Anda di halaman 1dari 2

Forum Diskusi mengenai masalah IPM di Indonesia Masa Pandemi.

Hasil dari diskusi kelompok kami mengenai masalah IPM di Indonesia selama pandemic
yaitu Pada tahun 2020, upaya pencapaian sasaran pembangunan ini sudah mendapat ujian
hebat dengan adanya pandemi Covid-19. Sejak pandemi Covid-19 melanda, pemerintah
pusat/daerah telah dihadapkan pada permasalahan kesehatan masyarakat dan pertumbuhan
ekonomi yang terkontraksi hingga mengalami resesi. Capaian berbagai indikator
pembangunan akhirnya menjadi anomali. Namun demikian, pembangunan seharusnya tidak
hanya dianalisis dari pertumbuhan ekonomi saja, tapi juga harus dipahami dari sudut
manusianya. Manusia dan segenap kemampuannya harus menjadi kriteria utama untuk
menilai keberhasilan pembangunan, yang dapat dilihat dalam Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Urgensi IPM dalam konteks pembangunan manusia sudah sepatutnya menjadi
perhatian berbagai pihak untuk mengetahui posisi daerah, ketimpangan pembangunan
antardaerah, dan capaian kinerja pemerintah pusat/daerah yang telah ditetapkan.

Berdasarkan rilis yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS), capaian IPM Indonesia pada
2020 tercatat sebesar 71,94. Dalam satu dekade ini, pembangunan manusia di Indonesia terus
mengalami kemajuan yaitu meningkat dari 66,53 pada 2010 menjadi 71,92 pada 2019.
Selama periode tersebut, IPM Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 0,87 persen per tahun dan
meningkat dari level sedang (60≤IPM<70) menjadi level tinggi (70≤IPM<80) sejak 2016.
Akibat pandemi Covid-19, capaian IPM pada 2020 hanya mampu tumbuh sebesar 0,03
persen. Bahkan jika dilihat per provinsi, dari 34 provinsi di Indonesia, tercatat ada 10
provinsi mengalami kemunduran pembangunan manusia; capaian IPM sedikit menurun
dibandingkan 2019. Kemunduran capaian IPM ini terutama dipengaruhi oleh menurunnya
daya beli masyarakat akibat Covid-19 sehingga menyebabkan pengeluaran per kapita riil
penduduk lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Berbeda dengan UHH dan RLS
yang masih mampu tumbuh, standar hidup layak mengalami penurunan indeks. Standar hidup
layak direpresentasikan oleh indikator pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan (harga
konstan 2012). Pengeluaran per kapita riil penduduk Indonesia mencapai nilai Rp 11,01 juta
pada 2020, sedikit menurun dibandingkan dengan 2019 (Rp 11,30 juta). Penurunan daya beli
masyarakat terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan rumah tangga akibat pandemi
yang melanda sejak Maret 2020.

Melihat perkembangan pembangunan manusia yang diukur dengan IPM, terlihat bahwa
pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi capaian pembangunan manusia di Indonesia. UHH
dan RLS masih mampu tumbuh di tengah goncangan pandemi Covid-19, walaupun
pertumbuhannya melambat. Sementara pengeluaran per kapita penduduk paling terkena
dampaknya; angkanya mengalami penurunan. Hal ini juga sejalan dengan angka kemiskinan
Indonesia 2020 yang semakin meningkat akibat menurunnya daya beli atau konsumsi
masyarakat.Tantangan pembangunan manusia pada 2021 masih akan sama seperti pada 2020.
Merujuk pada kondisi awal 2021, pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan ada tanda-
tanda penurunan jumlah kasus positif Covid-19. Justru jumlah kasus positif Covid-19
cenderung meningkat. Di awal Januari 2021 beberapa kali tercipta rekor baru jumlah kasus
positif Covid-19 dalam satu hari. Seperti yang terjadi pada 7 Januari; jumlah kasus positif
Covid-19 mencatatkan rekor baru yaitu tercatat sebesar 9.321 orang. Sehari kemudian tercatat
rekor baru lagi yaitu 10.617 orang kasus positif Covid-19, dan pada 13 Januari tercatat
11.278 orang positif Covid-19. Walaupun vaksinasi Covid-19 sudah dimulai sejak 13 Januari,
tetapi butuh waktu lama untuk vaksinasi seluruh warga Indonesia. Pemerintah menargetkan
vaksinasi akan selesai dalam waktu 12 bulan. Jika benar itu terjadi, berarti vaksinasi baru
akan selesai pada awal 2022. Tentu pandemi Covid-19 ini akan mempengaruhi capaian
pembangunan manusia di bidang kesehatan, pendidikan, dan juga standar hidup layak
penduduk Indonesia. Patut ditunggu apakah tahun ini capaian pembangunan manusia yang
dihitung melalui IPM nanti akan mampu tumbuh positif atau justru mengalami penurunan.

Anda mungkin juga menyukai