al2 O20 (OH)4), merupakan bagian dari kelompok
mineral mika (Mica Group) yang berwarna gelap. Ikatan mineral ini sangat
lemah, sangat mudah membelah sepanjang bidang kristalnya.

Gambar 1.5

Mengkristal dari magma yang mengandung air pada batuan beku


yang banyak mengandung silika, juga pada batuan sedimen dan metamorf.
Dapat beralterasi menjadi klorit. Biotit dimanfaatkan untuk bahan isolasi
pada peralatan listrik, bila kristalnya cukup besar.
 Garnet (R3, Al2 Si3 O12), dengan R mungkin Fe, Mg, Ca, Mn, Cr, dll.
Terdapat pada batuan metamorf. Kriteria untuk mengenalnya terutama
adalah kekerasannya menyamai kwarsa dan hampir tidak ada belahan.
Mineral ini digunakan sebagai bahan kertas yang cukup baik, dengan
memanfaatkan butirannya.
Gambar 1.6

MINERAL NON-FERROMAGNESIUM, umumnya mempunyai warna


terang dan berat jenis yang kecil. Contoh mineralnya, Muskovit,Feldspar,
Ortoklas, dan kuarsa.( mineral silikat terang ). Contoh :

 Felspar, dibagi dalam dua jenis utama ; Felspar Ortoklas (Orthoclase


Feldspar) atau K feslpar, K Al Si3 O8 dan Feslpar
plagioklas (Plagioclase feldspar), (Na-Ca) Si3 O8-Ca Als-Si3 O8. Felspar
ortoklas terdapat pada batuan beku yang kaya akan silika. Felspar
plagioklas merupakan kandungan utama yang penting dan dipakai
sebagai dasar klasifikasi batuan beku.

Gambar 2.1

 Mineral Lempung, terbentuk hasil alterasi dari mineral lain, sebagai


contoh hasil alterasi felspar dengan hadirnya air.

Ortoklas berubah menjadi Kaolin : Al2 Si2 O5 (OH)4 bila K (K-


hidroksida) dipindah oleh reaksi dengan air.

Ortoklas + air = Kaolin + silika + K


Perubahan menjadi Illite : Al2 Si2 O5 (OH)4 bila K tidak dipindah
secara keseluruhan.

Ortoklas + air = Illite + K

Plagioklas baralterasi menjadi Montmorilonite 2H + 2Al2 (Al Si3) O10


(OH)2 :
plagioklas + air = Montmorilonite + Ca hidroksida

Gambar 2.2

Kandungan air yang cukup besar dapat merubah montmorilonite menjadi


kaolin. Dalam beberapa hal kaolin merupakan hasil akhir, misalnya, pada
proses pelapukan.
Mineral lempung dimanfaatkan dibanyak tempat. Kaolin digunakan
sebagai bahan industri keramik. Montmorilonite dimanfaatkan
kandungan bentonite nya.

 Kwarsa (SiO2), tidak berwarna bila murni, penambahan zat lain akan
merubah warna beragam, misal hadirnya “mangan” memberi warna
kemerahan (rose quartz), besi menjadi ungu (amethyst), dan merah
coklat (jasper) tergantung pada kandungan kombinasi dengannya.

Gambar 2.3
Jenis silika yang lain Kalsedon (Chalcedonic silika) Chert, Flint,
Opal dan Agate. Kwarsa dijumpai pada batuan yang kaya akan silika
misalnya granit, juga didapat bersama mineral lain, termasuk bijih. Kwarsa
digunakan sebagai bahan gelas dan untuk indusri alat-alat listrik.

 Muskovit K2 Al4 Si6 Al2 O20 (OH)4 , termasuk kelompok mika yang
hampir sama dengan biotit. Terdapat pada batuan beku yang kaya akan
silika. Digunakan sebagai bahan isolasi panas atau listrik. Muskovit
terdapat juga pada batuan sedimen dan metamorf. Seperti jenis mika
lainnya, muskovit beralterasi menjadi montmorilonite.

Gambar 2.4

Tabel 1.1 :

KELOM ANGGO SENYAWA


POK TA KIMIA
Hematit
e
Magnetit Fe2O3
e Fe3O4
Oxides Corrund Al2O3
um FeCr2O4
Chromit FeTiO3
e
Ilmenite
Sulfides Galena PbS
Sphalerit ZnS
e
Pyrite
FeS2
Chalcop
CuFeS2
yrite
Cu5FeS4
Bornite
HgS
Cannaba
r
Gypsum
CaSO4,2H2O
Anhydrit
Sulfates CaSO4
e
BaSO4
Barite
Gold
Au
Cooper
Cu
Diamon
C
Native d
S
Elements Sulfur
C
Graphite
Ag
Silver
Pt
Platinum
Halite NaCl
Halides Flourite CaF2
Sylvite KCl
Calcite CaCO3
Dolomit CaMg(CO3)2
Carbonat e Cu2(OH)2CO
es Malachit 3

e Cu3(OH)2(C
Azurite O3)2
FeO(OH).nH2
Limonit
Hydroxid O
e
es Al(OH)3.nH2
Bauxite
O
Ca5(F,Cl,OH)
Apatite
Phosphat PO4
Turquois
es CuAl6(PO4)4(
e
OH)8

b. Berdasarkan Struktur
 Nesosilicates (tetrahedrons tunggal)
The Subclass Nesosilicate (tetrahedrons tunggal), Yang paling
sederhana dari semua subclass silikat, subclass ini mencakup semua silikat
mana (SiO4) tetrahedrons yang tak terikat dengan tetrahedrons lainnya.
Dalam hal ini mereka mirip dengan kelas mineral lainnya,
seperti sulfat dan fosfat . Kelas-kelas lain juga memiliki unit tetrahedral
ionik dasar (PO 4 & SO 4) dan dengan demikian ada beberapa kelompok
dan mineral di dalamnya yang mirip dengan anggota nesosilicates.
Nesosilicates, yang kadang-kadang disebut sebagai orthosilicates,
memiliki struktur yang menghasilkan ikatan yang lebih kuat dan lebih
dekat kemasan ion dan karena kepadatan yang lebih tinggi, indeks bias dan
kekerasan dari silikat kimia mirip dalam subclass lainnya. Akibatnya, Ada
lebih batu permata di nesosilicates daripada di subclass silikat lainnya.
Berikut adalah anggota yang lebih umum dari nesosilicates :

1) Andalusite (Aluminium Silikat)


2) Chloritoid (Besi Magnesium Hidroksida Aluminium Silikat Mangan)
3) Datolite (Kalsium Boro-Silikat Hidroksida)
4) Euclase (Berilium Aluminium Hidroksida Silikat)
5) Fayalit (Iron Silikat)
6) Fosterite (Magnesium silikat)
7) Gadolinit (Itrium Iron Berilium Silikat)
8) Garnet :
 Almandine (Besi Aluminium Silikat)
 Andradite (Kalsium Silikat Besi)
 Grossular (Kalsium Aluminium Silikat)
 Pyrope (Magnesium Aluminium Silikat)
 Spessartine (Silikat Aluminium Mangan)
 Uvarovite (Kalsium Kromium Silikat)
9) Howlite (Kalsium Boro-Silikat Hidroksida)
10) Humite (Magnesium Hidroksida Besi Fluoride Silikat)
11) Kyanite (Aluminium Silikat)
12) Olivine (Magnesium Besi Silikat)
13) Phenakite (Berylium Silikat)
14) Sillimanite (Aluminium Silikat)
15) Sphene atau Titanite (Kalsium Silikat Titanium)
16) Staurolite (Besi Magnesium Hidroksida Seng Aluminium Silikat)
17) Thorite (Silikat Uranium Thorium)
18) Topaz (Aluminium Hidroksida Fluoride Silikat)
19) Uranophane (Terhidrasi Kalsium Silikat Uranil)
20) Willemite (Zinc Silikat)
21) Zircon (Silikat Zirkonium)
 Sorosilicates (tetrahedrons ganda)
Subclass Sorosilicate (tetrahedrons ganda), Sorosilicates memiliki dua
tetrahedrons silikat yang dihubungkan oleh satu ion oksigen dan dengan
demikian unit kimia dasar adalah kelompok anion (Si2O7) dengan muatan
negatif enam (-6). Struktur ini membentuk bentuk jam pasir seperti biasa
dan itu mungkin karena struktur eksentrik bahwa subclass ini adalah yang
terkecil dari subclass silikat. Hal ini termasuk mineral yang juga
mengandung silikat tetrahedrons yang normal serta tetrahedrons ganda.
Para anggota lebih kompleks dari kelompok ini, seperti Tahap III Zona
Epidot, mengandung rantai tetrahedrons aluminium oksida yang
diselenggarakan bersama-sama oleh tetrahedrons silikat individu dan
tetrahedrons ganda. Sebagian besar anggota kelompok ini jarang terjadi,
tapi epidot tersebar luas di lingkungan metamorf banyak.
Berikut adalah anggota yang lebih umum dari sorosilicates :
1) Bertrandite (Berilium Hidroksida Silikat)
2) Danburite (Kalsium Boro-Silikat)
3) Kelompok Tahap III Zona Epidot :
 Allanite (Itrium Cerium Kalsium Aluminium Hidroksida Besi
Silikat)
 Clinozoisite (Kalsium Aluminium Hidroksida Silikat)
 Epidot (Kalsium Besi Aluminium Hidroksida Silikat)
 Zoisite (Kalsium Aluminium Hidroksida Silikat)
4) Hemimorphite (Zinc Hidroksida Terhidrasi Silikat)
5) Ilvaite (Kalsium Hidroksida Besi Silikat)
6) Idocrase atau Vesuvianite (Kalsium Magnesium Hidroksida
Aluminium Silikat)

 Inosilicates (rantai tunggal dan ganda)


Subclass Inosilicate (rantai tunggal dan ganda), Subclass ini berisi dua
kelompok yang berbeda: rantai tunggal dan silikat rantai ganda. Pada
kelompok rantai tunggal tetrahedrons berbagi dua oksigen dengan dua
tetrahedrons lain dan membentuk rantai yang tampaknya tak berujung.
Rasio silikon oksigen demikian 1:3. Tetrahedrons alternatif ke kiri dan
kemudian ke kanan sepanjang garis yang dibentuk oleh oksigen terkait
meskipun rantai lebih kompleks tampaknya spiral. Dalam penampang
rantai membentuk trapesium dan bentuk ini menghasilkan sudut antara
wajah kristal dan arah belahan dada. Pada kelompok rantai ganda, dua
rantai tunggal berbaring berdampingan sehingga semua tetrahedrons sisi
kanan rantai kiri dihubungkan oleh oksigen ke tetrahedrons sisi kiri rantai
yang tepat. Oksigen ekstra untuk berbagi setiap empat SiliconS
mengurangi rasio SiliconS ke oksigen ke 4:11. Rantai ganda tampak
seperti rantai enam cincin sisi yang bisa mengingatkan seseorang rantai
semanggi anak. Penampang mirip dalam rantai ganda dengan yang rantai
tunggal kecuali trapezium lebih panjang dalam rantai ganda. Perbedaan
ini menghasilkan perbedaan dalam sudut. Pembelahan dua hasil kelompok
antara rantai dan tidak memutus rantai sehingga menghasilkan pembelahan
prismatik.
Dalam silikat dirantai tunggal dua arah pembelahan berada pada sudut
hampir tepat (mendekati 90 derajat) membentuk penampang hampir
persegi. Dalam silikat rantai ganda sudut pembelahan ini dekat dengan 120
dan 60 derajat membentuk penampang belah ketupat membuat cara mudah
untuk membedakan silikat rantai ganda dari silikat rantai tunggal. Berikut
adalah anggota yang lebih umum dari inosilicates Tunggal Rantai
Inosilicates:

1) Lorenzenite (Sodium Silikat Titanium)


2) Neptunite (Sodium Lithium Kalium Besi Mangan Titanium Silikat)
3) Okenite (silikat terhidrasi Kalsium)
4) Pectolite (Sodium Kalsium Hidroksida Silikat)
5) Kelompok piroksen :
 Aegirine (Sodium Iron Silikat)
 Augit (Kalsium Natrium Magnesium Aluminium Besi Titanium
Silikat)
 Diopside (Kalsium Magnesium silikat)
 Enstatite (Magnesium silikat)
 Hedenbergite (Kalsium Silikat Besi)
 Hipersten (Magnesium Besi Silikat)
 Jadeite (Natrium Silikat Aluminium Besi)
 Spodumene (Lithium Aluminium Silikat)
6) Rhodonite (Besi Kalsium Magnesium Silikat Mangan)
7) Serandite (Sodium Kalsium Hidroksida Mangan Silikat)
8) Shattuckite (Tembaga Hidroksida Silikat)
9) Wollastonite (Kalsium Silikat)

Para Inosilicates Rantai ganda:


1) Kelompok amphibole :
 Aktinolit (Kalsium Magnesium Hidroksida Besi Silikat)
 Anthophyllite (Magnesium Hidroksida Besi Silikat)
 Cummingtonite (Besi Magnesium Hidroksida Silikat)
 Edenite (Sodium Kalsium Magnesium Hidroksida Besi Aluminium
Silikat)
 Hornblende (Kalsium Natrium Magnesium Hidroksida Besi
Aluminium Silikat)
 Riebeckite (Sodium Hidroksida Besi Silikat)
 Tremolite (Kalsium Magnesium Hidroksida Besi Silikat)
2) Astrophyllite (Besi Hidroksida Kalium Titanium Silikat)
3) Babingtonite (Kalsium Hidroksida Besi Silikat Mangan)
4) Inesite (Kalsium Hidroksida Terhidrasi Silikat Mangan)

 Cyclosilicates (cincin)
Subclass Cyclosilicate (cincin), Ini silikat membentuk rantai seperti
di inosilicates kecuali bahwa rantai menghubungkan kembali sekitar pada
diri mereka sendiri untuk membentuk cincin. Silikon untuk rasio oksigen
umumnya sama dengan inosilicates, (1:3). Cincin dapat dibuat dari tiga
tetrahedrons minimal membentuk cincin segitiga (seperti di benitoite).
Empat tetrahedrons dapat membentuk bentuk persegi kasar (seperti di
axinite). Enam tetrahedons membentuk bentuk heksagonal (seperti di
beryl, kordierit dan tourmalines). Bahkan ada delapan cincin beranggota
dan struktur cincin lebih rumit. Simetri dari cincin biasanya diterjemahkan
langsung ke simetri mineral ini, setidaknya di cyclosilicates kurang
kompleks. Cincin Benitoite adalah segitiga dan simetri adalah trigonal atau
tiga kali lipat. Cincin Beryl yang membentuk segi enam dan simetri
adalah heksagonalatau enam kali lipat. Enam Tourmalines 'cincin
beranggota yang bergantian tetrahedrons mengarah ke atas kemudian turun
menghasilkan trigonal sebagai lawan simetri heksagonal. Kurangnya
Axinite nyaris total simetri adalah karena pengaturan kompleks cincin
persegi nya, anion borate segitiga berbentuk (BO3) dan posisi kelompok
OH. Cordierite adalah pseudo-heksagonal dan analog dengan struktur
beryl kecuali bahwa pengganti aluminums untuk SiliconS di dua dari enam
tetrahedrons. Ada beberapa batu permata mineral diwakili dalam
kelompok ini, bukti kilau tinggi umum, kekerasan dan daya tahan.
Berikut adalah anggota yang lebih umum dari cyclosilicates :

1) Axinite (Kalsium Magnesium Hidroksida Besi Aluminium borosilikat


Mangan)
2) Baratovite (Lithium Kalsium Potassium Fluoride Titanium Silikat
Zirkonium)
3) Benitoite (Barium Titanium Silikat)
4) Beryl (Berylium Aluminium Silikat)
5) Cordierite (Magnesium Aluminium Silikat)
6) Dioptase [Tembaga Hidroksida Silikat]
7) Eudialyte (Natrium Klorida Kalsium Besi Mangan Hidroksida Cesium
Zirkonium Silikat)
8) Milarite (Kalium Kalsium Berilium Aluminium Silikat terhidrasi)
9) Osumilite (Sodium Besi Kalium Magnesium Aluminium Silikat)
10) Tourmaline Grup :
 Dravite (Sodium Magnesium Aluminium Boro-Silikat Hidroksida)
 Elbaite (Sodium Lithium Aluminium Boro-Silikat Hidroksida)
 Schorl (Sodium Besi Aluminium Boro-Silikat Hidroksida)
 Uvite (Kalsium Sodium Besi Magnesium Aluminium Boro-Silikat
Hidroksida)
11) Sugilite (Sodium Lithium Iron Kalium Aluminium Silikat Mangan)

 Phyllosilicates (lembar)
The Subclass phyllosilicate (lembar), Dalam subclass ini, cincin
tetrahedrons dihubungkan oleh oksigen bersama untuk cincin lainnya
dalam bidang dua dimensi yang menghasilkan struktur lembaran-seperti.
Silikon untuk rasio oksigen umumnya 1:2.5 (atau 2:5) karena hanya satu
oksigen secara eksklusif terikat dengan silikon dan tiga lainnya dibagi
setengah (1,5) ke SiliconS lainnya. Simetri dari anggota kelompok ini
dikendalikan terutama oleh simetri cincin tetapi biasanya diubah menjadi
simetri rendah oleh ion lainnya dan lapisan lainnya. Kebiasaan kristal khas
subclass ini karena itu datar, platy, buku-suka dan menampilkan belahan
dada basal yang baik. Biasanya, lembaran tersebut kemudian dihubungkan
satu sama lain oleh lapisan kation. Lapisan-lapisan kation yang lemah
terikat dan sering memiliki molekul air dan atom netral atau molekul
terjebak antara lembar. Hal ini menjelaskan mengapa subclass ini
menghasilkan mineral sangat lembut seperti bedak, yang digunakan dalam
bedak. Beberapa anggota subclass ini memiliki lembaran digulung menjadi
tabung yang menghasilkan serat asbes seperti pada serpentine.
Berikut adalah anggota yang lebih umum dari phyllosilicates :

1) Apophyllite (Kalium Sodium Terhidrasi Kalsium Fluorida Hidroksida


Silikat)
2) Cavansite (Terhidrasi Kalsium Silikat Vanadium)
3) Chrysocolla (Tembaga Aluminium Hidroksida Silikat terhidrasi
Hidrogen)
4) Grup Klorit :
 Klorit (Besi Magnesium Hidroksida Aluminium Silikat)
 Clinochlore (Besi Magnesium Hidroksida Aluminium Silikat)
 Cookeite (Lithium Aluminium Hidroksida Silikat)
 Kaolinit (Aluminium Hidroksida Silikat)
 Pyrophyilite (Aluminium Hidroksida Silikat)
 Talk (Magnesium Hidroksida Silikat)
5) Gyrolite [Kalsium hidroksida Terhidrasi Silikat]
6) Mica Grup:
 Biotit (Besi Magnesium Kalium Aluminium Hidroksida Fluorida
Silikat)
Lepidolite (Lithium Aluminium Fluorida Kalium Hidroksida
Silikat)
 Moskow (Aluminium Fluorida Kalium Hidroksida Silikat)
 Phlogopite (Magnesium Aluminium Fluorida Kalium Hidroksida
Silikat)
 Zinnwaldite (Lithium Iron Kalium Aluminium Hidroksida Fluorida
Silikat)
7) Prehnite (Kalsium Aluminium Hidroksida Silikat)
8) Serpentine (Magnesium Hidroksida Besi Silikat)

 Tectosilicates (kerangka kerja)


Subclass Tectosilicate (kerangka kerja), Subclass ini sering disebut
"Silikat Kerangka" karena strukturnya terdiri dari tetrahedrons saling pergi
ke luar ke segala arah membentuk kerangka rumit analog dengan kerangka
bangunan besar. Dalam subclass ini semua oksigen dibagi dengan
tetrahedrons lain yang memberikan silikon untuk rasio oksigen dari 1:2.
Dalam keadaan murni dekat silikon dan oksigen hanya mineral adalah
kuarsa (SiO2). Tapi tectosilicates tidak sesederhana itu. Ternyata bahwa
ion aluminium dengan mudah dapat menggantikan ion silikon di
tetrahedrons sampai dengan 50%. Dalam subclass lain substitusi ini terjadi
sampai batas lebih terbatas tapi dalam tectosilicates itu adalah dasar utama
dari struktur yang berbeda-beda.Sementara tetrahedron hampir sama
dengan aluminium pada pusatnya, tuduhan itu sekarang menjadi lima
negatif (-5) bukan empat negatif normal (-4). Karena muatan dalam kristal
harus seimbang, kation tambahan diperlukan dalam struktur dan ini adalah
alasan utama untuk variasi besar dalam subclass ini. Berikut adalah
anggota yang lebih umum dari subclass tectosilicate :

1) Feldspar Group:
 Albite (Sodium Silikat Aluminium)
 Andesin (Sodium Kalsium Aluminium Silikat)
 Anorthite (Kalsium Aluminium Silikat)
 Bytownite (Kalsium Natrium Silikat Aluminium)
 Labradorit (Sodium Kalsium Aluminium Silikat)
 Microcline (Silikat Aluminium Kalium)
 Oligoclase (Sodium Kalsium Silikat)
 Orthoclase (Silikat Aluminium Kalium)
 Sanidine (Silikat Aluminium Kalium)
2) Grup feldspathoid :
 Cancrinite (Sodium Kalsium Karbonat Aluminium Silikat)
 Lazurite (Sodium Kalsium Klorida Sulfat Aluminium Silikat
Sulfida)
 Leucite (Silikat Aluminium Kalium)
 Nepheline (Natrium Kalium Aluminium Silikat)
 Sodalite (Natrium Klorida Aluminium Silikat)
3) Grup Quartz : (Semua Silikon Dioksida)
 Coesite
 Kristobalit
 Kuarsa
 Tridimit
4) Scapolite (Kalsium Natrium Klorida Sulfat Aluminium Silikat
Carbonate)
5) Grup Zeolit :
 Analcime (Terhidrasi Sodium Silikat Aluminium)
 Chabazite (Terhidrasi Kalsium Aluminium Silikat)
 Harmotome (Barium Kalium Terhidrasi Aluminium Silikat)
 Heulandite (Sodium Kalsium Silikat terhidrasi Aluminium)
 Laumontite (Terhidrasi Kalsium Aluminium Silikat)
 Mesolite (Sodium Kalsium Silikat terhidrasi Aluminium)
 Natrolite (Terhidrasi Sodium Silikat Aluminium)
 Phillipsite (Terhidrasi Natrium Kalium Kalsium Aluminium Silikat)
 Scolecite (Terhidrasi Kalsium Aluminium Silikat)
 Stellerite (Terhidrasi Kalsium Aluminium Silikat)
 Stilbite (Sodium Kalsium Silikat terhidrasi Aluminium)
 Thomsonite (Sodium Kalsium Silikat terhidrasi Aluminium)

B. Mineral Non silikat

1. Pengertian

Mineral non-silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya


bukan dari silica. Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia
yang sederhana ; berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan
sulfur), atau oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native
element seperti tembaga, perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali
Pirit, tidak jarang ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi
dalam urat (Vein) dengan cukup besar.
2. Pembagian mineral – mineral non silikat :

a. Mineral Sulfida

Gambar 3.1

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini
terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang).
Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal). Pembentukan
mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api
yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama
yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian
terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan
mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur
sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan
sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya
adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan
diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena
unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki
tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan
unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3),
Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite
(Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides,
arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.

b. Mineral oksida dan hidroksida


Gambar 3.2

Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus
hidroksil hidroksida (OH atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat
persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya
lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali
sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome,
mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling
umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2).
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran
atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi
pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama
seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya
adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah
goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O).

c. Mineral Carbonat

Gambar 3.3

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”,


umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”,
CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan
utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat terbentuk pada
lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk
pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua
(caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk
nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki
kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari
senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah
dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan
contoh mineral nitrat dan borat adalahniter (NaNO3) dan borak
(Na2B4O5(OH)4.8H2O).

d. Mineral Sulfat

Gambar 3.4

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi
logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya
terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya,
kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida
berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat,
kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut
juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-
masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite
(calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan
gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral
chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.

BAB III

Kesimpulan

Minetral adalah zat yang terdapat di alam dengan kandungan kimia


homogen, dan bentuk yang teratur (sistem kristal) yang terbentuk secara alamiah
atau melalui proses anorganik. Mineral memiliki struktur kristal karna mempunyai
sifat-sifat kimia dan fisika yang penempatan atom-atom beraturan di bagian
dalamnya.

Mineral adalah bahan alamiah yang bersifat an-organik, biasanya berbentuk


kristal, terdiridari satu unsur dengan komposisi kimia tetap dan memiliki sifat-
sifat fisik tertentu. Daridefinisi ini jelaslah bahwa dalam geologi, batubara,
minyak bumi endapan kersik dan mineral buatan manusia tidak dapat
dikategorikan sebagai mineral.

Mineral adalah suatu bahan atau unsur kimia, gabungan kimia atau suatu
campuran darigabungan-gabungan kimia anorganis, sebagai hasil dari proses-
proses fisis dan kimia khusus secara alami. Mineral merupakan suatu bahan yang
homogen dan mempunyai susunan atau rumus kimia tertentu. Bila kondisi
memungkinkan, mendapat suatu struktur yang sesuai, dimana ditentukan
bentuknya dari kristal dan sifat-sifat fisisnya.
Klasifikasi /pengelompokan mineral yang digunakan berdasarkan klasifikasi
menurut JamesD.Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang didasarkan
pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristal, adalah mineral silikat dan
non silikat.

Daftar Pustaka
 http://bumi-is-earth.blogspot.com/2011/05/berdasarkan-senyawa-
kimiawinya-mineral.html http://globevangobel.blogspot.com/2012/05/sifat
-kimiawi-mineral.html
 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.galleries.com/Silicates&ei=7drKUPOrOI2srAfni4HgCA
 http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CEUQFjAD&url=htt
p%3A%2F%2Frepository.ipb.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle
%2F123456789%2F46488%2FBAB%2520II%2520Tinjauan
%2520Pustaka_%25202011aah.pdf%3Fsequence
%3D5&ei=_J7KUKqiE8XjrAfm94HIBQ&usg=AFQjCNGwcoDKmgdSw
MrqLl_5AbpAGfaUhw&bvm=bv.1355325884,d.bmk
 http://dc161.4shared.com/doc/tNjECmqb/preview.html http://www.docstoc
.com/docs/31282440/mineral-silikat
 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://imnh.isu.edu/Exhibits/Online/RLO/GeoOutreach/index.php
%3Fr%3Dmineral%26s
%3Dnonsilicates&ei=G_jKUMvQFMjtrAeC7ICgAw

Anda mungkin juga menyukai