Disusun Oleh :
YENI ASTUTI (2009060029)
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi Fisiologi
tentang Sistem Endokrin dengan baik d a n tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dosen Imam Syaputra
Yamin S. Km. M. Epid pada Mata Kuliah Anatomi Fisiologi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem Endokrin bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Imam Syaputra Yamin S. Km. M.
Epid selaku Dosen Mata kuliah Anatomi Fisiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1. Latar Belakang................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
3. Tujuan Penulisan.............................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN..........................................................................................................5
1. Sifat Umum dan Kelenjar Penyusun Sistem Endokrin...................................................5
2. Hipofisis (Pituitaria)........................................................................................................7
1) Struktur Kelenjar Hipofisis..........................................................................................7
2) Sistem Portal Hipothalamo-Hipofisis dan Pelepasan Hormon di Hipofisis................8
3. Kelenjar Adrenal...........................................................................................................12
4. Kelenjar Tiroid..............................................................................................................15
5. Paratiroid.......................................................................................................................18
1) Sruktur Kelenjar Paratiroid........................................................................................18
6. Pulau Langerhans..........................................................................................................19
1) Struktur dan Peran Pulau Langerhans dalam Tubuh Manusia..................................19
7. Kelenjar Pineal..............................................................................................................20
BAB III. PENUTUP.................................................................................................................22
1. Kesimpulan...................................................................................................................22
2. Saran..............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon.
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja
proses fisiologis tubuh.
Kelenjar endokrin dalam tubuh terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pineal, dan pulau langerhans pada
pankreas. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda satu sama lain. Selain
struktur, yang membedakan setiap kelenjar adalah sekresi yang dihasilkan dan
fungsinya. Untuk mengetahui tentang struktur histologis dan fungsi kelenjar endokrin
dari sistem endokrin, maka disusun makalah yang berjudul “Sistem Endokrin”.
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana sifat umum dari kelenjar endokrin?
2) Apa sajakah yang termasuk kelenjar endokrin yang menyusun sistem
endokrin?
3) Bagaimana peran kelenjar ini dalam tubuh manusia?
3. Tujuan Penulisan
2. Hipofisis (Pituitaria)
Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-endokrin/
1) Adenohipofisis
Adenohipofisis memiliki tiga bagian, yaitu pars distalis, pars tuberalis,
pars intermedia. Pars tuberalis merupakan daerah berbentuk corong yang
mengelilingi infundibulum neurohipofisis (kelenjar posterior). Pars tuberalis
berfungsi untuk menyekresikan follikel stymulating hormon (FSH) dan
hormon luteinisasi (LH). Pars intermedia merupakan suatu zona tipis sel
basofilik di antara pars distalis dan pars nervosa neurohipofisis yang berperan
untuk menyekresikan hormon penstimulasi melanin (MSH), γ- LPH dan β-
endorfin. MSH meningkatkan aktivitas melanosit dan sel pars intermedia
dianggap sebagai sel melanotropik. Pars distalis merupakan bagian yang
membentuk 75% adenohipofisis dan dilapisi oleh capsula fibrosa tipis.
Komponen utamanya terdiri dari deretan sel epitel yang saling berselingan
dengan kapiler bertingkap, terdapat fibroblas yang menghasilkan serat
retikular yang menopang deretan sel yang menyekresikan hormon. Bagian ini
bertugas mengatur hampir seluruh kelenjar endokrin lain, sekresi air susu,
aktivitas melanosit, dan metabolisme otot, tulang, dan jaringan adiposa
(Junqueira et al, 2012).
3. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal merupakan sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal
(gambar 1), dan terbenam dalam dalam jaringan adiposa perirenal. Kelenjar adrenal
dibungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang mengirimkan septa tipis ke bagian dalam
kelenjar sebagai trabekula. Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapisan konsentris, yaitu korteks
adrenal dan medula adrenalis (gambar 2).
Gambar 4 gambar 5
Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-endokrin/
Korteks dan medula dapat dibedakan berdasarkan asal, fungsi, dan ciri morfologi
selama masa perkembangan embrional. Kedua struktur tersebut berasal dari lapisan germinal
yang berbeda, korteks berasal dari mesoderm dan medula terdiri dari sel-sel yang berasal dari
krista neuralis. Secara morfologi korteks adrenal berada pada lapisan perifer dan berwarna
kekuningan, sedangkan medula adrenalis berada di tengah dan berwarna coklat-kemerahan
(Junqueira et al 2012).
Junqueira et al, et al (2012) menyebutkan bahwa kelenjar adrenal disuplai oleh
sejumlah arteri yang masuk di berbagai tempat di sekitar tepinya. Sel medula adrenalis
menerima darah arteri dan arteri medula serta darah vena yang berasal dari kapiler korteks.
Kapiler korteks dan medula membentuk vena medularis di sentral yang bergabung dan
meninggalkan kelenjar sebagai vena adrenalis.
Pada korteks adrenal, memiliki sel-sel khas yaitu sel penyekresi steroid. Sel
penyekresi hormon tersebut tidak menyimpan produknya di dalam granul, namun steroid
berdifusi bebas melalui membran plasma dan tidak memerlukan eksositosis yang akan
dilepaskan dari sel. Korteks adrenal memiliki tiga zona konsentris dengan seretan sel epitel
yang tersusun agak berbeda.
Zona glomerulosa
Lapisan ini berada tepat di dalam simpai jaringan ikat dengan deretan sel-sel
kolumnar atau piramidal yang berhimpitan dan membentuk deretan bundar atau
melengkung, yang dikelilingi kapiler. Sel-sel zona glomerulosa mensekresikan
mineralocorticoids, senyawa yang berfungsi dalam pengaturan natrium, kalium, dan
air. Produk utama adalah aldosteron, bekerja pada tubulus kontortus distal nefron
dalam ginjal, mukosa lambung, dan ludah dan kelenjar keringat untuk merangsang
reabsorpsi natrium (Ross, 2011).
Zona fasciculata
Zona ini terdiri dari deretan panjang setebal satu atau dua sel polihedral
panjang yang dipisahkan oleh kapiler sinusoid. Sel pada zona ini mensekresikan
glukokortilois, terutama kortisol yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat.
Kortisol menginduksi mobilisasi lemak di jaringan adiposa subkutan dan pemecahan
protein di otot.
Zona retikularis
Lapisan ini merupakan lapisan yang berbatasan dengan medula dan terdiri dari
sel kecil yang tersebar disuatu jalinan korda irregular dengan kapiler yang lebar. Sel
zona ini juga mensekresi kortisol, tetapi yang utama adalah mensekresi androgen
lemah yaitu dehidroepiandrosteron (DHEA) yang diubah menjadi testosteron pada
beberapa jaringan lain
Gambar 6
Sumber : https://xdocs.tips/doc/bismillah-anfisman-2-fix-2docx-zo25zwdpppom
Gambar 8, perbedaan sel pada sel yang mensekresi epinefrin (E) dan noreepinefrin (NE)
Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-endokrin/
4. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berada pada regio servikal di sebelah anterior laring yang
terdiri dari dua lobus yang disatukan oleh isthmus (gambar 6). Pada masa awal embrionik,
tiroid berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat dasar bakal lidah. Kelenjar tiroid
berfungsi untuk membuat hormon tiroid yaitu tiroksin (tetraiodotironin atau T 4) dan
triiodotironin (T3) yang penting untuk pertumbuhan, diferensiasi sel, pengaturan laju
metabolisme basal dan konsumsi oksigen sel di seluruh tubuh.
Gambar 9
Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-endokrin/
Junqueira et al, et al (2012) menjelaskan bahwa parenkim tiroid terdiri dari jutaan
epitel kubus yang disebut folikel tiroid. Folikel tiroid ini dilapisi oleh selapis epitel kubus
dengan lumen sentral yang terisi dengan suatu substansi gelatinosa yang disebut koloid
(gambar 7) yang mengandung glikoprotein besar yaitu tiroglobulin. Tiroid adalah satu-
satunya kelenjar dengan jumlah besar simpanan produk sekretorisnya.
Kelenjar tiroid dilapisi oleh suatu capsula fibrosa, dari capsula ini septa terjulur ke
dalam parenkim dan membaginya menjadi lobulus dan membawa pembuluh darah, saraf, dan
pembuluh limfe. Folikel terkemas secara rapat yang terpisah satu sama lain dan tersebar pada
jaringan ikat retikuler. Sel folikel memiliki bentuk yang berfariasi sesuai aktivitas fungsional,
yaitu kerika kelenjar aktif memiliki lebih banyak folikel yang terdiri atas epitel kolumnar
rendah sedangkan kelenjar dengan sebagian besar sel folikular skuamosa dianggap hipoaktif.
Jenis sel lain yaitu sel parafolikel atau sel C yang juga terdapat pada lamina basal epitel
folikel membentuk kelompok sendiri diantara folikel-folikel (gambar 8). Sel C ini
menyintesis dan mensekresi kalsitonin yang berfungsi menekan reabsopsi tulang oleh
osteoklas (Junqueira et al 2012).
Gambar 10, sumber: Ross, 2011)
Hampir semua kedua hormon tiroid dibawa dalam darah dengan berikatan erat dengan
protein plasma. Tiroksin (tetraiodotironin atau T4) adalah senyawa yang lebih banyak
dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid yang beredar.
5. Paratiroid
Kelenjar paratiroid terdiri atas empat massa oval kecil, terletak di belakang kelenjar
tiroid, satu pada masing-masing kutub atas dan bawah, umumnya terbenam dalam simpai
kelenjar yang besar. Setiap kelenjar terdapat dalam simpai yang menjulurkan septa ke dalam
kelenjar yang berbaur dengan serat retikular yang menyangga kelompok sel sekretoris yang
berderet memanjang. Kelenjar ini memiliki jenis sel prinsipal (utama/chief cell) dan sel
oksifil. Sel utama merupakan sel poligonal kecil dengan inti bulat dan sitoplasma sedikit
asidofilik dan bergranula sekretoris yang di dalamnya terdapat polipeptida hormon paratiroid
(PTH) yaitu suatu regulator utama kadar kalsium darah. Sel oksifil berukuran lebih besar dan
berjumlah lebih sedikit daripada sel utama. Sel ini merupakan derivat transisional dari sel
utama.
Hormon paratiroid juga meningkatkan penyerapan Ca2+ dari saluran cerna dengan
menstimulasi sintesis vitamin D. Hormon ini juga berperan dalam menurunkan kadar fosfat
darah ysng merupakan efek dari sel tubulus ginjal yang mengurangi penyerapan fosfatnya
dan memungkinkan lebih banyak ekskresi fosfat dalam urin. Kekurangan hormon ini
menyebabkan ketidaknormalan tulang dan gigi. Adapun aktivitas partiroid dikendalikan oleh
kadar kalsium darah dan tidak dipengaruhi langsung oleh kelnjar endokrin lain maupun
sistem saraf (Tenzer, 1998).
6. Pulau Langerhans
7. Kelenjar Pineal
Ross (2011) menjelaskan bahwa kelenjar pineal merupakan kelenjar endokrin
atau neuroendokrin yang mengatur irama harian aktivitas tubuh. Pada manusia, kelenjar ini
terletak di dinding posterior ventrikel ketiga yang melekat pada otak dan berbentuk kerucut
yang sangat kecil.
Kelenjar pineal dibungkus oleh jaringan ikat pia meter dan terjulur septa yang
mengandung pembuluh darah kecil membagi berbagai kelompok sel sekretoris yang
mencolok dan berjumlah banyak yaitu pinealosit. Sel-sel ini menghasilkan melatonin yang
merupakan suatu derivat triptofan. Serabut saraf simpatis tidak bermielin memasuki kelenjar
pineal dan berakhir di antara pinealosit. Selain sel pinealosit juga terdapat sel glia interstisial
yang menyerupai astrosit. Sel tersebut memiliki inti panjang yang terpulas lebih kuat
daripada inti pinealosit. Jumlah atrosit pineal ini hanya sekitar 5% (Junqueira, et al, 2012).
Gambar 14. Memperlihatkan Sekelompok Pinealosit (P) dan Memperlihatkan Astrosit (A)
pada gambar b
Melatonin yang dilepaskan dari pinealosit bertambah pada kegelapan dan menurun
selama terang. Pada manusia perubahan jumlah sekresi melatonin ini berperan penting dalam
pengaturan irama harian aktivitas tubuh. Melatonin yang dilepaskan saat kegelapan mengatur
fungsi reproduksi untuk menghalangi aktivitas steroidogenik pada gonad (Ross, 2011).
BAB III. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sistem endokrin:
1) Memiliki sifat umum antara lain, seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan
mengandung banyak pembuluh darah, berdasarkan susunan sel sekretorinya,
kelenjar hormon dibedakan menjadi tipe sinusoid dan tipe folikel, kelenjar pada
sistem endokrin hanya berhubungan secara fungsional tanpa ada hubungan secara
structural, jumlah sekret yang disekresikan tergantung kebutuhan tubuh.
2) Kelenjar endokrin yang terdapat pada manusia antara lain, hipofisis, tiroid,
paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh yang mengandung kelenjar
endokrin misalnya, pankreas, gonad, ginjal, lambung, dan usus halus.
3) Kelenjar endokrin pada manusia memiliki peran penting sebagai pengatur semua
kegiatan hormon lain (bersama dengan saraf) dalam tubuh manusia, misalnya
mengatur metabolisme kalsium, karbohidrat, dan lipid, mengatur osmoregulasi,
zat-zat yang disekresi maupun diekskresi, semua kegiatan tersebut dibantu oleh
adanya hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin.
2. Saran
Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Sistem Endokrin sehingga
masih diperlukan referensi-referensi lain untuk melengkapi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Junqueira, L. C.. Basic Histology (pdf). New York: The Mc. GrawHill companies.
Ross, Michael H. 2011. Histology A Text and Atlas With Correlated Cell and
olecular Biology. Philadelphia : Mc Millan company
Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Malang.