Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geographya. Dimana geo berarti bumi dan
graphein berarti tulisan, uraian, atau deskripsi.

Geografi sebagai sebuah bidang kajidan dikenal dengan berbagai istilah.

Jika ditelaah dari kata asal geografi tersebut, maka geografi merupakan ilmu pengetahuan
yang menuliskan, menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan
bumi.

Selama perkembangannya, ilmu geografi banyak didefinisikan oleh para ahli geografi.
Berikut beberapa ahli yang mendefisnisikan geografi, diantaranya:

1. Alexander von Humbolt (1769-1859)


Mengemukakan bahwa geografi identik atau serupa dengan geografi fisik. Ia menjelaskan
bagaimana kaitan bumi dengan matahari dan perilaku bumi dalam ruang angkasa, gejala
cuaca dan iklim dunia, tipe-tipe permukaan bumi dan proses terjadinya, serta hal-hal yang
berkaitan dengan  hidrosfer.
2. Armin K. Lobeck (1939)
Geografi merupakan suatu studi tentang hubungan-hubungan yang ada antara kehidupan
dengan lingkungan fisiknya
3. Bintarto
Mengatakan bahwa geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan
bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta
permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan regional untuk
kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan.
4. Daldjoeni
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia mencakup tiga hal pokok,
yaitu spasial (ruang), ekologi dan region (wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari
persebaran gejala baik yang alami maupun manusiawi di muka bumi. Dalam hal ekologi,
geografi mempelajari bagaimana manusia harus mampu  beradaptasi dengan
lingkungannya. Dalam hal region, geografi mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal
manusia berdasarkan kesatuan fisiografisnya.
5. Ferdinand von Richthoven (1833-1905)
Dalam kuliah-kuliahnya pada tahun 1833 telah merumuskan definisi yang pertama kali
membatasi pengertian geografi hanya pada permukaan bumi
6. Karl Ritter
Mengatakan bahwa geografi adalah ilmu tentang daerah yang berbeda-beda di
permukaan bumi dalam keragamannya.
7. Richard Hartshorne
Geografi adalah ilmu yang berkepentingan untuk memberikan deskripsi yang teliti,
beraturan, dan rasional tentang sifat variabel permukaan bumi. Dalam pandangan
Hartshorne, geografi adalah suatu ilmu yang mampu menjelaskan tentang sifat-sifat
variabel permukaan bumi secara teliti, beraturan, dan rasional.
8. Seminar Lokakarya (1988)
Menyarankan bahwa definisi geografi yaitu sebagai suatu ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan
kewilayahan dalam konteks keruangan.
9. Yeates (1963)
Mengemukakan bahwa geografi adalah ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional
dan lokasi dari berbagai sifat beraneka ragam di permukaan bumi.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa geografi adalah
ilmu yang mempelajari tentang gejala dan kehidupan di muka bumi serta interaksi manusia
di lingkungannya dalam kaitannya dengan hubungan atau susunan keruangan dan
kewilayahan.

Konsep Geografi
1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi menjelaskan suatu objek atau fenomena geosfer berkaitan dengan letaknya
di permukaan bumi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi
relatif.

a. Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak yang bersifat tetap. Lokasi absolut ditentukan dengan sistem
koordinat garis lintang dan garis bujur.

Lokasi absolut memiliki sebuah fungsi atau kegunaan, yaitu untuk menentukan
fenomena/gejala dalam ruang di permukaan bumi atau dalam peta.

b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif menunjukkan letak berdasarkan kondisi daerah sekitarnya. Lokasi relatif
merupakan suatu lokasi yang memiliki arti penting terhadap wilayah di sekitarnya.
Bisa juga wilayah tersebut menjadi wilayah yang tidak diminati  atau bahkan dihindari oleh
masyarakat di sekitarnya.

Dengan kata lain, lokasi relatif adalah lokasi suatu objek yang nilainya ditentukan oleh
objek-objek lain di luarnya.

Sebagai contoh, lokasi Desa Suka Maju jauh dari kota dan jauh dari jalan raya dibanding
lokasi Desa Baru Jadi yang terletak dekat kota dan di pinggir jalan raya.

2. Konsep Jarak
Konsep ini mengkaji jarak antara suatu tempat dengan tempat lain. Konsep jarak dibedakan
menjadi dua, yaitu jarak absolut dan jarak relatif.

a. Jarak Absolut
Jarak absolut diukur menggunakan satuan panjang

b. Jarak Relatif
Jarak relatif diukur dengan mempertimbangkan rute, waktu, atau biaya.

3. Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan mengkaji aksesbilitas suatu tempat. .

Ketersediaan sarana prasarana untuk menjangkau suatu wilayah yang jauh akan mudah
dijangkau apabila sarana dan prasarana transportasi memadai.

Sebaliknya jarak yang dekat, tetapi kondisi sarana prasarana transportasi kurang memadai
menunjukkan aksesbilitas wilayah rendah

Aksesbilitas dapat pula dipengaruhi oleh faktor budaya di suatu tempat.

Faktor adat istiadat dan sikap masyarakat setempat yang sulit untuk menerima pengaruh
dari luar, akan dapat menyebabkan suatu tempat sulit dijangkau.

Suharyono (1994) dalam bukunya yang berjudul "Filsafat Geografi" menjelaskan bahwa:

"Keterjangkauan tidak selalu berkait dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi
medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai.

Suatu tempat dapat dikatakan dalam keadaan terasing atau terisolasi kalau tempat itu
sukar dijangkau (dengan sarana komunikasi atau angkutan) dari tempat-tempat lain, meski
tempat tersebut relatif tidak jauh dari tempat-tempat lain itu
Rintangan medan berupa adanya rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, dan rawa-
rawa atau gurun pasir yang luas merupakan contoh penyebab suatu tempat kurang dapat
dijangkau dari tempat-tempat lain.

Faktor sosial yang berupa bahasa, adat istiadat serta sikap penduduk yang berlainan
(mencurigai setiap orang asing sebagai musuh) dapat pula menjadikan faktor penyebab
keterjangkauan suatu tempat."

4. Konsep Pola
Konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang di
muka bumi, baik bersifat alami ataupun sosial budaya.

Fenomena alami, misalnya aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan.

Fenomena sosial budaya, misalnya permukiman, persebaran penduduk, pendapatan, mata


pencaharian, jenis rumah, tempat tinggal dan sebaginya.

Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena, memahami makna atau
artinya, serta berupaya untuk memanfaatkannya dan di mana mungkin juga
mengintervensi atau memodifikasi pola-pola guna mendapatkan manfaat yang lebih besar.

Sebagai contoh, orang berladang dan menggembalakan ternak di daerah yang hujannya
kurang dan bersawah di daerah yang cukup air.

Di kawasan yang sudah maju orang membuat terusan-terusan untuk lebih memanfaatkan
sungai-sungai yang ada sebagai angkutan air.

Dengan mengingat adanya aliran sungai, tanah yang subur, tanah datar yang terbatas, ada
pola-pola permukiman yang memanjang (sepanjang tepi sungai), meggerombol,
menyebar, dan terpencar tidak merata.

Pada daerah perkotaan yang dibangun secara terencana orang membuat daerah
permukiman dengan pola sedemikian rupa untuk memudahkan setiap penduduk mencapai
pasar/tempat berbelanja, pergi ke kantor, pergi ke sekolah dan sebagainya dengan mudah
serta mewujudkan kehidupan sehari-hari yang nyaman dan akrab.

Sebaliknya, dalam keadaan serba keterbatasan segolongan orang tinggal pada rumah yang
saling berimpitan tanpa disertai adanya fasilitas pelayanan umum yang cukup memadai.

5. Konsep Morfologi
Konsep morfologi merupakan konsep yang berhubungan dengan relief (bentuk permukaan
bumi) yang berbeda-beda, sehingga kegunaanya pun berbeda.

Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam memiliki hubungan dengan aktivitas
atau kegiatan manusia dalam hidupnya.

Morfologi menggambarakan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan


atau penurunan wilayah (secara geologi) yang lazimnya disertai erosi dan sedimentasi
hingga ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang berpegunungan dengan
lereng-lereng, lembah-lembah dan dataran aluvial.

Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang terkait dengan erosi dan pengendapan,
penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air serta jenis vegetasi yang dominan.

Bentuk dataran ataupun plato (dengan kemiringan tak lebih dari 5 derajat) merupakan
perwujudan wilayah yang mudah digunakan sebagai daerah permukiman dan usaha
pertanian serta usaha-usaha perekonomian lainnya.

Jika diperhatikan peta persebaran penduduk di Asia ternyata penduduk yang padat
terpusat terutama di lembah-lembah sungai besar dan tanah-tanah datar yang subur.

Sedang wilayah yang penuh dengan pegunungan atau dengan lereng-lereng yang terjal
yang mempunyai keterjangkauan sangat terbatas lazimnya merupakan wilayah yang jarang
penduduknya atau bahkan tidak didiami manusia.

Bentuk pulau dengan garis-garis pantai yang panjang memberi arti yang khusus mengingat
nilai maritimitas (rasio panjang pantai dengan luas daratan) yang tinggi.

6. Konsep Aglomerasi
Konsep aglomerasi berkaitan dengan pemusatan atau pengelompokan suatu fenomena di
permukaan bumi.

Contohnya masyarakat cenderung mengelompok pada tingkat sejenis, sehingga timbul


daerah elite, daerah kumuh, pedagang besi tua, dan pedagang barang.

Aglomerasi merupakan kecenderungan yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah


yang relatif sempit yang paling menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala
maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.

Pada masyarakat kota cenderung tinggal mengelompok pada tingakt yang sejenis
sehingga timbul daerah permukiman elit, daerah tempat tinggal para pedagang, daerah
permukiman kompleks perumnas, yang kebanyakan penghuninya pegawai negeri serta ada
juga daerah permukiman kumuh.

Sedang pada masyarakat pedesaan yang masih agraris penduduk cenderung


menggerombol di tanah datar yang subur dan membentuk perdukuhan atau pedesaan;
makin subur tanahnya dan makin luas dataran makin besar desa dan jumlah penduduknya.

Sebaliknya, makin terbatas tanah datar dan juga kurang subur, gerombolan dukuh atau
desa makin kecil dan makin terpencar letaknya.

Salah satu keuntungan yang didapatkan dengan adanya aglomerasi penduduk yang padat
ialah dimungkikannya pengembangan sistem ekonomi aglomerasi yang memanfaatkan
jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemasaran/pelayanan namun hanya meliputi
wilayah yang sempit.

Ini berarti memungkinkan efisiensi yang tinggi dalam produksi, pengangkutan barang
maupun pemasangan atau pengadaan sarana-sarana untuk pelayanan umum.

Ekonomi aglomerasi itu sendiri artinya penghematan akibat menurunnya biaya rata-rata
produksi atau pemeberian jasa, dan dapat terjadi melalui ekonomi skala atau ekonomi 
skala internal (penghematan akibat meningkatnya skala operasi), ekonomi lokaslisasi atau
ekonmi skala eksternal (penghematan akibat menurunnya biaya rata-rata produksi per unit
karena kedekatan lokasi atau kesamaan dalam melakukan kegiatan), ekonomi transfer
(penghematan karena biaya pengangkutan yang relatif murah), dan ekonomi urbanisasi
(penghematan karena aglomerasi industri di wilayah perkotaan yang besar).

7. Konsep Nilai Kegunaan


Pada konsep ini, daerah memiliki nilai manfaatnya tersendiri terutama bagi orang yang
menggunakannya.

Contohnya tempat wisata, bagi wisatawan merupakan tempat untuk berekreasi, namun
bagi pedagang tempat wisata tersebut merupakan tempat berdagang yang
menguntungkan.

8. Konsep Interaksi dan Interdependensi


Setiap wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan hubungan
dengan wilayah lain, sehingga memunculkan adanya hubungan timbal balik dalam bentuk
arus barang dan jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain.

Misalnya: gerakan orang, barang, dan gagasan dari suatu tempat ke tempat lain seperti,
Pergerakan penduduk, berupa sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan migrasi.
Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
Pergerakan berita (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-lain, terhadap
pembaca atau pemirsa.

9. Konsep Diferensiasi Area


Konsep diferensiasi area berkaitan dengan ciri khas suatu daerah yang tidak dimiliki oleh
daerah lainnya, sehingga menjadikan ciri tersebut sebagai suatu nilai tersendiri yang
terdapat didalamnya.

Misalnya daerah di pegunungan sebagai daerah pertanian yang menghasilkan sayuran,


perikanan laut atau tambak pantai, dan di daerah yang relatif datar terdapat tanaman padi.

10. Konsep Keterkaitan Keruangan


Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain, atau
adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial
penduduknya.

Dengan kata lain konsep ini menggambarkan hubungan antara persebaran gejala geografi
di suatu tempat dengan gejala lain.

Ilmu Pendukung Geografi


1. Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk permukaan bumi akibat tenaga
dari dalam bumi (endogen: vulkanisme, tektonisme, gempa bumi),termasuk struktur,
komposisi dan sejarahnya.
2. Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi serta
perubahannya akibat tenaga dari luar (Exogen: pelapukan, erosi, sedimentasi).
3. Meteorologi
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer, yaitu tentang udara, cuaca, suhu,
angin, awan, curah hujan, radiasi matahari, dan sebagainya. Meteorologi sangat penting
bagi informasi cuaca terutama untuk penerbangan, pelayaran, pertanian dan industri.
4. Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air di permukaan bumi/tanah, di bawah
tanah; termasuk sungai, danau, mata air, air tanah dan rawa-rawa
5. Klimatologi
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim dan kondisi rata-rata cuaca.
6. Antropologi
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia khususnya mengenai ciri,
warna kulit, bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya.
7. Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
8. Demografi
Demografi  adalah ilmu yang mempelajari dan menguraikan tentang penduduk. Komposisi
penduduk, dan jumlah penduduk.

Objek Studi Geografi


1. Objek Material
Objek material merupakan sasaran atau isi suatu kajian. Adapun yang termasuk objek
kajian geografi adalah fenomena geosfer terdiri dari:

1. atmosfer, cuaca dan iklim, litosfer (lapisan batu-batuan),


2. hidrosfer (lapisan air), biosfer (lapisan kehidupan flora dan fauna),
3. pedosfer (mempelajari ttg tanah) dan
4. antroposfer (lapisan kehidupan manusia yang merupakan “tema sentral” diantara
sfera-sfera lainnya).
2. Objek Formal
Objek formal adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu
masalah. Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek, yakni
aspek keruangan (spasial), kelingkungan (ekologi), kewilayahan (teritorial), dan aspek waktu
(temporal).

Dalam mengkaji suatu permasalahan geografi, geografi fisis dan geografi manusia tidak
dapat dipisahkan. Bahkan masing-masing cabang geografi saling membutuhkan dan saling
melengkapi.

Oleh karena itu, kajian geografi akan menyimpang dari tujuannya apabila tidak terjadi
konsep penyatuan dalam mengkaji permasalahan. 

Prinsip Geografi
1. Prinsip Persebaran
Di permukaan bumi terdapat persebaran gejala alam.

Di mana persebaran alam yang tidak merata di permukaan bumi yang meliputi bentang
alam, tumbuhan, hewan, dan mansia disebut dengan prinsip persebaran.

Persebaran gejala atau fakta yang terjadi di permukaan bumi yang tidak merata bisa
digambarkan dan diungkapkan dalam ruang atau wilayah.
Sehingga dengan melihat dan menggambarkan gejala tersebut pada peta, maka akan bisa
diungkapkan hubungan antara gejala satu dengan yang lainnya.

2. Prinsip Interelasi
Suatu hubungan yang saling terkait dalam ruang atau antara gejala satu dengan gejala
yang lain, disebut prinsip interleasi.

Hubungan antara satu faktor denga faktor yang lain tersebut, antara lain hubungan antara
faktor fisis dengan faktor fisis, faktor manusia dengan faktor manusia, dan faktor fisi
dengan faktor manusia yang pada akhrinya akan bisa diketahui karakteristik atau gejala
yang ada pada suatu wilayah tersebut.

3. Prinsip Deskripsi
Prinsip deskripti bisa diartikan sebagai penjelasan yang lebih jauh atau lebih terperinci
tentang gejala atau fenomena alam yang sedang dipelajari dan diselidiki.

Prinsip deskriptif bisa disajikan dalam bentuk tulisan atau kalimat, peta, gambar, tabel, dan
juga grafik.

Maksud dari prinsip deskripsi yaitu pada interelasi gejala satu dengan yang lain atau antara
faktor yang satu dengan faktor yang lain bisa dijelaskan sebab dan akibat dari interelasi
tersebut.

Penjelasan tentang sebab dan akibat dari interelasi bisa dijelaskan, di mana penjelasan atau
deskripsi tersebut bisa memberikan gambaran yang lebih jauh tentang gejala yang sedang
dipelajari.

4. Prinsip Korologi
Prinsip korologi merupakan prinsip yang meinjau gejala, fakta, ataupun masalah geografi di
suatu tempat yang ditinjau persebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya
dalam ruang tertentu, di mana ruang tersebut akan memberikan karakteristik kepada
kesatuan gejala tersebut.

Ruang yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi, baik keseluruhan ataupun sebagian,
termasuk juga atmosfer yang paling bawah (troposfer), litosfer, hidrosfer, dan organisme.

Prinsip keruangan atau korologi ini sangat komprehensif karena sangat berkaitan dengan
ketiga prinsip sebelumnya. Di mana prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern.
Pendekatan Geografi

Pendekatan Geografi
1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang
menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif
geografi dapat dipandang dari struktur, pola, dan proses.

Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan
proses.

Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-


elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu:

(1) kenampakan titik (point features),


(2) kenampakan garis (line features), dan
(3) kenampakan bidang (areal features).

Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan
elemen-elemen pembentuk ruang.

Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

What? Struktur ruang apa itu?


Where? Dimana struktur ruang tersebut berada?
When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk seperti itu?
Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
Who suffers what dan who benefits what? Bagaimana struktur Keruangan tersebut
didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.

2. Pendekatan Kelingkungan
Pendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi
pada lingkungan.

Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan dengan hubungan kehidupan manusia


dengan lingkungan fisiknya.Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal
dengan Ekosistem.

Salah satu teori dalam pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.

Geografi berkenaan dengan interelasi antara kehidupan manusia dan faktor fisik yang
membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya.

Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia
dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem.

Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan ketiga
lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.

Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting untuk


memahami fenomena geofer.

Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada
keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada.

Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara


makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan:

(1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia.

(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta
kesadaran akan lingkungan.

Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut.
Lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment)
dan lingkungan fenomena (phenomena environment).

Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan
kesadaran lingkungan.

Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan
budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai
lingkungan.

Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan


alam manusianya.

Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan
fenomena alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan
dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan.

Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan
produk dan proses anorganik.

Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada


wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri
khas pada pendekatan kelingkungan.

Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi.
Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.


Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.

Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan
sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor.
Dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi
jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu.
2. Mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola
alam di lokasi tersebut.
3. Mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya).
4. Menganalisis hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang
ditimbulkan.
5. Mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.

3. Pendekatan Kewilayahan
Dalam pendekatan kewilayahan, yang dikaji tentang penyebaran fenomena, gaya dan
masalah dalam keruangan, interaksi antara variabel manusia dan variabel fisik
lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya.

Pendekatan ini merupakan pendekatan keruangan dan lingkungan, maka kajiannya adalah
perpaduan antara keduanya.

Kesimpulannya: pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahana dalam kerjanya


merupakan satu kesatuan yang utuh.

Pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. jadi fenomena, gejala,
dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit
ekosistem dalam ruang.

Penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat menghasilkan


berbagai alternatif- alternatif pemecahan masalah.
Aspek Geografi
1. Aspek Fisik
Aspek fisik geografi membahas tentang geosfer yang bersifat fisik, seperti air, tanah, dan
iklim dengan segala proses alamiahnya. Dalam hal ini aspek fisik geografi sebagai berikut:
Aspek Topologi
Aspek topologi meliputi unsur letak, batas, luas, dan bentuk (morfologi) dari suatu wilayah.
Aspek Biotik
Aspek biotik yaitu aspek yang meliputi unsur vegetasi seperti tumbuhan atau flora, hewan
(fauna), dan kajian penduduk.
Aspek Nonbiotik
Apek nonbiotik adalah aspek yang meliputi unsur-unsur nonbiotik seperti tanah, hidrologi
yang mencakup air darat dan air laut, dan juga kondisi iklim dari suatu wilayah.

2. Aspek Manusia
Dalam aspek manusia yang dijadikan objek adalah manusia dengan berbagai gejalanya.
Dalam geografi sosial atau manusia terdapat empat aspek, yaitu ekonomi, politik, sosial,
dan budaya.
Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi yaitu aspek yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian yang
meliputi pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan,
transportasi, dan pasar.
Aspek Politik
Aspek politik adalah aspek yang meliputi unsur pemerintahan dan kepartaian yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat
Aspek Sosial
Aspek sosial adalah aspek yang meliputi unsur tradisi, adat istiadat, komunitas, kelompok
masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial
Aspek Budaya
Aspek budaya yaitu aspek yang meliputi kajian unsur pendidikan, agama, bahasa, dan
kesenian yang ada dalam kebudayaan manusia.

Anda mungkin juga menyukai