Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

INSEMINASI BUATAN (IB) TERNAK SAPI BALI DAN SIMENTAL


DI UPTD PEMBIBITAN TERNAK, KESEHATAN HEWAN DAN
RUMAH POTONG HEWAN (RPH) RAMBAH SAMO
ROKAN HULU RIAU

Oleh :

SAHRUL
12080111818

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PERTENAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2022
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

INSEMINASI BUATAN (IB) TERNAK SAPI BALI DAN SIMENTAL


DI UPTD PEMBIBITAN TERNAK, KESEHATAN HEWAN DAN
RUMAH POTONG HEWAN (RPH) RAMBAH SAMO
ROKAN HULU RIAU

Oleh :

SAHRUL
12080111818

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PERTENAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Inseminasi buatan (IB) Ternak sapi bali dan simmental di


UPTD Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan dan Rumah
Potong Hewan (RPH) Rambah Samo Rokan Hulu Riau

Nama : Sahrul

NIM : 12080111818

Program Studi : Peternakan

Menyetujui:
Setelah diseminarkan pada tanggal 11 Oktober 2022

Pembimbing,

Dr. Restu Misrianti, S.Pt., M.Si


NIP. 19870923 201801 2001

Mengetahui:

Dekan, Ketua,
Fakultas Pertanian dan Peternakan Program Studi Peternakan

Dr. Arsyadi Ali, S.Pt., M.Agr.Sc Dr. Triani Adelina, S.Pt., M.P
NIP. 19710706 200701 1031 NIP. 19760322 200312 2003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapang ini dengan judul “Inseminasi buatan Ternak Sapi Bali dan simental Di
UPTD Pembibitan Ternak, Keswan Dan RPH Rambah Samo Rokan Hulu”.
Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wassalam., yang mana berkat rahmat beliau kita dapat
merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada:
1. Kedua orang tua, Bapak Gong matua dan Ibu Erni Yusnita yang senantiasa
memberikan do`a tiada hentinya serta mensupport baik itu moril maupun materil
untuk anaknya tercinta.
2. Dosen pembimbing, Ibu Dr. Restu Misrianti, S.Pt, M.Si yang telah membimbing
penulis dalam pembuatan laporan serta dapat menyelesaikan tugas Praktik Kerja
Lapangan
3. Ketua Program Studi Peternakan, Ibu Dr. Triani Adelina, S.Pt. M.P selaku Ketua
jurusan Program Studi Peternakan di Fakultas Pertanian dan Peternakan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
4. UPTD Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan Dan Rumah Potong Hewan (RPH)
Rambah Samo Rokan Hulu dan bapak Ade Hapari S,Pt selaku pembimbing PKL
kami di lapangan yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan ilmunya
selama 1 bulan melakukan PKL.
Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan
praktik kerja lapang ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun untuk
masa yang akan datang.

Pekanbaru, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 1
1.3 Manfaat ................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 3


2.1 Sapi Bali ................................................................................. 3
2.2 Sapi Simmental ....................................................................... 3
2.3 Inseminasi Buatan (IB) ........................................................... 3
2.4 Fungsi Inseminasi Buatan (IB) ............................................... 4
2.5 Persyaratan Inseminasi Buatan (IB) ....................................... 4

BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................. 5


3.1 Tempat dan Waktu................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................... 5
3.3 Metodologi.............................................................................. 5
3.4 Pengamatan ............................................................................. 6
3.5 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan .......................................... 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 9


4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL ................................................ 9
4.1.1 Sejarah ........................................................................... 9
4.1.2 Lokasi Tata Letak PKL................................................. 10
4.1.3 Program Instansi........................................................... 12
4.2 Inseminasi Buatan................................................................... 15
4.3 Frekuensi Pelayanan Inseminasi Buatan (IB) .......................... 13
4.4 Teknik Dalam Melakukan (IB) ................................................ 14
4.5 Tantangan petugas dalam melakukan (IB) .............................. 15
4.6 Data IB ..................................................................................... 15

BAB V PENUTUP ................................................................................. 16


5.1 Kesimpulan .............................................................................. 16
5.2 Saran ........................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17


LAMPIRAN ........................................................................................... 18

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja di UPTD Pembibitan Ternak, Keswan


dan RPH Rambah Samo, Rokan Hulu ...................................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Kantor UPTD Pembibitan Ternak, Keswan Dan


RPH Rambah Samo, Rokan Hulu ........................................ 10
Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD Pembibitan Ternak,
Keswan, dan RPH Rambah Samo, Rokan Hulu................... 11
Gambar 3. Proses Inseminasi Buatan ......................................................
Gambar 4. Data IB kambing dan sapi ..................................................... 14
Gambar 5. Belajar Inseminasi Buatan Menggunakan Alat
Reproduksi Sapi Betina ........................................................ 39
Gambar 6. Pembuatan Silase Menggunakan Rumput
Super Membaca Dan Indigofera .......................................... 39
Gambar 7. Kegiatan Pembersihan Kandang ........................................... 40
Gambar 8. Pengobatan Kambing ............................................................ 40
Gambar 9. Pemberian Pakan Kambing ................................................... 41
Gambar 10. Kegiatan USG ..................................................................... 41
Gambar 11. Kegiatan pemotongan domba sebanyak 34 ekor
di RPH .................................................................................. 42
Gambar 12. Kegiatan PKB (pemeriksaan kebuntingan) ......................... 42
Gambar 1. Kegiatan pembuatan pupuk kompos ..................................... 43
Gambar 13. Kegiatan Inseminasi Buatan (IB) ........................................ 43

iv
DAFTAR SINGKATAN

UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah


RPH : Rumah Potong Hewan
PKL : Praktik Kerja Lapang
PKB : Pemeriksaan Kebuntingan
IB : Inseminasi Buatan

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kegiatan Praktik Kerja Lapang .......................................... 18


Lampiran 2. Jurnal Harian PKL .............................................................. 38
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktik Kerja Lapang .................... 39

vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reproduksi adalah suatu proses perkembangbiakan pada ternak yang
diawali dengan bersatunya sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) sehingga
terbentuk zigot kemudian embrio hingga fetus dan diakhiri dengan apa yang
disebut dengan kelahiran. Pada proses reproduksi ini menyangkut hewan betina
dan jantan. Secara umum, proses reproduksi ini melibatkan dua hal yakni, sel telur
atau yang biasa disebut dengan ovum dan sel mani atau yang biasanya disebut
dengan sperma. Ovum sendiri dihasilkan olah ternak betina melalui proses ovulasi
setelah melalui beberapa tahap perkembangan folikel, sedangkan sperma
diproduksi oleh ternak jantan melalui proses spermatogenesis (proses
pembentukan sel gamet jantan atau sperma yang terjadi di dalam testis tepatnya
pada tubulus seminiferus).
Pelaksanaan program Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik pada sapi
telah dimulai sejak tahun 1950-an. Dalam pelaksanaannya, operasional program
inseminasi buatan ditangani oleh seorang petugas inseminator. Tingkat
keberhasilan kerja seorang inseminator dapat diukur dengan peningkatan
persentase kelahiran anak sapi sehingga membantu peningkatan populasi ternak
ini. Karena bibit semen beku jantan yang dipergunakan berasal dari sapi jantan
unggul, maka anak sapi yang dilahirkan juga diharapkan memiliki sifat-sifat
unggul.
UPTD Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan dan Rumah Potong Hewan
Rokan Hulu merupakan unit instansi yang didirikan dalam rangka mendukung
Program Swasembada daging sapi tahun 2024 berkelanjutan, khususnya untuk
Swasembada daging sapi, diperlukan ketersediaan bibit sapi yang berkelanjutan.
Kegiatan pembibitan ini bertujuan mengembangkan pembibitan ternak dan
menumbuhkan serta menstimulasi kelompok ternak dalam menerapkan prinsip-
prinsip pembibitan dan meningkatkan produktivitas ternak sapi.

1.2 Tujuan
Ada beberapa tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapang bagi
mahasiswa yaitu:

1
1. Melatih mahasiswa untuk mengaplikasikan secara aktual pengetahuan,
ketrampilan dan sikap di bidang peternakan khususnya pada Inseminasi Buatan
(IB)
2. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa selama melakukan pekerjaan
di lapangan sesuai keahlian yang di miliki.
3. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori yang
di terima sebelumnya di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di
lapangan.
4. Meningkatkan pemahaman kompetensi mahasiswa antara teori dan
penerapannya untuk bekal ilmu di bidang peternakan.
5. Menjalin hubungan kerja sama yang baik dan harmonis antara pihak instansi
dengan institusi perguruan tinggi khususnya Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
6. Sebagai salah satu persyaratan kelulusan Program Sarjana Studi Ilmu
Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswa
adalah :
1. Dapat memperolah pengalaman yang berguna selama Praktik Kerja Lapangan
di UPTD Pembibitan Hewan, Keswan & RPH Rambah Samo Rokan Hulu
khususnya pada inseminasi buatan (IB).
2. Mahasiswa dapat menerapkan atau mempraktikkan secara langsung teori yang
telah di pelajari dan dibimbing oleh pembimbing lapangan melalui PKL ini.
3. Mahasiswa dapat mengetahui segala aspek dan kegiatan yang dilakukan setiap
harinya bersama petugas lapangan serta di kandang.
4. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung teknik dari Inseminasi Buatan
(IB) ternak sapi Bali dan simental.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Bali


Sapi Bali merupakan sapi lokal dengan penampilan produksi yang tinggi.
Populasinya pada tahun 1999 mencapai 27% dari seluruh sapi yang berada di
Indonesia. Asal usul sapi Bali ini adalah Benteng (Bos sandaicus) yang telah
mengalami penjinakan atau domestikasi yang cukup lama, dan diduga sebagai
penyebab sapi Bali lebih kecil dibandingkan dengan Banteng. Sapi Bali jantan
atau betina dilahirkan dengan warna bulu merah bata dengan garis hitam di
sepanjang punggung yang disebut garis belut. Setelah dewasa, warna sapi jantan
berubah menjadi kehitam-hitaman. Sedangkan warna sapi betina relatif tetap. Sapi
betina tidak berpunuk dan bagian pantatnya berwarna putih (Abidin, 2008).

2.2 Sapi Simmental


Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus, berasal dari daerah simne di
negara Switzerland, tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan
Amerika. Merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan
(merah bata), dibagian muka dan lutut ke bawah serta ujung ekor berwarna putih,
sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1.150 kg sedangkan betina
dewasanya 800 kg. Bentuk tubuhnya kekar dan berotot, sapi jenis ini cocok
dipelihara di tempat yang iklimnya sedang. Persentase karkas sapi jenis ini tinggi,
mengandung sedikit lemak. Sapi Simmental dapat difungsikan sebagai sapi perah
dan sapi potong (Sugeng, 2006).

2.3 Inseminasi Buatan (IB)


Inseminasi buatan (kawin suntik) adalah proses memasukkan sel sperma
hewan jantan ke alat reproduksi hewan betina dengan bantuan alat suntik.
inseminasi buatan biasanya dilakukan pada hewan ternak misalnya sapi, domba,
atau kerbau dan proses ini harus dilakukan pada masa perkawinan hewan tersebut.
Inseminasi Buatan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada awal
tahun limapuluhan oleh Prof. B. Seit dari Denmark di Fakultas Hewan dan
Lembaga Penelitian Peternakan Bogor. Dalam rangka rencana kesejahteraan
istimewa (RKI) didirikanlah beberpa satsiun IB di beberapa daerah di awa

3
Tenggah (Ungaran dan Mirit/Kedu Selatan), Jawa Timur (Pakong dan Grati),
Jawa Barat (Cikole/Sukabumi) dan Bali (Baturati). Juga FKH dan LPP Bogor,
difungsikan sebagai stasiun IB untuk melayani daerah Bogor dan sekitarnya,
Aktivitas dan pelayanan IB waktu itu bersifat hilang, timbul sehingga dapat
mengurangi kepercayaan masyarakat.
Pada tahun 1959 dan tahun-tahun berikutnya, perkembangan dan aplikasi
IB untuk daerah Bogor dan sekitranya dilakukan FKH IPB, masih mengikuti jejak
B. Seit yaitu penggunaan semen cair umtuk memperbaiki mutu genetik ternak sapi
perah. Pada waktu itu belum terfikirkan untuk sapi potong. Menjelang tahun 1965,
keungan negara sangat memburuk, karena situasi ekonomi dan politik yang tidak
menguntungkan, sehingga kegiatan IB hampir-hampir tidak ada. Stasiun IB yang
telah didirikan di enam tempay dalam RKI, hanya Ungaran yang masih bertahan.
(Ismudiono. 1999). Kekurang berhasilan program IB antara tahun 1960-1970,
banyak disebabkan karena semen yang digunakan semen cair, dengan masa
simpan terbatas dan perlu adanya alat simpan sehingga sangat sulit pelaksanaanya
di lapangan. Disamping itu kondisi perekonomian saat itu sangat kritis sehingga
pembangunan bidang peternakan kurang dapat perhatian.

2.4 Fungsi Inseminasi Buatan (IB)


Adapun fungsi Inseminasi Buatan (IB) yang dapat kita ketahui, yaitu:
dapat meningkatkan mutu ternak lokal, mempercepat peningkatan populasi ternak,
menghemat penggunaan pejantan, mencegah adanya penularan penyakit kelamin
akibat perkawinan alam dan perkawinan silang antar berbagai bangsa/ras dapat
dilakukan.

2.5 Persyaratan Inseminasi Buatan (IB)


Beberapa persyaratan yaitu: jenis ternak sapi, berjenis kelamin betina,
sudah dewasa kelamin dan dewasa tubuh. selain itu, umur sapi minimal 1,5 tahun,
ternak dalam kondisi birahi yang dicirikan dengan ternak sering mengeluh,
gelisah, dan alat kelamin bengkak berwarna merah serta mengeluarkan lendir.

4
III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu


Praktik Kerja Lapang ini telah dilaksanakan dari tanggal 02 Juli 2022
sampai 02 Agustus 2022 di UPTD Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan Dan
Rumah Potong Hewan (RPH) Rambah Samo, Rokan Hulu. Alamat Jalan Poros,
Rambah Utama, Desa Rambah Baru, Kec. Rambah Samo, Kab. Rokan Hulu.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada PKL ini di antaranya
adalah: Kandang, sekop, gerobak dorong (angkong), sapu, tali tambang, ember,
cangkul, mesin (air & listrik), tempat pakan dan minum, kamera sebagai alat
dokumentasi serta alat tulis yang di perlukan saat melakukan Praktek Kerja
Lapangan. Kemudian bahan yang digunakan adalah: bahan pakan (rumput, solit &
pellet)

3.3 Metodologi
Metode yang digunakan selama pelaksanaan PKL yaitu, metode
observasi, partisipasi,Pada inseminasi buatan (IB), Mahasiswa wajib berpartisipasi
aktif selama satu bulan secara terus menerus melaksanakan pekerjaan di lapangan.
1. Metode observasi
Metode ini dilakukan untuk meneliti atau mengamati secara langsung dalam
memperoleh informasi dan mengenal mekanisme pekerjaan yang di lakukan
di lapangan ataupun kandang.
2. Metode partisipasi
Metode ini dilakukan dalam kegiatan untuk pengembangan data atau
infomasi serta ikut dalam melakukan segala aspek pekerjaan yang di
lakukan di lapangan dan kandang bersama petugas.
3. Inseminasi Buatan (IB) yang dilakukan pada sapi Bali dan simental di
UPTD Pembibitan ternak, kesehatan hewan dan rumah potong (RPH)
Rambah Samo, Rokan hulu.

5
3.4 Pengamatan
Dalam pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di UPTD
Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan Dan Rumah Potong Hewan (RPH) Rambah
Samo, Rokan Hulu mahasiswa melakukan pengamatan dengan cara observasi,
yaitu mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung dan ikut bekerja
bersama petugas di lapangan dan kandang. Selain itu juga melakukan pengamatan
terhadap inseminasi buatan, seperti, peralatan atau perlengkapan dalam
melakukan inseminasi buatan,cara memasukkan strow kedalam gun/towwing,dan
kita harus mengamati bagaimana posisi ketika memasukkan gun kedalam servik
melalui alat kelamin luar yaitu vulva dan kita harus mengamati dimana posisi
yang baik untuk menembakkan strow.
Pada saat pengamatan kami juga melakukan diskusi dengan pihak UPTD
atau perusahaan seperti pembimbing lapangan, penanggung jawab area, karyawan
kandang, serta pencatatan informasi yang berada di area UPTD Pembibitan
Ternak, Kesehatan Hewan Dan Rumah Potong Hewan (RPH) Rambah Samo,
Rokan Hulu maupun langsung terjun ke masyarakat bersama pembimbing
lapangan.
Pada saat diskusi bersama pembimbing lapangan membahas tentang
materi peternakan, seperti Pemeriksaan Kebuntingan (PKB), Inseminasi Buatan
(IB), Kesehatan Hewan.

3.5 Kegiatan Praktik Kerja Lapang


Adapun pelaksanaan kegiatan PKL selama satu bulan yang di lakukan
mahasiswa di UPTD Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan Dan Rumah Potong
Hewan (RPH) Rambah Samo, Rokan Hulu antara lain, yaitu :
1. Pembersihan kandang
Kandang di UPTD Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan Dan Rumah
Potong Hewan (RPH) Rambah Samo, Rokan Hulu dibersihkan setiap hari pada
pagi pukul 08.00 wib. Setelah dilakukan pembersihan kandang maka lorong
atau gang dan tempat pakan juga dibersihkan setiap pagi hari agar bersih dan
pakan yang baru tidak terkontaminasi dengan kotoran ataupun feses yang
mungkin terdapat di dalam tempat pakan. Selain membersihkan kandang dan
tempat pakan, dilakukan pula pembersihan disekitar kandang, seperti

6
membersihkan dan membuang feses sapi. Dalam melakukan kegiatan ini
digunakan beberapa peralatan kandang yaitu sekop, ember (tempat pakan dan
minum), sapu lidi, dan cangkul untuk membersihkan feses yang terdapat
disekitar lantai dan selokan.
2. Membersihkan palingan (tempat pakan & minum)
Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada didepan
ternak, terbuat dari tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Setiap
pagi hari pukul 08:00 wib membantu petugas kandang membersihkan pakan
dan air yang berserakan di tempat pakan dan minum sapi. Pembersihan ini
dilakukan agar tidak kotor, bersih dan tidak terkontaminasi dengan kotoran
ataupun feses yang mungkin terdapat di dalam tempat pakan dan minum.
supaya ketika pada saat pemberian pakan dan minum di tempatnya, maka sapi
tersebut nyaman dan aman diberikan pakan.
3. Pemberian pakan
Pakan ternak yang diberikan pada sapi di kandang UPTD Pembibitan
Ternak, Kesehatan Hewan Dan Rumah Potong Hewan (RPH) Rambah Samo,
Rokan Hulu terdiri dari hijauan (jerami padi, rumput gajah, lamtoro) tetapi,
pakan hijauan yang sering diberikan pada sapi adalah jerami padi. Karena,
menurut karyawan/petugas kandang jerami padi mudah di cari dan di dapatkan
kepada masyarakat yang sedang panen padi dan supaya sapi kenyang lebih
lama. Selain itu, dilakukan juga pemberian pakan konsentrat (pellet dan
fermentasi solit). Pakan konsentrat ini sebagai pakan tambahan dan
pengenyang serta pemacu minum yang kuat untuk sapi.
Pemberian pakan dilakukan secara berkala dan intensif serta memperhatikan
tingkat konsumsi ternak sehingga dalam pemberian pakan selanjutnya dapat
mengetahui kekurangan ataupun kelebihan dalam jumlah pemberian bagi
ternak yang memiliki tingkat konsumsi yang rendah. Metode ini merupakan
metode yang sangat efektif karena dengan begitu maka peternakan di kandang
UPTD Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan Dan Rumah Potong Hewan
(RPH) Rambah Samo, Rokan Hulu dapat menekan biaya pakan yang
dibutuhkan.

7
4. Pemberian air minum
Pemberian air minum yang dilakukan yaitu pada siang hari dan sore hari,
terkadang hanya pagi hari saja. Selain itu, pemberian minum ini dengan
menggunakan ember yang airnya diambil dari tangki penampung air melalui
saluran pipa kran yang berada dalam kandang. Sumber air di kandang UPTD
berasal dari sumur mata air. Air disedot dengan mesin pompa air dari sumur
sumber mata air ke tangki penampung air. Kapasitas tampung tank 500 Liter
Air digunakan sebagai minum ternak dan membersihkan peralatan setelah
digunakan.
5. Pembuatan kompos
Bahan untuk pembuatannya berupa kotoran sapi 800 kg, sekam padi 200 kg,
molasses 2,5 liter, air secukupnya, dekomposer (stardec) 2,5. Alat yang
diperlukan berupa cangkul 2 buah dan sekop 2 buah untuk mengaduk bahan
kompos dan melakukan pembalikan, terpal untuk menutup adukan kompos.
Ember 2 buah untuk mengambil air dan mengencerkan molasses. Karung untuk
mengemas kompos. Tempat pembuatan kompos harus teduh dari sinar
matahari dan hujan.

8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL


4.1.1 Sejarah UPTD Pembibitan Ternak,Kesehatan Hewan dan Rumah
Potong Hewan
Unit Pelaksana Teknis Daerah Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan dan
Rumah Potong Hewan Rokan Hulu didirikan dalam rangka mendukung Program
Swasembada Daging Sapi/Kerbau Tahun 2024 berkelanjutan, khususnya untuk
Swasembada daging sapi, diperlukan ketersediaan bibit sapi yang berkelanjutan.
Strategi dalam memenuhi ketersediaan bibit perlu dilakukan pembibitan ternak
dalam suatu kawasan sentra produksi sapi. Kegiatan pembibitan bertujuan
mengembangkan pembibitan ternak dan menumbuhkan serta menstimulasi
kelompok ternak dalam menerapkan prinsip-prinsip pembibitan dan meningkatkan
produktivitas ternak sapi.
Dinas Peternakan dan Perkebunan pada tahun 2018 telah membentuk
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) untuk melaksanakan kegiatan pembibitan
ternak sapi dalam rangka memperkuat usaha pembibitan dan meningkatkan
populasi sapi di Kabupaten Rokan Hulu. Sehubungan dengan hal tersebut untuk
mengoptimalkan pembibitan ternak sapi ini, diperlukan sarana dan prasarana
penunjang dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Visi dari UPTD Pembibitan Ternak, Keswan, dan RPH ini adalah:
Terwujudnya penyediaan bibit ternak serta meningkatkan produksi dan
produktivitas ternak yg berkelanjutan berbasis sumber daya lokal untuk
mendukung pengembangan ternak di Kabupaten Rokan Hulu.
Misi dari UPTD Pembibitan Ternak, Keswan, dan RPH ini adalah:
Mempercepat laju peningkatan kualitas dan kuantitas produksi bibit melalui
pengembangan teknologi pembibitan yang baik (Best Practice
Breeding),mengembangkan kemitraan pola inti plasma untuk mendorong
terbentuknya kawasan sentra pembibitan pedesaan (Village Breeding Center),
mengembangkan kebun Hijauan Makanan Ternak (HMT) untuk kebutuhan
sendiri, kelompok binaan dan rumah tangga peternak sapi di Kabupaten Rokan
Hulu, mengembangkan kerjasama dengan pihak terkait dengan usaha pembibitan

9
seperti bptu Padang Mengatas untuk mengembangkan sumber daya manusia
(SDM) dan transfer IPTEK, dan menyediakan layanan pendidikan dan pelatihan
bagi kelompok ternak sapi yang ada di Kabupaten Rokan Hulu dalam rangka
transfer iptek ke masyarakat.

4.1.2 Lokasi dan Tata Letak UPTD


Kantor UPTD Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan Dan Rumah Potong
Hewan (RPH) Rambah Samo, Rokan Hulu terletak di Jalan. Poros Rambah
Utama, Desa Rambah Baru, Kec. Rambah Samo, Kab. Rokan Hulu, Riau. Lokasi
kandang UPTD Pembibitan Ternak Rokan Hulu di Jalan. Poros Masda Makmur-
Rambah Utama, Desa. Masda Makmur, Kec. Rambah Samo, Kab. Rokan Hulu,
Riau. Letak geografis Pembibitan Ternak Rokan Hulu berada di koordinat
0o52’37.7” Lingkar Selatan dan 100o24’53.7” Bujur Timur dengan ketinggian 70
mdpl. Lingkungan peternakan Pembibitan Ternak Rokan Hulu memiliki suhu
sekitar 30 oC – 34 oC pada siang hari dan suhu pada malam hari sekitar 24 oC – 28
o
C (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi Kantor UPTD Pembibitan Ternak, Keswan Dan RPH Rambah
Samo, Rokan Hulu

4.1.3 Struktur Organisasi


Sumber daya manusia sangat diperlukan di UPTD Pembibitan Ternak,
Kesehatan Hewan dan Rumah Potong Hewan (RPH) Rambah Samo, Rokan Hulu
baik kualitas dan kuantitas. Saat ini SDM yang ada di UPTD Pembibitan Ternak,

10
Kesehatan Hewan dan Rumah Potong Hewan (RPH) Rambah Samo, Rokan Hulu.
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 19 yang
terdiri dari 9 orang PNS dan 10 orang honorer yang dipimpin oleh Kepala UPTD
(Gambar 2)

Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD Pembibitan Ternak, Keswan, dan RPH


Rambah Samo, Rokan Hulu

Tenaga kerja yang bertugas di pembibitan ternak ada 5 orang yaitu bapak
Ade Hapari S.Pt Wastukan, bapak Sugianto paramedik veteriner dan 3 orang
petugas kandang yaitu bapak Dedi, bapak Suco, dan bapak Pitoyo. Kepala UPTD
tugasnya mengatur manajemen perstrukturan UPTD,KTU UPTD tugasnya
membina atau mengembangkan usaha peternakan di UPTD,Wastukan tugasnya
mengatur mutu pakan yang baik untuk diberikan pada ternak,Medis Veteriner dan
Paramedis Veteriner bertugas dalam membantu masyarakat atau peternak dalam
penanganan ternak,Petugas Pembibitan Ternak bertugas dalam melakukan
pengembang biakan usaha pembibitan ternak,Petugas RPH bertugas dalam

11
membantu masyarakat atau peternak dalam pemotongan hewan ternak dan
Petugas Administrasi kantor bertugas dalam melakukan kelancaran Administrasi
pada UPTD. Dapat dilihat jumlah tenaga kerja pada (Tabel 1).

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja di UPTD Pembibitan Ternak, Keswan dan RPH
Rambah Samo, Rokan Hulu
No Jabatan Jumlah (orang)
1 Kepala UPTD 1
2 KTU UPTD -
3 Wastukan 1
4 Medis Veteriner 1
5 Paramedis Veteriner 7
6 Petugas Pembibitan Ternak 3
7 Petugas RPH 4
8 Petugas Administrasi Kantor 2
Jumlah 19

4.1.4 Program Instansi


UPTD Pembibitan Ternak, Kesehatan Hewan dan Rumah Potong
Hewan (RPH) Rambah Samo, Rokan Hulu memiliki program dalam
mendukung peternakan di wilayah Rokan Hulu seperti program yandu dan
pengembangan ternak. Program ini merupakan salah satu bentuk pelayanan
kepada masyarakat untuk memantau keadaan peternakan di dalam wilayah
Rokan Hulu. Program ini dilakukan bersama Dinas Perkebunan dan
Peternakan Rokan Hulu.
a. Program Yandu
Program Yandu atau Posyandu adalah program yang melayani peternak
masyarakat dengan memberikan beberapa pelayanan kepada masyarakat
gratis (tanpa harus membayar). Pelayanan yang diberikan ke masyarakat
seperti pemeriksaan kesehatan ternak, pengobatan ternak, penyuntikan
vitamin, pemeriksaan kebuntingan (PKB), dan penyuntikan vaksin. Program
yandu ini diikuti oleh seluruh anggota UPTD yang dibagi beberapa kelompok
sesuai dengan tempat daerah yang sudah ditetapkan dan jumlah populasi sapi
di daerah tersebut. Kegiatan dilakukan selama 1 hari di setiap desa dan
apabila populasi sapi banyak di desa tersebut sehingga tidak terlayani dalam 1

12
hari maka dilanjutkan di hari ke 2. Program ini dilakukan 3 kali dalam 1
tahun dan pengadaan vaksin jembrana 2 kali dalam 1 tahun.
b. Program Pengembangan Ternak
Program pengembangan ternak adalah program peningkatan populasi
sapi di dalam masyarakat. Peningkatan populasi dilakukan dengan cara
menitipkan sapi dara siap kawin (±18 bulan) dari peranakan sapi di UPTD
Peternakan kepada kelompok tani yang disebut kelompok pembibit.
Kelompok pembibit mempunyai kewajiban seperti yang tertuang dalam
Petunjuk Teknis dan Surat Perjanjian Kerjasama yaitu: Untuk petani yang
mendapatkan ternak betina mempunyai kewajiban mengembalikan 1 ekor
dari hasil keturunannya minimal berusia 1 tahun kepada dinas melalui UPTD
dengan tujuan untuk dikembangkan lagi kepada kelompok pembibit yang
lain. Serta induk yang ada pada petani tidak boleh dijual sebelum beranak
minimal 3 kali, kecuali induk tersebut ada gangguan reproduksi atau
gangguan kesehatan (harus ada surat keterangan dari dokter hewan atau
pejabat yang berwenang di bawah pengawasan dokter hewan)

4.2 Inseminasi Buatan (IB)


IB merupakan suatu kegiatan memasukkan memasukkani/semen ke
dalam alat kelamin hewan betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi atau
IB gun agar hewan tersebut menjadi bunting,dan pada ternak tersebut bisa
merubah mutu genetiknya menjadi ternak yang lebih unggul dan mempunyai
produktivitas yang tinggi dan baik,dengan dilakukannya Inseminasi Buatan ini
juga dapat memudahkan peternak jika di suatu tempat peternakan tidak terdapat
suatu pejantan.
Dengan dilakukannya IB juga dapa meningkatnya populasi ternak dan
disertai dengan terjadinya perbaikan kualitas genetik ternak, karena semen yang
dipakai berasal dari pejantan unggul yang terseleksi. Dengan demikian peranan
bioteknologi IB terhadap pembinaan produksi peternakan akan tercapai.
Adapun ternak yang bisa di IB adalah sapi tersebut harus dinyatakan cukup
umur,sehat atau tidak ada gangguan pada reproduksinya,dan sapi tersebut benar -
benar Birahi atau Estrus.Yang dimaksud dengan birahi adalah suatu kondisi
dimana sapi betina siap atau bersedia dikawini oleh pejantan dengan disertai

13
gejala yang khas,ada pun ciri-ciri sapi Birahi yaitu: Agresif, vulva membengkak,
vulva merah, keluar lendir dari vagina yang berwarna bening kental.

4.3 Frekuensi Pelayanan Inseminasi Buatan (IB)


Pelayanan IB yang diberikan oleh petugas Inseminator UPTD
Pembibitan ternak,Rambah Samo sangat memberikan pelayan yang sangat bagus,
karena pada saat sapi milik warga mengalami birahi maka petugas Inseminator
akan siap siaga untuk melakukan IB dengan waktu yang tepat dan memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat atau peternak dan petugas Inserminator
juga selalu memberikan edukasi kepada peternak tentang bagaimana ciri- ciri
birahi dan kapan waktu yang tepat untuk menghubungi petugas Inseminator dan
petugas juga selalu memberikan informasi mengenai pencegahan penyakit-
penyakit yang menular atau zoonosis.
Petugas Inseminator tidak hanya melakukan IB saja namun juga banyak
kegiatan yang dilakukan di masyarakat atau peternak seperti,melakukan
pengobatan pada sapi yang mengalami penyakit PMK,LSD,BLOOD,petugas juga
mekakukan PKB(pemeriksa kebuntingan),distokia dan masih banyak penanganan
lainnya.
.
4.4 Teknik Dalam Melakukan (IB)
Sebelum kita melakukan IB terlebih dahulu kita harus memastikan
bahwa ternak yang mau kita IB benar-benar birahi,setelah kita mengamati sapi
yang birahi tersebut maka kita harus memasukkan sapi yang birahi tersebut
kedalam kandang jepit untuk dilakukan PKB guna memastikan bahwa organ
reproduksinya normal dengan memeriksa Rahim(uterus),lalu memeriksa
ovariumnya apakah terdapat folikel estrus,setelah dilakukan PKB dan benar pada
sapi tersebut birahi,maka kita harus mempersiapkan bahan dan alat IB,setelah alat
dan bahan sudah tersedia maka petugas IB melakukan towing setelah selesai
melakukan towing maka langsung masuk ketahap teknik dalam melakukan IB
yaitu: Teknik yang pertama yang harus kita lakukan adalah dengan memasukkan
tangan kiri kedalan rectum untuk memegang organ reproduksi betina yaitu
servik,setelah servik terpegang maka kita memasukkan gun IB kedalam organ
reproduksi betina melalui vulva,setelah gun IB sudah melewati vagina atau ujung

14
gun tersebut sudah berada pada pada di depan servik cincin pertama,maka kita
memasukaan gun IB sampai melewati cincin ke empat,setelah gun sudah melewati
servik cincin ke empat maka langsung menyuntikkan strow atau semennya.maka
teknik IB pun selesai untuk dilakukan.

Gambar 3. Proses Inseminasi Buatan

4.5 Tantangan petugas dalam melakukan (IB)


Tantangan petugas dilapangan saat melakukan IB yaitu: Ternak yang
ingin di IB sangat liar dan susah di tangkap untuk dimasukkan kedalam kandang
jepit,dan terkadang setelah sapi masuk kedalam kandang jepit sapinya sangat
agresif dan tidak mau diam sehingga petugas IB mengalami kesulitan untuk
memasukkan gun IB kedalam vulva sapi tersebut,dan tantangan yang sering
terjadi saat petugas melakukan IB adalah 1sapi tersebut sering menendang
sehingga membahayakan petugas dan bisa jadi kaki petugas bisa patah karena
tendangan sapi yang sangat kuat.

4.6 Data IB
Terdapat beberapa data IB yang diperoleh pada saat melakukan Inseminsi
Buatan (IB) kambing dan sapi yang dilakukan di Desa Rambah Samo khususnya
pada bulan juli 2022. Dapat dilihat pada (Gambar 4).

15
Gambar 4. Data IB kambing dan sapi

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Inseminasi Buatan (IB) adalah suatu kegiatan memasukkan mani/semen ke
dalam alat kelamin hewan betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi agar
hewan tersebut menjadi bunting, Prosedur inseminasi buatan yaitu dimulai dari
persiapan inseminator, persiapan sapi betina yang akan di IB, sampai ke persiapan
straw dan diakhiri dengan memasukkan IB Gun ke dalam serviks sapi betina, IB
juga bisa merubah genetik ternak menjadi lebih berkualitas atau lebih besar dari
bobot badan tetuanya atau induk nya, sehingga kita mendapatkan produksi yang
meningkat dari sebelumnya.
Pelaksanaan inseminasi buatan pada sapi merupakan salah satu pelaksanaan
inseminasi buatan yang sangat memudahkan bagi kelompok masyarakat peternak
sapi untuk mengawinkan sapi, dan juga dapat mempercepat waktu,tenaga serta
tidak harus meminjam pejantan dari orang lain untuk pembuntingan sapi mereka.
Hanya saja dalam pelaksanaan penyuntikan sapi secara inseminasi buatan terlalu
keseringan dan tidak ada kawin secara alami. Adapun proses pembayaran yang
dilakukan peternak sapi, yaitu jika petugas sudah melaksanakan penyuntikan
maka peternak sapi menberikan sejumlah uang atau bayaran kepada petugas

16
inseminator. Peternak sapi mengatakan tidak membeli sperma tapi memberikan
sejumlah uang sesuai dengan tarif yang ditentukan oleh pihak inseminator sebagai
upah jasa.

5.2 Saran
Kepada Inseminator harus mengenalkan atau mengedukasi para peternak
bagaimana tanda-tanda sapi Birahi atau Estrus, supaya peternak paham atau tau
kapan waktu yang tepat menghubungi Inseminator untuk melakukan IB sehingga
tingkat keberhasilan kebuntingannya tinggi dan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Alim, S. dan L. Nurlina. 2007. Hubungan Antara Karakteristik Dengan Persepsi


Peternak Sapi Potong Terhadap Inseminasi Buatan. Jurnal Ilmu
Ternak. Vol 7(2):165-169
Kusumawati, E. D. dan H. Leondro. 2014. Inseminasi Buatan. Buku Fakultas
Peternakan dan Fakultas Kedokteran Hewan. Malang
Pemayun, T. G. O. 2014. Waktu inseminasi buatan yang tepat pada sapi bali dan
kadar progesterone pada sapi bunting. Jurnal Veteriner. 15(3): 425-
30.
Saptono, H.S. 2012. Tingkat keberhasilan inseminasi buatan pada sapi perah
rakyat di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Bayolali. Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Susilawati . 2011. Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan dengan Kualitas dan
Deposisi Semen yang Berbeda pada Sapi Peranakan Ongole. Ternak
Tropika. 12(2):15-24.
Susilawati, T. 2013. Pedoman Inseminasi buatan pada ternak. Malang: Universitas
Barwijaya Press.

17
Toelihere, M. R. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Bandung : Cetakan
Ketiga Penerbit Angkasa
Wijaya. 2008. Ilmu Reproduksi Ternak Matakuliah Peternakan. Jurusan Produksi
ternak Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Bali
Bandini, Y. 2003. Sapi Bali. Penebar Swadaya. Jakarta.
http://repository.uin-suska.ac.id/7206/5/BAB%20V.pdf
https://www.academia.edu/35427517/laporan_inseminasi_buatan

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kegiatan Praktik Kerja Lapang


No Hari/Tanggal Kegiatan

18
1 Minggu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
03 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada Sapi
● Jam 09:00 wib ikut petugas lapangan
melakukan IB pada Kambing BOEHR. Kode
straw SNI BIB LEMBANG AS 153
MICATHEL JR 201322 KMB BOEHR
● Jam 09:30 wib ikut petugas lapangan ke
kandang UPTD melakukan PKB pada sapi
Bali & PO
● Jam 10:00 wib ikut petugas lapangan
melakukan IB pada sapi Bali milik warga.
Kode straw BOBD RIAU SNI BALI
MALEBUNG 10803712 31/07/2021
● Jam 10:30 wib ikut petugas lapangan
kembali melakukan IB pada sapi Simental
milik warga. Kode straw SNI BIB
LEMBANG AT. 1228 T.MATTE HEW
6/6/20 SIMENTAL.
● Jam 11:00 wib lanjut ikut petugas lapangan
melakukan penyuntikan untuk perangsang
agar cepat birahi pada sapi Bali milik warga.
Jenis obat Vitol.
● Jam 11:30 wib lanjut ikut petugas
melakukan pengobatan (suntik) pada sapi
Bali milik warga. Karena terkena penyakit
demam. Jenis obat Vet-oxy SB & B-
Complex.
● Jam 12:00 wib istirahat & selesai kegiatan.

19
2 Senin / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
04 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi
● Jam 09:00 wib ikut petugas lapangan
melakukan pengobatan (suntik) pada sapi
Bali milik warga. Karena terkena penyakit
demam dan kaki pincang. Jenis obat Biosan
Tp. Inj.
● Jam 10:00 wib lanjut ikut petugas lapangan
melakukan pengobatan (suntik) pada sapi
Bali milik warga. Karena kurang nafsu
makan, & demam. Jenis obat Biosan Tp. Inj.
& Vitol
● Jam 11:00 wib lanjut ikut petugas lapangan
melakukan IB pada sapi Bali milik warga.
Kode straw BIBD RIAU SNI BALI
BUANA 116239L5 29/09/2021
● Jam 12:00 wib istirahat
● Siang hari jam 13:00 wib lanjut ikut petugas
lapangan melakukan IB pada sapi PO dara di
kandang UPTD. Kode straw SNI BIB
LEMBANG AT. 1227 H.MANSO JR.
416101 BRAHMAN.
● Jam 14:00 wib selesai kegiatan
3 Selasa / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
05 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi
● Jam 09:00 wib malakukan praktek merogo
serviks bersama pembimbing lapangan pada
sapi Limosin & PO di Kandang UPTD.
● Jam 12:00 wib istirahat & selesai kegiatan

20
4 Rabu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
06 Juli 2022 ● Pemberian pakan solit
● Pemberian pakan pellet
● Jam 10:00 wib pergi ke kantor UPTD
● Jam 10:30 wib belajar melakukan praktek IB
pada organ reproduksi sapi betina dan
mengamati bagian-bagian jenis organnya.
5 Kamis / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
07 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi
● Jam 09:00 wib menyiapkan bahan & alat
untuk pembuatan silase.
● Jam 10:30 wib pergi ke RPH untuk mencari
rumput indigofera dan super membaca
dengan tranportasi VIAR.
● Jam 12:00 wib istirahat
● Sore hari jam 16:00 wib melakukan
pencacahan rumput tersebut menggunakan
parang, lalu dimasukan dalam drum
penyimpanan silase.

21
6 Jumat / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
08 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi
● Jam 09:00 wib membeli bahan (dedak padi),
molasses & EM peternakan sebagai bahan
campuran pembuatan silase.
● Jam 09:30 wib melakukan pengeringan
rumput dengan cara di jemur & diserakan
diatas plastik/terpal besar. Di jemur hingga
kering agar mudah serta cepat prosesnya.
● Jam 12:00 wib istirahat
● Sore hari jam 16:00 wib melakukan
pencampuran bahan-bahan yang telah
disediakan. Dalam pembuatannya melalui
bebrapa tahap agar mendapatkan hasil yang
bagus & maksimal. Untuk melihat hasilnya
unggu sekitar 2-3 minggu.
● Jam 17:00 wib selesai kegiatan.
7 Sabtu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
09 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi
● Jam 09:00 wib kunjungan ke kandang
kambing Boehr didesa kubuh manggis, pasir
pangaraian
● Jam 10:00 wib melakukan penyuntikan
vitamin pada kambing tersebut. Jenis obat B-
flex
8 Minggu / LIBUR IDUL ADHA
10 Juli 2022

22
9 Senin / ● Pagi hari jam 08:00 wib pergi ke RPH
11 juli 2022 ● Jam 09:00 wib melakukan sanitasi kandang
di RPH
● Jam 10:00 wib membantu petugas RPH
untuk melakukan bersih-bersih ruangan &
peralatan RPH
● Siang hari jam 12:00 wib istirahat
● Sore hari jam 15:00 wib ikut petugas
lapangan melakukan IB dan PKB pada sapi
Limosin & Bali milik warga.
● Jam 16:30 wib kembali pergi ke RPH untuk
membantu petugas masukkan kambing &
domba sebanyak 34 ekor untuk qurban.
● Jam 18:00 wib selesai kegiatan

23
10 Selasa / ● Pagi hari jam 06:00 wib pergi ke RPH untuk
12 Juli 2022 melakukan pemotongan hewan qurban
bersama petugas.
● Jam 06:30 wib membantu masukkan hewan
qurba (domba) dari kandang ke dalam
ruangan RPH sebanyak 21 ekor.
● Jam 06:45 wib membantu petugas dalam
penyembelihan hewan qurban tersebut.
Setelah disembelih digantung satu per satu
lalu di kuliti dan di cincang-cincang
● Jam 12:00 wib isrirahat
● Siang hari jam 13:30 wib melanjutkan
penyembelihan sisa hewan qurban (domba)
13 ekor.
● Sore hari jam 15:30 wib daging hewan
qurban yang telah dipotong & dicincang
dibagikan kepada masyarakat setempat oleh
pihak berqurban.
● Jam 17:00 – 18:00 wib melakukan house
keeping dan selesai kegiatan.

24
11 Rabu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
13 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi
● Jam 09:00 wib ikut petugas lapangan
mengobati (menyuntik) kambing kacang dan
USG kambing koplo (PE) milik warga.
Kambing kacang yang terkena penyakit
kurap (kulit). Jenis obat Vitol & Invonek.
Hasil USG terlihat ari-ari/plasenta dari janin
kambing tersebut.
● Jam 10:00 wib ikut petugas lapangan
melakukan PKB pada sapi Bali milik warga.
Hasil PKB tersebut bunting selama 4 bulan
dan juga melakukan penyuntikan vitamin
pada sapi tersebut.
● Jam 10:30 wib ikut petugas lapangan
melakukan PKB kembali pada sapi Bali
milik warga. Hasil PKB tersebut bunting 7-8
bulan.
● Siang hari jam 12:00 eib istirahat & selesai
kegiatan

25
11 Kamis / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
14 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi
● Jam 10:00 wib belajar praktek merogo
serviks pada sapi Simental.
● Jam 12:00 wib istirahat
● Siang hari jam 13:00 wib ikut petugas
lapangan mengobati (menyuntik) pada sapi
Bali milik warga. Karena terjangkit virus
PMK.
● Sore hari jam 15:00 wib lanjut ikut petugas
lapangan untuk melakukan IB pada sapi PO
di kandang UPTD.
● Jam 16:00 wib selesai kegiatan

26
12 Jumat / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
15 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi
● Jam 09:30 wib ikut petugas lapangan
melakukan IB pada sapi Bali umur 6-7 tahun
milik warga.
● Jam 10:00 wib lanjut ikut menyuntik
perangsang pada sapi Bali milik warga di
tempat berbeda sebelumnya. Jenis obat
Vitol.
● Jam 10:30 wib lanjut ikut petugas lapangan
melakukan suntik antibiotik pada sapi
Simental milik warga di tempat yang
berbeda sebelumnya. Karena sapi tersebut
mengalami keguguran.
● Jam 11:00 wib istirahat di kantor UPTD
● Siang hari jam 13:00 wib belajar praktek IB
pada organ reproduksi sapi betina yang telah
dipotong sekaligus belajar tata cara
melakukan IB yang baik & benar.
● Jam 14:00 wib selesai kegiatan

27
13 Sabtu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
16 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib ikut petugas lapangan
melakukan pengobatan (menyuntik) pada
sapi Limosin milik warga. Karena terkena
penyakit kulit (LSD).
● Jam 10:00 wib belajar praktek PKB pada
sapi PO. Hasilnya pada saat merogo ternyata
birahi.
● Jam 12:00 wib istirahat
● Sore hari jam 16:00 wib melakukan
pengobatan (menyuntik) pada sapi Bali umur
5 tahun milik warga.

28
14 Minggu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
17 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib melakukan IB pada sapi Bali
di kandang UPTD bersama pembimbing
lapangan. Kode straw BIBD RAIAU SNI
BALI MELEBUNG 1080032L6 23/02/2022.
● Jam 10:00 wib melakukan IB pada sapi PO
di kandang UPTD bersama pembimbing
lapangan. Kode straw SNI BIB LEMBANG
AT. 1213 AUSI JR 41396 BRAHMAN.
● Jam 11:00 wib belajar praktek IB tanpa
straw pada sapi Simental di kandang UPTD.
● Jam 12:00 wib istirahat
● Sore hari jam 17:00 wib ikut petugas
lapangan melakukan IB pada sapi Bali milik
warga. Kode straw BIBD RIAU SNI JOKER
1111310L2 YY O7/10/2021.
● Malam hari, jam 20:00 wib melakukan IB
kambing Boehr milik warga bersama
petugas lapangan. Kode straw SNI BIB
LEMBANG AS 099 GUARDIAN JR
201322 KMB BOEHR.

29
15 Senin / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
18 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib melakukan pengobatan
(menyuntik) bersama petugas lapangan pada
sapi Bali milik warga. Karena kaki sapi
tersebut mengalami pembengkakan. Jenis
obat Antibiotik (vetoxy) & Vitol.
● Jam 10:00 wib sanitasi gudang pakan &
kotoran sapi. Kemudian meratakan &
menggemburkn kotoran sapi yang kering
menggunakan bajak (traktor).
● Jam 12:00 wib istirahat & selesai kegiatan
16 Selasa / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
19 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib praktek melakukan PKB pada
sapi PO. Hasilnya sapi tersebut bunting 4
bulan. Pada saat pemeriksaan (dirogo) dalam
rahim telah membentuk bulatan CL
(cotyledon) sebagai pengunci rahim dan
terasa mengambang.
● Jam 12:00 wib istirahat
● Sore hari jam 15:30 wib ikut petugas
lapangan dalam kegiatan pengobatan PMK
pada kerbau di desa tanjung belit, pasir
pangaraian. Jenis obat Sulpidon, Vetoxy &
Biodin

30
17 Rabu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
20 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib membantu petugas kandang
dalam pembuatan fermentasi solit untuk
pakan konsentrat sapi. Adapun bahan
campuran yang digunakan yaitu, molases
dan EM 4 peternakan.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Siang hari jam 13:30 wib praktek melakukan
PKB pada sapi PO bersama pembimbing
lapangan. Hasilnya saat pemeriksaan sapi
tersebut bunting selama 6-7 bulan. Dan di
bagian rahim saat diraba sudah terasa
bulatan besar seperti kepala dari anak sapi
tersebut yang mengambang serta terasa vena
arteri berdenyut saat diraba dan ketika
ditekan berdesir.
18 Kamis / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
20 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib praktek melakukan
pemeriksaan Bifor Casio (tanduk rahim).
Menentukan asimetris (besar sebelah) dari
Bifor Casio tersebut.
● Jam 10:30 wib melakukan praktek IB tanpa
straw pada sapi Simental di kandang UPTD.
● Jam 12:00 wib istirahat & selesai kegiatan

31
19 Jumat / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
22 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib membantu petugas kandang
dalam pembuatan pupuk kompos dari limbah
kotoran sapi. Adapun bahan campurannya
adalah molases, EM 4 pertanian, pupuk
dolomite, dan jerami padi.
● Jam 12:00 wib istirahat & selesai kegiatan.
20 Sabtu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
23 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib sanitasi gudang pakan dan
peralatan.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Siang hari jam 14:00 wib peri ke hajatan
rumah teman.
21 Mingu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
24 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Sore hari jam 16:00 wib ikut petugas
lapangan melakukan IB pada sapi PO di
kandang UPTD. Kode straw SNI BIB
LEMBANG AT 0205 R. WISNU 21866 PO.
Dan juga praktek IB pada sapi tersebut tanpa
straw.
● Jam 18:00 wib selesai kegiatan.

32
22 Senin / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
25 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 10:00 wib belajra praktek IB
menggunakan organ reproduksi sapi Bali
betina yang telah dipotong. Pada organ
tersebut bifor casio (tanduk rahim) asimetris
(besar sebelah).
● Jam 12:00 wib istirahat & selesai kegiatan.
23 Selasa / ● Pagi hari, jam 08:30 wib ikut kegiatan
26 Juli 2022 vaksinasi pencegahan virus PMK pada sapi
milik warga di desa DU SKPA bersama
petugas lapangan & dinas peternakan. Janis
obat vaksin yaitu Aftopor (200 ml). vaksin
ini meruapakan vaksin booster (kedua).
Sistem vaksinasi ini dilakukan door to door
(kandang ke kandang) warga. Dosis vaksin
di desa ini mencapai 400 - 600 ekor sapi.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Siang hari jam 13:20 wib melanjutkan
vaksinasi kembali.
● Jam 17:00 wib selesai vaksinasi (hari
pertama).

33
24 Rabu / ● Pagi hari, jam 08:30 wib ikut kegiatan
27 Juli 2022 vaksinasi pencegahan virus PMK pada sapi
milik warga di desa DK 6 bersama petugas
lapangan & dinas peternakan. Janis obat
vaksin yaitu Aftopor (200 ml). vaksin ini
meruapakan vaksin booster (kedua). Sistem
vaksinasi ini dilakukan door to door
(kandang ke kandang) warga. Dosis vaksin
di desa ini mencapai 250 ekor sapi.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Siang hari jam 13:30 wib melanjutkan
vaksinasi kembali.
● Jam 16:00 wib selesai vaksinasi (hari
kedua).
25 Kamis / ● Pagi hari, jam 08:30 wib ikut kegiatan
28 Juli 2022 vaksinasi pencegahan virus PMK pada sapi
milik warga di desa Pasir Makmur (DK 5)
bersama petugas lapangan & dinas
peternakan. Janis obat vaksin yaitu Aftopor
(200 ml). vaksin ini meruapakan vaksin
booster (kedua). Sistem vaksinasi ini
dilakukan door to door (kandang ke
kandang) warga. Dosis vaksin di desa ini
mencapai 300 ekor sapi.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Jam 13:30 wib melanjutkan vaksinasi
kembali.
● Jam 16:30 wib selesai vaksinasi (hari
ketiga).

34
26 Jumat / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
29 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib ikut petugas lapangan
mengobati anak sapi Bali milik warga.
Karena kaki anak sapi tersebut pincang
setelah vaksin.
● Jam 10:00 wib pergi ke kantor UPTD untuk
melakukan praktek IB menggunakan organ
reproduksi sapi Bali betina.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Siang hari jam 13:30 wib ke kandang
melakukan praktek PKB & IB tanpa straw
pada sapi PO bersama pembimbing
lapangan.
● Jam 17:30 wib selesai kegiatan.
27 Sabtu / ● Pagi hari, jam 08:00 wib Sanitasi Kandang
30 Juli 2022 dan Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:00 wib membantu petugas di kantor
UPTD untuk merekap hasil data ternak yang
telah di vaksin beberapa hari yang lalu.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Sore hari jam 15:00 wib kunjungan ke
kandang kambing Boehr bersama
pembimbing lapangan untuk melakukan
pengobatan (menyuntik). Kambing tersebut
terkena penyakit kurap (kulit/scabies) &
sakit mata. Dan juga belajar USG kambing
Boehr yang bunting.
● Jam 16;30 selesai kegiatan.

35
28 Minggu / ● Pagi hari jam 07:30 wib mengobati
31 Juli 2022 (menyuntik) kambing milik warga karena
terkena sakit mencret. Janis obat
Sulfastrong.
● Jam 08:00 wib Sanitasi Kandang dan
Memberikan pakan pada sapi.
● Jam 09:30 wib belajar praktek PKB bersama
pembimbing lapangan pada sapi Bali
sebanyak 5 ekor. Sapi pertama, bunting
umur 3 bulan. Sapi kedua, bunting umur 3,5
bulan. Sapi ketiga, bunting umur 4 bulan.
Sapi keempat bunting umur 6 bulan dan sapi
kelima, bunting umur 7 bulan.
● Jam 12:00 istirahat.
● Siang hari, jam 13:00 wib ikut petugas
lapangan keliling di desa DU, DK 6 & DK 4
melakukan penyusuran data ternak sapi yang
belum vaksin dan sudah vaksin. Dan juga
mengobati serta IB pada sapi sapi warga di
desa tersebut.
● Jam 17:30 wib selesai kegiatan.

36
29 Senin / ● Pagi hari, jam 08:30 wib ikut kegiatan
01 Agustus 2022 vaksinasi pencegahan virus PMK pada sapi
milik warga di desa Karya Mulya (DK 1 &
DK 2) bersama petugas lapangan & dinas
peternakan. Jenis obat vaksin yaitu Aftopor
(200 ml). vaksin ini merupakan vaksin
booster (kedua). Sistem vaksinasi ini
dilakukan door to door (kandang ke
kandang) warga. Dosis vaksin di desa ini
mencapai 200 ekor sapi.
● Siang hari jam 12:00 wib istirahat.
● Siang hari jam 13:30 wib melanjutkan
vaksinasi kembali.
● Sore hari jam 15:30 wib selesai vaksinasi
(hari keempat).
30 Selasa / ● Pagi hari, jam 08:30 wib ikut kegiatan
02 Agustus 2022 vaksinasi pencegahan virus PMK pada sapi
milik warga di desa Rambah Samo Barat
(okak) bersama petugas lapangan & dinas
peternakan. Jenis obat vaksin yaitu Aftopor
(200 ml). vaksin ini merupakan vaksin
booster (kedua). Sistem vaksinasi ini
dilakukan door to door (kandang ke
kandang) warga. Dosis vaksin di desa ini
sekitar 150 ekor sapi.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Siang hari jam 13:00 wib selesai vaksin (hari
kelima)

37
31. Rabu / ● Pagi hari, jam 09:30 wib ikut kegiatan
03 Agustus 2022 vaksinasi pencegahan virus PMK pada sapi
milik warga di desa Rambah Baru, sukajadi
(DK 1 & DK 2) bersama petugas lapangan &
dinas peternakan. Jenis obat vaksin yaitu
Aftopor (200 ml). vaksin ini merupakan
vaksin booster (kedua). Sistem vaksinasi ini
dilakukan door to door (kandang ke
kandang) warga. Dosis vaksin di desa ini
mencapai 170 ekor sapi.
● Jam 12:00 wib istirahat.
● Siang hari jam 13:30 wib melanjutkan
vaksinasi kembali.
● Sore hari jam 15:00 wib selesai vaksin (hari
keenam).

38
Lampiran 2. Jurnal Harian PKL

JURNAL HARIAN PKL

Nama :
NIM :
Hari / Tanggal :

No. Kegiatan

Rokan Hulu, Juli 2022


Pembimbing Lapangan

39
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktik Kerja Lapang

Gambar 5. Belajar Inseminasi Buatan Menggunakan Alat Reproduksi Sapi Betina

Gambar 6. Pembuatan Silase Menggunakan Rumput Super Membaca Dan


Indigofera

40
Gambar 7. Kegiatan Pembersihan Kandang

Gambar 8. Pengobatan Kambing

Gambar 9. Pemberian Pakan Kambing

41
Gambar 10. Kegiatan USG

Gambar 11. Kegiatan pemotongan domba sebanyak 34 ekor di RPH

Gambar 12. Kegiatan PKB (pemeriksaan kebuntingan)

42
Gambar 13. Kegiatan pembuatan pupuk kompos

Gambar 14. Kegiatan Inseminasi Buatan (IB)

43

Anda mungkin juga menyukai