Anda di halaman 1dari 11

NAMA : HARUN

NIM : 1931710168
PRODI / SEMESTER : ES 4 / SEMESTER 5
MATA KULIAH : PEREKONOMIAN ISLAM INDONESIA

“UJIAN TENGAH SEMESTER”

KELOMPOK 1
“Sistem Perekonomian Indonesia dan Sejarahnya.”

A. Pengertian Sistem Perekonomian.


Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengatur hubungan
ekonomi antar manusia dan dibentuk kelembagaan dalam suatu kehidupan. Pengertian
sistem ekonomi adalah sistem yang mengatur dan mengelola segala aktivitas ekonomi
di suatu negara sehingga dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.

B. Sejarah Sistem Perekonomian di Indonesia.


1. Masa demokrasi liberal (1950 - 1957)
Indonesia pertama kali diterapkan adalah sistem ekonomi liberal. Sistem ekonomi
ini berlangsung dari tahun 1950 hingga 1957, artinya beberapa tahun setelah
Indonesia merdeka pada tahun 1945. Saat itu, perubahan kabinet yang sering terjadi
pada saat itu berdampak negatif pada lemahnya ekonomi di Indonesia.
2. Masa demokrasi terpimpin (1959 - 1966)
Pada masa demokrasi terpimpin, sistem ekonomi Indonesia mengalami perubahan
dari yang awalnya ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi Etatisme, di mana
seluruh sistem ekonomi ini diatur dan dikuasai oleh pihak negara, baik itu dalam
aspek sosial, ekonomi, ataupun politik.
3. Masa demokrasi ekonomi (1967 - 1998)
Ekonomi terjadi pada tahun 1967 hingga tahun 1098 delapan atau pada masa
pemerintahan orde Baru yang di kala itu dipimpin oleh bapak Soeharto. Masa ini,
sistem ekonomi Indonesia menganut sistem ekonomi campuran, yang didalamnya
terdapat campur tangan pemerintah bersama masyarakat yang turut serta dalam
meningkatkan kegiatan ekonomi.
4. Masa Demokrasi Pancasila (1998 - Sekarang)
Pada tahun 1998 hingga saat ini, sistem ekonomi Indonesia menggunakan sistem
ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi ini adalah bentuk pengembangan dari sistem
ekonomi campuran. Koperasi salah satu wujud dari diterapkannya sistem pilar
ekonomi kerakyatan yang berdasarkan kekeluargaan.

C. Jenis jenis Sistem Perekonomian di Indonesia.


1. Sistem ekonomi tradisional, merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh
masyarakat tradisional secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alat dan
tenaga kerja.
2. Ekonomi pasar (liberal/bebas), di mana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari
produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme
pasar.
3. Ekonomi komando atau terpusat, sistem ekonomi di mana peran pemerintah sangat
dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian.
4. Ekonomi campuran, merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat di mana
pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
5. Sistem ekonomi kerakyatan, adalah sistem ekonomi nasional Indonesia yang
berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan bermoral Pancasila.

KELOMPOK 2
“Sejarah perkembangan ekonomi Islam di Indonesia.”

A. Perkembangan Ekonomi Islam di Awal Masuknya di Indonesia.


Ketika Islam masuk ke Indonesia pertama kali, kita tahu bahwa jalur
perdagangan yang digunakan sebagai jalur masuknya para pedagang Muslim dari
Gujarat, Persia, Yaman, China dan beberapa negara lainnya. Kearifan Ahlaq dan
tentunya saya dagang dan penyelesaian Akkad nya yang dilakukan para pedagang
Muslim memberikan referensi tersendiri bagi masyarakat pesisir pada saat itu.
Keterikatan awal tersebut menghantarkan ketertarikanku tersendiri bagi masyarakat
untuk lebih kenal dengan ajaran Islam. Masalah masalah ekonomi sederhana yang
terjadi di masyarakat yang secara alami memperoleh solusi bijak dari para pedagang
Muslim rantau maupun para ulama yang menyertainya. Perselisihan dagang, hak
monopoli, kesantunan dagang, bagi waris bahkan hingga masalah pembagian harta
terjadi perceraian. Pemikiran tentang ekonomi Islam memiliki sejarah yang sangat
panjang. Pada sekitar tahun 1911 telah berdiri organisasi Syarikat dagang Islam yang
beranggotakan tokoh tokoh atau intelektual Muslim saat itu.

B. Prinsip prinsip ekonomi Islam.


Tahuan ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari berbagai upaya
manusia yang berlandaskan prinsip prinsip dasar nilai Islam (Al-Qur’an dan As
Sunnah) Dalam mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai Falah
(kemuliaan, kesejahteraan). Allah menunjuk pada kondisi kehidupan yang penuh
dengan kesejahteraan umum, baik secara material maupun spriritual, dan terciptanya
Kemakmuran serta keadilan sosial. Untuk mewujudkan kondisi tersebut maka harus
ada keadilan ekonomi baik makro maupun mikro sebagai basis sederhana buka kurung
Bkt nicc tutup kurung. Dalam ekonomi Islam, nilai nilainya bersumber Alqur’an dan
Hadis berupa prinsip prinsip. Di saat sistem ekonomi lain hanya terpokus hukum dan
sebab akibat dari suatu kegiatan ekonomi, maka sistem lebih jauh membahas nilai nilai
dan etika yang terkandung dalam setiap kegiatan ekonomi tersebut. Mendasarkan nilai
tersebut kegiatan ekonomi Islam berlangsung. Fondasi utama ekonomi Islam yaitu tahu
Tauhid (Aqidah), Syariah dan Akhlaq.

C. Tantangan Tantangan dalam Mengembangkan Ekonomi Islam.


1. Keterbatasan sumber daya manusia
2. Regulasi ekonomi syariah
3. Supervisi ekonomi syariah
4. Kurangnya infrastruktur, sarana dan prasarana, baik menyangkut software maupun
fisik.
5. Kurangnya sosialisasi, promosi, Edukasi, dan koordinasi terhadap semua
stakeholder.

D. Potensi yang Dimiliki Indonesia dalam Mengembangkan Ekonomi Islam.


1. Penduduk mayoritas muslim, jumlah penduduk Indonesia sampai dengan akhir
tahun 2015 ini diproyeksikan akan menjadi 252.370.792 mayoritasnya adalah
pemeluk agama Islam.
2. Demografi, pengertian demografi di sini adalah penduduk yang berada pada tingkat
kelas menengah. Di mana kelas menengah tumbuh berkembang dengan pesat.
3. Pemerintah, Pemerintah melakukan pengembangan ekonomi Islam di Indonesia,
antara lain diberlakukannya UU nomor 19 tahun 2008 tentang surat berharga
Syariah nasional dan UU nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah.
4. Regulatory Regime, Yang dinilai lebih baik dibanding dengan negara lain. Di
Indonesia kewenangan mengeluarkan fatwa keuangan syariah bersifat terpusat oleh
dewan Syariah nasional (DSN) dan majelis ulama Indonesia (MUI) yang
merupakan institusi yang independen.

E. Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia.


Perkembangan sistem ekonomi Islam di Indonesia sendiri belum saya begitu
pesatnya seperti di negara negara lain, secara sederhana perkembangan itu
dikelompokkan menjadi perkembangan kalau syariah dan perkembangan ekonomi
syariah non keuangan. Keuangan syariah relatif dapat dilihat dan diukur perkembangan
nya melalui data data keuangan yang ada, Yang non keuangan perlu penelitian yang
lebih dalam untuk mengetahuinya. Dan keuangan komersial syariah di Indonesia
hingga saat ini sudah menunjukkan adanya peningkatan, sehingga mampu bersaing
dengan negara negara muslim lain. Perkembangan keuangan komersial syariah terbaru
saat ini dapat dilihat dan diukur perkembangan nya melalui data data keuangan yang
ada, yaitu dari laporan perkembangan keuangan syariah Indonesia (LPKSI) ini di tahun
2018 yang dikeluarkan oleh otoritas Jasa keuangan (OJK).

KELOMPOK 3
“Perkembangan ekonomi Islam di dunia.”

A. Globalisasi Ekonomi Islam.


Ekonomi mengacu pada kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan
keputusan yang menerapkan keputusannya kepada produksi, konsumsi, dan distribusi
pendapatan, oleh karena itu suatu sistem ekonomi merupakan sesuatu yang penting bagi
perekonomian suatu negara. Adapun pengertian dari sistem ekonomi menurut Drs.
Subandi ialah keseluruhan lembaga lembaga ekonomi yang digunakan oleh suatu
bangsa atau negara dalam merealisasikan cita cita yang telah ditetapkan. Terdapat tiga
sistem ekonomi dunia, yakni sistem ekonomi kapitalisme, sosialisme, dan sistem
ekonomi Islam.
1. Sistem ekonomi Kapitalisme, suatu negara tidak berhak ikut campur dan terlibat
langsung terhadap kebebasan tindakan ekonomi individu. Manusia bebas dalam
berkreasi secara optimal untuk melakukan produksi dan distribusi atau berusaha
memperoleh keuntungan sebesar besar nya bagi diri sendiri.
2. Sistem Ekonomi Sosialisme, ialah semua alat dan sumber daya dikuasai
pemerintah, hak milik perorangan tidak diakui, tidak adanya individu atau
kelompok yang dapat berusaha dengan bebas, dan semua kebijakan diatur
sepenuhnya oleh pemerintah.
3. Sistem ekonomi Islam, perekonomian yang didasarkan pada prinsip prinsip hukum
Islam yang bersumber dari Alqur’an dan Hadist. Dalam Islam tidak terdapat
individu individu yang menjadi pengelola sumber kekayaan secara bebas dan
mengambil semua keuntungan, semuanya dibatasi oleh negara secara tetap dan
ekstrim.

B. Praktik Ekonomi Islam di dunia.


Sistem ekonomi dalam membangun perekonomian suatu negara didasarkan atas
sektor riil dan sektor keuangan. Sektor riil adalah sektor yang bersentuhan langsung
dengan kegiatan ekonomi di masyarakat yang mempengaruhi atau keberadaannya dapat
dijadikan tolak ukur dalam pertumbuhan ekonomi, sektor ini meliputi kegiatan
produksi perusahaan, Rumah tangga dan lembaga yang menghasilkan barang.
Kelompok sektor riil iyalah sektor pertanian, pertambangan dan Penggalian,
pengelohan, listrik, gas dan air bersih, serta sektor bangunan.
Sedangkan sektor keuangan merupakan pusat tempat harus ulang berputar yang
jika ekonomi Bkt maka sektor keuangan akan mendapat keuntungan yang baik, dalam
sektor ini terdapat institusi keuangan bank dan non bank dalam perekonomian yang
menawarkan jasa keuangan. Sektor keuangan juga berperan sebagai intermediasi bagi
sektor riil dan memiliki tugas untuk mau Fasilitasi sektor riil dalam mendapatkan dana
dengan cara menyediakan beberapa produk keuangan seperti pembiayaan atau kredit.

C. Perkembangan ekonomi Islam di dunia.


1. Singapura, terkenal sebagai negara yang Berkiblat kepada barat juga telah berhasil
menerapkan sistem ekonomi Islam dengan didirikannya Islamic Bank of Asia
tahun 2007 yang memudahkan proses regulasi. Sistem ekonomi Islam dalam
perbangkan syariah semakin berkembang pesat di Singapura dengan kemunculan
berbagai cabang bank Syariah internasional dan confessional yang berbasis syariah
dan menyediakan layanan perbangkan syariah, seperti bank DBS, Maybank, HSBC
Amanah, OCBC Bank dan Nur Islamic Bank yang keberadaannya membuat
ketertarikanku investor pada pasar keuangan dan jasa perbangkan syariah di
Singapura.
2. Malaysia, awal dikenalnya sistem keuangan Islam di negara ini ialah terbentuknya
lembaga tabungan Haji pada tahun 1963 dan bank Islam pertama kali di Indonesia
ada Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) pada tahun 1983 yang memiliki banyak
cabang. Pada tahun 1999, Malaysia menyetujui pendirian bank Islam kedua yang
bernama Bank Muamalat Malaysia Berhad. Adapun beberapa pemerintah Malaysia
untuk memajukan dan menjadikan perbangkan Islam sejajar dengan bank
konvensional iyalah dengan mengeluarkan 21 produk perbangkan Islam di tahun
1994 dan Skim (interest free banking Scheme) yang memperbolehkan perbangkan
dan syariah untuk menawarkan jasa dan produk perbangkan Islam.
3. Thailand, Kesadaran umat Islam di Selatan thailand yang semakin meningkat
menyebabkan timbulnya kemauan untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai
dengan syariat Islam. Tetapi hal tersebut mengalami banyak masalah karena
kurangnya dukungan dari pihak kerajaan dan tidak adanya peraturan pemerintah
yang mengatur perbankan syariah. Jadi umat Islam di Thailand yang membutuhkan
produk produk perbankan yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam mulai
berusaha mendirikan perbankan yang bebas dari bunga. Akal penerapan
perbangkan Islam di Thailand ini dimulai dari tahun 1966 pada Bank Krung Thai
yang berhasil menerapkan suatu sistem perbangkan Islam yang dinamakan syariah
Banking Sevice, di mana akad yang ditawarkan di dalamnya iyalah akad simpan
pinjam atau tabungan yang berbentuk Murabahah dan Mudhorobah serta
pembiayaan tabungan Haji. Setelah berakhirnya sistem perbankN Islam di Bank
Krung Thai, penerapan perbankan berbasis syariah ini berpindah ke Bank Islam
Thailand yang telah berdiri dari tahun 1994 bernama Islamic Bank of Thailand
(IBANK), bank ini merupakan salah satu bank yang menerapkann prinsip syariah
pada produk produk yang ditawarkan nya.
4. Indonesia, arah pengembangan perbankan syariah di Indonesia diarahkan kepada
mobilisasi dana masyarakat untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan di
sektor sektor perekonomian nasional. Pengembangan perbangkan syariah
diarahkan untuk memberikan kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dan
berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional. Hingga saat ini,
perkembangan perbankan syariah di Indonesia menunjukkan perubahan yang
signifikan. Hal ini ditandai dengan berdirinya Bank Umum Syariah (BUS), Unit
Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pengkreditan Syariah (BPRS) di seluruh
Indonesia. Berdasarkan data statistik perbankan syariah 2018, persebaran jumlah
BUS sebanyak 478 Kantor Pusat Operasional (KPO), 1199 Kantor Cabang (KC)
dan 109 Kantor Kas (KK). Sementara itu, persebaran jumlah UUD sebanyak 153
Kantor Pusat Operasional (KPO), 146 Kantor Cabang (KC), 55 Kantor Kas (KK).

KELOMPOK 4
“Perkembangan Ekonomi Islam di Negara Negara Islam.”

A. Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam.


Perkembangan ekonomi Islam menjadi suatu yang tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan sejarah Islam. Pemikiran Islam diawali sejak nabi Muhammad SAW
dipilih sebagai rosul. Rasullulah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang menyangkut
berbagai hal yang berkaitan dengan masalah hukum, politik, dan juga masalah
perniagaan atau ekonomi.

B. Perkembangan Perekonomian Islam di Negara Negara Islam.


Perkembangan perekonomian Islam adalah salah satu harapan untuk
mewujudkan visi Islam tersebut. Perkembangan perekonomian Islam dapat kita lihat
dari kemunculan Bank Syariah diberbagai negara. Perekonomian Islam dimulai dengan
kehadiran perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan etika
dengan dasar Al Qur’an dan Hadist.
1. Perkembangan perekonomian Islam di Malaysia, perekonomian Islam di Malaysia
mengalami perkembangan yang luar biasa terutama dalam sektor perbankan,
perbankan Islam tumbuh layaknya perbanakn konvensional di negara Jiran. Ini
menjadi salah satu sasaran bank sentral untuk mencapai sasaran tersebut. Bank
sentral harus melalui tiga langkah, sistem perbangkan harus mempunyai pemain
yang cukup serta jasa dan produknya harus mencakup seluruh sistem perbangkan
dan harus tercipta pasar antar bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah.
2. Perkembangan perekonomian Islam di negara Brunei, berkembang ekonomi Islam
di pernah Darussalam, ditandai dengan berdirinya TAIB pada tahun 1992. Dan
yang kedua IBB yang didirikan pada tahun 1993 menggantikan posisi International
Bank of Brunei. TAIB adalah lembaga milik pemerintah yang tujuan utamanya
adalah menawarkan jasa jasa keuangan Islam dan meningkatkan status sosio-
ekonomi penduduk Brunei, dan IBB melaksanakan kegiatan tabungan dan
keuangan berdasarkan hukum Islam. Kedua Bank ini terintegrasi menjadi satu pada
tahun 2016 menjadi Bank Islam Brunei Darusallam Bhd (BIBD), hal ini dilakukan
demi memperkuat lembaga keuangan di negara ini. Adapun beberapa kegiatan
yang dilaksanakan oleh BIBD dan jabatan yang diperoleh nya adalah, BIBD
meluncurkan Electronic Kad Inden menggantikan Goverment Manual Kad Inden.
Dengan munculnya elektronik Inden, kantor kantor pemerintah dapat membeli
bahan bakar dan produk produk yang tersedia di stasiun stasiun bahan bakar atau
SPBU di negara ini. Dan pada 23 Agustus 2006, BIBD ditunjuk menjadi
Underwrite dan Lead Arreger untuk sukuk Al-Ijarah oleh brunei LNG Sdn. Dan
menteri keuangan juga telah menunjuk BIBD sebagai Lead Manajer untuk sukuk
Al-Ijarah.
3. Perkembangan perekonomian Islam di Turki, Turki Usmani di bidang pertanian
atau agrikultur sangatlah maju, apalagi negara ini mempunyai lahan yang subur
untuk bercocok-tanam dan rata rata sumber penghasilan warganya berasal dari
usaha keluarga bersekala kecil di bidang pertanian, dan pajak sektor pertanian ini
berkontribusi 40% bagi sumber pendapatan pajak negara. Anatolia provinsi Syria
ini adalah daerah yang menjadi sumber pertanian Usmani di daerah pegunungan.
Dari sudut pandang Usmani, perekonomian produk yang mapan merupakan syarat
utama bagi keberlangsungan nya hidup mereka dan dari sejumlah penaklukan pada
periode pertama Usmani juga bertujuan untuk menguasai beberapa jalur
perdagangan dan jalur jalur produktif. Serangkaian penaklukan di Iran, di provinsi
Arab, Mesir dan Samudra Hindia juga merupakan sebagian dari program
pembentukan lalu lintas yang menyalurkan barang barang di wilayah timur
keseluruh Penjuru Imperium Usmani.
KELOMPOK 5
“Kemiskinan Dalam Ekonomi Islam.”

A. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
dasar minimal untuk hidup layak. Kemiskinan juga merupakan sebuah kondisi yang
berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non
makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty
threshold). Dalam Kamus besar bahasa Indonesia, kata miskin diartikan sebagai tidak
berharta benda, serba kekurangan atau berpenghasilan rendah. Sedangkan fakir
diartikan sebagai orang yang sangat berkekurangan atau sangat miskin.

B. Pandangan Islam Terhadap Kemiskinan.


Dalam konteks penjelasan pandangan Islam tentang kemiskinan ditemukan
sekian banyak ayat ayat Alqur’an yang memuji ketakutan bahkan Alqur’an
menganjurkan untuk memperoleh kelebihan. Islam pada hakikatnya mengajak untuk
kemajuan, prestasi, kopetensi sehat dan yang pada intinya adalah harus mampu
memberi rahmat untuk alam semesta seperti yang tertuang QS Al-Anbiyah ayat 107
yang artinya “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam”. Jelas sekali bahwa miskin, terbelakang, bodoh, dan semacamnya
tidaklah akan disebut baik atau berkualitas di dalam hidupnya. Dan ini semua tidak
menjadi cita cita Islam secara doktrinal. Ayat lain yang lebih pas dan sering dijadikan
dalil untuk berusaha memperoleh kesejahteraan ekonomi adalah QS Al-Qashash ayat
77 yang artinya “Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berputus akan dibuka bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan”.

C. Faktor Faktor Kemiskinan.


Menurut Islam faktor faktor kemiskinan diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Tidak Berusaha (QS Al-Baqoroh ayat 273), “(Berinfaklah) kepada kepada orang
orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha)
di muka bumi: orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena
memelihara diri dari meminta minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat
sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta
yang baik dan yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui”.
2. Penindasan (QS Al-Hasr ayat 8), “(Juga) bagi fakir yang Berhijrah yang diusir dari
kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari Karunia dari
Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka
itulah orang orang yang benar”.
3. Cobaan (QS An’am ayat 2), “Dan sesungguhnya kami telah mengutus (rasul rasul)
kepada umat umat yang sebelum kamu, kemudian kami siksa mereka dengan
(menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada
Allah) dengan tunduk merendahkan diri”.
4. Mengingkari Ayat Allah dan Melampaui Batas (QS Al-Baqarah ayat 61), “Dan
(ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan
satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu,
agar dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditubuhkan bumi, yaitu: sayur
mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah nya”. Musa
berkata: “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai ganti yang lebih
baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta”
Lalu timpakanlqh kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat
kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat ayat
Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu
(terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas”.

D. Solusi Islam Untuk Mengatasi Kemiskinan.


1. Zakat, Penyaluran zakat dapat dilakukan secara langsung atau melalui institusi
Amil zakat baik berupa Badan Amil Zakat (BAZ) yang dikelola pemerintah
maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dikelola oleh swasta.
2. Infaq wajib yang sifatnya insidental, Menolong orang miskin sebagai ganti
kewajiban keagamaan, misalnya membayar fidyah. Seperti yang terdapat dalam
QS Al-Baqarah ayat 184, menolong orang miskin sebagai sanksi terhadap
pelanggaran hukum agama misalnya membayar kafarat dengan memberi makan
orang miskin seperti terdapat dalam QS Al-Maidah ayat 95.
3. Dianjurkan, Yang bersifat dianjurkan untuk dilakukan adalah sedekah, Infaq,
hadiah. Dan lain lainnya tentu saja semua hal di atas baik secara finansial. Namun
bagi yang tidak mau dalam hal itu dianjurkan juga yaitu dengan memberikan
nasehat, spirit dan motivasi kepada sesama manusia.
4. Distribusi kekayaan, Membuka kesempatan seluas luasnya bagi keberlangsungan
nya sebab sebab kepemilikan dalam Kemilikan individu, memberikan kesempatan
seluas luasnya bagi berlangsungnya pengembangan kepemilikan melalui investasi,
Larangan menimbun harta benda walaupun telah dikeluarkan zakat nya, mengatasi
peredaran kekayaan di suatu daerah tertentu saja dengan menggalakkan berbagai
larangan dan mendorong pusat pusat pusat pertumbuhan, larangan kegiatan
monopoli serta berbagai penipuan yang dapat mendistorsi pasar, larangan judi riba
korupsi pemberian suap dan hadiah kepada penguasa, pemanfaatan secara optimal
hasil hasil dari barang barang (SDA) milik umum atau (Al-Malikiyah Al-Amanah)
yang dikelola negara.

E. Status dan Kedudukan Harta dalam Islam


1. Sebagai amanah
2. Sebagai perhiasan hidup
3. Sebagai ujian keimanan
4. Sebagai bekal ibadah

Anda mungkin juga menyukai