BAB 1 - Ni Putu Mila Pradnyani - Permintaan Akan Jasa Audit Dan Jasa Assurance Lainnya
BAB 1 - Ni Putu Mila Pradnyani - Permintaan Akan Jasa Audit Dan Jasa Assurance Lainnya
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah diterapkan. Auditing
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
SIFAT AUDITING
Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi, tergantung pada informasi yang
sedang diaudit. Dalam audit atas laporan keuangan historis oleh Kantor Akuntan Publik (KAP),
kriteria yang berlaku biasanya adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) atau
International Financial Reporting Standards (IFRS).
Untuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan, kriterianya adalah kerangka
kerja yang sudah diakui untuk mengembangkan pengendalian internal, seperti Internal Control-
Integrated Framework yang dikeluarkan oleh Committee of Sponsoring Organizations dalam
Komisi Treadway (dikenal luas sebagai COSO).
Untuk audit atas SPT pajak oleh Internal Revenue Service (IRS), kriterianya tercantum
dalam Internal Revenue Code. Untuk informasi yang lebih subjektif, kriterianya lebih sulit
ditetapkan. Biasanya, auditor dan entitas yang diaudit telah sepakat mengenai kriteria yang akan
digunakan sebelum audit dimulai.
Bukti adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit dinyatakan sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Bukti memiliki banyak
bentuk yang berbeda, termasuk data elektronik dan data lain tentang transaksi; komunikasi
tertulis dengan pihak luar; observasi oleh auditor; kesaksian lisan pihak yang diaudit (klien).
Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan jumlah yang
mencukupi.
Orang yang Kompeten dan Independen
Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus
kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai
kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu karena kompetensi orang-orang yang
melaksanakan audit akan tidak ada nilainya jika mereka tidak independen dalam mengumpulkan
dan mengevaluasi bukti.
Pelaporan
Tahap terakhir dalam proses auditing adalah menyiapkan laporan audit (audit report),
yang menyampaikan temuan-temuan auditor kepada pemakai. Laporan seperti ini memiliki sifat
yang berbeda-beda, tetapi semuanya harus memberi tahu para pembaca tentang derajat
kesesuaian antara informasi yang telah diaudit dan kriteria yang telah ditetapkan.
Ketika mengaudit data akuntansi, auditor berfokus pada penentuan apakah informasi
yang dicatat itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selama
periode akuntansi. Auditor harus benar-benar memahami standar akuntansi tersebut karena
standar akuntansi internasional menyediakan kriteria untuk mengevaluasi apakah informasi
akuntansi telah dicatat sebagaimana mestinya.
Untuk mengilustrasikan kebutuhan akan auditing, perlu pertimbangan keputusan seorang pejabat
bank dalam memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan. Keputusan ini akan didasarkan pada
faktor-faktor, seperti hubungan keuangan sebelumnya dengan perusahaan itu serta kondisi
keuangan perusahaan itu, seperti yang dicerminkan dalam laporan keuangannya. Jika jadi
memberikan pinjaman, bank itu akan mengenakan suku bunga yang terutama ditentukan oleh
tiga faktor:
1. Jauhnya Informasi
Informasi yang disediakan oleh pihak lain harus menjadi andalan. Apabila informasi
diperoleh dari pihak lain, kemungkinan bahwa informasi itu disalahsajikan secara sengaja
ataupun tidak sengaja jauh lebih besar.
2. Bias dan Motif si Penyedia
Jika informasi disediakan oleh seseorang yang tujuannya tidak sejalan dengan tujuan si
pengambil keputusan, informasi itu mungkin dibiaskan demi menguntungkan si
penyedia, dengan alasan mungkin saja resmi rasa optimisme tentang peristiwa-peristiwa
di masa depan atau penekanan disengaja yang dirancang untuk mempengaruhi pemakai
informasi. Apapun alasannya, hal itu akan menghasilkan salah saji informasi.
3. Data yang Sangat Banyak
Semakin besar organisasi, semakin besar volume transaksi pertukaran yang diperlukan.
Hal ini memperbesar kemungkinan dimasukkannya informasi yang dicatat secara tidak
tepat ke dalam catatan, mungkin tersembunyi dalam sejumlah besar informasi lainnya.
4. Transaksi Pertukaran yang Kompleks
Peningkatan kompleksitas transaksi menyebabkan standar akuntansi menjadi semakin
kompleks.Sebagai contoh, standar akuntansi yang benar atas akuisisi satu entitas oleh
entitas lain dengan estimasi nilai wajar.
JASA ASSURANCE
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi
para pengambil keputusan. Jasa semacam ini dianggap penting karena si penyedia jasa assurance
itu independen dan dianggap tidak bias berkenaan dengan informasi yang diperiksa. Jasa
assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau oleh berbagai professional lainnya.
Hubungan antara Jasa Assurance, Jasa Atestasi, dan Jasa Nonassurance
Konsultasi
JASA ATESTASI Manajemen Lainnya
Gambar di atas mencerminkan hubungan antara jasa assurance dan nonassurance. Audit, review,
laporan mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan, jasa atestasi
mengenai teknologi informasi, dan jasa atestasi lainnya semuanya merupakan contoh jasa
atestasi,yang termasuk dalam lingkup jasa assurance. Beberapa jasa assurance baru, seperti
WebTrust dan Systrust, juga memenuhi kriteria jasa atetasi.
- Jasa WebTrust.Lambang ini memberi kepastian kepada pemakai bahwa si pemilik situs
telah memenuhi kriteria yang berkaitan dengan praktik bisnis, integritas transaksi, serta
proses informasi.
- Jasa SysTrust. Lambang ini memberi kepastian kepada manajemen, dewan komisaris,
atau pihak ketiga tentang reliabilitas sistem informasi yang digunakan untuk
menghasilkan informasi real-time.
JENIS-JENIS AUDIT
JENIS-JENIS AUDITOR