Anda di halaman 1dari 69

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN

PENGELOLAAN BELANJA NON


PEGAWAI

E-Learning
Manajemen Komitmen
PENGELOLAAN BELANJA BARANG KEPERLUAN
SEHARI-HARI

2
Belanja Barang Keperluan Sehari-hari Perkantoran

Belanja Barang Operasional

Belanja Barang Non Operasional


Pengelolaan Belanja Barang Operasional

Belanja barang operasional merupakan pembelian barang


dan/atau jasa yang habis pakai yang dipergunakan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan dasar suatu satuan kerja dan
umumnya pelayanan yang bersifat internal.
Jenis Belanja Barang Operasional

1. Belanja keperluan perkantoran


2. Belanja pengadaan bahan makanan
3. Belanja penambah daya tahan tubuh
4. Belanja bahan
5. Belanja pengiriman surat dinas
6. Honor yang terkait dengan operasional Satker
7. Belanja langganan daya dan jasa (listrik, telepon, dan air) termasuk atas rumah dinas yang
tidak berpenghuni
8. Belanja biaya pemeliharaan gedung dan bangunan (gedung operasional sehari-hari berikut
halaman gedung operasional)
9. Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin (pemeliharaan aset yang terkait dengan
pelaksanaan operasional satker sehari-hari) tidak termasuk biaya pemeliharaan yang
dikapitalisasi
10. Belanja sewa gedung operasional sehari-hari satuan kerja
11. Belanja barang operasional lainnya yang diperlukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dasar lainnya
Belanja Barang Non Operasional

Adalah pembelian barang dan/atau jasa yang habis


pakai dikaitkan dengan strategi pencapaian target kinerja
suatu satuan kerja dan umumnya pelayanan yang bersifat
eksternal.
Jenis Belanja Barang Non-operasional
1. Honor yang terkait dengan output kegiatan
2. Belanja operasional terkait dengan penyelenggaraan administrasi kegiatan di luar kantor, antara
lain biaya paket rapat/pertemuan, ATK, uang saku, uang transportasi lokal, biaya sewa peralatan
yang mendukung penyelenggaraan kegiatan berkenaan
3. Belanja jasa konsultan
4. Belanja sewa yang dikaitkan dengan strategi pencapaian target kinerja
5. Belanja jasa profesi
6. Belanja biaya pemeliharaan non-kapitalisasi yang dikaitkan dengan target kinerja
7. Belanja jasa;
8. Belanja perjalanan
9. Belanja barang penunjang kegiatan dekonsentrasi
10. Belanja barang penunjang kegiatan tugas pembantuan
11. Belanja barang fisik lain tugas pembantuan
12. Belanja barang non-operasional lainnya terkait dengan penetapan target kinerja tahun yang
direncanakan
Pengelolaan Dokumen Belanja

1. Dokumen belanja bergantung pada sifat


barang/jasa yang dibeli/diadakan.
2. Dokumen belanja menjadi dasar pembayaran
belanja berkenaan
3. Pembuatan komitmen harus memperhatikan pagu
anggaran yang tersedia.
PENGELOLAAN BELANJA JASA

9
Pengelolaan Belanja Jasa

1. Pengelolaan Belanja Langganan Daya dan Jasa


2. Pengelolaan Belanja Sewa
3. Pengelolaan Belanja Jasa Profesi
4. Pengelolaan Belanja Jasa Konsultan
Pengelolaan Belanja
Langganan Daya dan Jasa

1. Langgaran listrik → komitmen berupa dokumen sebagai


pelanggan listrik dari PLN
2. Dokumen hak tagih → rekening tagihan listrik setiap bulan
3. Pembayaran dilakukan dengan UP atau LS (disesuaikan
dengan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan, serta nilai
pembayarannya)
Pengelolaan Belanja Sewa

• Sewa dilakukan apabila dibutuhkan barang/jasa yang


pengadaannya dilakukan secara sewa.
• Digunakan untuk pembayaran sewa (misalnya sewa
kantor/gedung/ruangan, atau sewa lainnya)
• Komitmen berupa surat perjanjian sewa dengan pihak pemilik
asset (yang menyewakan)
• Pembayaran belanja sewa didasarkan pada surat perjanjian sewa
dan berpedoman pada peraturan perundangan
Pengelolaan Belanja Jasa Profesi

Belanja ini digunakan untuk pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan
diberikan kepada Pegawai PNS dan non PNS sebagai narasumber, pembicara,
praktisi, pakar dalam kegiatan di luar Direktorat atau Eselon I pegawai yang
bersangkutan untuk kepentingan dinas.

Belanja jasa profesi adalah belanja untuk pembayaran honorarium narasumber


yang diberikan kepada pegawai negeri/nonpegawai negeri sebagai narasumber,
pembicara, praktisi, pakar yang memberikan informasi/pengetahuan kepada
pegawai negeri lainnya/masyarakat.
Pengelolaan Belanja Jasa Profesi

Honorarium narasumber pegawai negeri dapat diberikan dengan ketentuan:


- berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara
- berasal dari lingkup unit eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang
menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I
berkenaan/masyarakat.
- Pengguna Anggaran dapat mengatur “honor narasumber hanya
diperuntukkan bagi narasumber yang berasal dari luar kementerian/lembaga
berkenaan”
Pengelolaan Belanja Jasa Konsultan

Belanja jasa konsultan digunakan untuk pembayaran


jasa konsultan secara kontraktual termasuk jasa
pengacara.
PENGELOLAAN BELANJA PEMELIHARAAN

16
Pengelolaan Belanja Pemeliharaan

1. Belanja pemeliharaan gedung dan bangunan


2. Belanja pemerliharaan peralatan dan mesin
3. Belanja pemeliharaan jalan, irigasi, dan jaringan
Belanja pemeliharaan ditujukan untuk mengembalikan
aset sehingga tetap dapat berfungsi seperti semula.
PENGELOLAAN BELANJA MODAL

18
Pengelolaan Belanja Modal

Jenis Belanja Modal:


1. Belanja modal tanah
2. Belanja modal peralatan dan mesin
3. Belanja modal gedung dan bangunan
4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan
5. Belanja modal lainnya
Pengertian Belanja Modal Tanah

Adalah seluruh pengeluaran untuk


pengadaan/pembelian/pembebasan/ penyelesaian, balik
nama, pengosongan, penimbunan, perataan, pematangan
tanah, pembuatan sertifikat tanah serta pengeluaran-
pengeluaran lain yang bersifat administratif sehubungan
dengan perolehan hak dan kewajiban atas tanah pada saat
pembebasan/pembayaran ganti rugi sampai tanah tersebut
siap digunakan/dipakai.
Belanja Modal Tanah
• Tanah digunakan oleh satuan kerja untuk mendukung
operasional tugas dan fungsinya.
• Perikatan pengadaan tanah dilakukan antara PPK dan
pemilik tanah.
• Perikatan berupa Perjanjian/Akta Jual Beli yang dilakukan
dihadapan notaris.
• Pemindahan kepemilikan dari penjual kepada satuan kerja
diajukan ke Kantor Pertanahan (BPN) Kabupaten/Kota
setempat.
Persyaratan SPP Pengadaan Tanah

1. Daftar nominatif
2. Copy bukti kepemilikan
3. Bukti pembayaran/kuitansi
4. SPPT PBB tahun transaksi
5. Pernyataan penjual bahwa tanah tidak dalam sengketa dan tidak diagunkan
6. Pernyataan PN bahwa PN dapat menerima titipan uang ganti rugi (jika tanah
dalam sengketa)
7. Surat Dirjen Perbendaharaan bahwa Rek PN merupakan Rek Pemerintah Lainnya
(jika tanah dalam sengketa)
8. Berita acara pelepasan hak atas tanah/penyerahan tanah
9. SSP PPh Final
10. Surat pelepasan hak adat (jika diperlukan)
11. Dokumen lain sesuai dengan perundangan pertanahan
Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Adalah pengeluaran untuk pengadaan peralatan dan


mesin yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
antara lain biaya pembelian, biaya pengangkutan, biaya
instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh
dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin
tersebut siap digunakan.
Komitmen Pengadaan Peralatan dan Mesin

Disesuaikan dengan nilai paket pengadaannya dan


metode pengadaan yang digunakan.
Bentuk Komitmen (Kontrak) Pengadaan
Bentuk kontrak Barang Konstruksi Jasa lainnya Konsultansi

Bukti pembelian/
≤ 10 juta n/a ≤ 10 juta n/a
pembayaran

Kuitansi ≤ 50 juta n/a ≤ 50 juta n/a

Surat Perintah > 50 juta s.d 200 > 50 juta s.d 200
≤ 200 juta ≤ 100 juta
Kerja (SPK) juta juta

Surat perjanjian > 200 juta > 200 juta > 200 juta > 100 juta

e-purchasing/pembelian melalui toko daring


Surat pesanan
25
Dokumen Pembayaran

1. Kontrak
2. Berita Acara Serah Terima
3. Kuitansi
4. Berita Acara Pembayaran
5. SSP dan Faktur Pajak
Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Adalah pengeluaran untuk memperoleh gedung dan bangunan


secara kontraktual sampai dengan gedung dan bangunan siap
digunakan meliputi biaya pembelian atau biaya konstruksi,
termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak (kontraktual).

Dalam belanja ini termasuk biaya untuk perencanaan dan


pengawasan yang terkait dengan perolehan gedung dan
bangunan.
Komitmen Dalam Belanja Modal Gedung dan Bangunan

a. Kontrak Pekerjaan Konstruksi → Biaya pelaksanaan


konstruksi
b. Kontrak Pekerjaan Konsultan Perencana → Biaya
perencanaan teknis
c. Kontrak Pekerjaan Konsultan Pengawas → Biaya
pengawasan teknis
d. Kontrak lain pendukung pembangunan Gedung dan
Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Adalah pengeluaran untuk memperoleh jalan dan jembatan, irigasi


dan jaringan sampai siap pakai meliputi biaya perolehan atau
biaya kontruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan
dan jembatan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.

Dalam belanja ini termasuk biaya untuk penambahan dan


penggantian yang meningkatkan masa manfaat, menambah nilai
aset, dan di atas batas minimal nilai kapitalisasi jalan dan
jembatan, irigasi dan jaringan.
Komitmen Dalam Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan
Jaringan

1. Surat Perjanjian/Kontrak
2. Surat Perintah Kerja
3. Kuitansi
Belanja Modal Lainnya

Adalah pengeluaran yang diperlukan dalam Kegiatan


pembentukan modal untuk pengadaan/pembangunan belanja
modal lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam akun
belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
dan Jaringan, jalan, irigasi, dan lain-lain).
Yang Termasuk dalam Belanja Modal Lainnya Adalah:

1. kontrak sewa beli (leasehold),


2. pengadaan/pembelian barang-barang kesenian (art pieces) ,
barang-barang purbakala dan barang-barang untuk museum, buku-
buku dan jurnal ilmiah serta barang koleksi perpustakaan sepanjang
tidak dimaksudkan untuk dijual dan diserahkan kepada masyarakat.
3. Termasuk dalam belanja modal lainnya adalah belanja modal nonfisik
yang besaran jumlah kuantitasnya dapat teridentifikasi dan terukur
PENGELOLAAN BELANJA PERJALANAN DINAS

33
Jenis Perjalanan Dinas

1. Perjalanan dinas dalam negeri → PMK No. 113


Tahun 2012
2. Perjalanan dinas luar negeri → PMK No. 164 Tahun
2015 j.o. PMK No. 227/PMK.05/2016 dan PMK No.
181/PMK.OS/2019
Perjalanan Dinas Dalam Negeri

adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan dalam


wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara:
a. Perjalanan Dinas Jabatan, dibedakan menjadi:
1) dalam kota, dibedakan menjadi:
a) melewati 8 jam
b) sampai dengan 8 jam
2) melewati batas kota
a. Perjalanan Dinas Pindah
Prinsip Perjalanan Dinas:

1. selektif,
2. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan
pencapaian kinerja
3. efisiensi penggunaan belanja negara; dan
4. akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan
Perjalanan Dinas dan pembebanan biaya Perjalanan
Dinas.
Dasar Pelaksanaan Perjalanan Dinas

1. Surat Tugas
2. Penerbit Surat Tugas:
a. kepala satuan kerja untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh
Pelaksana SPD pada satuan kerja berkenaan;
b. atasan langsung kepala satuan kerja untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang
dilakukan oleh kepala satuan kerja;
c. Pejabat Eselon II untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh Pelaksana
SPD dalam lingkup unit eselon II/setingkat unit eselon II berkenaan; atau
d. Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I untuk Perjalanan Dinas Jabatan
yang dilakukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I/ Pejabat
Eselon II.
3. Kewenangan penerbitan Surat Tugas dapat didelegasikan kepada pejabat yang
ditunjuk.
Surat Perjalanan Dinas

Dalam hal berdasarkan Surat Tugas dilakukan:


a. Perjalanan Dinas Jabatan yang melewati batas Kota;
b. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan di dalam Kota lebih dari 8
(delapan) jam,
Surat Tugas dimaksud menjadi dasar penerbitan SPD.

Perjalanan Dinas Jabatan di dalam Kota yang dilaksanakan sampai dengan


8 (delapan) jam dapat dilakukan tanpa penerbitan SPD → pembebanan
biaya Perjalanan Dinas Jabatan dicantumkan dalam Surat Tugas
Komponen Perjadin Jabatan
1. uang harian;
a.uang makan;
b.uang transpor lokal;
c.uang saku
2. biaya transpor;
3. biaya penginapan (diberikan 30% dari tariff hotel apabila tidak
menginap di hotel);
4. uang representasi (khusus pejabat negara dan pejabat eselon I/II);
5. sewa kendaraan dalam Kota; dan/atau
6. biaya menjemput/mengantar jenazah (untuk jenazah PNS/TNI/Polri
yang tewas/gugur).
Penggolongan Perjadin Jabatan

1. Golongan A:
untuk pejabat negara, pejabat eselon I, dan
yang setara
2. Golongan B:
untuk pejabat eselon II
3. Golongan C:
untuk pejabat eselon III/PNS Golongan IV ke
bawah
Ketentuan Biaya Perjadin Jabatan
1. uang harian → dibayarkan lumpsum, SBM menjadi batas tertinggi. Dalam
hal Perjalanan menggunakan kapal laut/sungai untuk waktu > 24 jam
maka selama waktu transportasi tersebut kepada Pelaksana SPD hanya
diberikan uang harian.
2. biaya transpor → dibayarkan Biaya Riil berdasarkan fasilitas yang
ditentukan
3. biaya penginapan → dibayarkan Biaya Riil, maksimal SBM
4. uang representasi → dibayarkan lumpsum, maksimal SBM
5. sewa kendaraan dalam Kota → dibayarkan Biaya Riil, berpedoman SBM.
6. biaya pemetian/pengruktian/pengurusan jenazah → dibayarkan Biaya Riil;
7. biaya angkutan jenazah → dibayarkan Biaya Riil
Biaya Perjalanan Dinas Jabatan dibebankan pada DIPA satuan kerja penerbit
SPD.
Tambahan Biaya Perjadin Jabatan
Dalam hal jumlah hari Perjalanan melebihi jumlah hari dalam
ST/SPD yang tidak disebabkan oleh kesalahan/ kelalaian
Pelaksana SPD maka dapat diberikan tambahan uang harian,
biaya penginapan, uang representasi, dan sewa kendaraan
dalam Kota dengan bukti:
1. Surat keterangan kesalahan/kelalaian dari
Syahbandar/Kepala Bandara/perusahaan jasa transportasi
lainnya; dan/atau
2. Surat keterangan perpanjangan tugas dari pemberi tugas.
Pertanggungjawaban Perjadin Jabatan
1. Surat Tugas
2. SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat di tempat pelaksanaan
Perjalanan Dinas atau pihak terkait yang menjadi Tempat Tujuan Perjalanan Dinas;
3. tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukti pembayaran moda
transportasi lainnya;
4. Daftar Pengeluaran Riil
5. Bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam Kota berupa kuitansi
atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang
bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan; dan
6. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya.
Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan Perjalanan Dinas paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah Perjalanan Dinas dilaksanakan
Komitmen dan Kelengkapan Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Negeri

1. Surat Tugas
2. Surat Perjalanan Dinas
3. Daftar Pengeluaran Riil
4. Rincian Biaya Perjalanan Dinas
5. Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Jabatan (jika
terjadi pembatalan)
6. Surat Pernyataan Pembebanan Biaya Pembatalan Perjalanan
Dinas Jabatan (jika terjadi pembatalan)
Tanggung Jawab Perjalanan Dinas
1. PPK yang menerbitkan SPD,
2. pegawai yang melakukan perjalanan dinas,
3. para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba,
serta
4. bendahara pengeluaran
bertanggung jawab berdasarkan peraturan peraturan
Keuangan Negara apabila negara menderita rugi akibat
kesalahan, kelalaian, dan kealpaannya dalam pembayaran
perjalanan dinas.
PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI
Definisi Perjadin Luar Negeri

adalah perjalanan yang dilakukan ke luar dan/atau masuk


wilayah Republik Indonesia, termasuk perjalanan di luar
wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan
dinas/negara.
Surat Tugas dan Surat Persetujuan

• Surat Tugas adalah surat penugasan Perjalanan Dinas yang diterbitkan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang ditunjuk kepada Pelaksana
SPD di lingkup Kementerian Negara/Lembaga berkenaan atau oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang ditunjuk yang
pejabat/pegawainya diikutsertakan.
• Surat Persetujuan Perjalanan Dinas yang selanjutnya disebut Surat
Persetujuan adalah surat pemberian izin untuk melaksanakan Perjalanan
Dinas yang diterbitkan oleh Presiden a tau ' pejabat yang ditunjuk a tau izin
untuk meninggalkan wilayah kerja di luar negeri yang cliterbitkan oleh
Menteri Luar Negeri atau Kepala Perwakilan.
Perjalanan Dinas Luar Negeri

Jenis Perjalanan Dinas LN terdiri atas:


a. Perjalanan Dinas Jabatan; dan
b. Perjalanan Dinas Pindah.
Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a
meliputi:
1. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan oleh Pelaksana SPD di lingkup
Kementerian Negara/ Lembaga atas beban anggaran Kementerian
Negara/ Lembaga berkenaan; dan/ atau
2. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan oleh Pelaksana SPD di luar
lingkup Kementerian Negara/ Lembaga berkenaan atas beban anggaran
Kementerian Negara/Lembaga berkenaan.
Komitmen dan Kelengkapan Belanja
Perjalanan Dinas Luar Negeri

1. Surat Tugas
2. Surat Perjalanan Dinas (LETTER OF OFFICIAL TRAVEL)
3. Rincian Biaya Perjalanan Dinas
4. Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Jabatan (jika
terjadi pembatalan)
5. Surat Pernyataan Pembebanan Biaya Pembatalan Perjalanan Dinas
Jabatan (jika terjadi pembatalan)
6. Daftar Pengeluaran Riil
Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Luar Negeri

1. Laporan pelaksanaan Perjalanan Dinas


2. Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas
Laporan pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri

1. Laporan pelaksanaan kegiatan


2. Ijazah atau surat keterangan telah menyelesaikan tugas belajar
3. Basil diagnosa dari tim medis atau rumah sakit untuk Perjalanan Dinas
Jabatan yang dilakukan untuk keperluan mendapatkan
pengobatan di luar negeri
4. Surat keterangan penjemputan dan pengantaran jenazah untuk
Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan untuk keperluan
menjemput atau mengantar jenazah
Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas

1. Surat Tugas
2. SPD;
3. Surat pernyataan dari Pelaksana SPD
4. Kuitansi/bukti penerimaan uang harian
5. Bukti pengeluaran yang sah untuk biaya transportasi, terdiri atas: 1) bukti pembelian
tiket transportasi, 2) boarding pass, airport tax, pembuatan visa, dan retribusi;
6. Kuitansi/bukti pengeluaran yang sah untuk biaya penginapan
7. Daftar Pengeluaran Riil yang ditandatangani oleh Pelaksana SPD dan PPK dalam
hal bukti pengeluaran untuk biaya transportasi tidak diperoleh
8. Kuitansi/bukti pengeluaran yang sah untuk uang representasi
9. Kuitansi/bukti pengeluaran yang sah untuk biaya asuransi perjalanan
PENGELOLAAN BELANJA BADAN
LAYANAN UMUM
Definisi BLU (1)

Merupakan instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk


untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
(Pasal 1 UU Perbendaharaan Negara).
Definisi BLU (2)

Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan


Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (Pasal 1
PP 23 Tahun 2005)
Pengelolaan Barang BLU
• Pengadaan barang/jasa oleh BLU dilakukan berdasarkan
prinsip efisiensi dan ekonomis, sesuai dengan praktek bisnis
yang sehat.
• Kewenangan pengadaaan barang/jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan berdasarkan
jenjang nilai yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan.
• Mekanisme PBJ BLU dapat diatur tersendiri oleh Pimpinan
BLU (Pasal 61 Perpres 16 Tahun 2018)
Karakteristik BLU:
1. Tidak dipisahkan dari kekayaan negara (barang milik negara)
2. Menghasilkan produk yang diperlukan masyarakat
3. Non-profit oriented
4. Otonom
5. Dikonsolidasikan dengan instansi induk (kementerian/lembaga)
6. PNBP yang diterimnya dapat digunakan secara langsung (tanpa
disetor dahulu ke rek kas negara)
7. Karyawan terdiri atas PNS dan Non-PNS
8. Bukan subjek pajak
Tujuan BLU:

1. Dapat dilakukan peningkatan pelayanan instansi pemerintah


kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdasakan kehidupan bangsa.
2. Instansi pemerintah dapat memperoleh fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas dengan menerapkan praktik bisnis yang sehat.
3. Dapat dilakukan pengamanan atas aset negara yang dikelola
oleh instansi terkait.
Pengelompokan BLU:
1. BLU yang kegiatannya menyediakan barang atau jasa:
rumah sakit, pendidikan, pelayanan lisensi, dan lain-lain.
2. BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan,
meliputi otoritas pengembangan wilayah dan kawasan
ekonomi terpadu (kapet).
3. BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus, meliputi
pengelola dana bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman
dan tabungan pegawai
Contoh BLU Layanan
BLU Kapet
BLU Pengelola Dana
Prosedur Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran

Perencanaan

Penerimaan,
Rencana Pertanggung
Prediksi Dokumen Pencairan,
Tarif Layanan Penggunaan Jawaban
Penerimaan DIPA/POK dan
(RBA) (SPJ)
Penggunaan,

Pelaksanaan
Target PNBP TOR, DIPA POK Pencairan
(Tarif) RAB dana

REVISI
Penerimaan PNBP pada DIPA
TAHUN BERJALAN

POK
Tambahan TOR, Pencairan
Supleme
Target PNBP (Tarif) RAB dana
n

Pendapatan Kerja TOR,


Sama / Hibah RAB
Pertanggungjawaban Pendapatan dan Belanja PNBP BLU

SP3B

Satker BLU KPPN

SP2B

SP3B: Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja


SP2B: Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja
Penerbitan dan Penyampaian SP3B

1. SP3B diterbitkan dengan format sesuai Perdirjen Perbendaharaan, menggunakan


aplikasi yang ditentukan DJPb.
2. Penandatangan SP3B adalah PPSPM
3. Petugas pengantar SP3B sama dengan petugas pengantar SPM
4. Waktu penyampaian SP3B adalah triwulanan, diperbolehkan menyampaikan lebih dari
1 kali dalam satu triwulan
5. Lampiran SP3B: 1) SPTJ yang ditandatangani KPA, 2) ADK SP3B
6. Pada triwulan IV:
- BLU tidak melakukan cut off realisasi pendapatan/belanja terhadap SP3B akhir
triwulan IV
- Batas akhir penyampaian SP3B sesuai dengan Perdirjen Pb berkenaan.
Komitmen Belanja Barang
dan Belanja Modal

1. Surat Keputusan
2. Surat Tugas
3. Surat Perjalanan Dinas
4. Kuitansi
5. Surat Perintah Kerja
6. Surat Perjanjian (Kontrak)
Terima Kasih

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai