Anda di halaman 1dari 15

Proses Verifikasi Pengaduan

Merupakan proses pemeriksaan awal pengaduan yang


meliputi pemeriksaan terhadap persyaratan formil dan materiil
sebuah pengaduan yang disampaikan dan/atau dilengkapi oleh
Pengadu.
Syarat Formil
• Bersifat umum
• Menjadi penentu resmi tidaknya sebuah pengaduan yang disampaikan
• Merupakan syarat awal untuk proses berikutnya, yaitu penentuan diterima
atau tidaknya sebuah pengaduan
• Biasanya digunakan untuk menentukan sah atau tidaknya posisi hukum
pengadu terkait aduan yang disampaikan
• Selain itu, syarat formil biasanya dibutuhkan guna kemudahan komunikasi
dengan pengadu, kadaluarsa atau tidaknya pengaduan, dan sebagainya
• Syarat formil yang tidak dilengkapi oleh pelapor dalam tenggang waktu
tertentu dapat menjadi alasan penutupan dengan anggapan pengadu
mencabut pengaduan
Syarat Materiil
• Bersifat substantif
• Umumnya berkaitan dengan kesesuaian antara substansi pengaduan dengan
tugas, fungsi, dan kewenangan penyelenggara
• Merupakan penentu untuk tahap selanjutnya, yaitu pemeriksaan pengaduan
• Syarat materiil yang tidak terpenuhi dapat menjadi alasan penolakan
pengaduan mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh penyelenggara
• Namun demikian dalam rangka memberikan kemudahan kepada pengadu,
perlu dipertimbangkan mekanisme meneruskan pengaduan kepada instansi
yang lebih berwenang secara langsung, sebagaimana prinsip no-wrong door
policy.
Syarat Formil sesuai UU 25/2009
• Pasal 42 ayat (2): Pengaduan dilakukan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak pengadu menerima pelayanan.
• Pasal 42 ayat (3): Pengaduan disampaikan secara tertulis
memuat:
a. nama dan alamat lengkap;
b. uraian pelayanan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan dan
uraian kerugian materiel atau immateriel yang diderita;
c. permintaan penyelesaian yang diajukan; dan
d. tempat, waktu penyampaian, dan tanda tangan.
Proses Verifikasi sesuai UU 25/2009
• Pasal 44 ayat (3):
– Penyelenggara dan/atau ombudsman wajib menanggapi pengaduan masyarakat
paling lambat 14 (empat belas) hari sejak pengaduan diterima yang sekurang-
kurangnya berisi informasi lengkap atau tidak lengkapnya materi aduan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3).
• Pasal 44 ayat (4):
– Dalam hal materi aduan tidak lengkap, pengadu melengkapi materi aduannya
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak menerima tanggapan dari
penyelenggara atau ombudsman sebagaimana diinformasikan oleh pihak
penyelenggara dan/atau ombudsman.
• Pasal 44 ayat (5):
– Dalam hal berkas pengaduan tidak dilengkapi dalam waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), pengadu dianggap mencabut pengaduannya.
Kategori dan Kriteria Pelapor Ombudsman
Korban Langsung
WNA O - Perorangan
- Badan Hukum

WNI/ P
KRITERIA KATEGORI
Penduduk

Kuasa Korban
- Perorangan/Kuasa Hukum
Instansi
Pemerintah O -
-
Kelompok Masyarakat
Anggota Keluarga
- Badan Hukum/Organisasi
(perusahaan, LSM, Ormas,
Yayasan, dll)
Korban Langsung Kuasa Korban
Verifikasi
Persyaratan
Formil sesuai Per orangan Bdn Kel. Keluarga Per orangan Bdn
hkm masy hkm
Kategori ✓ Laporan yang ditujukan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Pelapor kepada Ombudsman RI berisi
kronologi
✓ Fotokopi KTP/KITAP/KITAS ✓ ✓ *✓ *✓ *✓ *✓
Pelapor yang masih berlaku
(*pemberi kuasa dan
penerima kuasa)
✓ Surat Kuasa untuk melapor ✓ *✓ ✓ ✓
ke Ombudsman RI (*Kartu
Keluarga)
✓ Akta Pendirian/AD-ART ✓ ✓

✓ Upaya penyampaian ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
keberatan kepada Terlapor
dalam 2 (dua) tahun terakhir
✓ Alamat lengkap dan No ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
telepon
Syarat Materiil yang Berlaku di Ombudsman
Laporan tidak sedang
Pelapor telah dalam proses penyelesaian
Laporan tidak sedang dan
menyampaikan keberatan instansi yang dilaporkan
telah menjadi objek
kepada Terlapor atau (tidak dalam tenggang
pemeriksaan pengadilan
Atasannya waktu yang patut menurut
Ombudsman)

Laporan dengan substansi


yang sama belum pernah
Laporan adalah
dilaporkan sebelumnya,
Wewenang Ombudsman
baik di Pusat maupun
Perwakilan
Bukan Termasuk Kewenangan Ombudsman
Permasalahan
tindak Pidana Permasalahan Permasalahan kode
• Korupsi, penganiayaan, Perdata etik hakim
pencurian

Keberatan atas
Permasalahan Keberatan atas
suatu Peraturan
keberatan atas putusan
Perundang-
hasil pemilu pengadilan
undangan

dll
Tugas dan Fungsi BPSDM KUMHAM
• Tugas :
"Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi manusia."
• Fungsi:
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 423, BPSDM Hukum dan HAM
menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran pengembangan sumber daya manusia di bidang
hukum dan hak asasi manusia;
2. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang hukum dan hak asasi manusia;
3. pelaksanaan penilaian kompetensi sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
4. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
hukum dan hak asasi manusia;
5. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan SumberDaya Manusia Hukum dan Hak Asasi
Manusia; dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Layanan BPSDM KUMHAM
• Penyelenggaraan uji kompetensi dan assessment
• Pelatihan pengembangan teknis kepemimpinan
• Pelatihan pengembangan fungsional dan HAM
• Layanan pengadaan barang dan jasa, informasi, dan
kepegawaian(?)
Diskusi
• Berdasarkan tugas, fungsi, dan kewenangan BPSDM
KUMHAM, apa saja syarat formil dan materiil agar
pengaduan masyarakat dapat dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut?
Lembaga Negara Pengawas Pelayanan Publik

Awasi, Tegur, Laporkan !

Kontak Kami :
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-19
Kuningan, Jakarta Selatan 12920
Telepon: (021) 2251.3737
Fax: (021) 5296.0904/05

Anda mungkin juga menyukai