Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM NUSANTARA SEHAT DALAM UPAYA

PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

NAMA NIM

Ain Rahmawati 02026001

Aira Nazais Prameswari 02026002

Isrotul Mufarrohah 02026010

Nabilla Suci Ariestya 02026018

Dosen Pengampus:

Dasman. SH, MH

AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA

TAHUN 2020/202
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil

‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga dapat menyelesaikan makalah “PROGRAM NUSANTARA SEHAT

DALAM UPAYA PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN” ini dengan tepat

waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk

menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Tak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, kepada bapak dosen yang telah

meluangkan waktu membimbing kami semua.

Penulis tentu menyadari makalah ini hadir dengan segala

kesederhanaannya dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dalam

penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi Insya Allah. Akhirnya,

semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembacanya dan Allah senantiasa

meridhai segala urusan kita. Amin yarabbal ‘alamin.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................4

B.Rumusan Masalah..........................................................................................7

C.Tujuan Makalah.............................................................................................7

BAB II.....................................................................................................................8

PEMBAHASAN.....................................................................................................8

A.Pengertian Nusantara Sehat..........................................................................8

B.Tujuan Program Nusantara Sehat...............................................................9

D.Peserta Tim Program Nusantara Sehat (SDM).........................................11

E. Mekanisme Pelaksanaan Program............................................................13

F.Mekanisme Pelaksanaan Program..............................................................17

G.Kelebihan dan Kekurangan Program Nusantara Sehat..........................19

BAB III..................................................................................................................25

PENUTUP.............................................................................................................25

A.Kesimpulan...................................................................................................25

B.Saran..............................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

BAB I

PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi dalam mendukung pembangunan

nasional. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 Pasal 28H menyatakan bahwa setiap orang berhak

hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan.

Indonesia yang mempunyai geografi berupa daratan, lautan,

pegunungan serta banyaknya pulau-pulau yang tersebar menyebabkan

akses pelayanan kesehatan untuk daerah tertentu sangat sulit dijangkau.

Fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan Pemerintah masih banyak

yang belum tersedia tenaga kesehatannya. Hal tersebut menyebabkan

pelayanan kesehatan di daerah tidak dapat dilaksanakan secara optimal.

Pasal 26 ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah mengatur penempatan

tenaga kesehatan untuk pemerataan pelayanan kesehatan dan Pasal 5

ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama

dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan

pada ayat (2) menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam

memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

Dengan melihat dua aturan tersebut diatas bahwa seluruh rakyat

Indonesia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.

2
Meningkatkan jumlah, penyebaran, komposisi dan mutu tenaga

kesehatan merupakan tantangan masa depan pembangunan kesehatan.

Ketersedian tenaga kesehatan yang memadai merupakan salah satu faktor

pendukung dalam percepatan pencapaian derajat kesehatan masyarakat

yang baik sebagai salah satu tujuan pembangunan kesehatan serta dalam

upaya mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Situasi di DTPK sangat berbeda dengan daerah lainnya. Ketersediaan

tenaga kesehatan dan sarana prasarana merupakan masalah utama yang

terjadi di lapangan. Namun demikian, aktivitas pelayanan wajib

dilaksanakan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak dapat

ditunda. Oleh sebab itu diperlukan kebijakan khusus mengenai model

penempatan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan

disesuaikan dengan karakteristik daerah dan tidak menyamaratakan

kebijakan tersebut untuk seluruh wilayah Indonesia.

Pemerintah telah melakukan berbagai program dalam rangka

pemenuhan akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk DTPK

melalui penempatan dokter, dokter gigi dan bidan Pegawai Tidak Tetap

2
(PTT) serta penugasan khusus untuk tenaga kesehatan lulusan Diploma 3

lainnya. Namun demikian masih diperlukan suatu program penempatan

tenaga kesehatan yang komprehensif melalui pendekatan promotif,

preventif dan kuratif, dan rehabilitatif. Oleh karena itu Pemerintah

menugaskan tenaga kesehatan melalui Penugasan Khusus Tenaga

Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat yang diharapkan

mampu melaksanakan program secara terintegrasi dan memberikan

pelayanan kesehatan secara optimal di tingkat pelayanan dasar

khususnya di DTPK. Penugasan khusus tenaga kesehatan tersebut

dilaksanakan sesuai dengan amanat Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Penugasan Khusus

Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat

dilaksanakan untuk mendukung fungsi puskesmas dalam hal

penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Program Nusantara Sehat ?

2. Bagaimana Tujuan Nusantara Sehat ?

3. Bagaimana Landasan Hukum Nusantara Sehat ?

4. Bagaimana Sumber Daya Yang Digunakan ?

2
5. Bagaimana Mekanisme Pelaksanaann Program Nusantara Sehat ?

6. Bagaimana Knsep Manajemen Pelaksanan Program Nusantara Sehat ?

7. Bagaimana Kelebihan Dan Kekurangan Nusantara Sehat ?

C.Tujuan Makalah

1. Memberikan Pengetahuan Program Nusantara Sehat.

2. Menjelaskan Tujuan Program Nusantara Sehat.

3. Menjelaskan Landasan Hukum Nusantara Sehat.

4. Menjelaskan Sumber Daya Yang Digunakan.

5. Menjelaskan Mekanisme Pelaksanaann Program Nusantara Sehat.

6. Menjelaskan Konsep Manajemen Pelaksanan Program Nusantara Sehat.

7. Memberikan Pengetahuan tentang Kelebihan Dan Kekurangan Nusantara

Sehat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Nusantara Sehat

Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk periode

2015 – 2019 adalah penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes) Primer. Prioritas

ini didasari oleh permasalahan kesehatan yang mendesak seperti angka kematian

ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup yang

sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer. Penguatan yankes primer

mencakup tiga hal: Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana (pembenahan

fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga kesehatan).  

Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang

dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan tersebut.

Program ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan

oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan

berkeadilan.

“Promotif adalah  suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi

kesehatan. “

5
Penguatan yankes primer adalah garda terdepan dalam pelayanan

kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dan

melakukan upaya preventif melalui pendidikan kesehatan, konseling serta skrining

(penapisan).

B.Tujuan Program Nusantara Sehat

Program Nusantara Sehat bertujuan untuk menguatkan layanan kesehatan primer

melalui peningkatan  jumlah, sebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan

dengan berbasis pada tim dan melibatkan dokter, bidan, perawat, dan tenaga

kesehatan lainnya. Program ini merupakan program lintas Kemenkes yang fokus

tidak hanya pada kegiatan kuratif tetapi juga promotif dan preventif untuk

mengamankan kesehatan masyarakat (public health) dari daerah yang paling

membutuhkan sesuai dengan Nawa Cita, “Membangun dari Pinggiran”

“Kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan

pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan

penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian

kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.”

Pada tahap kedua, setelah identifikasi masalah diharapkan mahasiswa

menyelesaikan masalah dengen problem solving. “Problem solving adalah

suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan

memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat

diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151)”

5
Saya bisa membayangkan bagaimana susahnya masyarakat di pelosok dari
program Nusantara Sehat untuk diajak hidup sehat. Harus melalui pendekatan
yang lama, barulah mereka mau mengikuti program-program kerja kami di desa
tersebut. Saya memberikan apresiasi kepada tim Nusantara Sehat yang ditugaskan
ke pelosok-pelosok daerah, 2 tahun waktu yang cukup baik untuk mengubah dan
mengajak mereka untuk hidup sehat serta memberikan informasi Kesehata

C.Landasan Hukum Program Nusantara Sehat


1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5607);

3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan

Pendekatan Keluarga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2016 Nomor 1223);

5
D.Peserta Tim Program Nusantara Sehat (SDM)

Peserta program adalah para tenaga profesional kesehatan dengan latar

belakang tenaga kesehatan yang berbeda yang terdiri dari dokter, dokter gigi,

perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,

tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian,

dengan persyaratan usia di bawah 30 tahun dan bersedia mengabdikan dirinya

untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhan

Kementerian Kesehatan.

Peserta Tim Nusantara Sehat melalui proses seleksi administrasi dan

seleksi psikologi (test psikologi, FGD, dan wawancara). Peserta yang lolos seleksi

adalah peserta yang memperlihatkan kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi

yang baik, memperlihatkan inisiatif dan pengambilan keputusan yang baik, serta

berkomitmen terhadap tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

“Preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah

kesehatan/penyakit.”

Tim Nusantara sehat tahap I sudah berjalan sejak bulan Mei 2015, dan

tahap ke II sudah masuk tahap seleksi dengan 12ribu pendaftar dari berbagai

profesi. Namun masih sangat disayangkan, dalam program Nusantara Sehat ini

peserta profesi Dokter Umum masih sangat kurang dari yang dibutuhkan.

Dalam program ini, pengiriman sekitar 960 tenaga kesehatan akan dilakukan

secara stimulan ke 120 puskesmas dan mereka akan berada dimasing-masing

puskesmas selama 2 tahun kontrak kerja.

6
Seluruh peserta dibekali materi bela negara, keahlian medis dan non-

medis. Mereka juga diberikan pemahaman terhadap budaya-budaya lokal

sehingga diharapkan mereka dapat berinteraksi dengan petugas kesehatan

setempat dan masyarakat sekitar di daerah penempatan.

Melalui program Nusantara Sehat diharapkan dapat menekan angka

kematian ibu dan bayi, menurunkan angka penyakit tidak menular, serta

menerapkan pola hidup bersih dan sehat di masyarakat. Program Nusantara Sehat

ini penekanannya pada kegiatan promotif dan preventif. Kegiatan dilakukan

secara tim dengan tenaga kesehatan lain yang ada di wilayah tersebut.

Target Nusantara Sehat

• Wilayah capaian: 44 Kabupaten di Daerah Tertinggal, Perbatasan

dan Kepulauan (DTPK)

• Unit capaian: Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

• Jumlah capaian: 120 Puskesmas

Target pelaksanaan program Nusantara Sehat adalah Puskesmas yang

berlokasi di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) di 44

16
Kabupaten di Indonesia dan melibatkan setidaknya 600 tenaga kesehatan.

Kesulitan yang dihadapi selama ini oleh Puskesmas, khususnya yang berada di

DTPK adalah kurangnya tenaga kesehatan sehingga mereka tidak mampu

menjalankan fungsi puskesmas dengan optimal. Melalui program Nusantara

Sehat, Kemenkes berupaya untuk memperkuat puskesmas yang ada di

daerah-daerah tersebut dengan menempatkan setidaknya 600 tenaga kesehatan

tambahan ke 120 Puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia.

E. Mekanisme Pelaksanaan Program


1. Perencanaan dan Penetapan

a. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan.

Menteri, gubernur, dan bupati/walikota dalam rangka penyelenggaraan

Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan menyusun perencanaan kebutuhan tenaga

kesehatan sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing secara berjenjang,

berdasarkan pemetaan sesuai prioritas kebutuhan suatu wilayah.

Penetapan alokasi formasi

1) Bupati/Walikota mengajukan usulan kebutuhan tenaga kesehatan

dan puskesmas yang telah ditetapkan sebagai puskesmas terpencil dan sangat

terpencil sebagai lokus Puskesmas penempatan kepada Gubernur melalui dinas

kesehatan provinsi. Usulan kebutuhan tersebut digunakan oleh Gubernur sebagai

dasar usulan kebutuhan tingkat provinsi kepada Menteri melalui kepala badan.

16
2) Menteri melalui kepala badan yang membidangi pengembangan

dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan melakukan verifikasi

terhadap usulan kebutuhan tenaga kesehatan yang disampaikan oleh Gubernur.

Penetapan alokasi formasi

1) Bupati/Walikota mengajukan usulan kebutuhan tenaga kesehatan

dan puskesmas yang telah ditetapkan sebagai puskesmas terpencil dan sangat

terpencil sebagai lokus Puskesmas penempatan kepada Gubernur melalui dinas

kesehatan provinsi. Usulan kebutuhan tersebut digunakan oleh Gubernur sebagai

dasar usulan kebutuhan tingkat provinsi kepada Menteri melalui kepala badan.

2) Menteri melalui kepala badan yang membidangi pengembangan

dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan melakukan verifikasi

terhadap usulan kebutuhan tenaga kesehatan yang disampaikan oleh Gubernur.

3) Menteri melalui Direktur Jenderal yang membidangi pelayanan

kesehatan melakukan verifikasi terhadap data usulan Puskesmas lokasi

penempatan.

4) Menteri melalui kepala badan yang membidangi penelitian dan

pengembangan kesehatan melakukan validasi terhadap data usulan Puskesmas

lokasi penempatan.

5) Berdasarkan hasil verifikasi di atas, Menteri menetapkan

kebutuhan tenaga kesehatan sesuai jenis tenaga, jumlah, dan kriteria serta

Puskesmas lokasi penempatan secara nasional.

16
6) Bupati/walikota menyiapkan ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas lain bagi peserta Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan

Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat yang akan ditugaskan.

2. Pendaftaran dan seleksi

a. Tahap Pendaftaran

Kementerian Kesehatan mengumumkan penerimaan peserta Penugasan

Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat secara

terbuka sesuai alokasi formasi yang dibutuhkan melalui media massa dan website

Kementerian Kesehatan

a. Tahap seleksi

Seleksi penerimaan peserta Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam

Mendukung Program Nusantara Sehat dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan

sesuai dengan alokasi kebutuhan yang telah ditetapkan dengan 2

tahapan.

2. Tahap Pembekalan.

a. Pusat yang melakukan pelatihan sumber daya manusia kesehatan

melaksanakan pembekalan bagi peserta Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan

Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat. Pembekalan ini bertujuan untuk

meningkatkan kompetensi kepada para tenaga kesehatan yang akan bertugas.

b. Pelaksanaan pembekalan

3. Tahap Penempatan

a. Pemberangkatan

16
1) Pemberangkatan peserta Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan

dilakukan setelah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan.

2) Pelaksanaan pemberangkatan peserta Penugasan Khusus Berbasis

Tim dari lokasi pembekalan ke provinsi tujuan selanjutnya ke kabupaten/kota

didampingi oleh petugas dari Kementerian Kesehatan.

3) Pelaksanaan pemberangkatan peserta Penugasan Khusus Individual

dari lokasi pembekalan ke provinsi tujuan selanjutnya ke kabupaten/kota

didampingi oleh petugas dari dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota.

b. Penyerahan ke daerah

1) Peserta Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan diserahkan

kepada dinas kesehatan kabupaten/kota tempat

penugasan melalui dinas kesehatan provinsi.

2) Peserta Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan mengikuti

orientasi wilayah dalam rangka persiapan penugasan dan

untuk memperoleh informasi umum tentang daerah

penugasan.

3) Dinas kesehatan kabupaten/kota memfasilitasi penerbitan

surat izin praktik untuk peserta Penugasan Khusus

Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program

Nusantara Sehat.

b. Pemindahan

Dalam keadaan tertentu, Menteri melalui kepala badan yang

16
membidangi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya

manusia kesehatan dapat melakukan pemindahan peserta ke

lokasi penempatan lain.

2. Pemberhentian

F.Mekanisme Pelaksanaan Program

Pemantauan

Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan Penugasan Khusus

Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaannya mulai dari

perencanaan, rekrutmen, pengangkatan, penempatan, pembiayaan,

keberadaan, pembinaan dan pengawasan.

1. Pemantauan dilakukan oleh unit kerja pembina wilayah dengan

menggunakan instrumen yang disusun oleh kepala badan yang

membidangi penelitian dan pengembangan kesehatan.

Objek pemantauan antara lain:

a. puskesmas kabupaten/kota; dan

b. dinas kesehatan kabupaten/kota.

2. Pemantauan dilakukan dengan norma-norma:

a. objektif dan transparan;

b. profesional dan efektif, serta lebih ditekankan pada pemecahan

serta mengatasi masalah;

c. berkesinambungan; dan

16
d. mendidik dan dinamis.

3. Pelaksanaan pemantauan juga dilakukan dengan menerapkan

prinsip-prinsip:

4. Pemantauan dan evaluasi harus dilakukan dalam tahun berjalan

dengan koordinasi antar unit terkait.

Evaluasi

Dilakukan melalui riset evaluatif badan yang membidangi penelitian

dan pengembangan kesehatan yang pelaksanaannya diatur oleh kepala

badan yang membidangi penelitian dan pengembangan kesehatan.

Pelaporan

Peserta Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung

Program Nusantara Sehat membuat laporan individual pelaksanaan

kegiatan pertriwulan dan disampaikan kepada kepala puskesmas dengan

tembusan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

Pimpinan puskesmas membuat laporan kinerja tim pertriwulan

disampaikan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas

kesehatan provinsi, dan Kementerian Kesehatan.

Satu bulan sebelum berakhirnya masa tugas, peserta Penugasan

Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat

membuat laporan individual akhir pelaksanaan kegiatan dan disampaikan

kepada kepala puskesmas, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas

kesehatan provinsi, dan Kementerian Kesehatan.

16
G.Kelebihan dan Kekurangan Program Nusantara Sehat

Lahirnya program Nusantara Sehat 2015 dilatarbelakangi oleh pelayanan

kesehatan di Indonesia yang tidak merata, sehingga dianggap perlu upaya untuk

mencapai pembangunan kesehatan secara nasional (Permenkes RI N0. 23 tahun

2015 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim dalam

Mendukung Program Nusantara Sehat).

Untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan yang berkualitas sebagaimana

mestinya, program Nusantara Sehat 2015 perlu ditinjau kembali. Jika merujuk

pada tujuan dibentuknya program ini, yaitu menguatkan layanan kesehatan primer

melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan lintas

profesi (dengan melibatkan dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya) ke

puskesmas-puskesmas pada daerah DTPK dan DBK, maka dapat ditarik benang

merahnya, bahwa dalam implementasi program tersebut, pemerintah

menitikberatkan pada 2 (dua) hal, yaitu ketersediaan tenaga kesehatan dan upaya

untuk menjaga kualitas tenaga sebelum bertugas pada daerah khusus tersebut

(http://nusantarasehat.kemkes.go.id).

UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 15

menyatakan bahwa dalam menyusun perencanaan tenaga kesehatan, salah satu

faktor yang perlu diperhatikan selain jenis, kualifikasi, jumlah, pengadaan, dan

distribusi tenaga kesehatan adalah ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan.

Hasil studi yang dilakukan oleh Bata, dkk. (2013) menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien.

16
Alasan ini semakin diperkuat oleh Permenkes No .75 tahun 2014 tentang

puskesmas. Pada pasal 7 (tujuh) dinyatakan bahwa dalam melakukan upaya

pembangunan kesehatan, puskesmas harus menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu. Untuk

mewujudkan hal itu, maka dalam pendirian Puskesmas  harus memenuhi

persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan,

kefarmasian dan laboratorium. Sehingga, dalam memaksimalkan upaya

pemerintah untuk menciptakan sistem pelayanan kesehatan secara nasional

melalui program Nusantara Sehat, dimana target wilayah kerjanya adalah

puskesmas-puskesmas di daerah terpencil, ketersediaan fasilitas kesehatan sangat

perlu dipertimbangkan, selain ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan.

Usman (2009) dalam hasil studinya mendapatkan sebuah realita bahwa dalam

kurun tahun 2000-2005, lokasi pembangunan fasilitas kesehatan baru, kebanyakan

ditempatkan di desa-desa yang tergolong sejahtera, yang pada umumnya menjadi

ibukota kecamatan. Adapun bentuk fasilitas kesehatan yang dikembangkan adalah

dalam kategori fix facility (fasilitas tetap, tidak bergerak). Karakteristik pelayanan

kesehatan pada kategori ini cenderung bersifat pasif, yang memicu tenaga

kesehatan setempat menjadi kurang proaktif. Lebih banyak menunggu kebutuhan

masyarakat.

Selain itu, UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 27

juga memberikan pertimbangan tersendiri untuk meninjau kembali program

Nusantara Sehat 2015. Pasal 27 tersebut menguraikan bahwa tenaga  kesehatan 

yang  bertugas  di daerah tertinggal perbatasan  dan  kepulauan, serta daerah 

16
bermasalah kesehatan, selain memperoleh perlindungan dalam pelaksanaan tugas,

mereka juga berhak memperoleh  hak kenaikan pangkat istimewa.

Namun, jika merujuk pada Permenkes Republik Indonesia No. 23 tahun

2015 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim (Team Based)

dalam Mendukung Program Nusantara Sehat, tenaga kesehatan yang telah

berkontribusi, tidak memperoleh hak kenaikan pangkat istimewa sebagaimana

yang tertuang pada UU No. 36 pasal 27 tersebut.

Ayuningtyas (2014) mengemukakan bahwa dalam melakukan analisis

kebijakan, salah satu tahap yang perlu dilakukan setelah merumuskan masalah

adalah melakukan peramalan (forecasting). Terkait kebijakan program Nusantara

Sehat, maka penulis merumuskan 2 (dua) poin berikut, sebagai bahan analisis

sejauh mana program tersebut dapat menjawab kesenjangan yang telah diuraikan

sebelumnya.

Pertama, pemerintah tidak menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dalam penerapan program Nusantara Sehat. Jika hal ini dibiarkan tanpa

ada upaya serius dari pemerintah, maka tujuan/harapan pemerintah untuk

meningkatkan sistem kesehatan di seluruh penjuru Indonesia akan sulit

diwujudkan.

Lahirnya program Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang telah lebih dulu

dikeluarkan oleh pemerintah, dapat menjadi bahan pembanding untuk

menganalisis program Nusantara Sehat ini. Kedua program tersebut setidaknya

hampir memiliki kesamaan misi, yaitu mendistribusikan tenaga kesehatan medis

dan bidan di daerah-daerah tertinggal, sebagaimana yang tertuang pada

16
Permenkes No. 7 tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan

Dokter dan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap.

Poin yang kedua, jika tenaga kesehatan tidak memperoleh hak kenaikan 

pangkat istimewa yang bertugas pada daerah Tertinggal, Perbatasan dan

Kepulauan (DTPK) serta pada Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), maka

kemungkinan yang dapat terjadi adalah kurang maksimalnya pendistribusian para

klinisi untuk melibatkan diri sebagai tenaga kesehatan pada program tersebut.

Sejumlah penelitian menunjukkan tentang pentingnya pemberian reward kepada

tenaga kesehatan, terutama yang bertugas khusus di daerah terpencil/tertinggal.

Rumusan tersebut tentu menjadi acuan dalam merumuskan alternatif solusi

terkait lahirnya program Nusantara Sehat 2015 yang baru saja dilahirkan. Oleh

karena itu, penulis merekomendasikan 2 (dua) hal agar dalam penerapan

kebijakan Nusantara Sehat 2015 dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal.

Pertama, niat baik pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara

merata di seluruh lapisan Indonesia melalui program Nusantara Sehat, perlu

dilakukan upaya serius untuk mewujudkannya. Secara konkrit, perlu alokasi dana

khusus untuk memaksimalkan program tersebut. Baik untuk pendistribusian

tenaga kesehatan yang berkualitas maupun untuk ketersediaan sarana dan fasilitas

pelayanan kesehatan yang akan menunjang pemberian pelayanan kesehatan.

Lebelisasi ‘daerah tertinggal’, jangan sampai menjadi kambinghitam

sebagai alasan tidak perlunya ketersediaan sarana dan fasilitas kesehatan yang

memadai. Jika merujuk pada APBN Konstitusi bidang kesehatan tahun 2014,

diketahui bahwa alokasi anggaran kesehatan pada tahun 2014 mencapai 2,4% dari

16
APBN atau senilai Rp. 44.859 M. Salah satu sasaran kebijakan dalam APBN

Konstitusi Bidang Kesehatan dan Jaminan Sosial adalah peningkatan distribusi

anggaran untuk program yang bersifat belanja modal dan belanja pembangunan

sebesar 60% dengan distribusi belanja modal dan pembangunan sebesar 50%

untuk program yang berkaitan langsung dengan peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan, 30% untuk peningkatan sarana dan prasarana penunjang kesehatan, dan

20% untuk peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan. Besar harapan agar

pengalokasian dana tersebut benar-benar disalurkan sesuai peruntukannya. Dan

menjadi catatan khusus bagi pemerintah terutama dalam memaksimalkan

pencapaian tujuan dari perumusan Program Nusantara Sehat 2015.

Sebagai rekomendasi kedua, pemerintah perlu memberikan hak istimewa

kepada para tenaga kesehatan yang telah bersedia mengabdikan diri untuk

bertugas pada daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) serta pada

Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Setelah masa kerja mereka telah habis (2

tahun), para tenaga kesehatan itu diangkat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil)

dalam lingkup Kementerian Kesehatan. Adapun penempatan kerja selanjutnya

diserahkan kepada pihak yang bersangkutan. Sehingga, dalam menjalankan tugas

selama di daerah tertinggal tersebut, mereka dapat memaksimalkan diri.

Program Nusantara Sehat 2015 perlu ditinjau kembali untuk dapat

memperhatikan semua aspek demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Tidak

hanya fokus pada pendistribusian tenaga kesehatan ke daerah terpencil, tapi juga

fokus pada ketersediaan fasilitas yang akan menunjang dan memaksimalkan

16
pelayanan kesehatan di daerah tersebut, sebagaimana yang termaktub pada UUD

1945 dan UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Selain itu,

pemerintah juga harus memberikan pangkat istimewa kepada para tenaga

kesehatan yang telah menjalankan tugas khusus pada daerah tertinggal,

perbatasan, dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK).

Dengan demikian, pada akhirnya akan memberikan kesimpulan sederhana bahwa

tidak akan ada lagi alasan tentang ketidakmerataan kesehatan di Indonesia. Rakyat

Indonesia harus sehat, dimanapu

16
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang

dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan tersebut.

Program ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan

oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan

berkeadilan. 

Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer adalah garda terdepan dalam pelayanan

kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dan

melakukan upaya preventif melalui pendidikan kesehatan, konseling serta skrining

(penapisan). 

B.Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan detail dalam menyusun makalah. Oleh karena itu,

kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat

memperbaiki makalah selanjutnya. Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi

wabarakatuh.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, Dumilah. (2014). Kebijakan Kesehatan (Prinsip dan Praktik).

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Bata, dkk. (2013). Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan

Pasien Pengguna ASKES Sosial pada Pelayanan Rawat Inap di RSUD

Lakipadada Kabupaten Tana Toraja. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Usman, dkk. Strategi Penciptaan Pelayanan Kesehatan Dasar untuk Kemudahan

Akses Penduduk Desa Miskin. Jogjakarta: UGM.

Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia No. 7 tahun 2013

tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan Dokter dan Bidan

sebagai Pegawai Tidak Tetap.

Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia No.75 tahun 2014

tentang Puskesmas.

Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2015

tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim (Team

Based) dalam Mendukung Program Nusantara Sehat.

Saputra, Wiko. 2014. APBN Bidang Kesehatan dan Jaminan Sosial Kesehatan.

Jakarta: Prakarsa

Riyadi, dkk. (2005). Laporan Kajian Kebijakan Perencanaan Tenaga Kesehatan.

Jakarta: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional.

19

Anda mungkin juga menyukai